You are on page 1of 31

KULIAH 1

Perspectif Pharmaceutical Care


OLEH :
Fetri Charya Munarsih., M.Farm., Apt
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa memahami :
1. Materi tentang praktek Apoteker dengan paradigma baru
2. Memahami definisi dan ruang lingkup
3. Kompetensi Apoteker praktek
4. Langkah-langkah menerapkan asuhan kefarmasian
5. Kunci kebutuhan pasien akan terapi obat
6. Kategori DRP , penyebabnya dan metode pengatasannya
7. Peraturan tentang asuhan kefarmasian
8. Kasus klinis dengan cara pengatasannya secara sistematik
9. Kendala-kendala praktek dan pemasaran asuhan kefarmasian.
Definisi
• Pharmaceutical care adalah patient
centered practice yang mana
merupakan praktisi yang bertangung
jawab terhadap kebutuhan terapi
obat pasien dan memegang tanggung
jawab terhadap komitmen
(Cipole dkk, 1998).
Definisi
• Menurut American Society of Hospital
Pharmacists (ASHP), Pharmaceutical
care merupakan tanggung jawab
langsung apoteker pada pelayanan
yang berhubungan dengan pengobatan
pasien dengan tujuan mencapai hasil
yang ditetapkan yang memperbaiki
kualitas hidup pasien.
Tujuan
• Mengidentifikasi dan mencegah
problem terapi terkait obat (Drug
Related Problems)

• Mengatasi bila terjadi masalah terkait


obat potensial maupun aktual
Outcome
1. Merawat Penyakit
2. Menghilangkan atau menurunkan gejala
3. Menghambat atau memperlama proses
penyakit
4. Mencegah penyakit atau gejala
(Heppler and strand, 1990)
“SEVEN STARS PHARMACIST
plus”
1. CARE-GIVER
2. DECISION MAKER
3. COMMUNICATOR
4. LEADER
5. MANAGER
6. LIFE LONG LEARNER
7. TEACHER
8. RESEARCHER
9. INTERPRENEUR
Asuhan kefarmasian sebagai
FILOSOFI PROFESI APOTEKER

- Fokus Pada Pasien (Patient Oriented)


- Interaksi Langsung dengan Pasien
- Terapi Obat Rasional
- Mencegah Terjadinya DRP
- Outcome yang definitif
- Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
CIRI-CIRI PROFESI

1. MEMILIKI TUBUH PENGETAHUAN YANG


BERBATAS JELAS : Unik- Spesifik
2. PENDIDIKAN KHUSUS BERBASIS KEAHLIAN
3. MEMBERI PELAYANAN
4. MEMILIKI PERHIMPUNAN
5. MEMBERLAKUKAN KODE ETIK
6. MEMILIKI MOTIVASI ALTRUISTIK
7. PROSES PEMBELAJARAN SEUMUR HIDUP
8. JASA PROFESI
LANDASAN PRAKTIK PROFESI

• I L M U - KEAHLIAN

•H U K U M

•E T I K A P R O F E S I
HUKUM
Memberikan Kekuatan Hukum
Berfungsi untuk melindungi Pasien dan
Tenaga Kesehatan

Mengatur Tentang :

- Obat/Perbekalan Farmasi
- Tenaga Kefarmasian
- Pelayanan Kefarmasian
Lanjutan HUKUM………
Yang dimaksud Hukum : Semua
Peraturan yang telah ditetapkan :

1. Peraturan yang ditetapkan oleh


Pemerintah

2. Peraturan Internal (Peratuan


Organisasi) yang ditetapkan oleh
IAI
Agar Landasan Praktik Profesi dapat
memberikan kekuatan pada profesi
Apoteker, maka :
Hukum, Ilmu dan Etik harus bersifat :
1. Dapat dijabarkan secara operasional
2. Dapat diamalkankan/ implementatif
3. Dapat diukur
D. STANDAR PROFESI
UU No. 36 Tahun 2014 :
Semua Tenaga Kesehatan Harus
Mematuhi Standar Profesi dan
melindungi hak konsumen
PEKERJAAN
KEFARMASIAN

PP NO 51 TENTANG
PEKERJAAN KEFARMASIAN
Tanggal 1 September 2009
Lembaran Negara No. 124/2009
Pekerjaan Kefarmasian adalah :
Pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi
, pengamanan,pengadaan, penyimpanan, dan
pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.

(Pasal 1 ayat (1) PP 51/2009


STANDAR PROFESI APOTEKER
1. STANDAR KOMPETENSI APOTEKER
INDONESIA (SKAI) tahun 2011
2. STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI
APOTIK (PMK NO 35 TH 2014)
3. STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI
RUMAH SAKIT ( PMK 72 TH 2016)
4. PP NO. 10/1962 TTG SUMPAH APOTEKER
5. KODE ETIK APOTEKER
6. STANDAR PENDIDIKAN /
KETENAGAKERJAAN ( PP 51 TH 2009)
7. REGULASI PERUNDANG- UNDANGAN
TERBARU
KOMPETENSI

MENJADI KUNCI DARI

PENGAKUAN/
EKSISTENSI
Kompetensi : kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan atau keahlian serta
sikap kerja yang relevan dengan
ketentuan peraturan perundang –
undangan yang berlaku
(PP No. 23 th 2014)
Komponen Dari Kompetensi
Knowledge KETRAMPILAN

ATTITUDE
PEKERJAAN KEFARMASIAN
SAFETY
EFFICACY
QUALITY
PRODUKSI
DISTRIBUSI
PELAYANAN
PENGAWASAN :
- Pengujian
- Pemeriksaan dan penyidikan
- Sertifikasi, Layanan
Informasi Konsumen
FORMAT PENATAAN
PRAKTIK PROFESI
PEMERINTAH

LISENSI

ORGANISASI
AKREDITASI PROFESI

UJI
KOMITE KOMPETENSI
REGISTRASI

REGISTRASI
INSTITUSI PEMERATAN
PENDIDIKAN
DAN
SERTIFIKASI KEADILAN
STANDAR KOMPETENSI
APOTEKER INDONESIA
1. FARMASI KOMUNITAS

2. FARMASI RUMAH SAKIT

3. FARMASI INDUSTRI
I. FARMASI KOMUNITAS

1. Asuhan Kefarmasian

2. Akuntabilitas Praktik Farmasi

3. Manajemen Praktik Farmasi

4. Komunikasi Farmasi

5. Penelitian dan Pengembangan Farmasi


II. FARMASI RUMAH SAKIT

1. Asuhan Kefarmasian

2. Akuntabilitas Praktik Farmasi

3. Manajemen Praktik Farmasi

4. Komunikasi Farmasi

5. Penelitian dan Pengembangan Farmasi


II. FARMASI INDUSTRI

1. Bidang Manajemen Mutu

2. Bidang Manajemen Produksi

3. Bidang Pengembangan Produk

4. Bidang Manajemen Persediaan

5. Bidang Regulasi dan Informasi Produk


IAI BERPERAN MENINGKATKAN
EKSISTENSI PROFESI APOTEKER
A. KNOWLEDGE :
1. Pendidikan Berkelanjutan : peserta mendapat
SKP (satuan kredit partisipasi)
2. Pengembangan Profesionalisme Berkelanjutan
/CPD ( Continuing Proffessionalism
Development) ex: Seminar Peserta
mendapat SKP
3. Menerbitkan Buku-buku Ilmiah
4. Web Site IAI
5. Bekerja Sama dengan Instansi/Institusi luar
6. Menyelenggarakan Uji Kompetensi
7. Pembinaan Apoteker Baru (syarat untuk
mendapatkan registrasi)
B. SKILL
1. Pelatihan-Pelatihan : Peserta mendapat
SKP
2. Pengembangan Profesionalisme
Berkelanjutan ( CPD ) : peserta mendapat
SKP
3. Program Apoteker Magang
4. Menyelenggarakan uji Kompetensi
5. Pembinaan Apoteker Baru, syarat untuk
mendapatkan Registrasi
C. ATTITUDE
1. Berpartisipasi dalam penyusunan Kode Etik
Apoteker Indonesia dan jabaran
Operasionalnya
2. Sosialisasi Kode Etik dan jabaran
operasionalnya
3. Memberikan sanksi bagi apoteker yang
melanggar kode etik
4. Membuat Rumusan Protap Pelayanan
5. Menyelenggarakan Uji Kompetensi
6. Pembinaan Apoteker Baru (Syarat Untuk
Registrasi)

You might also like