Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Ayu Aqmalia Sari
◦ Hasil utama mengukur : PPH, SMO, dan praktik klinis untuk pengelolaan PPH.
◦ Hasil :
Dari semua wanita yang termasuk dalam analisis, 95,3% menerima profilaksis uterotonik
dan tingkat PPH yang dilaporkan adalah 1,2%. Faktor yang secara signifikan terkait dengan
diagnosis PPH termasuk usia, paritas, usia kehamilan, induksi persalinan, operasi caesar, dan
wilayah geografis.
Di antara mereka dengan PPH, 92,7% menerima uterotonik untuk pengobatan, dan
17,2% menjadi SMO. Ada perbedaan yang signifikan dalam kejadian SMO menurut usia,
paritas, usia kehamilan, pendidikan, penerimaan uterotonik, rujukan dari fasilitas lain, dan
kelompok Human Development Index (HDI). Tingkat kematian tertinggi terjadi di negara-
negara dengan HDI rendah atau sedang.
Kesimpulan :
Meskipun PPH terjadi di semua populasi dan semua wilayah geografis, mayoritas
kematian ibu sebagai akibat dari PPH terjadi di negara berkembang.
Metode
◦ Data untuk analisis sekunder ini berasal dari Survei Multinegara WHO tentang
Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.
◦ Informasi mengenai individu diperoleh dari analisis catatan rumah sakit untuk semua
wanita yang melahirkan dan semua wanita dengan SMO yang menerima layanan di
fasilitas kesehatan yang berpartisipasi selama periode pengumpulan data.
Secara keseluruhan, 1,2% dari semua wanita yang melahirkan didiagnosis dengan PPH.
Karakteristik ibu, persalinan, dan institusional peserta survei berdasarkan insidensi
PPH ditunjukkan pada
◦ Tabel 4 merangkum praktik pengobatan PPH dengan tingkat keparahan hasil ibu.
Hampir 93% dari semua kasus PPH menerima uterotonik untuk pengobatan PPH.
32,5% menerima transfusi darah, dan 23,1% menerima antibiotik intravena thera-peutic.
Intervensi lain yang kurang sering dilaporkan termasuk penghilangan retensi produk
konsepsi, plasenta manual, laparotomy, dsb.
Tabel 5 merangkum korelasi antara SMO di antara
wanita dengan PPH.
◦ Terlepas dari ketersediaan intervensi ini, morbiditas dan mortalitas maternal tetap ada,
terutama pada pengaturan HDI rendah dan sedang.
◦ Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa ketika PPH terjadi, akses tepat waktu
ke fasilitas yang dilengkapi dengan memadai sangat penting. Memperkuat kapasitas
kelembagaan, termasuk kualitas perawatan PPH, di semua tingkat sistem perawatan
kesehatan akan berkontribusi pada upaya untuk mengurangi angka kematian ibu.
Kesimpulan