You are on page 1of 45

Antikoagulan

Blok Darah & sistem limfatik (2013)


DR A R I SDAWATI DJO HA N , M . K ES. A PT.
Pengantar
• Obat untuk pencegahan dan pengobatan tromboemboli & mengatasi per-
darahan.
◦ Terjadi karena terganggunya proses hemostasis, khususnya fungsi trombosit dan proses
pembekuan darah.
◦ Hambatan hemostasis  perdarahan spontan,
◦ hemostasis berlebihan  terbentuknya trombus.

• Tromboemboli  penyulit atau menyertai penyakit lain (gagal jantung,


diabetes melitus, varises vena dan kerusakan arteri)
• Faktor mempengaruhi timbulnya tromboemboli:
Trauma, kebiasaan merokok, pembedahan, imobilisasi, kehamilan,obat-obat yang mengandung
estrogen.
Ringkasan
 Definisi
 Mekanisme pembekuan darah
 Farmakologi Obat
 Antikoagulan
 Antitrombotik
 Trombolitik
 Hemostatik
Pengertian/definisi
 Antikoagulan : Zat/ obat yang dapat mencegah pembekuan darah melalui
penghambatan fungsi beberapa faktor pembekuan
 Antitrombotik : Zat/ obat yang dapat mencegah terjadinya agregasi trombosit,
sehingga pembentukan trombus terhambat, terutama di arteri
 Trombolitik: Zat/ obat yang dapat melarutkan trombus yang sudah terbentuk, dan
penggunaannya sedini mungkin agar memberikan efek yang diharapkan.
 Hemostatik: Zat/ obat yang dapat menghentikan perdarahan, sehigga bermanfaat
untuk mengatasi perdarahan yang luas
Hemostasis
Arrest of bleeding caused by activation of the blood coagulation
mechanism
Factors concerned with hemostasis
◦ 1. Integrity of small blood vessels
◦ 2. Adequate numbers of platelets
◦ 3. Normal amounts of coagulation factors
◦ 4. Normal amounts of coagulation inhibitors
◦ 5. Adequate amounts of calcium ions in the blood
A simplified
concept of the
blood coagulation
mechanism

 2010 Jones and Barrlett Publishera, LLC (WWW.jbpub.com)


Jerry B.Lefkowitz, MDCoagulation Pathway and Physiology
A simplified concept of
the blood coagulation
mechanism
 2010 Jones and Barrlett Publishera, LLC (WWW.jbpub.com)
Antikoagulan(Ak)
CARA KERJA & PENGGUNAAN JENIS –JENIS

• Cara: Mencegah pembekuan darah Ada 3 kelompok:


melalui penghambatan beberapa
faktor pembekuan darah 1. Heparin
• penggunaan: 2. AK oral :
• Mencegah terbentuk & meluasnya ◦ Der. 4-hidroksikumarin ( dikumaol & Warfarin)
trombus dan emboli ◦ der. Indan1-3-dion ( Anisindion)
• Mencegah pembekuan darah in vitro 3. Ak bekerja dengan mengikat
untuk pemeriksaan lab & transfusi
ion Ca2+
Heparin
Heparin endogen :
◦ suatu mukopolisakarida yang mengandung sulfat.
◦ disintesis di dalam sel mast, terutama di paru.
◦ dibutuhkan untuk penyimpanan histamin dan protease tertentu di dalam
granul sel mast.
◦ heparin yang dilepas dari sel mast segera dihancurkan oleh makrofag pada
kondisi normal heparin tidak dapat dideteksi dalam darah
Heparin (lanj..)
• Hanya sekitar 1/3 molekul heparin yang dapat terikat kuat dengan AT-III.
• Heparin berat molekul tinggi (5.000 – 30.000)  memiliki afinitas kuat dengan
antitrombin  efek penghambatan pembekuan darah lebih nyata
• Heparin berat molekul rendah  efek antikoagulannya terutama melalui
penghambatan faktor Xa oleh antitrombin, efek hambatan kurang kuat
• Terhadap lemak darah,  besifat lipotropik (memperlancar transfer lemak
darah ke dalam depot lemak)
◦ Efek lipotropik ini dapat dihambat oleh protamin.
Mekanisme kerja heparin
TANPA HEPARIN DENGAN HEPARIN

Faktor pembekuan aktif Faktor pembekuan aktif

( IIa, IVa, Xa, XIa, XIIa, XIIIa) ( IIa, Iva, Xa, XIa, XIIa, XIIIa)

AT III +
Lambat AT III Cepat Heparin

Faktor pembekuan tidak aktif Faktor pembekuan tidak aktif


FARMAKOKINETIK
Absorbsi:
• Heparin tidak diabsorpsi melalui sal. cerna,  secara SK atau IV.
• secara SK  bioavailabilitasnya bervariasi, mula kerjanya lambat 1-2 jam
tetapi masa kerjanya lebih lama
Heparin berat molekul rendah diabsorpsi lebih teratur.
• Suntikan IM  hematom yang luas pada tempat suntikan dan absorpsinya
tidak teratur serta tidak dapat diramalkan.
FARMAKOKINETIK
Metabolisme & ekskresi
• Cepat dimetabolisme terutama di hati, & masa paruhnya tergantung dari dosis yang
digunakan
• Pada pasien emboli paru  masa paruh heparin dpt memendek (k/ klirens cepat) perlu
dosis lebih tinggi
• Pasien sirosis hepatis atau penyakit ginjal berat  masa paruh memanjang
• Heparin berat molekul rendah  masa paruh yang lebih panjang daripada heparin standar.
• Metabolit inaktif diekskresi melalui urin.
• Pemberian dosis besar IV  Heparin diekskresi dalam bentuk utuh melalui urin.
• Ada variasi individual dalam efek antikoagulan & kecepatan klirens obat.
• Heparin tidak masuk plasenta dan tidak terdapat dalam air susu ibu.
Monitoring terapi, perlu dilakukan;
• Tujuannya : agar heparin efektif mencegah pembekuan dan tidak menimbulkan perdarahan
• Cara : penentuan dosis yang tepat, pemeriksaan darah berulang dan tes laboratorium yang
dapat dipercaya hasilnya,
EFEK SAMPING DAN INTOKSIKASI
1. ES utama dan berbahaya: perdarahan
• Insidens perdarahan lebih rendah pada penggunaan heparin berat molekul rendah.
• Dosis total per hari   Jumlah episode perdarahan 
• perdarahan dapat dikurangi dengan :
◦ mengatur dosis obat
◦ menghindari penggunaan bersamaan dengan obat yang mengandung aspirin
◦ Hindarkan kontraindikasi pemberian heparin.
Selama masa tromboemboli akut  resistensi atau toleransi terhadap heparin  mudah
terjadi perdarahan  oki efek antikoagulan harus dimonitor dengan tes pembekuan darah
(activated partial thromboplastin time (aPTT))
EFEK SAMPING DAN INTOKSIKASI (lanj..)
• Perdarahan terjadi di saluran cerna atau hematuria.
◦ Wanita usia lanjut dan pasien gagal ginjal lebih mudah mengalami komplikasi
perdarahan.
◦ Ekimosis dan hematom pada tempat suntikan dapat terjadi baik setelah pem-
berian heparin secara SK maupun IM.
• Jika terjadi perdarahan ringan  hentikan pemberian heparin.
• perdarahan yang cukup berat:
◦ cepat dihentikan pemberian heparin
◦ Berikan protamin sulfat, (antagonis heparin), melalui infus IV secara lambat.
EFEK SAMPING DAN INTOKSIKASI (lanj..)
2. Alergi, karena heparin berasal dari hewan • alopesia sementara
(menggigil, demam, urtikaria syok anafilaksis). • perasaan panas pada kaki.
3. ES yang terjadi pada penggunaan • Trombositopenia ringan akibat
jangka panjang: agregasi trombosit yang diinduksi
◦ mialgia,
heparin
◦ nyeri tulang • trombositopenia berat  akibat
◦ osteoporosis. terbentuknya antibodi antiplatelet.
◦ Osteoporosis dan fraktur spontan  terjadi • Nekrosis kulit yang ringan – berat
bila dosis melebihi 20.000 unit/hari pada tempat penyuntikan SK.
diberikan selama 4 bulan
Protamin sulfat
• Suatu basa kuat
• mengikat dan menginaktivasi heparin,
• Juga memiliki efek antikoagulan dan memperpanjang waktu
pembekuan
protamin juga berinteraksi dengan trombosit, fibrinogen dan protein
plasma lainnya.
 dosis protamin untuk menetralkan heparin harus seminimal mungkin
1 mg protamin untuk tiap 100 U heparin
Indikasi
1. pencegahan dan pengobatan trombosis vena dan emboli paru
Awal pengobatan : antikoagulan oral 4-5 hari , kemudian dilanjutkan dengan heparin
untuk mencapai efek terapeutik antikoagulan oral

2. pengobatan tromboemboli berulang meskipun telah mendapat antikoagulan


oral
3. pengelolaan awal pasien
◦ angina tidak stabil atau infark miokard akut,
◦ selama dan sesudah angioplasti koroner atau pemasangan stent,
◦ selama operasi yang membutuhkan bypass kardiopulmonar.
4. Heparin dosis rendah u/ pencegahan tromboemboli vena pada pasien berisiko tinggi,
Preparatnya: heparin berat molekul rendah ( enoksaparin, dalteparin)
6. Obat terpilih untuk wanita hamil yang memerlukan antikoagulan, alasannya:
◦ tidak melalui plasenta dan tidak menimbulkan cacat bawaan.
◦ tidak meningkatkan insiden kematian janin atau menyebabkan lahir
prematur.

 secara subkutan, heparin dihentikan 24 jam sebelum melahirkan untuk


memperkecil kemungkinan perdarahan pascasalin.
KONTRAINDIKASI
1. pasien yang sedang mengalami 2. Heparin tidak boleh diberikan
perdarahan atau cenderung ◦ selama atau setelah operasi mata,
mengalami perdarahan misal otak atau medula spinal,
◦ pasien hemofilia, ◦ pasien yang mengalami pungsi
◦ permeabilitas kapiler yang meningkat, lumbal atau anestesi blok.
◦ threatened abortion, ◦ pasien yang mendapat dosis besar
◦ endokarditis bakterial subakut, etanol, peminum alkohol dan pasien
yang hipersensitif terhadap heparin.
◦ perdarahan intrakranial,
◦ Pemberian heparin untuk wanita
◦ lesi ulseratif terutama pada saluran hamil jika benar-benar diperlukan ,
cerna, meskipun tidak melewati plasenta
◦ anestesia lumbal atau regional,
◦ hipertensi berat, syok.
Antikoagulan oral
1. Derivat 4-hidroksikumarin : dikumarol,
Warfarin
2. Derivat indan-1,3-dion:
Perbedaan pada:
dosis,
mula kerja,
masa kerja, dan
efek sampingnya,
mekanisme kerjanya sama.
• Vitamin K kofaktor pada
aktivasi faktor pembekuan
darah II, VII, IX, X

• efeknya baru nyata setelah


12-24 jam  k/ Ak oral
menghambat produksi faktor
pembekuan, dan kadar faktor-
faktor tersebut turun sampai
suatu nilai tertentu.

• Perdarahan akibat takar lajak


antikoagulan oral, tidak dapat
diatasi dengan segera oleh
vitamin K.  diperlukan
tranfusi darah segar atau
plasma.
Faktor yang mempengaruhi aktivitas Ak oral.
◦ asupan vitamin K
◦ lemak yang terdapat dalam makanan
◦ interaksi dengan obat lain.
◦ Bayi baru lahir, pasien kahektik dan pasien dengan gangguan fungsi hati lebih
sensitif terhadap antikoagulan oral.
◦ respons antikoagulan oral  atau masa kerja memanjang pada pasien
insufisiensi ginjal & demam dan skorbut.
◦ pasien yang resisten terhadap antikoagulan oral  membutuhkan dosis 10
sampai 20 kali dosis lazim.  kelainan genetik.
◦ kortikotropin atau kortikosteroid  perdarahan berat.
Monitoring terapi.
Besar dosis tergantung pada masing-masing pasienpedoman:
◦ harus selalu diperiksa masa protrombin & kecenderungan terjadinya
perdarahan.
◦ Komplikasi perdarahan terjadi bila PT (Prothrombin time) ratio 1,3-1,5 kali
nilai normal.
◦ Kisaran terapeutik dinyatakan dengan international normalized ratio (INR)
yang dihitung berdasarkan masa protrombin.
◦ Untuk pasien dengan katup jantung buatan dianjurkan INR lebih tinggi yaitu
3,0-4,0.
◦ Pada pasien yang resisten terhadap antikoagulan oral  perlu dosis yang
lebih besar.
Obat yang Mengurangi Respons terhadap Antikoagulan Oral
Mekanisme Obat
• menghambat absorpsi • griseofulvin
• barbiturat, etklorvinol, glutetimid dan
• menginduksi enzim mikrosom hati
griseofulvin*
• merangsang pembentukan faktor pem-
• vitamin K
bekuan darah
Obat yang Meningkatkan Respons terhadap Antikoagulan Oral
Mekanisme Obat
• menggeser antikoagulan dari ikatannya • kloralhidrat, klofibrat*, asam
dengan albumin mefenamat, fenilbutazon dan diazoksid.
• meningkatkan afinitas terhadap reseptor • d-tiroksin*.
• menghambat enzim mikrosom hati • kloramfenikol dan klofibrat*.
• steroid anabolik*, klofibrat*, d-tiroksin*
• menghambat availabilitas vitamin K
dan antibiotik spektrum luas.
• menghambat pembentukan faktor • steroid anabolik*, glukagon*, kuinidin*
dan salisilat*.
• meningkatkan katabolisme faktor pem-
• steroid anabolik* dan d-tiroksin
bekuan darah
FARMAKOKINETIK
Absorbsi:
• Semua Ak oral dapat diberikan per oral, warfarin juga diberikan IM dan IV.
• Absorpsi dikumarol dari saluran cerna lambat dan tidak sempurna,
• warfarin  diabsorpsi lebih cepat dan hampir sempurna.
• Kecepatan absorpsi berbeda untuk tiap individu.
Distribusi:
• dikumarol dan warfarin  hampir seluruhnya terikat pada albumin plasma.
Ikatan tidak kuat dan mudah digeser oleh obat tertentu (fenilbutazon dan asam mefenamat)
Kadar bentuk bebas dalam darah kecil sehingga degradasi dan ekskresi menjadi lambat.
• Masa paruh warfarin 48 jam, dikumarol 10-30 jam, tergantung dosis & faktor genetik
• Dikumarol dan warfarin disimpan terutama dalam paru-paru, hati, limpa dan ginjal.
• Efek hipoprotrombinemiknya berkolerasi dengan lamanya obat tinggal di hati.
FARMAKOKINETIK (lanj)
Efek terapi:
◦ baru tercapai 12-24 jam setelah kadar puncak obat dalam plasma (perlu waktu untuk mengosongkan
faktor-faktor pembekuan darah dalam sirkulasi.
◦ Makin besar dosis awal, makin cepat timbulnya efek terapi
◦ Lama kerja sebanding dengan masa paruh obat dalam plasma.

Metabolisme:
◦ Dikumarol dan warfarin  hidroksilasi o/ enzim retikulum endoplasma hati  bentuk tidak aktif.

Ekskresi:
• melalui urin terutama dalam bentuk metabolit & yang tidak diabsorbsi  diekskresi melalui tinja
◦ anisindion  urin berwarna merah jingga
◦ kumarin dapat melewati sawar uri.
◦ Ak oral  disekresi ke dalam ASI, tetapi tidak mempengaruhi waktu protrombin bayi
Pemberian antepartum  hipoprotombinemia berat pada neonatus.
EFEK SAMPING
1. Paling sering: perdarahan dengan frekuensi kejadian 2-4%.
◦ perdarahan juga terjadi pada dosis terapi  harus disertai pemeriksaan waktu protrombin
dan pengawasan terhadap terjadinya perdarahan.
◦ Perdarahan terjadi di selaput lendir, kulit, saluran cerna & saluran kemih.
◦ Hematuria terjadi tanpa gangguan fungsi ginjal, dapat disertai kolik dan hematom intrarenal
◦ Gejala perdarahan yang mungkin timbul berupa:
◦ ekimosis,
◦ epistaksis,
◦ perdarahan gusi,
◦ hemoptisis,
◦ perdarahan serebral,
◦ perdarahan paru, uterus dan hati.
EFEK SAMPING
Tindakan jika terjadi perdarahan,
◦ hentikan pemberian antikoagulan.
◦ Perdarahan hebat  suntikan vitamin K1 (filokuinon) IV,  teratasi beberapa jam setelah penyuntikan.
◦ Perdarahan yang tidak terlampau berat  vit K1 dosis tunggal 1-5 mg;
◦ perdarahan berat  dosis 20-40 mg, jika perlu dosis dapat ditambah setelah 4 jam.
Pemakaian vitamin K1 harus dibatasi untuk kasus-kasus perdarahan yang berat saja, karena pasien mungkin
menjadi refrakter berhari-hari terhadap terapi ulang dengan antikoagulan oral.
2. ES lain Dikumarol atau warfarin 
◦ Gangguan sal cerna : anoreksia, mual, muntah
◦ lesi kulit berupa purpura dan urtikaria,
◦ alopesia,
◦ nekrosis kelenjar mama dan kulit;
INDIKASI
• Pencegahan dan pengobatan tromboemboli.
• mencegah progresivitas atau kambuhnya trombosis vena dalam atau emboli
paru setelah terapi awal dengan heparin.
• mencegah tromboemboli vena pada pasien yang mengalami operasi tulang
atau ginekologik,
• mencegah terjadinya emboli pada pasien infark miokard akut, katup jantung
buatan, atau fibrilasi atrium kronik.
• Pengobatan awal pengobatan trombosis vena, kemudian dilajutkan
pemberian heparin sekurang-kurangnya 4-5 hari
KONTRAINDIKASI
Kontradiksi dengan penyakit-penyakit dengan kecenderungan perdarahan, a.l
◦ diskrasia darah,
◦ tukak saluran cerna,
◦ keguguran yang mengancam,
◦ defisiensi vitamin K
◦ penyakit hati dan ginjal yang berat.
◦ tidak dianjurkan untuk pemakaian jangka panjang pada
◦ alkoholisme,
◦ pasien dengan pengobatan intensif salisilat,
◦ hipertensi berat, dan tuberkulosis aktif.
◦ wanita hamil  perdarahan pada neonatus & juga dilaporkan terjadinya embriopati
◦ Pasien payah jantung  lebih sensitif terhadap antikoagulan oral,  diperlukan pengurangan dosis.
POSOLOGI
Natrium warfarin: oral, IV.
Dikumarol :
◦ Oral, dosis dewasa 200-300 mg pada hari pertama, selanjutnya 25-100 mg/hari tergantung hasil pe-
meriksaan waktu protrombin.
◦ Penyesuaian perlu sering dilakukan selama 7-14 hari pertama dan masa protrombin harus ditentukan
tiap hari selama masa tersebut.
◦ Dosis pemeliharaan 25-150 mg/hari.

Anisindion :
◦ Oral, dosis dewasa 300 mg pada hari pertama, 200 mg pada hari kedua dan 100 mg pada hari ketiga.
◦ Dosis pemeliharaan biasanya 25-250 mg/hari.
Antikoagulan pengikat ion kalsium
Natrium sitrat
• mengikat kalsium membentuk kompleks kalsium sitrat.
• banyak digunakan dalam darah untuk transfusi karena tidak toksik.
• Jika dosis yang terlalu tinggi, (pada transfusi darah sampai + 1.400 mL) depresi jantung.
Asam oksalat dan senyawa oksalat
• digunakan untuk antikoagulan in vitro, sebab terlalu toksik untuk penggunaan in vivo.
Natrium edetat
• mengikat kalsium menjadi suatu kompleks dan bersifat sebagai antikoagulan.
ANTITROMBOTIK
Menghambat agregasi trombosit sehingga  hambatan pembentukan trombus,
terutama sering pada sistem arteri
1. Aspirin
2. Dipiridamol
3. Tiklopidin
4. Klopidogrel
ASPIRIN
• Menghambat sintesis tromboksan A2 (TXA2) di dalam trombosit dan prostasiklin (PGl2) di
pembuluh darah melalui hambatan enzim siklooksigenase secara ireversibel
• Aspirin dosis kecil  hanya menekan pembentukan TXA2  pengurangan agregasi trombosit.
dosis efektif : 80-320 mg per hari.
• Dosis lebih tinggi   toksisitas (terutama perdarahan) & (-) efektif mhbt prostasiklin

• Penggunaan : mencegah kambuhnya miokard infark yang fatal maupun nonfatal.


mengurangi kekambuhan TIA
ASPIRIN
• Efek samping:
rasa tidak enak di perut, mual, dan perdarahan saluran cerna,
dapat dihindarkan :
◦ dosis per hari tidak lebih dari 325 mg.
◦ Penggunaan bersama antasid atau antagonis H2
◦ mengganggu hemostasis pada tindakan operasi dan bila diberikan bersama heparin
atau antikoagulan oral dapat meningkatkan risiko perdarahan.
◦ tersedia aspirin tablet salut enterik 100 mg untuk pencegahan trombosis pada pasien
dengan risiko trombosis yang tinggi.
DIPIRIDAMOL
◦ Menghambat fungsi trombosit oleh (adenosin)
◦ Dosis besar  flushing dan sakit kepala  berikan dosis lebih kecil
bersama dengan aspirin & Ak oral
◦ Penggunaan:
◦ Dipiridamol bersama heparin  pasien dengan katup jantung buatan.
◦ bersama aspirin  pasien infark miokard akut untuk prevensi sekunder
◦ pasien TIA untuk mencegah stroke.
DIPIRIDAMOL
Farmakokinetik
◦ Bioavailabilitas : sangat bervariasi.
◦ > 90% dipiridamol terikat protein dan mengalami sirkulasi enterohepatik.
◦ Masa paruh eliminasi bervariasi 1 – 12 jam.

Dosis
• profilaksis jangka panjang pada pasien katup jantung buatan: 400 mg/hari
bersama dengan warfarin.
• Untuk mencegah aktivasi trombosit selama operasi by-pass : 400 mg dimulai 2
hari sebelum operasi.
TIKLOPIDIN
• Menghambat agregasi trombosit yang diinduksi oleh ADP.
• Hambatan maksimal agregasi trombosit baru terlihat setelah 8-11 hari terapi.
• Tidak mempengaruhi metabolisme prostaglandin (BERBEDA DENGAN ASPIRIN).
• Penggunaan : pencegahan kejadian vaskular pada pasien TIA, stroke, dan angina pektoris
tidak stabil.
• Cocok u/ pasien yang tdk dapat mentoleransi aspirin
• Dapat dikombinasi dengan aspirin  hasilkan efek aditif/sinergik
• Efek samping paling sering: mual, muntah, dan diare  sampai pada 20% pasien.
• ES lain : perdarahan (5%), ES paling berbahaya leukopenia (1%).
◦ Dosis : umumnya 250 mg 2 kali sehari.
KLOPIDOGREL
mirip dengan tiklopidin
lebih jarang menyebabkan trombositopenia dan leukopenia dibandingkan tiklopidin.
merupakan prodrug dengan mula kerja lambat.
Dosis: umumnya 75 mg/hari dengan atau tanpa dosis muat 300 mg.
u/ pencegahan berulangnya stroke kombinasi klopidogrel dengan aspirin nampaknya sama
efektif dengan kombinasi tiklopidin dengan aspirin.
TROMBOLITIK
• Melarutkan trombus yang sudah ter- • Obat-obat yang termasuk golongan
bentuk. trombolitik:
◦ streptokinase,
• Agar efektif, trombolitik harus
◦ urokinase,
diberikan sedini mungkin.
◦ aktivator plasminogen,
• Indikasi : ◦ rt-PA (Recombinant Human Tissue-Type
◦ infark miokard akut, Plasminogen Activator).
◦ trombosis vena dalam
◦ emboli paru,
• Kelompok obat ini sangat mahal.
◦ tromboemboli arteri, • Efek samping. : perdarahan
◦ melarutkan bekuan darah pada katup jantung
buatan dan kateter intravena.
http://www.alumni.berkeley.edu/imgs/Alumni/Mentorship/hand_raised.jpg
Terima kasih
Selamat belajar

You might also like