You are on page 1of 14

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN MARASMUS

Oleh Kelompok 8
Noldin Sirumpa
Nursasmi
Lulu Anggraeni
Definisi

 Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori


protein yang terutama akibat kekurangan
kalori yang berat dan kronis terutama terjadi
selama tahun pertama kehidupan dan
mengurusnya lemak bawah kulit dan otot.
(Dorland, 1998:649).
 Marasmus adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh kekurangan kalori protein.
(Suriadi, 2001:196).
Etiologi

 Penyebab utama marasmus adalah kurang


kalori protein yang dapat terjadi karena : diet
yang tidak cukup, kebiasaan makan yang
tidak tepat seperti yang hubungan dengan
orangtua-anak terganggu,karena kelainan
metabolik, atau malformasi kongenital.
(Nelson,1999).
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
 Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai
dengan kehilangan berat badan sampai berakibat
kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi
berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari
bantalan pipi,
 muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberapa
waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput.
 Abdomen dapat kembung dan datar.
 Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni.
 Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, mula-mula
bayi mungkin rewel, tetapi kemudian lesu dan nafsu makan
hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang
disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering,
tinja berisi mukus dan sedikit. (Nelson,1999).
Penatalaksanaan

 Diet yang berisi jumlah cukup protein yang


kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori,
protein, mineral dan vitamin.
 Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
 Penatalaksanaan segera setiap masalah akut
seperti masalah diare berat.
 Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji
riwayat pola makan, pengkajian antropometri,
kaji manifestasi klinis, monitor hasil
laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-
tanda vital.
Pemeriksaan Diagnostik
 Mengukur TB dan BB
 Menghitung indeks massa tubuh,
 Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah
belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan,
sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur,
biasanya dangan menggunakan jangka lengkung
(kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50%
dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm
pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
 Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA
untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh
(lean body massa, massa tubuh yang tidak berlemak).
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
 Nama klien: sesuai dengan nama pasien.
 Usia: klien marasmus biasanya berusia kurang dari 5
tahun (balita)
 Jenis kelamin: terjadi pada jenis kelamin laki-laki
maupun perempuan
 Agama: bergantung pada pasien
 Pendidikan: anak biasanya belum sekolah,
sedangkan orangtua anak biasanya berpendidikan
rendah.
 Alamat: klien dengan marasmus biasanya bertempat
tinggal di daerah dengan pemukiman kumuh atau
pemukiman padat penduduk.
 Data orangtua juga penting

 Data subjektif
 Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sering mual
dan muntah.
 Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sering rewel
dan nangis terus padahal sudah diberi makan.
 Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya semakin
kurus badannya.
 Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya juga sering
diare.

 Data Objektif
 Pasien tampak sangat kurus,
 Rambut pasien tampak kemerahan,
 Perut pasien terlihat cekung,
 Wajah pasien tampak seperti orang tua
(berkerut)
 Kulit pasien tampak keriput.
 Riwayat kesehatan sekarang
 Pada umumnya anak masuk rumah sakit
dengan keluhan gangguan pertumbuhan
(berat badan semakin lama semakin turun),
bengkak pada tungkai, sering diare dan
keluhan lain yang menunjukkan terjadinya
gangguan kekurangan gizi.
 Riwayat kesehatan dahulu
 Data fokus yang perlu dikaji dalam hal ini
adalah riwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi
anak (riwayat kekurangan protein dan kalori
dalam waktu relatif lama).
 Riwayat kesehatan keluarga
 Meliputi pengkajian pengkajian komposisi
keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga,
fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur
dan kepercayaan, perilaku yang dapat
mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga
tentang penyakit pasien dan lain-lain.
Diagnosa Keperawatan
 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang).
 Defisit volume cairan berhubungan dengan diare.
 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
nutrisi/status metabolik.
 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan pertahanan
tubuh
 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang nya
informasi.
 Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
melemahnyakemampuan fisik dan ketergantungan sekunder
akibat masukan kalori atau nutrisi yang tidak adekuat.
 Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan wajah yang
menyerupai orang tua ditandai dengan anak menjadi pemalu dan
tidak percaya diri dan memalingkan wajah.
 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan sistem
transport oksigen sekunder akibat malnutrisi.
 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan rendahnya masukan
protein (malnutrisi).

You might also like