You are on page 1of 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL

G2P1A0 27 TAHUN UMUR KEHAMILAN 12


MINGGU DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RSUD
K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG

ISMIYATI
G3A017236

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMANRANG
2017-2018 (GENAP)
Definisi
 Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup diluar
kandungan (Nugroho,2010).
 Abortus inkomplit adalah dimana sebagian jaringan hasil
konsepsi masih tertinggal di dalam uterus dimana
perdarahannya masih terjadi dan jumlahnya bisa banyak atau
sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang
menyebabkan sebagian placental site masih terbuka sehingga
perdarahan berjalan terus (Sujiyatini dkk,2009)
Etiologi

 Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi


 Kelainan Pada Plasenta
 Penyakit Ibu
 Kelainan yang terdapat dalam rahim
.

Kelainan pertumbuhan Kelainan traktus


hasil konsepsi Kelainan plasenta
genitalis

Oksigenasi plasenta Toksin, bakteri virus


terganggu

Perdarahan dalam desidua basalis

Nekrosis jaringan sekitar

Hasil konsepsi lepas (aborsi)


Villi korialis menembus lebih
Villi korialis menembus desidua (<
dalam (8-14minggu)
8 minggu)

Lepas sebagian
Lepas seluruhnya

Nyeri Kurangnya volume cairan


Resiko infeksi Anxietas. ketakutan Perubahan perfusi jaringan
Penatalaksanaan Medis
Tes Diagnostic
Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisis
3. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan laboratorium berupa tes
kehamilan,hemoglobin, leukosit, waktu bekuan, waktu perdarahan,
trombosit., dan GDS.Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak
utuh, ada sisa hasil
konsepsi.

Terapi
1. Dalam keadaan gawat karena kekurangan darah, dapat dipasang infuse
dan transfuse darah.
2. Diikuti kerokan:
3. Pengobatan : berikan uterotonika, antibiotika untuk menghindari infeksi.
TINJAUAN KASUS

Ny. A (27 tahun) G2P1A0 abortus incomplit 2 hari


yang lalau dengan pro curettage. Menikah resmi,
pernikahan pertama. Suami Tn. H (30 tahun),
karyawan swasta. Desa Trimulyo, rt 03/ rw 03,
Genuk, Semarang.
NO Analisa data DATA PROBLEM ETIOLOGI

1 DS: klien mengeluh nyeri pinggang seperti tertusuk-tusuk, Kerusakan jaringan Nyeri akut
nyeri dirasakan hilang timbul intrauteri
DO: klien tampak meringis dan mengusap-usap perutnya,
skalanya 4
2 DS: klien mengatakan pusing saat turun dari tempat tidur, Perdarahan Resiko kekurangan volume
masih keluar darahdari jalan lahir, ±120cc berwarna pervagina cairan
merah terang.
DO: keadaan umum: baik, kesadaran: compos mentis, TD:
110/70 mmHg, N: 96x/mnt, s: 36,5C, RR: 20x/mnt,
membrane mukosa kering, minum 1500 cc/hr, klien
terpasang infuse RL+oksitosin 10 iu 20 tpm, keluar
darah ±120cc, klien sudah ganti pembalut 2x/hari,
darah berwarna merah terang, bau khas, klien tampak
lemas.
3 DS: klien mengatakan masih keluar darah dari jalan lahir Penahanan hasil Resiko infeksi
DO: klien tampak lemas, keluar darah ±120cc, berwarna kontrasepsi dan
merah terang, bau khas, vulva tampak kotoran darah perdarahan
yang mengering, TD: 110/70 mmHg, N:96x/mnt, S:
36,5C, RR: 20x/mnt
4 DS: Klien mengatakan takut saat perdarahan dan terjadi Kurang terpaparnya Ansietas
sesuatu informasi
Diagnosa keperawatan

 Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan


jaringan intra uteri
 Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi
 Resiko kekuranagn volume cairan berhubungna
dengan perdarahan pervagina
 Resiko infeksi berhubungan dengan penahanan
hasil konsepsi dan perdarahan
Rencana keperawatan
Diagnosa keperawatan: Nyeri akut bd kerusakan jaringan intrauteri
Intervensi
 Tgl 7-5-18
 NOC: pain level:
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri
klien dapat diatasi dengan kriteria hasil:
 mampu mengontrol nyeri (tau penyebab nyeri, mampu menggunakan
teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri)
 melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
 mengatakan rasa nyaman setelah nyeri hilang

NIC: pain management


 Kaji lokasi nyeri, lamanya, intensitasnya
 Ajarkan teknik napas dalam dan kompres hangat
 Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian antipiretik
Rencana keperawatan
 Ansietas bd kurang terpaparnya informasi
NOC: Tujuan &kriteria hasil:
 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh menunjukkan berkurangnya
kecemasan
 Jelaskan tentang keadaan klien tentang abortus yang dialami
 Dorong keluarga untuk selalu memberikan dukungan
NIC:
 Jelaskan tentang keadaan klien tentang abortus yang dialami
 Dorong keluarga untuk selalu memberikan dukungan
RENCANA KEPERAWATAN
Resiko kekuranagn volume cairan bd perdarahan pervagina
NOC: Tujuan &kriteria hasil:
 TTV dalam batas normal
 Tidak ada tanda dehidrasi, membrane mukosa lembab
NIC:
 Observasi keluhan umum dan keadaan klien
 Observasi TTV
 Observasi perdarahan (jumlah, warna, bau)
 Observasi tetesan infuse
 Anjurkan klien untukminum banyak (>2000-2500 cc/hr)
 Monitor intake dan output 24 jam
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan
RENCANA KEPERAWATAN
Resiko infeksi bd penahanan hasil konsepsi dan perdarahan
NOC: Tujuan &kriteria hasil:
 TTV dalam batas normal
 Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
 Jumlah leukosit dalam batas normal
NIC:
 Observasi TTV
 Observasi perdarahan (jumlah, warna, bau)
 Informed consent pada keluarga untuk tindakan curettage
 Jelaskan pada klien tentang kebersihan vulva hygne selama masa perdarahan
 Lakukan perawatan vulva hygne
 Jelaskan pada klien tentang mengidentifikasi infeksi: gatal, suhu tubuh meningkat,
merasa panas
 Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan curettage dan pemberian antibiotic
Implementasi
 7-5-18
 13.00

Dx 1
 mengkaji lokasi nyeri, lamanya, intensitasnya

 mengajarkan teknik napas dalam dan kompres


hangat
Dx 2
 Menjelaskan tentang keadaan klien tentang
abortus yang dialami
 Mendorong keluarga untuk selalu memberikan
dukungan
Implementasi Dx 3
 Mengobservasi keluhan umum dan keadaan klien
 Mengobservasi TTV
 Mengobservasi perdarahan (jumlah, warna, bau)
 Mengobservasi tetesan infuse
 Menganjurkan klien untukminum banyak (>2000-
2500 cc/hr)
 Memonitor intake dan output 24 jam
 Melakukan advis dokter untuk pemberian terapi
cairan infuse RL + oksitosin 10 iu 20 tpm
Implementasi dx 4
 Mengobservasi TTV
 Mengobservasi perdarahan (jumlah, warna, bau)
 Memberikan informed consent pada keluarga untuk
tindakan curettage
 Menjelaskan pada klien tentang kebersihan vulva
hygne selama masa perdarahan
 melakukan perawatan vulva hygne
 Menjelaskan pada klien tentang mengidentifikasi
infeksi: gatal, suhu tubuh meningkat, merasa panas
No dx Hari/tgl jam evaluasi

1 7-5-18 14.00 S: klien mengatakan masih nyeri di pinggnag, skala nyeri 4


O: wajah sesekali tampak meringis menahan nyeri
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
mengkaji lokasi nyeri (PQRST)
mengajarkan teknik napas dalam dan kompres hangat
monitor TTV
melakukan advis dokter
amoxicillin 3x200mg
asam mefenamat 3x500mg
metergin 3x1

2 7-5-18 14.00 S: klien mengatakan mengerti atas penjalasan terkait kondisi dirinya
O: klien tampak tenang
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi
Mendorong keluarga untuk selalu memberikan dukungan
3 7-5-18 14.00 S: klien mengatakan masih pusing dan keluar darah
O: klien tampak lemas, terpasang infuse RL 20 tpm
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Memonitor intake dan output 24 jam
Melakukan advis dokter untuk pemberian terapi cairan
infuse RL + oksitosin 10 iu 20 tpm

4 7-5-18 14.00 S: klien mengatakan masih keluar darah


O: vulva tampak bersih
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
 Mengobservasi TTV
 Mengobservasi perdarahan (jumlah, warna, bau)
Pembahasan Teori Kasus Analisa Faktor
Kesenjangan pendukung
1. Penyebab Faktor janin, faktor janin, -faktor bapak Terdapat data
faktor ibu, faktor ibu, yang merupakan yang lengkap,
faktor bapak, resiko dari infeksi sperma klien kooperatif,
faktor genetic, faktor endokrin dan faktor dan waktu
faktor anatomi dan faktor genetic,: karena cukup untuk
genital, faktor nutrisi. tidak dilakukan Menganalisa.
endokrin, faktor pengecekan
infeksi, faktor laboratorium
imunologi, tentang kualitas
penyakit- sperma dan
penyakit kronis, kelainan
obat-obat kromosom.
rekreasional dan
faktor nutrisi. -Faktor anatomi:
karena ibu baru
pertama kali
mengalami
abortus dan
biasanya faktor
ini akibat dari
abortus berulang
- dari ibu.
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor
pendukung
1. Penyebab Faktor janin, faktor janin, - Faktor infeksi :tidak Terdapat data
faktor ibu, faktor faktor ibu, dilakukan yang lengkap,
bapak, faktor resiko dari pemeriksaan TORCH ( klien kooperatif,
genetic, faktor faktor toxoplasma, rubella, dan waktu
anatomi genital, endokrin dan cyitomegalovirus,) cukup untuk
faktor endokrin, faktor dan malaria saat Menganalisa.
faktor infeksi, nutrisi. masa kehamilan.
faktor imunologi,
penyakit-penyakit -Faktor immunologi:
kronis, obat-obat biasanya terdapat
rekreasional dan pada abortus spontan
faktor nutrisi. yangberulang.
Inkompatibilitas
golongan darah A,B,O
dengan reaksi antigen
antibody karena
pelepasan histamine
mangakibatkan
vasodilatasi dan
peningkatan fragilitas
kapiler.
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor
pendukung
Manifestasi Perdarahan pusing, lemas, - klien sakit perut, adanya
klinis banyak/sedikit tidak nafsu uterus membesar kerjasama
(stosel),amenorhea, makan, keluar perdarahan berbau, antara
sakit perut, mulas– stosel , warna perdarahan penulis
mulas, sudah darah merah mendadak, dengan klien
keluar fetus atau terang, tidak perdarahan ±120cc, yang
jaringan, terjadi nyeri perut dan kontraksi uterus kooperatif
infeksi alat genital: mules (-). TTV dan adanya
demam, nadi cepat, N=96x/mnt, TD= -klien kurang nafsu pemeriksaan
berbau, uterus 100/60mmHg, S= makan karena penunjang
membesar dan 36,5ºc, Hasil lab sebelum masuk yang terdapat
lembek, nyeri HB= 13,2 gr/dl, rumah sakit pada rekam
tekan, leukositosis. HT= 39,2%, mengalami nyeri medic klien
Pada PD abortus Leukosit = perut akibat dari
baru saja didapati 8300/mm3. USG kontraksi uterus
serviks terbuka, = Adanya sehingga klien lebih
diraba sisa– sisa kantong memperioritaskan
jaringan dalam kehamilan, menghilangkan
kanalis servikalis terdapat nyeri daripada
atau kavum uteri. perdarahan pada makan.
uterus dan masih
ada jaringan
yang tersisa.
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor
pendukung
Komplikasi -Perdarahan - perdarahan tidak terjadi
-Perforasi uterus - infeksi perforasi uterus
- infeksi -Resiko karena belum
- Syok kurang cairan dilakukan kerokan
Hipovolemik -Resiko /curretage pada
infeksi klien
Penatalaksanaan
medis -Diagnostik:
a. Anamnese Tidak dilakukan
b. Pemeriksaan Diagnostik: pemberian tranfusi
fisis -Sama sesuai darah dan dilakukan
c. Pemeriksaan teori terapi cairan infus RL
lab: Hb, Ht, + Oksitosin 10 ui 20
Eritrosit, tes Terapi: tpm
kehamilan Cairan infus
Terapi:
a. Cairan infus
b. Tranfusi
darah
c. Obat
uertonika:
infeksi
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor
pendukung
Diagnosa 6 dignosa 3 diagnosa Ansietas b/d kurangnya adanya
keperawatan keperawa keperawatan penegtahuan tentang kerjasama
tan sesuai teori: abortus . mekanisme koping antara
-Nyeri akut klien maladaptif, klien penulis
-Ansietas gelisah, klien tampak cemas dengan klien
-Resiko infeksi yang
kooperatif
dan adanya
1 diagnosa Sesuai Nyeri b/d dilatasi serviks, pemeriksaan
kasus: trauma jaringan, dan penunjang
-Resiko kontraksi uterus tidak yang terdapat
kekuranagn diangkat menjadi diagnosa pada rekam
volume cairan karena sebagian hasil medic klien
konsepsi sudah keluar dan
mengalami perdarahan
sehingga kontraksi uterus
menurun
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor
pendukung
Diagnosa 6 dignosa 3 diagnosa -Resiko tinggi infeksi b/d
keperawatan keperawat keperawatan penahanan hasil konsepsi:
an sesuai teori: perdarahan; kondisi vulva
-Nyeri akut lembab. Diangkat. Karena
-Ansietas Masih mengalirnya darah
-Resiko infeksi melalui jalan lahir akan
menyebabkan daerah tersebut
dalam kondisi lembab apabila
1 diagnosa Sesuai tidak diberihkan beresiko
kasus: untuk masuknya
-Resiko mikroorganisme dari luar yang
kekuranagn memicu untuk terjadinya
volume cairan infeksi

Resiko kekurangan volume


cairan. Klien perdarahan
pervagina. klien diberikan
terapi cairan yaitu RL 20/Tpm
, dianjurkan minum banyak
untuk menggantikan cairan
yang hilang
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung

Perencanaan Disesuaikaan Disesuaikan -Pada diagnosa 3 adanya kerjasama


dengan dengan kondisi disesuaikan dengan antara penulis dan
perencanaan klien untuk kondisi klien perawat/ bidan
masing-masing dilakukan perencanaanya. diruangan, penulis
diagnosa perencanaan tidak mendapatkan
mengacu pada -Pada diagnosa hambatan dalam
masing-masing 1,2,4 sesuai dengan perumusan
diagnosa teori. perencanaan karena
perencanaan
disesuaikan dengan
teori dan kondisi klien

Melakukan
Pelaksanaan sesuai dengan Melakukan
perencanaan tindakan sesuai Pada diagnosa 1,2,4
masing-masing dengan kondisi dilakukan tindakan
diagnosa klien yang kolaborasi yaitu:,
mengacu pada tindakan curretage,
perencanaan pemberian obat dan
dari masing- terapi cairan
masing
diagnosa
Pembahasan Teori Kasus Analisa Faktor
Kesenjangan pendukung
Evaluasi Disesuaikaan Disesuaikan Pada keenam adanya
dengan Kriteria dengan kriteria diagnosa yang kerjasama
hasil dari masing- hasil dari teratasi hanya antara penulis
masing diagnosa perencanaan satu yaitu dan
yang mengacu diagnosa kelima perawat/bidan
pada masing- : kurangnya diruangan dan
masing diagnosa pengtahuan klien yang cukup
mengenai kooperatif untuk
abortus dan dilakukan
keluarga homecare,
berencana
Faktor
Kelima diagnosa penghambat:
lainnya teratasi melakukan
sebagin karena homecare
perawatan tidak tempatnya
dilakukan secara terpencil jauh
maksimal akibat dari jalan,
dari klien pulang
paksa. . ssolusinya
menanyakan
alamat yang
dituju dan
menelpon klien
untuk
menunjukan
arah jalan.
.
Dalam melakukan pengkajian pada kasus etiologi abortus yaitu faktor dari
ibu, faktor nutrisi, resiko kelainan hormone endokrin. Pada manifestasi
klinis yaitu pusing, lemas, tidak nafsu makan, keluar stosel yang tidak
terlalu banyak, warna darah merah terang, klien tidak nyeri bagian perut
dan mules sudah berkurang. Pada komplikasi yaitu terjadi perdarahan dan
infeksi dan beresiko terjadisyok hipovolemik.

Pada penatalaksanaan terapi diberikan cairan infuse RL 20 tpm. Pada


tahap perumusan diagnose keperawatan, penulis mendapatkan
kesenjangan antara teori dan kasus. Diagnose keperawatan secara teori
ada 6 diagnosa, sedangkan pada kasus ada 3 diagnosa yang sesuai
dengan teori, dan ada 1 diagnosa ditegakan tetapi tidak ada pada teori

Pada tahap perencanaan penulis menyusun intervensi sesuai dengan


diagnose prioritas yang sudah ditegakan, didalam penyusunan intervensi
penulis mengacu pada intervensi yang sudah terdapat pada teori dan
ditambah intervensi yang sesuai dengan kondisi klien. Pada tahap
pelaksanaan tindakan secara mandiri dari masing-masingdiagnosa
dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan. Pada tahap evaluasi
disesuaikan dengan perencanaan yang sudah disusun. Dari 4 diagnosa
yang penulis tegakan hanya 1 yang teratasi, kecemasan pasien.
 Diharapkan klien mau melakukan pemeriksaan USG ulang untuk
mendeteksi konsepsi apakah masih tersisa atau sudah habis semua, dan
kliem mau melakukan pola hidup sehat dengan memakan makanan
bergizi dan melakukan pemasangan alat KB pasca abortus, dan
mengurangi aktivitas.
 Diharapkan perawat ruangan selalu melengkapi data sesuai masalah yang
timbul pada klien sehingga masalah yang timbul pada klien sesuai dengan
kondisi dan perkembangan kesehatan.

You might also like