You are on page 1of 17

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

“KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMPLEMENTER”

OLEH :
KELOMPOK 4 KELAS B11-A

DEWA AYU LILIK SARASWATI (183222905)


GEK FITRINA DWI SARIASIH (183222907)
LUH PUTU RATIH ARTASARI (183222919)
NI KETUT ARI PRATIWI (183222925)
NI PUTU EKA PRADNYA KARTINI (183222940)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian
penting dalam pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan
negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002).

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diperoleh dari materi ini yaitu :
• Bagaimana konsep Leininger?
• Apa yang dimaksud dengan keperawatan komplementer?
• Apa legal aspek keperawatan komplementer?
• Bagaimana trend dan issue keperawatan komplementer?
Tujuan Penulisan
• Untuk mengetahui bagaimana konsep Leininger.
• Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keperawatan
komplementer.
• Untuk mengetahui apa legal aspek keperawatan
komplementer.
• Untuk mengetahui bagaimana trend dan issue keperawatan
komplementer.

Manfaat Penulisan
• Manfaat teoritis dari penyusunan makalah ini agar mahasiswa
memperoleh pengetahuan tambahan dan dapat
mengembangkan wawasan mengenai konsep dasar
keperawatan komplemeneter.
• Manfaat praktis dari penyusunan makalah ini agar para
pembaca mengetahui bagaimana cara untuk menyusun
sebuah makalah mengenai konsep dasar keperawatan
komplementer.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Madeleine Leininger
1. Biografi Madeleine Leininger
Madeleine M. Leininger lahir di Suton, Nebraska.
Beliau menempuh Pendidikan Diploma pada tahun
1948 di St.Anthony Hospital School of Nursing, di
daerah Denver. Beliau juga mengabdi di organisasi
Cadet Nurse Corps, sambil mengejar pendidikan
dasar keperawatannya. Pada tahun 1950 beliau
meralih gelar Sarjana dalam bidang Ilmu Biologi dari
Benedictine College di Kansas.
2. Teori Madeleine Leininger (Cultural Diversity and
Universality)
1) Culture
2) Culture care
3) Diversity
4) Universality
5) Worldview
6) Ethnohistory
3. Tujuan Teori Madeleine Leininger
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural
adalah mengembangkan sains dan pohon keilmuan
yang humanis, sehingga tercipta praktik
keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan
universal (Leininger, dalam Ferry Efendi dan
Makhfudli, 2009).
4. Paradigma Transcultural Nursing
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan
transkultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai,
konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan
yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat
konsep sentral keperawatan (Andrew and Boyle, 1995), yaitu
a) Manusia
b) Sehat
c) Lingkungan
d) keperawatan
5. Proses Keperawatan Transkultural
a) Pengkajian
1. Faktor agama dan falsafah hidup (religious
and philosophical factors)
2. Faktor sosial dan keterikatan keluarga
(kinship and social factors).
3. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural
value and life ways)
4. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku
(political and legal factors)
5. Faktor ekonomi (economical factors)
6. Faktor pendidikan (educational factors)
7. Faktor teknologi (tecnological factors)
b) Diagnosa keperawatan
1. Gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan perbedaan
kultur.
2. Gangguan interaksi sosial berhubungan
disorientasi sosiokultural.
3. Ketidakpatuhan dalam pengobatan
berhubungan dengan sistem nilai yang
diyakini.
c) Perencanaan dan Pelaksanaan
1) Mempertahankan budaya yang dimiliki klien
bila budaya klien tidak bertentangan dengan
kesehatan,
2) Mengakomodasi budaya klien bila budaya
klien kurang menguntungkan kesehatan dan
3) Merubah budaya klien bila budaya yang
dimiliki klien bertentangan dengan
kesehatan.
4) Evaluasi asuhan keperawatan transkultural
dilakukan terhadap keberhasilan klien
tentang mempertahankan budaya yang
sesuai dengan kesehatan
B. Keperawatan Komplementer Dalam Komunitas
1. Keperawatan Komplementer
Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu
keperawaratan yang menerapkan pengobatan non
konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol
gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan
berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien
secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan dan
efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu
pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam
kedokteran konvensional.
2. Jenis – Jenis Terapi Komplementer
1) Akupunktur medic
2) Terapi hiperbarik
3) Terapi herbal medik

Jenis pelayanan pengobatan komplementer – alternatif


berdasarkan Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007
adalah :
1) Intervensi tubuh dan pikiran
2) Sistem pelayanan pengobatan alternatif
3) Cara penyembuhan manual
4) Pengobatan farmakologi dan biologi
5) Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan
6) Cara lain dalam beliaugnosa dan pengobatan
C. Legal Aspek Keperawatan Komplementer
1. Permenkes RI No 1186/Menkes/Per/XI/1996
tentang pemanfaatan akupunktur pelayanan
kesehatan.
2. Keputusan Menkes RI No 1076/Menkes/SK/VII/2003
mengatur tentang penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109 Tahun
2007 tentang penyelenggaraan pengobatan
komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan
kesehatan.
4. UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Pasal 1
butir 16, pasal 48, bab III pasal 59-61 mengenai poin
pelayanan kesehatan tradisional).
D. Tren Issue Keperawatan Komplementer
Perkembangan terapi komplementer akhir – akhir
ini menjadi sorotan banyak Negara, disebabkan
pengobatan dengan terapi komplementer –
alternatif menjadi bagian terpenting dalam
pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan Negara
lainnya (Snyder dan Lindquis, 2002).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture
care diversity and universality, atau yang kini lebih
dikenal dengan transcultural nursing. Tujuan
penggunaan keperawatan transkultural adalah
mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang
humanis, sehingga tercipta praktik keperawatan
pada kebudayaan yang spesifik dan universal.
B. Saran
Bagi petugas kesehatan khususnya perawat
diharapkan dapat memahami dan
mengaplikasikan keperawatan komplementer
di masyarakat dan bagi pembaca, khususnya
mahasiswa keperawatan diharapkan mampu
mengetahui, memahami dan mempraktikan
secara langsung konsep keperawatan
komplementer.
TERIMAKASIH

You might also like