You are on page 1of 23

NEFROTIC SYNDROME

Pengertian Nefrotic Syndrome

Nefrotic Syndrome merupakan sekumpulan gejala yang


terdiri dari :
• Proteinuria massif (lebih dari 50 mg/kg BB/24 jam)
• Hipoalbuminemia (kurang dari 2,5 gr / 100 ml)
• Disertai atau tidak disertai dengan edema dan
hiperkolesterolemia

Disebabkan oleh peningkatan permeabilitas glomerulus


terhadap protein plasma
Penyebab Nefrotic Syndrome
Penyebab nefrotic syndrome belum diketahui, tetapi
biasanya dianggap sebagai suatu penyakit autoimun.

Secara umum, etiologi nefrotic syndrome dibagi


menjadi 3, yaitu :
1. Nefrotic Syndrome Bawaan
2. Nefrotic Syndrome Idiopatik
3. Nefrotic Syndrome Sekunder
Manifestasi Klinik
1. Proteinuria
2. Edema
3. Penurunan jumlah urine, urine gelap, dan berbusa
4. Hematuria
5. Anoreksia
6. Diare
7. Pucat
8. Gagal tumbuh dan pelisutan otot (jangka panjang)
Patofisiologi
TERLAMPIR
Penatalaksanaan (Medis)
1. Istirahat sampai edema tinggal sedikit
2. Batasi asupan natrium kurang lebih 1 gram / hari
3. Bila edema tidak berkurang dengan pembatasan
garam, dapat digunakan diuretik, biasanya
furosemid 1 mg/kgBB/hari.
4. Bila edema refrakter, dapat digunakan
hididroklortiazid (25 – 50 mg/ hari)
5. Selama pengobatan diuretik perlu dipantau
kemungkinan hipokalemi, alkalosis metabolik dan
kehilangan cairan intravaskuler berat
Penatalaksanaan (Medis)
6. Pengobatan kortikosteroid

• Selama 28 hari prednison diberikan per oral dengan dosis 60


mg/hari/luas permukaan badan dengan maksimum 80 mg/hari

• Kemudian dilanjutkan dengan prednison per oral selama 28


hari dengan dosis 40 mg/hari/lbp, setiap 3 hari dalam satu
minggu dengan dosis maksimum 60 mg/hari. Bila terdapat
respon selama pengobatan, maka pengobatan ini dilanjutkan
secara intermitten selama 4 minggu
Penatalaksanaan (Medis)

7. Cegah infeksi. Antibiotik hanya dapat diberikan bila


ada infeksi
8. Pungsi asites maupun hidrotoraks dilakukan bila
ada indikasi vital
Penatalaksanaan (Keperawatan)
• Baringkan pasien setengah duduk, karena adanya cairan di
dalam rongga toraks akan menyebabkab sesak napas

• Berikan alas bantal pada kedua kakinya sampai pada tumit


(bantal diletakkan memanjang, karena jika bantal melintang
maka ujung kaki akan lebih rendah dan akan menyebabkan
edema hebat)

• Bila pasien seorang anak laki – laki, berikan ganjal dibawah


skrotum untuk mencegah pembengkakan skrotum karena
tergantung (pernah terjadi keadaan skrotum akhirnya pecah
dan menjadi penyebab kematian pasien)
Penatalaksanaan (Keperawatan)
• Bila edema telah berkurang, pasien diperbolehkan untuk
melakukan kegiatan sesuai kemampuannya, tetapi harus di
awasi oleh keluarga atau perawat untuk menghindari pasien
kelelahan

• Untuk mengetahui berkurangnya edema pada pasien, lakukan


penimbangan BB setiap hari dan lakukan pengukuran lingkar
perut

• Monitoring intake dan output cairan selama 24 jam

• Diet rendah protein (1,2 – 2 g/kgBB/hari), cukup kalori (35


kal/kgBB/hari), serta rendah garam (1 gr/hari)
Komplikasi
1. Penurunan volume intravaskular (syok hipovolemik)
2. Kemampuan koagulasi yang berlebihan (trombosis
vena)
3. Perburukan pernapasan (berhubungan dengan
retensi cairan)
4. Kerusakan kulit
5. Infeksi sekunder karena kadar immunoglobulin yang
rendah akibat hipoalbuminemia
6. Peritonitis
Pengkajian pada Nefrotic Syndrome
1. Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajian
luasnya edema
2. Dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat,
terutama yang berhubungan dengan penambahan
berat badan saat ini, disfungsi ginjal
3. Observasi adanya manifestasi sindrom nefrotik
Pemeriksaan Diagnostik

• Uji Urin • Uji Darah


Protein Urin  Albumin Serum
Urinalisa  Kolesterol Serum
Dipstick Urin
 Hemaglobin dan Hematokrit
 Laju Endap Darah
Berat Jenis Urin
 Elektrolit Serum
Pemeriksaan Diagnostik
• Uji Diagnostik

Rontgen dada bisa menunjukkan adanya cairan yang


berlebihan

USG ginjal dan CT Scan Ginjal atau IVP menunjukkan


pengkisutan ginjal

Biopsi ginjal bisa menunjukkan salah satu bentuk


glomerulonefritis kronis atau pembengkakan jaringan parut
yang tidak spesifik pada glomeruli
Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan Volume Cairan b.d retensi natrium dan air
2. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan tekanan
osmotik kapiler
3. Gangguan pemenuhan nutrisi b.d anoreksia, mual
dan muntah
4. Intoleransi aktivitas b.d penurunan suplai oksigen ke
jaringan
5. Resiko kekurangan volume cairan (intravaskuler)
b.d kehilangan protein dan cairan, edema
Diagnosa Keperawatan
6. Resiko Infeksi b.d penurunan sistem imun
7. Gangguan body image b.d edema dan asites
Fokus Intervensi
1. Kelebihan volume cairan b.d retensi natrium dan air

Intervensi
• Monitoring intake dan output cairan
• Timbang BB setiap hari
• Kaji perubahan edema
• Pantau infus intravena
• Kolaborasi pemberian kortikosteroid sesuai ketentuan
• Kolaborasi pemberian diuretik bila diinstruksikan
Fokus Intervensi
2. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan tekanan osmotik
kapiler

Intervensi :
• Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
• Auskultasi bunyi nafas
• Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi
• Observasi pola batuk dan karakter sekret
• Bantu pasien untuk nafas dalam dan latihan batuk efektif
• Kolaborasi pemberian oksigen tambahan
• Bantu fidsioterapi dada, postural drainage
Fokus Intervensi
3. Gangguan Pemenuhan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan
b.d anoreksia, mual dan muntah

Intervensi :
• Berikan diet yang bergizi
• Batasi asupan natrium selama edema dan terapi kortikosteroid
• Beri makan dalam porsi sedikit pada awalnya
• Beri makanan yang spesial dan disukai anak
• Beri makanan dengan sajian yang menarik
Fokus Intervensi
4. Intoleransi Aktivitas b.d penurunan suplai oksigen ke
jaringan

Intervensi :

• Pertahankan tirah baring awal bila terjadi edema hebat


• Seimbangkan istirahat dan aktifitas fisik
• Rencanakan dan berikan aktivitas tenang
• Instruksikan untuk istirahat bila anak merasa lelah
• Berikan periode istirahat tanpa gangguan
Fokus Intervensi
5. Resiko kekurangan volume cairan (intravaskuler) b.d
kehilangan protein dan cairan, edema

Intervensi :

• Pantau tanda – tanda vital


• Kaji kualitas dan frekuensi nadi
• Laporkan jika adanya penyimpangan dari normal
Fokus Intervensi
6. Resiko infeksi b.d penurunan sistem imun

Intervensi :

• Lindungi anak dari kontak individu terinfeksi


• Gunakan teknik mencuci tangan yang baik
• Jaga agar anak tetap hangat dan kering
• Pantau suhu tubuh
• Ajarkan orang tua tentang tanda dan gejala infeksi
Fokus Intervensi
7. Gangguan Body Image b.d edema dan asites

Intervensi :

• Gali masalah dan perasaan mengenai penampilan


• Tunjukkan aspek positif dari penampilan dan bukti penurunan
edema
• Dorong sosialisasi dengan individu tanpa infeksi aktif
• Beri umpan balik positif

You might also like