You are on page 1of 28

DEFINISI ARSEN

Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5,


dan berwarna metal (steel-grey). Arsenik merupakan logam
berat dengan nomor atom 33, berat atom 74.91.
Senyawa arsen didalam alam berada dalam 3 bentuk: Arsen
trichlorida (AsCl3) berupa cairan berminyak, Arsen trioksida
(As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan berupa gas
arsine (AsH3).
Pada umumnya arsen tidak berbau, tetapi beberapa
senyawanya dapat mengeluarkan bau bawang putih. Racun
arsen pada umumnya mudah larut dalam air, khususnya dalam
air panas
JENIS-JENIS ARSEN

Bermacam-macam bentuk senyawa kimia dari arsen ini yaitu


sebagai berikut ;
1. Arsen triokasida (As2O3), ialah bentuk garam inorganic dan bentuk
trivial dari asam arsenat (H4AsO4) berwarna putih dan padat seperti
gula.
2. Arsen pentaoksida (As2O5)
3. Arsenat (misalnya : PbHAsO4), ialah bentuk garam dari asam
arsenat, merupakan senyawa arsen yang banyak dijumpai di alam dan
bersifat kurang toksik.
4. Arsen organic, arsen berikatan kovalen dengan rantai karbon alifatik
atau struktur cincin,dimana arsen terikat dalam bentuk trivalent
ataupun pentavalen.Bentuk senyawa arsen ini kurang toksin
dibandingkan denagn bentuk senyawa arsen inorganic trivalent
KARAKTERISTIK ARSEN

Arsen secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa


dengan fosfor, dan sering dapat digunakan sebagai pengganti
dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Ketika
dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsen,
yang berbau seperti bau bawang putih. Arsen dan beberapa
senyawa arsen juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari
padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat
dasar arsen ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna
kuning dan metalik, dengan berat jenis
SIFAT KIMIA ARSEN

Arsen diperoleh dari logamnya, membentuk kristal yang


strukturnya mirip dengan fosfor hitam.
Arsen trihalida mirip dengan trihalida fosfor. SbCl3 berbeda
karena ia larut dalam sejumlah air yang terbatas menghasilkan
larutan jernih, yang dalam pengenceran menghasilkan okso
klorida yang tidak terlarut seperti SbOCl dan Sb4O5Cl2. Tidak
ada ion Sb3+ sederhana dalam larutan BiCl3, suatu padatan
Kristal putih, terhidrolisis oleh air menjadi BiOCl namun
reaksi ini di bolak=balik : BiCl3 + H2O ↔ BiOCl + 2 HCl.
Arsen membentuk As4S3, As4S4, As2S3, dan As2S5 dengan
interaksi langsung. Dua yang terakhir juga dapat mengendap
dari larutan asam hidroklorida dan dengan S. As2S3 tidak
larut dalam air dan asam, namun larut sebagai asam dalam
larutan alkalin sulfide menghasilkan anionlhio. As 2S5
berperilaku sama. As4S4 yang terdapat sebagai mineral
realgar, mempunyai struktur dengan tetrahedron As4.
SUMBER PENCEMARAN OLEH ARSEN

• Keberadaan arsen di alam (meliputi keberadaan di batuan


(tanah) dan sedimen, udara, air dan biota), produksi arsen di
dalam industri, penggunaan dan sumber pencemaran arsen di
lingkungan.
EPIDEMIOLOGI

Di dunia, lebih dari 100 juta orang berisiko terpapar


arsenic dari minuman air yang mengandung arsenic dengan kadar
tinggi. Di Bangladesh, lebih dari 95% persediaan air untuk lebih
dari 138 juta orang berpotensii terkontaminasi arsenic. Menurut
American Association of Poisioning Control Centres ‘ (AAPCC)
National Poisioning Data System (NPDS) tiga orang meniggal
akibat terpapar arsenic di tahun 2011. Berdasarkan jenis kelamin,
laki-laki lebih sering terpapar arsenk pestisida lebiih dominan
(274 dari 379 menurut data NPDS 2007). Sedangkan, arsenic non
peptesida didominasi usia lebih 19 tahun.
TOKSISITAS ARSENIK

• Penelitian telah menunjukkan bahwa arsenites (trivalen


bentuk) memiliki toksisitas akut yang lebih tinggi daripada
arsenates (pentavalent bentuk). Minimal dosis akut arsenik
yang mematikan pada orang dewasa diperkirakan 70-200 mg
atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan keracunan
arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah
satu senyawa arsen, terutama arsenik trioksida, yang sekitar
500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni
• Gejalanya antara lain: sakit di daerah perut, produksi air liur
berlebihan, muntah, rasa haus dan kekakuan di tenggorokan,
suara serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah
(kehijauan atau kekuningan, kadang-kadang bernoda darah),
diare, tenesmus, sakit pada organ kemih, kejang-kejang dan
kram, keringat basah, lividity dari ekstremitas, wajah pucat,
mata merah dan berair.
• Gejala keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit kepala dan
dapat berkembang menjadi ringan dan biasanya, jika tidak
diobati, akan mengakibatkan kematian.
MEKANISME TERJADINYA TOKSISITAS

• Arsen adalah racun yang bekerja dalam sel secara umum. Hal
tersebut terjadi apabila arsen terikat dengan gugus sulfhidril ( -
SH), terutama yang berada dalam enzim
• Salah satu system enzim tersebut ialah kompleks piruvat
dehidrogenase yang berfungsi untuk oksidasi dekarboksilasi
piruvat menjadi Co-A dan CO2 sebelum masuk dalam siklus
TOA (tricarbocyclic acid). Dimana enzim tersebut terdiri dari
beberapa enzim dan kofaktor
• Reaksi tersebut melibatkan transasetilasi yang mengikat
koenzim A (CoA-SH) untuk membentuk asetil CoA dan
dihidrolipoil-enzim, yang mengandung dua gugus sulfhidril.
Kelompok sulfhidril sangat berperan mengikat arsen trivial
yang membentuk kelat-kelat dari dihidrofil-arsenat dapat
menghambat reoksidasi dari kelompok akibatnya bila arsen
terikat dengan system enzim, akan terjadi akumulasi asam
piruvat dalam darah.
• Karena adanya protein yang juga mengandung gugus –SH
terikat dengan As, maka hal inilah yang meneyebbkan As juga
ditemukan dalam rambut, kuku dan tulang. Karena eratnya As
bergabung dengan gugus –SH, maka arsen masih dapat
terdeteksi dalam rambut dan tulang beberapa tahun kemudian.
Mekanisme masuknya arsen dalam tubuh
FARMOKODINAMIK DAN FARMOKOKINETIK

Senyawa arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui 3


cara, yaitu peroral, inhalasi, dan absorpsi melalui kulit / mukosa
membran.
Sebagai suatu racun protoplasmik arsen melakukan
kerjanya melalui efek toksik ganda, yaitu :
a. Mempengaruhi respirasi sel dengan cara berikatan dengan
gugus sulfhidril (SH) pada dihidrolipoat, sehingga
menghambat kerja enzim yang terkait dengan transfer energi,
terutama pada piruvate dehydrogenase, succinate oxidative
pathway, dan tricarbxylic acid (Krebs) cycle, yang
menyebabkan berkurangnya produksi ATP sehingga
menimbulkan efek patologis yang reversibel.
b. Senyawa arsen mempunyai tempat predileksi pada endotel
pembuluh darah, khususnya di dearah splanknik dan
menyebakan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas yang
patologis. Pembuluh darah jantung yang terkena menyebabkan
timbulnya petekie subepikardial dan subendokardial yang jelas
serta ekstravasasi perdarahan
GEJALA TOKSISITAS ARSEN

• Toksisitas akut
a. Gastrointestinal
Gejala yang timbul berupa rasa terbakar pada tenggorokan
dan uluhati, diikuti dengan mual, muntah, nyeri abdomen, diare
dengan feses seperti air cucian beras, yang kadang-kadang
berdarah.
b. Sistem respirasi
Dapat terjadi iritasi pada saluran nafas seperti batuk,
laringitis, bronkitis ringan, dan sesak nafas, hal ini dapat terjadi
akibat pemaparan akut terhadap debu arsen. Selanjutnya
mungkin dapat terjadi edema paru akut.
c.Sistem kardiovaskuler
Manifestasinya dapat berupa hipotensi, syok hipovolemik,
ventrikular disritmia, dan congestive heart failure. Pada intoksikasi
arsen terjadi dilatasi kapiler yang mengakibatkan permeabilitas
dinding pembuluh darah meningkat dan cairan keluar ke interstisial.
Keadaan ini bisa menyebabkan hipovolemi dan hipotensi
d. Sistem saraf
Intoksikasi pada sistem saraf memberikan gejala pusing, sakit
kepala, lemah, lesu, delirium, kejang, koma, ensefalopati, dan gejala
neuropati perifer sensoris dan motoris. Gejala neuropati dapat bersifat
lambat (delayed) dan muncul 2-4 minggu setelah gejala akut.
e. Hati dan Ginjal
Dapat terjadi peningkatan enzim hepar, hematuria,
oliguria, proteinuria, renal insufisiensi dan nekrosis tubular akut,
yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal akut.
f. Hematologi
anemia, leucopenia, trombositopenia, dan disseminated
intravascular coagulation (DIC).
g. Kematian mendadak
• Toksisitas kronik
1. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gejala kerusakan
hati ditandai dengan kolestasis, hiperbilirubinemia dan
peningkatan aktivitas enzim alkaline fosfatase yang disertai
dengan tingginya konsentrasi arsenik dalam urine.
2. Gangguan saraf perifer akan mulai terlihat pada fase
lanjut.Saraf kaki akanlebih parah dari pada saraf tangan ,
menyebabkan kulumpuhan pada saraf motorik dan sensorik.
Terlihat kecenderungan terjadinya ulcer (borok) dalam
saluran pencernaan, hepatitis kronis, dan sirosis
3. Pada pemeriksaan darah tepi terlihat adanya pansitopeni (sel
darah berkurang),terutama neutropeni (sel darah putih
menurun).produksi sel darah merah berhenti dan adanya
gambaran basophilic stippling. Anemia yang ada hubungannya
dengan defisiensi asam folat juga terlihat
PENCEGAHAN TERJADINYA PAPARAN ARSEN

• Usaha pencegahan terjadinya paparan arsen secara


umum adalah pemakaian alat proteksi diri bagi semua
individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen. Alat
proteksi diri tersebut misalnya :

-Masker yang memadai

- Sarung tangan yang memadai

- Tutup kepala

- Kacamata khusus
CARA MENANGGULANGI TOKSISITAS ARSEN

• Pada kasus keracunan akut, perlu segera diberi obat suportif


dan simptomatik untuk mencegah terjadinya gejala neuropati.
Pengobatan dengan pemberian khelasi spesifik yaitu BAL.
Standar pemberian BAL ialah 3-5 mg/kg yang diberikan setiap
4 jam selama 2 hari diikuti dengan pemberian 2,5 mg/kg setiap
6 jam selama 2 hari. Kemudian diberikan 2,5 mg/kg setiap 12
jam selama 1 minggu. Pada periode pemberian pengobatan
tersebut, sampel urine diperiksa setiap 24 jam dan pengobatan
segera dihentikan jika konsentrasi As dalam urine kurang dari
50 mg. pengobatan BAL sering diikuti dengan pemberian
penisilamin yang diberikan setiap 6 jam selama 5 hari.
• Pada kasus keracunan kronis, tindakan pertama yang
dilakukan ialah menghilangkan sumber kontaminasi dari
penderita. Pengobatan sistem kelasi tidak dianjurkan, karena
As mempunyai waktu paruh biologik hanya sekitar 3-4 hari.
TEMUAN OTOPSI

• Pada pemeriksaan luar akan ditemukan tanda-tanda dehidrasi,


pada pemeriksaan dalam ditemukan tanda-tanda iritasi
lambung, mukosa berwarna kemerahan terkadang terdapat
perdarahan ( flea bitten apperenace).
• Pada jantung ditemukan tanda-tanda perdarahan sub-endokard
pada septum. Histpatologik menunjukkan adanya infiltrasi sel-
sel radang bulat ke miokard.
Pada pemeriksaan laboratorium dicurigai keracunan arsen bila
kadar arsen pada bahan yang diperiksa diatas batas normal:
• Rambut dalam keadaan normal : 0,5 mg/kg
• Dicurigai bila :0,75 mg/kg
• Keracunan bila : 30 mg/kg
• Kuku dalam keadaan normal : sampai 1 mg/kg
• Dicurigai bila: 1 mg/kg
• Keracunan bila : 80 ug/kg7
• Pemeriksaan toksikologinya 10 cc darah + 10 cc HCL
pekat, kemudian celupkan tembaga ke dalam larutan tersebut.
Jika posotif ada arsen maka akan tampak warna kehitaman
hingga abu-abu pada batang tembaga tersebut.
ASPEK MEDIKOLEGAL

Ditinjau dari segi kepentingan menurut medikolegal, maka dapat


disimpulkan mengenai arsen sebagai berikut8 :
1. Arsen sangat sering digunakan untuk membunuh, karena
• Harganya murah
• Mudah diperoleh
• Tidak mempunyai bau dan rasa sehingga mudah dicampur
dengan makanan
• Sangat efektif karenan hanya dibtuhkan dalam jumlah sedikit.
2. Keracunan karena ketidak sengajaan biasanya karena salah
menentukan identitas
3. Bunuh diri dengan arsen sangat jarang ditemukan

You might also like