You are on page 1of 30

MOLEKUL

STRUKTUR ATOM DAN MOLEKUL -


L.AT
PENDEKATAN BORN-OPPENHEIMER

• Persamaan Schrodinger hanya eksak untuk atom


hidrogen saja. Untuk molekul tidak bisa diterapkan.
• Agar molekul bisa dianalisis maka digunakan
pendekatan Born-Oppenheimer (B-Opp)
• Molekul yang paling sederhana : dua inti dan satu
elektron. Untuk sistem ini, B-Opp menyarankan agar
inti – karenan sangat berat – dianggap diam terhadap
gerakan elektron.
• Jadi, dua inti dianggap punya jarak R yang tetap dan
persamaan Schrodinger hanya diterapkan pada
elektron (atau elektron-2) saja.
• Dengan menyelesaikan pers Sch pada jarak R
tertentu, akan didapat harga energi sistem. Lalu, R-
nya diubah dan pers Sch diselesaikan lagi, didapat
energi lagi, dst. Hingga diperoleh kurva energi
potensial.
• Bahas Gambar 14.1. Disebut kurva energi potensial
karena energi kinetik inti-nya adalah nol.
• Dari kurva didapat panjang ikatan setimbang dan
energi disosiasi ikatan.
• Dibawah ini nanti akan dijelaskan Teori Ikatan Valensi
Molekul Hidrogen (H2)
FUNGSI GELOMBANG SPASIAL

• Fungsi gel satu elektron-nya adalah :


ψ = ψ𝐻1𝑠𝐴 (𝑟1 )ψ𝐻1𝑠𝐵 (𝑟2 ) artinya ?
• Fungsi gel ini disederhanakan penulisannya menjadi
ψ = A(1)B(2). Tapi karena elektron 1 dan elektron 2
tidak bisa dibedakan maka mungkin juga terjadi ψ =
A(2)B(1). Dalam kuantum, kedua kemungkinan tadi
harus ditulis sebagai ψ = A(1)B(2) ± A(2)B(1)
• Dari keduanya yang memiliki energi lebih rendah
adalah yg dgn tanda + sehingga fungsi gel ikatan
valens molekul H2 adalah ψ = A(1)B(2) + A(2)B(1)
(2)
• Pembentukan ikatan dalam H2 terjadi karena
kemungkinan besar elektron-2 terletak diantara
kedua inti H.
• Bahas Gambar 14.2
• Distribusi elektron yang diungkapkan oleh pers 2
adalah jenis ikatan σ. Bentuknya adalah silindris bila
dilihat dari sumbu yang menghubungkan kedua inti.
• Bahas Gambar 14.3
PERAN SPIN ELEKTRON

• Keadaan dengan energi yang lebih rendah (dan


karenanya akan terbentuk ikatan) hanya dapat
dicapai jika spin elektron yang terlibat dalam molekul
H2 adalah berpasangan.
• Lihat Justification 14.2 :
• Fungsi gel ikatan valensi total kedua elektron adalah
Ψ (1,2) = {A(1)B(2) + A(2)B(1)} σ (1,2)
σ adalah komponen spin dari fungsi gelombang
• Jika tanda (1) dan (2) disaling-pindahkan, maka
ψ (2,1) = {A(2)B(1) + A(1)B(2)} σ (2,1) =
{A(1)B(2) + A(2)B(1)} σ (2,1)
• Prinsip Pauli mengharuskan bahwa fungsi gel kedua
elektron berubah tanda bila tanda dari kedua
elektron disaling-pindahkan, atau ψ(2,1) = - ψ(1,2).
Dan keadaan ini tercapai hanya jika σ (2,1) = - σ (1,2)
• Kombinasi dari kedua spin yang memenuhi sifat ini
adalah
1
σ-(1,2) = {α(1)β(2) – α(2)β(1)}
21/2
dan ini berhubungan dengan spin elektron yang
berpasangan (kuliah bab sebelumnya), dan ini
selanjutnya yang memenuhi pers 2.
Molekul diatomik homonuklir

• Fitur terpenting dari teori ikatan valensi adalah


memasangkan elektron-2 dan mengakumulasi
kerapatan elektron-2 pada daerah antar-inti sehingga
dapat terbentuk ikatan.
• Lihat molekul N2. Konfigurasi elektron valensi-nya
adalah : 2s22px12py12pz1
• Bahas Gambar 14.4.
• Fungsi gelombang ikatan σ adalah
ψ = A(1)B(2) + A(2)B(1)
dengan A dan B (sekarang) adalah kedua orbital 2pz.
• Elektron-2 pada orbital 2py dan 2px dari masing-2 inti
N saling menggabung tidak secara diametral-
silindrikal tetapi secara berdampingan sehingga
membentuk dua ikatan π.
• Jadi ada 1 ikatan σ dan 2 ikatan π sehingga hasil
akhirnya adalah N≡N dan ini sesuai struktur Lewis.
• Kalau mau bahas Gambar 14.6
Molekul-2 polyatomik

• Lihat molekul H2O.


• Konfigurasi elektron valensi O adalah 2s22px22py12pz1.
• Kedua elektron tidak berpasangan pada 2p masing-2
dapat berpasangan dengan satu elektron dari orbital
1s dari kedua atom H. Masing-2 pasangan tsb
membentuk sebuah ikatan σ (kenapa ?)
• Oleh karena orbital 2py dan 2pz telah membentuk
sudut 900, maka kedua ikatan σ juga membentuk
sudut 900. Bahas Gambar 14.7
• Scr eksperimental sudutnya tidak tegak lurus.
• Terangkan bentuk ruang NH3 dengan teori ikatan
valensi !
Promosi

• Lihat konfigurasi atom C : 2s22px12py1. Menurut teori


ikatan valensi, maka harusnya C hanya dapat
berikatan dengan 2 ‘tangan’ dengan atom lain. Tapi
nyatanya C dapat berikatan dengan 4 atom yg lain.
• Maka diusulkan adanya proses promosi yang
sesungguhnya tidak riil, yakni eksitasi elektron-2 ke
keadaan orbital yang lebih tinggi.
• Untuk C, setelah promosi, konfigurasinya menjadi :
2s12px12py12pz1. Keempat elektron ini dapat
berpasangan dgn 4 elektron yang berasal dari 4 atom
yg lain ; spt pada CH4 . Terjadi 4 ikatan σ baru.
Hibridisasi

• Penjelasan dgn promosi kurang memuaskan karena 4


ikatan σ itu terdiri dari 2 jenis. Apa saja ?
• Maka dimunculkan konsep orbital hibrid, yang
terbentuk dari kesaling-penggangguan-nya 4 orbital
asli milik C : 2s dan 2px , 2py , 2pz.
• Kombinasi linier hasil ke-saling-penggangguan tsb
menghasilkan 4 orbital hibrida :
h1 = s + px + py + pz h2 = s - px - py + pz
h3 = s - px + py - pz h4 = s + px - py - pz
• Krn ke 4 orbitalnya ekivalen, sudutnya jadi 109, 47 0
3
• Lihat molekul etena, H2C═CH2.
• Konfigurasi atom C dipromosi jadi 2s12p3. Beda
dengan CH4, orbital hibrid yang terjadi adalah antara
1 orbital s dgn 2 orbital p (kenapa ?) sehingga :
h1 = s + 21/2py
h2 = s + (3/2)1/2px – (1/2)1/2py
h3 = s – (3/2)1/2px – (1/2)1/2py
• Bahas Gambar 14.11. Ingat, ini untuk setiap atom C.
• Orbital pz (p yang ketiga) tidak ikut dalam hibridisasi
dan terletak tegak lurus bidang planar yang lain
• Pembentukan ikatan :
- Ke-6 orbital hibrid dari ke-2 atom C saling
membentuk 3 ikatan σ (2 dgn 1s dari H dan 1 dgn
atom C yang lain).
- Orbital pz dari ke-2 atom C saling berikatan
membentuk ikatan π
• Bahas Gambar 14.12
• Untuk molekul etuna HC ≡ CH, atom-atom C nya
terhibridisasi sp.
• Bahas Gambar 14.13.
TEORI ORBITAL MOLEKUL
• Teori ini lebih bisa diterima
• Elektron tidak dianggap milik salah satu atom tetapi
dianggap dapat ‘berada’ di semua lokasi di seluruh
molekul, elektron adalah milik bersama molekul
• Pembahasan dimulai dari molekul yang paling
sederhana : H2+ (dua inti H dengan satu elektron),
lalu berkembang ke molekul-2 yang lebih kompleks.
MOLEKUL TER-SEDERHANA : H2+

• Operator Hamiltonian untuk elektronnya adalah :


ћ2 2 𝑒2 1 1 1
𝐻= − ᴠ1 +V;𝑉 = − + −
2𝑚𝑒 4πε0 𝑟𝐴1 𝑟𝐵1 𝑅

• Fungsi gelombang elektron, ψ, yang diperoleh


dengan menyelesaikan pers Schrodinger Hψ = Eψ
disebut Orbital Molekul.
• Suatu fungsi gel orbital molekul, ψ, dapat
memberikan distribusi dari elektron dalam molekul,
yang harganya adalah │ψ2│
• Berikut adalah prosedur untuk menyelesaikan p Sch
Kombinasi Linier Atom-atom Orbital

• Untuk satu elektron dalam H2+, fungsi gelombang


total yang menggabungkan pengaruh kedua atom H
terhadapnya adalah : 𝜓± = 𝑁(𝜓𝐻1𝑠𝐴 ± 𝜓𝐻1𝑠𝐵 )
𝜓± = 𝑁(𝐴 ± 𝐵). (Pers 8)
N adalah faktor normalisasi
• Persamaan tadi disebut Linier Combination of Atomic
Orbitals (LCAO)
• Menormalisasi orbital molekul :
‫ ׬‬ψ∗ ψ𝑑τ = 1
‫ 𝑁 ׬‬2 ‫𝐴 ׬‬2 𝑑τ + ‫𝐵 ׬‬2 𝑑τ + 2 ‫𝑑𝐵𝐴 ׬‬τ = 1
1
• Jadi, 𝑁 =
2(1+𝑆) 1/2
Untuk molekul 𝐻2+ ,
S ≈ 0,59 sehingga N = 0,56
• Bahas Gambar 14.14 (kontur amplitudo dari ψ+)
• Bahas Gambar 14.15 (permukaan batasnya)
• Keduanya diperoleh dari suatu software dgn
memasukkan berikut ini :
−𝑟 /𝑟
𝑒 𝐴 0 𝑒 −𝑟𝐵 /𝑟0
𝐴= B=
(π𝑎03 )1/2 (π𝑎03 )1/2

dgn catatan : 𝑟𝐵 = {𝑟𝐴2 + 𝑅2 − 2𝑟𝐴 𝑅𝑐𝑜𝑠 θ}1/2


Orbital Ikatan (dari ψ+)

• Probabilitas menemukan elektron (dalam bentuk


densitas) adalah kuadrat dari ψ+ :
𝜓+2 = 𝑁 2 (𝐴2 + 𝐵2 + 2𝐴𝐵)
A2 dan B2 adalah probabilitas menemukan elektron
di A dan di B, sedang 2AB adalah probabilitas
menemukan elektron di daerah overlap (overlap
density)
• Bahas Gambar 14.17.
• Semakin besar overlap density, semakin kuat ikatan
σ yang terjadi karena semakin mungkin elektron
berada pada daerah ini. Kenapa σ ?
• Orbital σ yang menjadi ‘wadah’ tempat elektron ini
adalah salah satu contoh Orbital Ikatan. Akan terjadi
ikatan bila ia ditempati oleh elektron (elektron σ)
• Dalam hal H2+, adalah satu elektron saja sehingga
konfigurasi molekulnya ditulis sebagai 1σ1.
• Perubahan energi orbital 1σ terhadap jarak antar
atom, R, mengikuti Gambar 14.17.
Orbital Anti Ikatan (dari ψ-)

• Energi orbital ψ- adalah lebih tingi dari orbital ψ+.


Orbital ini juga orbital σ sehingga karenanya disebut
2σ.
• Probabilitas menemukan elektronnya adalah kuadrat
dari ψ- : 𝜓−2 = 𝑁 2 (𝐴2 + 𝐵2 − 2𝐴𝐵)
• Bahas Gambar 14.19. Beda terpenting dengan orbital
ψ+ adalah bahwa di orbital ψ- ada daerah yang
elektron tidak mungkin menempatinya.Yang mana ?
Beda yang lain, Gambar 4.22.
• Orbital 2σ ini disebut Orbital Anti Ikatan, ditulis 2σ*.
• Orbital anti ini menurunkan kohesi antar 2 atom H.
STRUKTUR MOLEKUL DIATOMIK

Prosedur Umum Untuk Penyusunan Letak Elektron


Dalam Orbital-orbital Molekul :
• Susun orbital molekul dari orbital-2 atom yang ada
(dari N orbital atom didapat N orbital molekul)
• Susun semua elektron milik kedua atom pada orbital-
2 molekul untuk mencapai energi total terendah
• Sesuai prinsip Pauli : maks 2 per-orbital, dan
berpasangan
• Bila ada orbital yang terdegenerasi, isi dulu semua
orbital satu-satu sebelum mengisi dobel
Molekul Hidrogen dan Helium

• Molekul H2 membentuk diagram tingkat energi orbital


molekul seperti Gambar 14.23. Satu elektron dari H1s
dan satu elektron dari H1s yang lain membentuk orbital
molekul 1σ dan 2σ*. Hanya terisi satu orbital.
• Molekul Helium membentuk orbital molekul yang sama,
1σ dan 2σ*. Karena elektron totalnya 4, semua orbitalnya
terisi. Konfigurasinya adalah 1σ2σ*. Bahas Gambar
14.24.
• ‘Oleh karena suatu anti-ikatan adalah sedikit lebih anti
ikatan dari pada suatu ikatan yang ikatan, maka molekul
He2 punya energi yg lebih tinggi dari pada energi atom-
2nya yang terpisah, shg He2 tidak stabil.
Orde Ikatan

• Orde ikatan, b, adalah ukuran kekuatan ikatan dalam


molekul diatomik : b = ½ (n-n*)
n dan n* : jumlah elektron di ikatan dan anti ikatan
• Untuk H2, b = 1 sehingga ada ikatan tunggal, H–H
Untuk He2, b = 0 sehingga tidak ada ikatan
Harga b untuk N2, HCl dan CH : 3, 1 dan 1. Dll.
• Kekuatan ikatan diukur dengan energi disosiasi
ikatan, De (energi untuk memisahkan dua atom
dalam molekul diatomik)
Molekul Diatomik Periode 2

• Perioda ini punya elektron valensi 2s dan 2p


• Untuk menyusun orbital suatu molekul, semua orbital
atom yang ada akan berkontribusi.
• Untuk menyusun orbital σ maka dilakukan kombinasi
linier semua orbital atom yang punya simetri silindris,
yakni 2s dan 2pz.
• Maka : bentuk umum orbital σ nya adalah :
ψ = 𝑐𝐴2𝑠 ψ𝐴2𝑠 + 𝑐𝐵2𝑠 ψ𝐵2𝑠 + 𝑐𝐴2𝑝𝑧 ψ𝐴2𝑝𝑧 + 𝑐𝐵2𝑝𝑧 ψ𝐵2𝑝𝑧
c adalah koefisien tapi dianggap sama besarnya !
• Karena atom A dan atom B adalah identik, homonuclear
kan, maka energi kedua orbital 2s-nya akan sama.
Demikian juga dengan energi kedua orbital 2pz-nya.
• Kedua orbital 2s akan overlap dan membentuk
orbital ikatan dan orbital anti-ikatan, yakni 1σ dan
2σ*. Kedua orbital 2pz akan overlap langsung dengan
sangat kuat Kenapa ? membentuk orbital ikatan dan
anti-ikatan, yakni 3σ dan 4σ*.
• Bahas Gambar 14.29.
Orbital π

• Sekarang, apa yang dialami oleh orbital atom 2px dan


2py ?
• Orbital-2 ini terletak tegak lurus dari sumbu antar
atom sehingga dapat melakukan overlap dengan cara
berdampingan ; yang dapat konstruktif atau
destruktif.
• 2 orbital atom px akan memberikan orbital molekul
πx ikatan dan πx anti-ikatan. Demikian juga halnya
dengan 2 orbital atom py, membentuk πy dan πy*.
• Bahas Gambar 14.29 (dgn π) . Yg ini khusus untuk O2 dan F2.
• Oleh karena sesungguhnya 4 orbital atom (2s dan 2p)
secara bersamaan menghasilkan 4 orbital molekul,
dan energi tiap atom dapat berbeda besarnya, maka
tiap molekul dapat memiliki tingkat-2 energi yang
berbeda.
• Bahas Gambar 14.30
• Bahas Gambar 14.31 (untuk N2)
Struktur konfigurasi molekul diatomik

• Berdasar Gambar 14.29, konfigurasi molekul O2


adalah 1σ22σ23σ21π42π*2 dengan orde ikatan 2.
• 2 elektron terakhir masing-2 mengisi 2πx*1 dan 2πy*1
sehingga spin-nya adalah paralel. Kenapa ? Selanjutnya,
dapat dikatakan bahwa O2 bersifat paramagnetik.
• Prediksi terhadap sifat paramagnetik ini tidak dapat
dilakukan oleh teori Ikatan Valensi.
• Bagaimana dengan F2 ? Bgmn dengan N2 dan Ne2 ?
• Harga b rendah berarti Denya juga rendah.

You might also like