Pn infeksi akut parenkim paru (alveoli dan jar interstesial). E/ Sulit ditentukan e.c kultur sekret bronkus merupakan tindakan invasive. E/. virus dan bakteri (tergantung pada umur) Kuman-kuman tersering adalah: 1. Neonatus: Bakteri: E. Coli, Strep group B, Lesdteria Monocytogenes. Virus: Cytomegalo Virus, Herpez Simplek 2. Umur 3 minggu-3 bulan: Bakteri: Strep. Pnemoniae, Chlamydia trachomatis, Virus: Adeno, influenzae, RSV, parainfluenzae 1,2,3. 3. Umur 4 bln-5 th: Bakteri: Strep. Pnemoniae, Mycoplasma Pnemoniae, chlamydia Pnemoniae Virus: Adeno, influenzae, RSV, parainfluenzae 1,2,3. Rono virus. 4. Umur 5 th- remaja: Bakteri: Strep. Pnemoniae, Mycoplasma Pnemoniae, chlamydia Pnemoniae. KLASIFIKASI: 1. Berdasarkan lokasi lesi di paru: Lobaris, Interstesialis dan Bronkopnemoni. 2. Asal infeksi: Community Aquired Pnemonia (CAP) 44-85% e.c bakteri dan virus (25- 40% > 1 kuman), Hospital-based Pnemonia (HBP) 3. Mikroorganisme penyebab: Bakteri, virus, mikoplasma dan jamur. 4. Karakteristik penyakit: tipikal, atipikal 5. Lamanya penyakit: akut dan kronik 6. WHO (G/ klinik nafas cepat, sesak nafas dan tanda bahaya. Klasifikasi WHO menilai gejala klinin spt: Nafas cepat hitung frek nafas dalam 1 menit penuh ketika dalam kondisi tenang. Sesak nafas adanya retraksi epigastrium. Tanda bahaya (2 bln-5 th) tdk dapat minum , kejang, keadaran menurun, stridor, gizi buruk. Tanda bahaya usia < 2 bln malas minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, mengi dan demam (badan terasa dingin) Usia <2 bln: Pnemonia, respirasi > 60x/menit atau sesak nafas. Harus rawat dan beri antibiotika. Bukan pnemoni, respi tdk cepat, tdk ada sesak nafas. Tdk dirawat, R/ simtomatis. Usia 2 bln – 5 thn: Pnemonia berat sesak nafas. Rawat dan beri antibiotika. Pnemonia tidak ada sesak nafas, ada nafas cepat : a. Respi > 50x/menit (2 bln- 1 thn) b. Respi > 40x/menit (1 – 5 thn).
Bukan Pnemonia tdk dirawat, R/
simtomatik Faktor risiko peningkatan pnemonia bakterialis: a. Kelainan anatomi bawaan b. Status imonologi ( penyakit atau obat) c. Fistula trakeoesophagial d. Fibrosis kistik e. GER (gastro-esophagial reflux) f. Aspirasi benda asing g. Ventilasi mekanik h. Berbaring lama Patogenesis pnemoni pada anak bervariasi, dipengaruhi faktor: a. Usia b. Jumlah dan virulensi kuman (K) yang masuk c. Status imonologi d. Kondisi lingkungan/ epidmiologi setempat e. Penyakit yang menyertai penjamu PATOGENESIS: Awal area sublaring s/d parenkim paru steril Paru terlindungi oleh: barier anatomi, berier mekanik, imunologik lokal dan sistemik. K flora normal sal nafas atas, sebagian kecil hematogen ke alveoli hiperaemia, eksudasi cairan intra alveolar, deposisi febrin, serta infiltrasi neutrofil (red hepatization) konsolidasi eksudative lobuler ( bronkopnemoni), lobar (pnemoni lobaris) atau interstesial pe↑ aliran dara ke daerah yang terkena shg terjadi terjadi hiperventilation - perfusion mismatching hipoksemia pe↓compliance kapasitas vital paru desaturasi O₂pe↑ kerja jantung deposisi fibrin dan disintegrasi sel inflamasi makin meningkat secara prodresive (gray hepatization) resolusi terjadi stlh 8-10 hari bila berlangsung digesti eksudat secara enzimatik reabsorbsi dan pengeluaran oleh mekanisme batuk DIAGNOSTIK Anamnesis demam tinggi, batguk gelisah, rewel, dan sesak nafas. Pada bayi G/ tidak khas, sering tanpa dema dan batuk. Anak besar kadang2 nyeri kepala, nyeri abdomen disertai muntah. Pemeriksaan fisik manifestasi klinik ber- beda2 berdasarkan kelompok umur tertentu. neonatus takipnu, retraksis dada, grunting dan sianosis Bayi lebih tua jarang ditemukan grunting, yang sering takipnu, retraksi dada, sianosis, batuk, demam dan iritabel. Prasekolah demam, batuk (produktif/ nonproduktif), takipnu dan dispnu yg ditandai dg retraksi dinding dada. Sekolah dan remaja s.d.a, nyeri dada, nyeri kepala, dehidrasi dan letargi. Semua kelompok umur pernafasan cuping hidung. Auskultasi pe↓ suara nafas, ronki basah halus (khas pada anak besar pada bayi bisa tidak ditemukan). Perkusi dullness Fremitus suara me↓. Nyeri dada e.c iritasi pleura bila berat gerakan dada me↓ saat inspirasi, anak berbaring ke arah yg sakit dengan kaki fleksi. Nyeri dapat menjalar ke leher, bahu dan perut. PEMERIKSAAN PENUNJANG Rö toraks PA. Rö lateral bila ada efusi pleura. Bayi dan anak kecil gambaran Rö sering tdk sesuai dengan gambaran klinis. Sering klinis t.a.a radiologi pnemoni berat. Rad. tdk dpt bedakan Pnemoni e.c bateri atau virus gambaran Rö klasik dibedakan 3 macam: a. Infiltrat alveolar merupakan konsolidasi lobar/segmental + air bronchogram e.c pneumococcus atau bakteri lain. b. Infiltrat interstesial Pnemoni interstesial e.c virus atau Mycoplasma; gambaran: corakan bronkovaskular beertambah, peribronchial cuffing, overaeration, bila berat pachy consolidation (e.c atelektasi). c. Bronkopnemoni infiltrat difus, bilateral, corakan peribronkial bertambah, infiltrat halus sampai ke perifer (biasanya e.c Stap aureus atau bakteri lain). Stap. Aureus sering dihubungkan dg pneumocele dan efusi pleura (empiema) Mycoplasma sering dg gambaran infiltrat retikular (reticulonodular) pada satu lobus. Laboratorium Leukosit > 15.000/uL, didominasi netrofil pnemoni bakteri dapat juga nonbakteri LED dan C reactive Protein tidak khas Trombositopenia dpt terjadi pd 90% pnemonia empiema. Pemeriksaan sputum tidak berguna
Biakan darah positif 3-11%
Pnemokokus dan H. influenza kultur darah 25-95% positif. Rapid test (antigen bakteri) spesifitas dan sensitifitas rendah Serologis kurang bermanfaat TERAPI Medikamentosa Diagnosis E/ sulit. R/ antibiotika sesuai dg pola K tersering (Strep. Pnemoniae dan H. inluenzae). 0-3 bulan ampisilin dan aminoglikosida, ampisilin-asam klavulonat, amoksisilin- aminoglikosida, sefalosporin generasi 3 3 bln-5 tahun ampisilin-kloramfenikol, amoksisilin-betalaktam, amoksislin/amoksisilin klavulonat, sefalosporine, kotrimoksazol, makrolit ( eritromisin) Usia sekolah (>5 tahun) amoksisilin atau makrolit (eritromisin, klaritromisin, azitromisin ) antibiotik parenteral sampai 48-72 jam stlh demam turun oral 7 – 10 hari Curiga Stafilokok antibiotika 3-4 minggu dengan kloksasilin. Bila alergi pinisilin beri sefazolin, klindamisin, atau vankomisin. Bedah bila terjadi pnemotorak/ pnemomediastenum Suportif O₂ sesuai dg derajat sesaknya, nutrusi parenteral selama masih sesak Rujuk terjadi atelektasis Sp RM MONITORING Dadala 48-72 jam tdk ada respon klinik (sesakdan demam tdk membaik) ganti antibiotik dengan golongan sefalosporin. Tumbang umumnya tidak terpengaruh PROMOTIF/PREVENTIVE
Vaksinasi thd pnemokokus efektifitas 70%,
thd H. Influenza 95%. Kontak di rumah dll. dapat dicegah dg rifampisin KOMPLIKASI Empiema torasis (tersering), perikarditis purulenta, pneumotoraks, infeksi ekstrapulmoner (meningitis purulenta) Umur 2-24 bln (Ilten F dkk) komplikasi miokarditis. Deteksi dengan EKG, pemeriksaan enzim kreatinin kinase