You are on page 1of 13

Genetik dan hipertensi

• Riwayat keluarga dengan hipertensi sering ditemukan pada pasien


hipertensi, dengan heritabilitas berkisar antara 35%-50% pada
sebagian besar studi.
• Beberapa studi telah mengidentifikasi lokus 120 yang berhubungan
dengan regulasi tekanan darah, namun itu hanya menjelaskan sekitar
3.5% dari varian trait.
• Pada kasus yang jarang, phaelochromocytoma dan paraganglioma,
dua penyakit yang diturunkan ini dapat menyebabkan hipertensi.
• Bagaimanapun juga, hipertensi merupakan gangguan heterogenous
dengan multifaktorial etiologi. Uji genetik rutin untuk pasien
hipertensi tidak dianjurkan (Class III, Level C).
Tatalaksana Hipertensi
Efek beneficial terapi hipertensi
• Ada dua strategi yang dikenal untuk menurunkan tekanan darah:
intervensi lifestyle dan terapi farmakologis. Terapi berbasis alat
(device-based therapy) juga dapat digunakan, tetapi belum terbukti
efektif.
• Meta-analisis dari random clinical trial (RCT) menunjukkan penurunan
10 mmHg SBP atau 5 mmHg DBP berhubungan dengan penurunan
signifikan dari: kejadian kardiovaskular sebesar ~20%, semua
penyebab mortalitas ~10-15%, stroke ~35%, penyakit koroner ~20%
dan gagal jantung sebesar ~40%.
• Terapi antihipertensi juga memperlambat progres daripada CKD.
Algoritma Tatalaksana Hipertensi (ESC/ESH 2018)
Target tekanan darah pada terapi hipertensi
• ESC/ESH 2018 merekomendasikan penurunan tekanan darah <140/90
pada semua pasien. Jika terapi well-tolerated, tekanan darah harus
ditargetkan 130/80 atau lebih rendah pada kebanyakan pasien.
• Pada geriatri (>65 thn) SBP harus ditargetkan berkisar 130-140 mmHg
dan DBP <80 mmHg.
• Target SBP harus tidak boleh lebih rendah dari <120 mmHg. Ketika
SBP diturunkan <120 mmHg pada pasien geriatri dan pasien resiko
tinggi (dengan komorbid dan CVD), resiko harm > benefit.
Intervensi gaya hidup pada pasien dengan hipertensi/TD normal-tinggi
• Mengurangi konsumsi garam <5 gr/hari. (Class I, Level A)
• Mengurangi konsumsi alkohol (<14 unit/minggu utk pria & <8 unit/minggu utk
wanita). (Class I, Level A)
• Meningkatkan konsumsi sayuran, buah segar, kacang-kacangan, asam lemak
tak jenuh (minyak zaitun), rendah konsumsi daging merah, dan konsumsi
produk susu rendah lemak. (Class I, Level A)
• Penurunan berat badan pada penderita obesitas. Target BMI 20-25, lingkar
perut <94 cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan. (Class I, Level A)
• Olahraga aerobik rutin (minimal 30 menit , 5-7 kali/minggu). (Class I, Level A)
• Berhenti merokok. Terapi suportif dan rujukan ke program penghentian
merokok direkomendasikan. (Class I, Level B)
Terapi hipertensi berbasis alat (device-based
hypertension treatment)
• Carotid baroreceptor stimulation (pacemaker and stent)
• Renal denervation
• Arteriovenous fistula

Penggunaan device-based therapies tidak direkomendasikan untuk


tatalaksana rutin, kecuali dalam konteks uji klinis dan RCT, hingga
terdapat bukti lebih lanjut mengenai efektivitas dan keamannya (Class
III, Level B).

You might also like