You are on page 1of 63

Elnissi L, Tri Angela A, Stella K

Pembimbing: dr. Jafry, SpOT


Periode 5 Februari-14 April 2018
• Fraktur adalah terputusnya struktur kontinuitas tulang
• Dapat hanya berupa retak atau terpecah
• Dapat berupa fraktur terbuka (compound fracture) atau fraktur
tertutup (simple fracture)
Penyebab Fraktur

kelemahan
Injury stress repetitif abnormal tulang
(fraktur patologis)
• Fraktur Komplit
• Tulang terbagi menjadi
dua atau lebih fragmen
• Bentuk fraktur pada xray
akan membantu
memprediksi kondisi
setelah reduksi
• Fraktur Inkomplit
• Tulang tidak terbagi
secara komplit dan
kontinuitas periosteum
tetap terjaga
• Translasi (shift): fragmen berpindah ke samping, depan, atau
belakang, tergantung pada relasi dengan satu sama lain
• Angulasi: fragmen letak miring / terangulasi satu sama lain
• Rotasi: salah satu fragmen terputar pada axis longitudinalnya,
tulang dapat terlihat lurus namun pada terdapat deformitas
rotasional
• Length: fragmen dapat terpisah, atau dapat tumpang tindih
karena kekauan otot sehingga menyebabkan pemendekan
tulang
1. Penyembuhan dengan
Callus
• Destruksi jaringan dan
pembentukan hematoma
• inflamasi dan proliferasi
selular
• pembentukan callus
• Konsollidasi
• Remodeling
2. Direct union
• gap healing
3. Union, Consolidation, &
non union
• Usia
• Mekanisme injuri -> kemungkinan fraktur patologis
• Nyeri? lebam? bengkak? deformitas?
• Gejala injuri terkait: nyeri/ bengkak daerah lain, kebas atau
tidak dapat digerakkan, sianosis/pucat, hematuria, nyeri perut,
sesak napas, pingsan
• Setelah keadaan emergensi teratasi, tanyakan: riwayat trauma,
kelainan muskuloskeletal yang menyebabkan konfusi, riwayat
penyakit dahlu
• Primary survey (ABCC) & • LOOK
Secondary survey (AMPLE) • Bengkak, lebam, deformitas,
• Status Lokalis: luka terbuka, posisi
ekstremitas distal dan warna
• periksa lokasi injuri yang kulit
aling terlihat terlebih dulu • FEEL
• periksa kerusakan arteri, • lokalisasi nyeri
nervus, dan ligamen • pulsasi dan hipoesthesi
• cari injuri lain di regio • MOVE
yang sama
• jika terdapat Xray. tidak
• cari injuri lain di lokasi disarankan mencari gerakan
yang berjauhan abnormal dan krepitus
• apakah sendi distal dari luka
dapat digerakan
• X RAY: WAJIB! • CT Scan
RULE of Twos • lesi pada spine dan fraktur di
• Two views: AP&L tempat yang 'sulit' seperti
calcaneum dan asetabulum
• Two joints
• Two limbs: pada anak,
• MRI
gambaran epifsis imatur sering • memperlihatkan kemungkinan
disalah artikan sebagai fraktu, kompresi medula spinalis oleh
untuk itu perlu Xray anggota fraktur vertebra
gerak kontralateral yang tidak • Radioisotop scaning
luka • untuk mendiagnosis stress
• Two injuries: gaya yang kuat fracture/ undisplaced fracture
dapat menyebabkan luka pada lainnya
1 level
• Two occasions: pmeriksaan
Xrayulang 1/2 minggu setelah
trauma
1. Terbuka/ tertutup Bentuk Fraktur: transversa,
2. Nama tulang yang fraktur spiral, kominutif
dan lokasi Displacement:
3. Keterlibatan permukaan 1. Shift or translation –
sendi backwards, forwards,
4. Bentuk patah tulang sideways, or longitudinally
5. Stabil/ tidak stabil with impaction or overlap.
6. High energy/ low energy 2. Tilt or angulation –
injury sideways, backwards or
forwards.
7. Identitas pasien cidera
3. Twist or rotation – in any
direction.
1. Injuri pada thorax
• fraktur tulang sternum atau tulang iga berhubungan dengan
injuri pada paru-paru dan jantung
2. Spinal cord injury
• periksa status neurologis untuk membuktikan cedera spinal
cord atau akar saraf dan mendapatkan baseline untuk
komparasi pemeriksaan neurologis selanjutnya
3. Pelvic and abdominal injuries
• frajtur pelvis berhubungan dengan cedera organ visera
• periksa fungsi traktur unrinarius
4. Pectoral girdle injuries
• berhubungan dengan cedera pleksus brachialis dan pembuluh besar di
dasarleher
Masalah: Hold vs Move; Speed Klasifikasi Injuri Tertutup:
vs Safety • 0: fraktur simpel dengan
sedikit atau tidak ada injugan
Tatalaksana: lunak
• Manipulasi untuk memperbaiki • 1: fraktur dengan abrasi
superfisial atau lebam pada
posisi fragmen tulang kulit dan subkutan
• Pemasangan splint untuk • 2: fraktur yang lebih berat
dengan kontusi jaringan lunak
menyatukan patahan tulang dalam dan bengkak
sampai tersambung kembali • 3: injuri berat dengan jaringan
• Menjaga gerakan dan fungsi lunak yang rusak dan
terancam sindrom
sendi kompartemen
• Penyembuhan fraktur
didukung dengan aktivitas
• Tujuan reduksi: adequate
apposition dan normal
alignment fragmen tulang
• Situasi yang tidak
membutuhkan reduksi
• sedikit/ tidak ada displacement
• displacement tidak penting pada
awalnya
• Tindakan reduksi sulit berhasil
• Dua metode reduksi:
• closed reduction:
menggunakan anastesi dan
• kata 'imobilisasi' sudah disingkirkan
• Pembatasan gerakan dibutuhkan untuk penyembuhan jaringan
lunak dan membiarkan gerakan bebas dari daerah yang tidak
cedera
• Metode:
• Continuous traction
• Cast splintage.
• Functional bracing.
• Internal fixation.
• External fixation.
• Traksi pada anggota tubuh
distal dari fraktur sehingga
memberikan tarikan terus
menerus pada axis panjang
dari tulang dengan tahanan
pada arah yang berlawanan
• Jenis Traksi:
• Traksi oleh gaya gravitasi:
pada injuri anggota tubuh
atas
• Traksi kulit: dapat
menahan beban 4-5kg
• Traksi skeletal: Wire atau
Pin dipasang langsung ke
tulang
• Splint menggunakan plaster Komplikasi:
of paris masih sering • Tight cast: nyeri difus,
digunakan untuk fraktur gejala kompresi vaskuler
anggota tubuh bawah dan • Pressure sores: nyeri lokal
fraktur pada anak tepat pada titik yang
• Kecepatan union sama tertekan
dengan traksi • Abrasi/ laserasi kulit
• Sendi yang terbalut plaster of • Loose cast
paris tidak dapat digerakan
dan kaku (fracture disease)
• Kekauan diminimalisir dengan
1. penundaan pemasangan
splintage
• Saat fraktur relah
tereduksi, stockinette
diulir ke sekitar
anggota tubuh yang
cedera, bony points
dilapisi wool.
aplikasikan plaster,
cetakan dijauhkan dari
penonjolan tulang
• jika fraktur masih baru
dan terdapat bengkak,
plaster dan stockinette
dipasahkan dari atas
• menggunakan plaster of
paris atau material
thermoplastik lain untuk
menghindari kekakan
sendi sembari membidai
fraktur
• paling sering digunakan
pada fraktur femur atau
tibia
• Syarat:
• Fraktur dapat
dipertahankan dengan
• Fragmen tulang dapat di perbaiki dengan
• Screw
• plate besi dgn screw
• long intramedular rod dan nail (dgn atau tanpa screw)
• Circumferential band
• Keuntungan
• Precise reduction
• Lebih kuat menahan tulang
• Mengurangi waktu penyembuhan  lebih cepat utk stabil dan bergerak
• Kerugian
• Terjadi sepsis  luka kotor, surgeon, asepsis antisepsis
• Indikasi
• Fraktur tdk dapat di reduksi kecuali dgn operasi
• Fraktur yg tdk stabil dan rentan thd pergeseran tulang stlh di reduksi
• Fraktur yg saat otot bergerak tulang tdk stabil
• Fraktur yg lama dan sulit menyatu (femoral neck)
• Fraktur patologik krn penyakit  lama sembuh
• Multiple fraktur dmn fiksasi secptnya akan mengurangi komplikasi umum
dan kegagalan organ
• Fraktur pada pasien sulit (paraplegia, multiple injuri, org tua)
• Indikasi internal fixasi
• (a) tulang patela
• (b) fraktur dislokasi ankle 
kurang stabil stlh reduksi
• (c) fraktur neck femoral 
Pasien orangtua, sulit utk
menyatu
• (d) fraktur patologik pada
tulang Paget  tanpa internal
fiksasi tdk akan menyatu
• Intefragmentary screws Intramedullary
Intefragmentary
Wire
cerclageTransfixing
• Plate and screw nail and
screws
• Intramedullary nail •
Plate
tension
dpt
and
band
dgunakan
• •reduksi
masuk
screw single
ke fraktur
• Wire Transfixing utk mayor
• Cerclage and tension band •fragment
kanal
melewati
fragment
tubular atau
ke 2
medular
• Untuk
& adametafiseal,
nail di
fragment
•diafisis
Pada
menyatukan pasien
(ulna
prox
tulang
radius)
distal
penyembuhannya
dan
fraktur
kembali
tulang
cepat (anak)
dan

diketatkan
tulang
fraktur
kadang tulang
external
•panjang
Utk
utk tulang
kompresi
metafisis
splintage
panjang
tulang
diperlukan patah
(cast)
• Teknik yg buruk
• Alat2 yg jelek dan lemah
• Keadaan pasien (luka) yg buruk
• Infeksi
• Non-union
• Kegagalan implant
• Refracture
• Utk tibia, pelvis, femur, humerus, lower radius, tulang2 di tangan
• Indikasi:
• Fraktur dengan luka yg terkontaminasi
• Perlu pemeriksaan luka terus-menerus, atau operasi plastik
• Fraktur sekitar sendi yg membengkak
• Multiple injury (fraktur bilateral femoral, fraktur pelvis dgn eprdarahan
masif, tulang belakang dan dada atau kepala)
• Merusak struktur soft tissue  merusak saraf, pembuluh,
ligament dan menghalangi pergerakan sendi
• Overdistraction  jika penempatannya tidak sesuai
• Pin track infeksi  luka yg kotor menyebabkan infeksi

• External fiksasi harus di ganti ke internal fiksasi


• Kurang dari 7 hari
• Lukanya tidak kotor
• Internal fiksasi dapat mengontrol fraktur dgn sama baiknya
• Untuk pasien secara keseluruhan
• Reduksi odem
• Mengembalikan kekuatan otot
• Mengembalikan pasien utk ke aktivitas normal
• Penanganan secara umum ATLS
• Bersihkan luka
• Antibiotik (amoxiclav / cefuroxime, klindamisin)
• Tetanus profilaksis (TT/ antiserum)
• Cek status neurologis
• Stabilisasi fraktur
• Kehilangan darah  syok
• Emboli lemak
• Gagal nafas
• Lokal komplikasi dapat di bagi menjadi jangka pendek
(seminggu pertama) dan jangka panjang
• Visceral injury  pneumothorax (ribs), bladder, uretra (pelvic)
• Vascular injury arteri dan vena terpotong, sobek kompresi/
kontusio  jaringan iskemik  nekrosis
• Nerve injury  closed (spontan recovery dlm 4 bulan), open (repair
langsung) , acute( mati rasa dlm 48 jam teratasi  dekompresi/
eksplorasi)
• Compartment syndrome  pain, parastesia, pucat, paralisis, nadi tdk
teraba
• Hemartrosis  fraktur yg berhubungan dgn sendi  nyeri dan
bengkak  aspirasi darah
• Infeksi  open fraktur > closed fraktur
• Gangren  infeksi clostridium welchii (anaerobic)  24 jam stlh
cidera  intens nyeri, cairan kecoklatan, berbau busuk
• Fracture blisters  vesikel (cairan bening / darah)
• Plaster and pressure sores  kulit tertekan ke tulang
• Fraktur yang belum menyatu dalam waktu yang dianggap
sebagai jumlah yang wajar untuk fraktur tipe tersebut di lokasi
tersebut.
Biological
• suplai darah tidak adekuat, kerusakan jaringan lunak
yang luas, periosteal stripping
Biomechanical
• Splintage yang tidak sempurna, fiksasi yang terlalu
kaku, infeksi
Patient related
• kepercayaan pasien
• Nyeri fraktur tetap ada dan,
jika tulang mengalami stress
atau tekanan, nyeri mungkin
akut.
• X-ray: garis fraktur tetap
terlihat dan ada formasi
kalus atau periosteal yang
sangat sedikit atau tidak
lengkap. Namun, ujung
tulang tidak mengalami
sklerosis atau atrofi.
KONSERVATIF OPERATIF

• menghilangkan • Namun, jika


kemungkinan etiologi persatuan tertunda
• menyediakan selama lebih dari 6
lingkungan yang bulan dan tidak ada
paling sesuai. tanda-tanda
pembentukan kalus &
fiksasi internal 
pencangkokan tulang
diindikasikan.
• Delayed union dapat menjadi non union,
terlihat bahwa fraktur tidak akan menyatu
tanpa intervensi.
• Bagian fraktur dapat bergerak, nyeri
menghilang, batas fraktur menjadi
pseudoartrosis
• X-ray: Fraktur ini terlihat jelas tetapi tulang di kedua sisinya
mungkin menunjukkan kalus atau atrofi yang hebat. Penampilan
kontras ini telah menyebabkan nonunion dibagi menjadi tipe
hipertrofik dan atrofik.
• Hipertropi  menunjukkan bahwa osteogenesis masih aktif
tetapi tidak cukup mampu menjembatani kesenjangan.
• Atrofiosteogenesis tampaknya telah berhenti. Ujung tulang
meruncing atau bundar tanpa saran pembentukan tulang baru.
• Penyebab Ketika berhadapan dengan masalah non union,
empat pertanyaan harus diatasi.
CASS: Contact, Alignment , Stabilitas , Stimulasi

(1) jaringan lunak yang


buruk (baik dari (2) infeksi lokal
cedera atau
pembedahan)

(3) penyalahgunaan
narkoba terkait, obat- (4) ketidakpatuhan
obatan anti-inflamasi pada bagian pasien.
atau sitotoksik
imunosupresan
KONSERVATIF OPERATIF

• Splint yang dapat • Hypertrophic tanpa


dilepas. adanya deformitas,
• Hypertrofic fiksasi yang sangat kaku
pengikatan fungsional saja dapat
mungkin cukup untuk menyebabkan
menginduksi persatuan, penyatuan.
tetapi splintage sering • Atrofi non-union,
perlu dipakai lama Jaringan fibrosa di celah
fraktur, serta ujung
tulang yang keras dan
sklerotik dieksisi dan
cangkok tulang dikemas
di sekitar fraktur.
• Ketika fragmen bergabung dalam posisi yang tidak
memuaskan (angulasi yang tidak dapat diterima, rotasi atau
pemendekan)fraktur dikatakan malunited.
• Penyebabnya adalah kegagalan untuk mengurangi fraktur
secara adekuat, kegagalan menahan reduksi saat
penyembuhan berlangsung.
• Gambaran klinis Kelainan bentuk biasanya jelas, tetapi
kadang-kadang luasnya malunion jelas hanya pada x-ray.
• Deformitas rotasi dari fraktur metacarpal dideteksi dengan
meminta pasien untuk memantulkan jari ke telapak tangan dan
melihat apakah penampilan berbentuk kipas biasa normal
direproduksi .
• 1. Pada orang dewasa, fraktur harus dikurangi sedekat
mungkin dengan posisi anatomis. Angulasi lebih dari 10–15
derajat dalam tulang panjang atau deformitas rotasi 
remanipulasi, atau dengan osteotomy dan fiksasi.
• 2. Pada anak-anak, deformitas sudut dekat ujung tulang akan
remodeling dengan berjalannya waktu
• 3. Pada ekstremitas bawah, pemendekan lebih dari 2,0 cm
jarang diterima oleh pasien dan prosedur penyamaan panjang
ekstremitas dapat diindikasikan.
• 4. Harapan pasien.
Daerah tertentu terkenal karena kecenderungan mereka untuk
mengembangkan iskemia dan tulang nekrosis setelah cedera

kepala tulang paha


Os skafoid
Os lunatum
Body of talus
• Tidak ada gejala yang terkait dengan nekrosis avaskular,
tetapi jika fraktur gagal menyatu atau jika tulang kolaps,
pasien mungkin mengeluh nyeri.
• X-ray menunjukkan peningkatan karakteristik kepadatan x-ray.
• Pada orang tua dengan nekrosis kepala femoral artroplasti
adalah pilihan yang jelas; pada orang yang lebih muda,
osteotomi atau arthrodesis.
• Nekrosis avaskular pada skafoid atau talus mungkin tidak
memerlukan lebih dari pengobatan simptomatik, tetapi
arthrodesis pergelangan tangan atau pergelangan kaki
kadang diperlukan.
• Deformitas tulang atau sendi dapat menyebabkan jeratan
saraf lokal dengan fitur khas seperti mati rasa atau
parestesia, kehilangan kekuatan dan pengecilan otot dalam
distribusi saraf yang terkena.

Saraf ulnaris
• karena siku valgus setelah kondilus lateral yang
malunited atau fraktur suprakondilaris;
Saraf median
• setelah cedera di sekitar pergelangan tangan

Saraf tibialis posterior,


• Ssetelah fraktur di sekitar pergelangan kaki.
• Fraktur stres adalah salah satu yang terjadi pada tulang
normal pasien yang sehat, karena tidak ada insiden traumatis
yang spesifik tetapi untuk tekanan berulang yang kecil dari
dua jenis utama: menunduk dan kompresi.
• Dengan stres berulang, resorpsi osteoklastik melebihi
pembentukan osteoblastik dan zona kelemahan relatif
berkembang - akhirnya mengarah pada penurunan densitas
tulang.
• Batang humerus
• Pars interarticularis dari vertebra lumbal ke lima (menyebabkan
spondilolisis)
• Rami pubis (inferior pada anak-anak, baik rami pada dewasa)
• Leher femur (pada usia berapapun);
• Poros femoralis
• Patela (anak-anak dan dewasa muda)
• Tibial shaft (sepertiga proksimal di anak, sepertiga distal ada
atlet
• Mungkin ada riwayat aktivitas yang tidak biasa dan berulang
atau salah satu program latihan fisik yang berat.
• Urutan umum kejadian adalah: nyeri setelah olahraga - nyeri
saat berolahraga - nyeri tanpa olahraga.
• Kadang-kadang pasien hanya muncul setelah fraktur telah
sembuh dan mungkin kemudian mengeluhkan benjolan (kalus).
Pasien biasanya sehat.
• Situs yang terpengaruh mungkin bengkak atau merah.
Terkadang terasa hangat dan biasanya lembut; kalus dapat
teraba.

Foto rontgen polos yang diambil
beberapa minggu kemudian mungkin
menunjukkan cacat transversus kecil
di korteks dan / atau pembentukan
tulang baru periosteal lokal.
Gambaran khas lainnya adalah fraktur
osteoartikular kecil - paling sering dari
kubah kondilus femur medial di lutut
atau permukaan atas talus di
pergelangan kaki.
• Tidak memerlukan perawatan selain perban elastis dan
penghindaran aktivitas yang menyakitkan sampai lesi sembuh;
• Pengecualian penting adalah fraktur stres leher femoralis. Ini
harus dicurigai pada semua orang lanjut usia yang mengeluh
sakit di pinggul yang tidak ada penyebab yang jelas dapat
ditemukan.
• Tulang yang retak spontan, atau setelah cedera sepele, harus
dianggap tidak normal sampai terbukti sebaliknya.
• Pasien yang lebih tua harus selalu ditanya tentang penyakit
atau operasi sebelumnya. Tumor ganas, tidak peduli berapa
lama yang lalu, mungkin menjadi sumber lesi metastasis yang
terlambat; riwayat gastrektomi, malabsorpsi usus, alkoholisme
kronis atau terapi obat berkepanjangan harus menyarankan
gangguan tulang metabolik.
• Gejala seperti kehilangan berat badan, nyeri, benjolan, batuk
atau hematuria.
• Tanda-tanda lokal dari penyakit tulang (sinus yang terinfeksi,
bekas luka lama, pembengkakan atau deformitas) tidak boleh
dilewatkan.
• <20 tahun penyebab umum fraktur patologis adalah tumor
tulang jinak dan kista.
• > 40 tahun, penyebab umum adalah multiple myeloma,
karsinoma sekunder, dan penyakit Paget.
pembentukan kista, erosi
kortikal, trabekulasi
abnormal dan penebalan
periosteal harus dicari.
Jenis fraktur juga penting:
fraktur kompresi vertebral
mungkin disebabkan oleh
osteoporosis berat atau
osteomalasia, tetapi bisa
juga disebabkan oleh
metastasis tulang atau
mieloma.
• Kompresi vertebral pada pria yang lebih muda dari 75 tahun
harus dianggap sebagai 'patologis' sampai terbukti sebaliknya.
TERIMA KASIH

You might also like