Professional Documents
Culture Documents
kelemahan
Injury stress repetitif abnormal tulang
(fraktur patologis)
• Fraktur Komplit
• Tulang terbagi menjadi
dua atau lebih fragmen
• Bentuk fraktur pada xray
akan membantu
memprediksi kondisi
setelah reduksi
• Fraktur Inkomplit
• Tulang tidak terbagi
secara komplit dan
kontinuitas periosteum
tetap terjaga
• Translasi (shift): fragmen berpindah ke samping, depan, atau
belakang, tergantung pada relasi dengan satu sama lain
• Angulasi: fragmen letak miring / terangulasi satu sama lain
• Rotasi: salah satu fragmen terputar pada axis longitudinalnya,
tulang dapat terlihat lurus namun pada terdapat deformitas
rotasional
• Length: fragmen dapat terpisah, atau dapat tumpang tindih
karena kekauan otot sehingga menyebabkan pemendekan
tulang
1. Penyembuhan dengan
Callus
• Destruksi jaringan dan
pembentukan hematoma
• inflamasi dan proliferasi
selular
• pembentukan callus
• Konsollidasi
• Remodeling
2. Direct union
• gap healing
3. Union, Consolidation, &
non union
• Usia
• Mekanisme injuri -> kemungkinan fraktur patologis
• Nyeri? lebam? bengkak? deformitas?
• Gejala injuri terkait: nyeri/ bengkak daerah lain, kebas atau
tidak dapat digerakkan, sianosis/pucat, hematuria, nyeri perut,
sesak napas, pingsan
• Setelah keadaan emergensi teratasi, tanyakan: riwayat trauma,
kelainan muskuloskeletal yang menyebabkan konfusi, riwayat
penyakit dahlu
• Primary survey (ABCC) & • LOOK
Secondary survey (AMPLE) • Bengkak, lebam, deformitas,
• Status Lokalis: luka terbuka, posisi
ekstremitas distal dan warna
• periksa lokasi injuri yang kulit
aling terlihat terlebih dulu • FEEL
• periksa kerusakan arteri, • lokalisasi nyeri
nervus, dan ligamen • pulsasi dan hipoesthesi
• cari injuri lain di regio • MOVE
yang sama
• jika terdapat Xray. tidak
• cari injuri lain di lokasi disarankan mencari gerakan
yang berjauhan abnormal dan krepitus
• apakah sendi distal dari luka
dapat digerakan
• X RAY: WAJIB! • CT Scan
RULE of Twos • lesi pada spine dan fraktur di
• Two views: AP&L tempat yang 'sulit' seperti
calcaneum dan asetabulum
• Two joints
• Two limbs: pada anak,
• MRI
gambaran epifsis imatur sering • memperlihatkan kemungkinan
disalah artikan sebagai fraktu, kompresi medula spinalis oleh
untuk itu perlu Xray anggota fraktur vertebra
gerak kontralateral yang tidak • Radioisotop scaning
luka • untuk mendiagnosis stress
• Two injuries: gaya yang kuat fracture/ undisplaced fracture
dapat menyebabkan luka pada lainnya
1 level
• Two occasions: pmeriksaan
Xrayulang 1/2 minggu setelah
trauma
1. Terbuka/ tertutup Bentuk Fraktur: transversa,
2. Nama tulang yang fraktur spiral, kominutif
dan lokasi Displacement:
3. Keterlibatan permukaan 1. Shift or translation –
sendi backwards, forwards,
4. Bentuk patah tulang sideways, or longitudinally
5. Stabil/ tidak stabil with impaction or overlap.
6. High energy/ low energy 2. Tilt or angulation –
injury sideways, backwards or
forwards.
7. Identitas pasien cidera
3. Twist or rotation – in any
direction.
1. Injuri pada thorax
• fraktur tulang sternum atau tulang iga berhubungan dengan
injuri pada paru-paru dan jantung
2. Spinal cord injury
• periksa status neurologis untuk membuktikan cedera spinal
cord atau akar saraf dan mendapatkan baseline untuk
komparasi pemeriksaan neurologis selanjutnya
3. Pelvic and abdominal injuries
• frajtur pelvis berhubungan dengan cedera organ visera
• periksa fungsi traktur unrinarius
4. Pectoral girdle injuries
• berhubungan dengan cedera pleksus brachialis dan pembuluh besar di
dasarleher
Masalah: Hold vs Move; Speed Klasifikasi Injuri Tertutup:
vs Safety • 0: fraktur simpel dengan
sedikit atau tidak ada injugan
Tatalaksana: lunak
• Manipulasi untuk memperbaiki • 1: fraktur dengan abrasi
superfisial atau lebam pada
posisi fragmen tulang kulit dan subkutan
• Pemasangan splint untuk • 2: fraktur yang lebih berat
dengan kontusi jaringan lunak
menyatukan patahan tulang dalam dan bengkak
sampai tersambung kembali • 3: injuri berat dengan jaringan
• Menjaga gerakan dan fungsi lunak yang rusak dan
terancam sindrom
sendi kompartemen
• Penyembuhan fraktur
didukung dengan aktivitas
• Tujuan reduksi: adequate
apposition dan normal
alignment fragmen tulang
• Situasi yang tidak
membutuhkan reduksi
• sedikit/ tidak ada displacement
• displacement tidak penting pada
awalnya
• Tindakan reduksi sulit berhasil
• Dua metode reduksi:
• closed reduction:
menggunakan anastesi dan
• kata 'imobilisasi' sudah disingkirkan
• Pembatasan gerakan dibutuhkan untuk penyembuhan jaringan
lunak dan membiarkan gerakan bebas dari daerah yang tidak
cedera
• Metode:
• Continuous traction
• Cast splintage.
• Functional bracing.
• Internal fixation.
• External fixation.
• Traksi pada anggota tubuh
distal dari fraktur sehingga
memberikan tarikan terus
menerus pada axis panjang
dari tulang dengan tahanan
pada arah yang berlawanan
• Jenis Traksi:
• Traksi oleh gaya gravitasi:
pada injuri anggota tubuh
atas
• Traksi kulit: dapat
menahan beban 4-5kg
• Traksi skeletal: Wire atau
Pin dipasang langsung ke
tulang
• Splint menggunakan plaster Komplikasi:
of paris masih sering • Tight cast: nyeri difus,
digunakan untuk fraktur gejala kompresi vaskuler
anggota tubuh bawah dan • Pressure sores: nyeri lokal
fraktur pada anak tepat pada titik yang
• Kecepatan union sama tertekan
dengan traksi • Abrasi/ laserasi kulit
• Sendi yang terbalut plaster of • Loose cast
paris tidak dapat digerakan
dan kaku (fracture disease)
• Kekauan diminimalisir dengan
1. penundaan pemasangan
splintage
• Saat fraktur relah
tereduksi, stockinette
diulir ke sekitar
anggota tubuh yang
cedera, bony points
dilapisi wool.
aplikasikan plaster,
cetakan dijauhkan dari
penonjolan tulang
• jika fraktur masih baru
dan terdapat bengkak,
plaster dan stockinette
dipasahkan dari atas
• menggunakan plaster of
paris atau material
thermoplastik lain untuk
menghindari kekakan
sendi sembari membidai
fraktur
• paling sering digunakan
pada fraktur femur atau
tibia
• Syarat:
• Fraktur dapat
dipertahankan dengan
• Fragmen tulang dapat di perbaiki dengan
• Screw
• plate besi dgn screw
• long intramedular rod dan nail (dgn atau tanpa screw)
• Circumferential band
• Keuntungan
• Precise reduction
• Lebih kuat menahan tulang
• Mengurangi waktu penyembuhan lebih cepat utk stabil dan bergerak
• Kerugian
• Terjadi sepsis luka kotor, surgeon, asepsis antisepsis
• Indikasi
• Fraktur tdk dapat di reduksi kecuali dgn operasi
• Fraktur yg tdk stabil dan rentan thd pergeseran tulang stlh di reduksi
• Fraktur yg saat otot bergerak tulang tdk stabil
• Fraktur yg lama dan sulit menyatu (femoral neck)
• Fraktur patologik krn penyakit lama sembuh
• Multiple fraktur dmn fiksasi secptnya akan mengurangi komplikasi umum
dan kegagalan organ
• Fraktur pada pasien sulit (paraplegia, multiple injuri, org tua)
• Indikasi internal fixasi
• (a) tulang patela
• (b) fraktur dislokasi ankle
kurang stabil stlh reduksi
• (c) fraktur neck femoral
Pasien orangtua, sulit utk
menyatu
• (d) fraktur patologik pada
tulang Paget tanpa internal
fiksasi tdk akan menyatu
• Intefragmentary screws Intramedullary
Intefragmentary
Wire
cerclageTransfixing
• Plate and screw nail and
screws
• Intramedullary nail •
Plate
tension
dpt
and
band
dgunakan
• •reduksi
masuk
screw single
ke fraktur
• Wire Transfixing utk mayor
• Cerclage and tension band •fragment
kanal
melewati
fragment
tubular atau
ke 2
medular
• Untuk
& adametafiseal,
nail di
fragment
•diafisis
Pada
menyatukan pasien
(ulna
prox
tulang
radius)
distal
penyembuhannya
dan
fraktur
kembali
tulang
cepat (anak)
dan
•
diketatkan
tulang
fraktur
kadang tulang
external
•panjang
Utk
utk tulang
kompresi
metafisis
splintage
panjang
tulang
diperlukan patah
(cast)
• Teknik yg buruk
• Alat2 yg jelek dan lemah
• Keadaan pasien (luka) yg buruk
• Infeksi
• Non-union
• Kegagalan implant
• Refracture
• Utk tibia, pelvis, femur, humerus, lower radius, tulang2 di tangan
• Indikasi:
• Fraktur dengan luka yg terkontaminasi
• Perlu pemeriksaan luka terus-menerus, atau operasi plastik
• Fraktur sekitar sendi yg membengkak
• Multiple injury (fraktur bilateral femoral, fraktur pelvis dgn eprdarahan
masif, tulang belakang dan dada atau kepala)
• Merusak struktur soft tissue merusak saraf, pembuluh,
ligament dan menghalangi pergerakan sendi
• Overdistraction jika penempatannya tidak sesuai
• Pin track infeksi luka yg kotor menyebabkan infeksi
(3) penyalahgunaan
narkoba terkait, obat- (4) ketidakpatuhan
obatan anti-inflamasi pada bagian pasien.
atau sitotoksik
imunosupresan
KONSERVATIF OPERATIF
Saraf ulnaris
• karena siku valgus setelah kondilus lateral yang
malunited atau fraktur suprakondilaris;
Saraf median
• setelah cedera di sekitar pergelangan tangan