You are on page 1of 13

LABIOPALATOSKHIZIZ

Di susun oleh:
DINA SEPTYANINGRUM
2016.16.002
PENGERTIAN LABIOPALATOSKHIZIZ

Labiopalatoskhiziz adalah merupakan kongenital


anomali yang berupa adanya kelainan bentuk pada
struktur wajah. Palatoskisis adalah adanya celah pada
garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan
penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12
minggu.
ETIOLOGI CELAH BIBIR
 Etiologi celah bibir adalah multifaktorial dan etiologi
celah bibir belum dapat diketahui secara pasti.
Pembentukan bibir terjadi pada masa embrio minggu
keenam sampai minggu kesepuluh kehamilan.
Penyebab kelainan ini dipengaruhi berbagai faktor,
disamping faktor genetik sebagai penyebab celah
bibir, juga faktor non genetik.
Faktor genetik
Dasar genetik terjadinya celah bibir dikatakan
sebagai gagalnya mesodermal berproliferasi melintasi garis
pertemuan, di mana bagian ini seharusnya bersatu dan biasa
juga karena atropi dari pada epithelium ataupun tidak
adanya perubahan otot pada epithelium ataupun tidak
adanya perubahan otot pada daerah tersebut.
Teori lain mengatakan bahwa celah bibir
terjadi karena:
 Dengan bertambahnya usia ibu hamil dapat
menyebabkan ketidak kebalan embrio terhadap
terjadinya celah.
 Adanya abnormalitas dari kromosom menyebabkan
terjadinya malformasi kongenital yang ganda.
 Adanya tripel autosom sindrom termasuk celah mulut
yang diikuti dengan anomali kongenital yang lain.
Faktor Non-Genetik
Beberapa hal yang berperan penyebab terjadinya
celah bibir :
 Kurang daya perkembangan
 Radiasi merupakan bahan-bahan teratogenik yang
potent
 Infeksi penyakit menular sewaktu trimester pertama
kehamilan yang dapat menganngu foetus
 Gangguan endokrin
 Pemberian hormon seks, dan tyroid
 Merokok, alkohol, dan modifikasi pekerjaan.
Faktor-faktor ini mempertinggi insiden terjadinya celah
mulut, tetapi intensitas dan waktu terjadinya lebih
penting dibandingkan dengan jenis faktor lingkungan
yang spesifik.
Klasifikasi celah bibir dan celah langit-langit
Klasifikasi yang diusulkan oleh Veau dibagi
dalam 4 golongan yaitu :
 Golongan I : Celah pada langit-langit lunak (gambar 1).
 Golongan II : Celah pada langit-langit lunak dan keras
dibelakang foramen insisivum (gambar 2).
 Golongan III : Celah pada langit-langit lunak dan keras
mengenai tulang alveolar dan bibir pada satu sisi (gambar
3).
 Golongan IV : Celah pada langit-langit lunak dan keras
mengenai tulang alveolar dan bibir pada dua sisi (gambar
4).
Gambar 1. A. Celah pada langit-langit lunak saja. B. Celah
pada langit-langit lunak dan keras. C. Celah yang meliputi
langit-langit dan lunak keras juga alveolar pada satu sisi. D.
Celah yang meliputi langit lunak dan keras juga alveolar dan
bibir pada dua sisi.
 Gambar 2. (A) Celah bibir unilateral tidak
komplit, (B) Celah bibir unilateral (C)
Celah bibir bilateral dengan celah langit-
langit dan tulang alveolar, (D) Celah
langit-langit.
Komplikasi jika tidak dilakukan pembedahan

a. Masalah asupan makanan

b. Masalah dental

c. Infeksi telinga

d. Gangguan berbicara
TERIMAKASIH

You might also like