You are on page 1of 23

JOURNAL READING

Preeclampsia: Pathophysiology and the


Maternal-Fetal Risk
Aulannisa Handayani
Data Jurnal

 Judul Artikel : Preeclampsia: Pathophysiology and the Maternal-Fetal


Risk
 Judul Jurnal : Journal of Hypertension and Management
 Penulis : Gibran Khalil and Afshan Hameed
 Penerbit : Clinmed International Library
 Volume :3
 Isu :1
 Halaman : 1-5
 Tahun terbit : 2017
 Jenis Jurnal : Article Review
Apa itu Preeklampsia?

 Onset baru hipertensi dan disfungsi organ disertai proteinuria setelah 20 minggu kehamilan.

 Preeklamsia merupakan 5% komplikasi kehamilan di seluruh dunia dan merupakan salah satu
penyebab utama morbiditas ibu dan janin dan bahkan kematian.

 Proteinuria : ≥300 mg protein dalam pengumpulan urin 24 jam atau rasio protein untuk kreatinin 0,3
mg / dL menggunakan protein urin spot dan kreatinin urin spot.

 Hipertensi pada kehamilan : tekanan darah lebih besar dari 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik, atau
keduanya.
Subklasifikasi Preeklampsia

 Preeklampsia tanpa gejala yang  Preeklampsi Berat: tekanan darah


berat (preeklamsia ringan") : lebih besar dari 160 mmHg sistolik
hipertensi dengan proteinuria atau diastolik lebih besar dari 110
tanpa gejala dan / atau kelainan mmHg, atau keduanya ditambah
tambahan dalam hasil dengan adanya bukti disfungsi
laboratorium. organ akhir.

 Eklampsia : fase kejang pada  Sindrom HELLP sekumpulan


preeklamsia yang ditandai dengan kelainan laboratorium
aktivitas kejang umum tonik-klonik.
 Biasanya didahului oleh gejala-gejala (Hemolisis, Peningkatan enzim
awal seperti nyeri kepala berat, Hati, dan Trombositopenia)
hyperreflexia, penglihatan kabur, umumnya terjadi tanpa
fotofobia, nyeri epigastrium atau peningkatan tekanan darah
kanan kuadran atas, dan / atau
perubahan status mental. yang signifikan.
 Hipertensi kronis:
Hpertensi yang sudah ada sebelumnya dan didiagnosis sebelum kehamilan
atau sebelum minggu ke-20 kehamilan.
Biasanya, tekanan darah tidak memburuk selama kehamilan dan pasien tetap
hipertensi setelah periode postpartum (6-8 minggu).
 Hipertensi gestasional : diagnosis eksklusi untuk wanita hamil yang tidak
memenuhi kriteria untuk preeklamsia atau hipertensi kronis.
Tabel 1. Disfungsi Organ Akhir Pada Preeklampsia
Bagaimana Patofisiologi Preeklampsia?

Plasentasi abnormal
 Pada kehamilan normal : trofoblas memulai invasi ke pembuluh darah miometrium dengan
melakukan remodelling arteri spiral maternal (dari arteriol kecil, berotot, dan resistensi tinggi ->
arteri kaliber besar dengan kapasitansi tinggi)
 Remodelling dimulai pada akhir trimester pertama dan selesai pada usia kehamilan 18-20
minggu.
 Kegagalan proses remodeling lengkap -> persistensi arteri spiral resistensi tinggi menghambat
perfusi plasenta -> "hipoksemia relatif" -> disfungsi sel endotel pada ibu.
 Disfungsi sel endotel sistemik maternal bermanifestasi dalam tanda dan gejala yang
mencerminkan vasokonstriksi maternal dan kerusakan multi-organ.
 Perfusi hipo plasenta -> penyebab dan efek dari plasentasi abnormal -> meningkatnya
kebutuhan unit feto-placental saat kehamilan berlangsung.
Bagaimana Patofisiologi Preeklampsia?

 Faktor imunologi
 Preeklampsia cenderung mempengaruhi kehamilan pertama (naif terhadap antigen paternal / fetal)
dan paparan berulang terhadap antigen paternal / fetal cenderung menurunkan risiko penyakit.
 Risiko lebih tinggi mengalami preeklamsia: pasangan baru dalam kehamilan berikutnya dan jarak
kehamilan yang panjang, menggunakan kontrasepsi, atau konsepsi melalui inseminasi buatan
mengarah ke.
 Wanita yang hamil melalui donor telur -> >2x lipat risiko preeklamsia.
 Kehamilan yang dikandung melalui teknik reproduksi dibantu mengalami peningkatan 4x kali lipat
dibandingkan kehamilan yang dikandung secara alami.
 Interaksi antara vili trofoblas dan sel natural killer menentukan implantasi plasenta.
 Implantasi plasenta yang abnormal diduga disebabkan oleh peningkatan aktivitas sel NK karena
persilangan antara gen ibu dan ayah.
Bagaimana Patofisiologi Preeklampsia?

 Faktor imunologi
 Preeklampsia cenderung mempengaruhi kehamilan pertama (naif terhadap antigen paternal / fetal)
dan paparan berulang terhadap antigen paternal / fetal cenderung menurunkan risiko penyakit.
 Risiko lebih tinggi mengalami preeklamsia: pasangan baru dalam kehamilan berikutnya dan jarak
kehamilan yang panjang, menggunakan kontrasepsi, atau konsepsi melalui inseminasi buatan
mengarah ke.
 Wanita yang hamil melalui donor telur -> >2x lipat risiko preeklamsia.
 Kehamilan yang dikandung melalui teknik reproduksi dibantu mengalami peningkatan 4x kali lipat
dibandingkan kehamilan yang dikandung secara alami.
 Interaksi antara vili trofoblas dan sel natural killer menentukan implantasi plasenta.
 Implantasi plasenta yang abnormal diduga disebabkan oleh peningkatan aktivitas sel NK karena
persilangan antara gen ibu dan ayah.
Bagaimana Patofisiologi Preeklampsia?

 Inflamasi dan / atau infeksi

 Serpihan dari lapisan luar trofoblas berkontribusi terhadap inflamasi ibu dan
beberapa sindrom.
 DNA plasenta yang dilepaskan ke sirkulasi ibu dan janin (sirkulasi ibu) bisa
berperan dalam karakteristik inflamasi yang terlibat dengan preeklampsia.
 Dalam penelitian , risiko preeklampsia meningkat pada wanita dengan
infeksi saluran kemih dan penyakit periodontal.
Bagaimana Patofisiologi Preeklampsia?

 Faktor genetik

 Wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan memiliki riwayat keluarga preeklampsia memiliki risiko
lebih tinggi mengalami preeklampsia.
 Risiko preeklampsia meningkat secara signifikan pada wanita yang sebelumnya mengalami
preeklamsia.
 Para pasangan pria yang ibunya memiliki preeklamsia lebih mungkin mengalami preeklampsia.
 Seorang wanita yang hamil oleh seorang pria yang memiliki pasangan preeklampsia sebelumnya
memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini.
 Sebagian besar data menunjukkan bahwa gen ibu dan ayah memiliki peran dalam pembentukan defek
pada plasenta dan preeklamsia berikutnya.
 Hipoksia dan iskemia plasenta adalah jalur utama dalam patogenesis preeklamsia dengan pelepasan
faktor vasoaktif ke dalam sirkulasi ibu dan disfungsi sel endotel yang mengarah ke tanda dan gejala
preeklampsia.
Apa Faktor Risiko Preeklampsia?
 Tabel 2. Faktor Risiko Preeklampsia

Risiko tertinggi :
 sindrom antibodi antiphospholipid ibu
-> risiko 9x lebih tinggi menyebabkan
preeklampsia
 riwayat preeklamsia pada kehamilan
sebelumnya -> risiko 7x lipat.
Selain itu, keparahan preeklamsia pada
kehamilan sebelumnya dikaitkan dengan
risiko yang lebih tinggi untuk
preeklampsia pada kehamilan
berikutnya.
Faktor-faktor lain :
diabetes, hipertensi, kehamilan multipel,
reproduksi yang dibantu, dan obesitas.
Bagaimana Preeklamsia Mempengaruhi Ibu
dan Janin?

 Perfusi plasenta yang menurun -> penurunan aliran darah ke janin.


 Komplikasi pada janin : kelahiran prematur, pertumbuhan janin terhambat,
dan abrupsi plasenta.
 Komplikasi maternal : kerusakan sistem organ termasuk edema paru,
kejang, gagal ginjal, hematoma / ruptur hepar, dan komplikasi perdarahan.
 Secara histologis, temuan klasik pada ginjal ibu yakni pembengkakan dan
pembesaran sel endotel kapiler glomerulus.
 Keterlibatan okuler dapat diketahui dengan vasospasme dan edema retina.
Ablasi retina dan kebutaan kortikal dapat terjadi pada kasus-kasus ekstrim.
Apa Saja Maternal Outcomes yang
berhubungan dengan Preeklampsia?

 Eklampsia -> komplikasi sekitar 2-3% wanita yang didiagnosis


dengan preeklamsia dengan gejala berat yang tidak menerima
profilaksis anti-kejang (magnesium sulfat) dan 0,6% wanita yang
didiagnosis dengan preeklamsia tanpa gejala yang berat (PER).
 Eklampsia dapat menyebabkan morbiditas ibu yang signifikan
dan bahkan kematian.
 Sekuele neurologis permanen dari iskemia otak atau hemoragi
adalah penyebab kematian maternal yang paling umum, dengan
angka kematian ibu berkisar antara 0-14%.
Apa Saja Fetal Outcome Pada Preeklamsia?

 Preeklamsia -> perfusi plasenta menurun.


 Komplikasi utama : pertumbuhan janin intrauterin terhambat dan
oligohidramnion, kematian perinatal (berkaitan dengan persalinan prematur,
abrupsi plasenta, dan asfiksia intrauterin).
 Menurut Liu, dkk. angka kematian janin dalam penelitian kohort berbasis
populasi adalah 10.8 per 1.000 kelahiran dengan morbiditas dan mortalitas janin
saat eklampsia.
 Fetal outcomes pada kehamilan dengan komplikasi preeklampsia sangat
dipengaruhi oleh usia kehamilan pada saat persalinan.
 Komplikasi neonatal : Necrotizing Enterocolitis (NET), Respiratory Distress
Syndrome (RDS), dan perdarahan intraventrikular.
Bagaimana Prinsip Terapi dalam Preeklamsia?

 Mengingat bahwa proses penyakit yang mendasari preeklampsia terletak pada jaringan plasenta,
terapinyanya adalah melahirkan plasenta.
 Pada preeklamsia tanpa gejala yang berat -> persalinan dianjurkan pada usia kehamilan 37 minggu
 Pada preeklamsia gejala yang berat -> persalinan dianjurkan pada usia kehamilan 34 minggu atau lebih
awal pada ibu atau janin yang tidak stabil.
 Induksi persalinan dan persalinan pervaginam lebih disukai jika memungkinkan.
 Terapi antihipertensi disediakan untuk tekanan darah yang lebih tinggi dari 160 mmHg sistolik atau
diastolik 110 mmHg. Obat antihipertensi yang umum digunakan untuk manajemen akut, labetalol dan
hydralazine.
 Magnesium sulfat (MgSO4) diindikasikan untuk profilaksis kejang (eklamsia) terutama pada
preeklampsia dengan gejala yang berat.
 MgSO4 bertindak sebagai 1) Vasodilator 2) Pelindung terhadap edema serebral dan 3) antikonvulsi
sentral.
Apakah Preeclampsia dapat Dicegah?

 Tidak ada yang terbukti bermanfaat untuk pencegahan primer preeklampsia.


 Pada sebagian wanita dengan kehamilan sebelumnya yang mengalami
komplikasi preeklamsia, terdapat manfaat pada penggunaan aspirin dosis
rendah.
 Meta analisis Cochrane menunjukkan pengurangan risiko sebesar 17% pada
preeklamsia dengan penggunaan agen antiplatelet.
 ACOG Task Force on Hypertension in Pregnancy merekomendasikan memulai
aspirin dosis rendah pada akhir trimester pertama untuk wanita dengan riwayat
preeklamsia pada persalinan berikutnya pada atau sebelum 34 minggu
kehamilan.
Bagaimana Cara Memberikan Konseling pada Wanita dengan
Faktor Risiko Preeklamsia atau dengan Preeklamsia Pada
Kehamilan Sebelumnya?

 Untuk wanita yang memiliki faktor risiko preeklampsia (Tabel


2), konseling prakonsepsi penting karena menyediakan
kesempatan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang
berpotensi dimodifikasi.
 Idealnya, riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik serta tes
laboratorium yang relevan harus diperoleh pada awal
kehamilan.
 Wanita harus menyadari tanda dan gejala umum preeklampsia
dan dimonitor secara ketat untuk melihat proses penyakit.
Apa saja Risiko Kekambuhan Preeklampsia?

 Sekitar 20% wanita dengan preeklampsia akan


mengembangkan hipertensi terkait kehamilan dan 16% akan
didiagnosis dengan preeklamsia pada kehamilan berikutnya.
Apakah Wanita dengan Preeklampsia Berisiko
Terkena Penyakit Kardiovaskular di Masa Depan?

 Preeklamsia dan gangguan hipertensi terkait kehamilan telah


diakui sebagai faktor risiko utama untuk pengembangan
penyakit kardiovaskular.
Kesimpulan

 Preeklampsia : onset baru hipertensi disertai dengan proteinuria


setelah 20 minggu kehamilan yang mungkin terkait dengan disfungsi
organ multiple.
 Etiologi preeklampsia yang tepat masih belum diketahui, meskipun
beberapa teori telah dikemukakan.
 Preeklampsia mempengaruhi ibu dan janin, dan merupakan salah satu
penyebab paling penting terhadap morbiditas ibu bahkan
mengakibatkan kematian.
Kritisi jurnal

Kelebihan Jurnal Kekurangan Jurnal


 Jurnal ini cukup ringkas karena berisi
berbagai pertanyaan serta jawaban  Terdapat kesalahan penulisan
yang sesuai, sehingga pembaca lebih pada salah satu kalimat
memahami isi jurnal. pertanyaan sehingga dapat
 Jurnal ini memberikan gambaran membingungkan pembaca.
cukup jelas mengenai definisi,
etiologi, patofisiologi, serta risiko  Tidak menjelaskan jawaban lebih
preeklampsia pada ibu-janin. rinci pada beberapa pertanyaan.
 Tahun jurnal termasuk baru, yaitu
dalam 5 tahun terakhir.
Kesimpulan artikel/jurnal :

 Jurnal ini dapat digunakan sebagai referensi serta


ilmu pengetahuan tambahan untuk mengetahui
patofisiologi serta faktor risiko preeklampsia pada
Ibu-Janin

You might also like