You are on page 1of 14

LAPORAN PENDAHULUAN OSTEOMILITIS

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

DISUSUN OLEH :

Tingkat III-B

Devi Rahmawati(16.062)
Dhea Sukma Aditya(16.063)
Dinda Aprilia Derista(16.064)
Donny Rizki(16.065)
Elsa Megina(16.066)
Enno Fitri(16.067)
Fatma Fadillah Cahyani(16.068)
Fitri wahyuningsih(16.069)
DEFINISI

 Osteomyelitis adalah infeksi tulang. Osteomyelitis dapat


terjadi akibat perluasan infeksi pada jaringan lunak,
kontaminasi langsung pada tulang (mis.,pembedahan
tulang, luka tembakan senjata), atau hematogenus
(ditularkan melalui darah), yang menyebar dari area
infeksi yang lain. Staphylococcus aureus menyebabkan
lebih dari 50% infeksi tulang.
ETIOLOGI
 Penyebab (etiologi) osteomielitis terdiri dari endogen
dan eksogen. Endogen (hematogen) disebabkan
oleh patogen yang dibawa dalam darah dari tempat
infeksi dimana pun diseluruh tubuh. Osteomielitis yang
disebabkan oleh penyebaran hematogen ini
umumnya terjadi pada tempat terjadinya trauma
karena ketahanan terhadap infeksi yang rendah.
Eksogen disebabkan oleh infeksi yang masuk dari luar
tubuh, misalnya fraktur terbuka, luka tusuk, atau
prosedur operasi. Penyebab osteomielitis lainnya yaitu
tonsil yang terinfeksi, gigi yang terinfeksi, ataupun
infeksi saluran pernapasan bagian atas.
ORGANISME PENYEBAB
OSTEOMIELITIS
 Staphylococcus aureus
 Streptococcus
 Pneumococcus dan Gonococcus
 Salmonella
 Pseudomonas
 Escherichia coli
MANIFESTASI KLINIS
• Demam, limfadenopatik, nyeri lokal dan bengkak
• Nyeri tekan
• Gejala yang muncul dengan mendadak misalnya
menggigil,demam tinggi, denyut nadi cepat, anoreksia dan
malaise
• Gejala sistemik : pada awalnya dapat menutupi gejala lokal
• Ekstremitas menjadi nyeri, bengkak, hangat dan kenyalKetika
infeksi ditularkan melalui darah
KLASIFIKASI
 Menurut tempat kejadiannya,osteomielitis terbagi
menjadi 2 macam
 Osteomielitis primer
 Yaitu osteomielitis yang mencapai tulang secara
langsung melalui luka
 Osteomielitis sekunder
 Yaitu osteomielitis yang mencapai tulang melalui
aliran darah dari suatu infeksi dari suatu infeksi dari
tempat lainnya (misalnya infeksi saluran nafas dan
infeksi genitourinaria).
PATOFISIOLOGI
 Tanpa melihat sumber patogen,ciri patologis
dariinfeksi tulang sama dengan jaringan tubuh
lainnya. Renspon awal terhadap infeksi patogen
yaitureaksi inflamasi. Reaksi inflamasi pada tulang
berupa vaskularisasi,edema,aktivitas leukosit
danpembentukan abses. Setelah inflamasi
dimula,maka akan terjadi trombosis pembuluh darah
pada tempattersebut. Eksudat inflamasi meluas
kedalam metafisis dan rongga sumsum tulang.pada
anak-anak,eksudat yang mencapai permukaan luar
korteks membentuk abses yang mengangkat
periosteum dari tulang. Kondisi ini mengakibatkan
iskemik pada nekrosis tulang menghasilkan
sequestrum (jaringan tulang yang mati).
Penatalaksanaan
Pemeriksaan Penunjang
 Pemberian Terapi
1) Osteomielitis Akut Antibiotik Intravena
a) Foto rontgen Tujuannya yaitu mengontrol
b) Terdapat daerah dekalsifikasi infeksi sebelum aliran darah ke
ireguler dan nekrosis tulang area tsb menurun akibat
baru terjadinya thrombosis
2) Bone Scan dan MRI
Membantu mendiagnosis
definitive awal
 Pembedahan
3) Pemeriksaan Darah Pada osteomyelitis kronis,
Memperlihatkan peningkatan antibiotic merupakan adjuvant
leukosit dan peningkatan laju terhadsp debridemen bedah.
endap darah Salah satu tindakan yang
4) Kultur Darah dan Kultur Abses dilakukan yaitu sequestrektomi
Menentukan jenis antibiotic (pengangkatan involukrum
yang sesuai secukupnya agar ahli bedah
dapat mengangkat
sequestrum)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
a) Provocking
incident
b) Quality Of
pain
c) Region,
f. Pemeriksaan Fisik
Radiation,
1. Keadaan umum
Relif
meliputi:
d) Severity
 Tingkat kesadaran
(scale) of
 Kesakitan atau keadaan
pain
penyakit
e) Time
 Tanda-tanda vital
2. Alasan masuk Rumah
Sakit
2. Head to toe
Alasan pasien masuk
3. Persistem
rumah sakit
c. Riwayat kesehatan
dahulu
d. Riwayat kesehatan
keeluarga
Riwayat kesehatan keluarga
e. Riwayat psikososial
Pemeriksanaan filrdik.
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal

INTERVENSI KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik

Definisi :pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan actual
atau potensial yang digambarkan sebagai kerusakan (International Association For The Study of Pain) : awitan
yang tiba tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi

Domain : 12 Kenyamanan

Kelas : 1 Kenyamanan Fisik


Kriteria/Tujuan Intervensi Rasional

Tingkatan nyeri 1. Kaji secara komprehensif 1. Mengetahui tingkat nyeri pasien


Setelah dilakukan tindakan terhadap nyeri, termasuk lokasi,
keperawatan selama …. karakteristik, durasi , frekuensi,
Diharapkan tingak nyeri pasien kualitas, intensitas nyeri dan
menurun, dengan kriteria hasil : factor presipitasi.

Indikator Awal Akhir 2. Observasi ttv 2. Mengetahui keadaan umun


pasien
Laporan 3. Berikan informasi tentang nyeri
nyeri termasuk penyebab nyeri berapa 3. Pemberian informasi dapat
lama nyeri akan hilanh mengurangi tingkat kecemasan
Episode dan membantu pasien dalam
lama membentuk
Nyeri 4. Anjurkan terapi non farmakologi
(distraksi relaksasi) 4. Pasien dapat mengguakan
Ekspresi teknik non farmakologi dalam
wajah management nyeri yang
dirasakan

Keterangan : 1. Kolaborasi pemberian analgetik


1. Berat (management nyeri)
2. Cukup berat 5. Rasa nyeri pasien berkurang
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada (Bulecheck, Gloria M, DKK 2016)

(MORHEAD, Sue dkk,2016) (Doengoes, Marilyn E, DKK,2002)


 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanik

 Definisi : kerusakan pada epidermis dan atau dermis

 Domain : 11 keamanan/prlindungan

 Kelas : 2 cedera fisik

Kriteria/Tujuan Intervensi Rasional

Setelah dilakukan tindakan Manajemen tekanan


keperawatan selama … jam
kerusakan integritas kulit pasien 1. Anjurkan pasien untuk
1. Menghindari terjadinya gesekan
teratasi dengan kriteria hasil : menggunakan pakaian yang
pada kulit
Indikator Awal Akhir longgar ata tidak ketat

1. Tidak ada 2. Untuk mengurangi penekanan


2. Mobilisasi pasien setiap 2jam
luka /lesi
pada kulit 3. Untuk mengurangi resiko decubitus
3. Monitor kulit akan adanya
kemerahan
2. Perfusi 4. Mengetahui kemampuan pasien
jarinhan baik dalam mobilisasin
4. Monitor mobilisasi dan aktivitas
pasien
3. Menunjukan 5. Waspada terhadap komplikasi
pemahaman 5. Monitor status nutrisi pasien
dalam proses
perbaikan
kulit dan
mencegah
terjadinya (Doengoes, Marilyn E, dkk 2002)
cedar
berulang
(Bulecheck, Gloria M, dkk 2016)
 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuluskeletal

 Definsi : keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah

 Domain : 4 Aktivitas/Istirahat
Kriteria/Tujuan Intervensi Rasional
 Kelas : 2 Aktivitas/olahraga
Setelah dilakukan tindakan Terapi latihan : Ambulasi
keperawatan selama … diharapkan
hambatan mobilitas fisik teratasi, 1. Monitor penggunan kruk pasien 1. Alat bantu berjalan dapat
dengan kriteria hasil : atau alat bantu berjalan lainnya memudahkan pasien dalam
pelatihan gerak berpindah yang
sesuai
Indikator Awal Akhir 2. Bantu pasien menggunakan alas
kaki yang memfasilitasi pasien 2. Permukaan jalan yang kasar dan
untuk berjalan dan cedera alas kaki yang sesuai
1. Cara memudahkan pasien berjalan
berjalan dengan tidak adanya cedera
3. Bantu pasien dengan ambulasi yang tidak dinginkan
2. Gerakan awal jika diperlukan
otot 3. Persiapan pasien dengan dibantu
ambulasi diawal akan
3. Kinerja 4. Terpkan / sediakn alat bantu mendapatkan hasil yang baik
pengaturan (tongkat, walker atau kursi roda)
tubuh untuk ambulasi jika pasien tidak 4. Pasien dengan keterbatasan
stabil berpindah harus mendapat
4. Berjalan 5. Konsultasi kepada ahli terapi fisik bantuan alat yang memadai
menegnai rencana ambulasi
5. Bergerak sesuai kebutuhan 5. Memudahkan perawat dalam
dengan mendapatkan hasil yang
mudah diharapkan
(Bulecheck, Gloria M,DKK 2016,
Halaman 436)
(Doengoes, Marilyn, E DKK 2016)
Terimakasih

You might also like