Professional Documents
Culture Documents
260112180004
2 Reni Hernawati
260112180036
Analisis Kesehatan
Friska Dewi Sari Hutauruk
Masyarakat di Daerah 3
260112180050
6 Adam Renaldi
Kelompok 1 260112180100
1
Pokok Bahasan
PROMOSI KESEHATAN
TUJUAN DAN MANFAAT
LATAR BELAKANG
2
LATAR BELAKANG
Pertanian
Pestisida
Merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Curah hujan berkisar antara 2000-2500/tahun dan suhu antara 19oC s/d 26oC dengan kelembaban udara
berkisar 79%. 3
LATAR BELAKANG
3
Intervensi apa yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka prevalensi
penyakit ISPA tersebut?
5
TUJUAN
6
Manfaat
10
Kondisi
Administratif
Secara administratif Kecamatan Berastagi terdiri
dari 6 desa swasembada dan 4 daerah kelurahan,
yakni:
Desa Doulu,
Desa Sempa Jaya,
Desa Rumah Berastagi,
Desa Guru Singa,
Desa Raya,
Desa Lau Gumba,
Kelurahan Gundaling I,
Kelurahan Gundaling II,
Kelurahan Tambak Lau Mulgap I dan
Kelurahan Tambak Lau Mulgap II. 11
Aspek Geografis
Jumlah Mayoritas
penduduknya
penduduk adalah suku Karo
Terdiri dari 6 Kecamatan 75% dan
(enam) desa Berastagi selebihnya suku
dan 4 sebesar 44.734 Batak Toba, Nias,
dengan jumlah Jawa, Aceh,
(empat)
Kepala Simalungun,
Kelurahan Keturunan Cina,
Keluarga Pakpak, Dairi dan
10.887 lain-lain.
Jumlah Penduduk
No Desa/ Kelurahan (orang)
2016 2017
1 Gurusinga 4.340 4.412
jumlah
2 Raya 5.945 6.044
penduduk di
3 Rumah Berastagi 9.079 9.231
Berastagi tahun
Sempajaya 6.374 6.480
2017 berjumlah 4
50.635 jiwa 5 Lau Gumba 1.647 1.676
Berdasarkan data Dinas • Dinas Kesehatan Kecamatan Jumlah balita yang mengalami gizi
Kesehatan Kecamatan Berastagi Berastagi (2017), penyakit yang buruk di Kecamatan Berastagi
(2014), jumlah kematian bayi menyebabkan angka kematian di adalah 2 orang dari 669 jumlah
dan balita di Kecamatan Berastagi adalah sebagai bayi lahir
Berastagi tahun 2014 sebesar 3 berikut.
orang dari 800 jumlah kelahiran, • Tuberculosis (TB)
dimana angka tersebut
merupakan kematian neonatal • Infeksi Saluran Pernapasan Akut
dan tidak ditemukan jumlah (ISPA)
kematian pada ibu baik pada • Diare
saat hamil maupun bersalin.
• Hipertensi
17
Pertanian Berastagi
18
PESTISIDA
PENGERTIAN
Pestisida (Inggris : pesticide) berasal dari kata pest yang berarti hama dan cide yang berarti mematikan/racun.
Jadi pestisida adalah racun hama. Secara umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan
untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara langsung maupun tidak
langsung merugikan kepentingan manusia.
TUJUAN PENGGUNAAN
Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang a. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang
pengawasan atas peredaran, penyimpanan dan merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
penggunaan pestisida
b. Memberantas rerumputan
c. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
d. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman tidak termasuk pupuk
e. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan
atau ternak
f. Memberantas atau mencegah hama-hama air
g. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.
h. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan
penggunaan pada tanaman, tanah atau air
Jenis Pestisida dan Dampaknya Bagi
Kesehatan
Golongan Pestisida Contoh Dampak pada Kesehatan
Organofosfat Diazinon, Fention, Fenitrotion, masuk kedalam tubuh melalui mulut, kulit atau pernapasan,
Fentoat, Klorpirifos, Kuinalfos, membuat pernafasan lebih lambat dan lemah yang akhirnya
Malation. mengarah kepada kelumpuhan, pada saat otot-otot sistem
pernafasan tidak berfungsi terjadilah kematian (Depkes RI,
1992).
Organoklorin DDT, BHC dan siklodien memicu timbulnya kanker dan mempengaruhi sistem saraf
pusat.
Karbamat Karbofuran, Tiokarb, Propoksur, iritasi, gastroenteric yang berat, asidosis dan gangguan
Bufenkarb dan sebagainya. susunan saraf pusat (Depkes RI, 1993).
Bipirilidium Paraquat diklorida yang terkandung kerusakan ginjal yang ditandai dengan albunuria, proteinuria,
dalam herbisida Gramoxone, hematuria, dan peningkatan kreatinin, serta kerusakan pada
Herbatop dan Para Col paru-paru
Arsen Arsen pentoksida, Kemirin dan masuk kedalam tubuh melalui mulut walaupun bisa juga
Arsen Pentoksida Dihidrat terserap kulit dan terhisap pernapasan, dan memicu timbulnya
kanker (Wudianto, 2001).
Antikoagulan Brodifakum, Difasinon, Dekabit, menghambat pembekuan darah dan jaringan-jaringan
Kumatetralil, Bromadiolone dan pembuluh dasar sehingga terjadi pendarahan di bagian dalam
Kumaklor tubuh.
Mekanisme Pestisida Mengendalikan Hama
Berdasarkan gerakan racun pada tanaman
Pestisida ini jika disemprotkan Pestisida dapat masuk ke dalam Pestisida yang dapat menembus
ke tanaman hanya akan jaringan tanaman dan ditranslokasikan jaringan tanaman namun tidak
menempel pada bagian luar ke organel tanaman.
dapat didistribusikan didalam
tanaman. Pestisida non sistemik Pestisida menempel pada permukaan jaringan tanaman
tidak bisa masuk atau tidak tanaman dan diserap melalui stomata,
diserap oleh jaringan tanaman. meristem akar dan lentisel batang.
Hama atau serangga hanya Sel-sel tanaman yang dilewati akan
akan mati jika memakan bagian mengandung residu pestisida,
permukaan tanaman yang sehingga hama atau serangga akan
terkena pestisida. mati jika memakan tanaman tersebut.
Racun Perut/
Lambung Racun Kontak Racun Pernapasan
Pestisida yang membunuh hama Pestisida ini akan membunuh Pestisida ini akan membunuh hama
dengan cara masuk ke dalam hama jika mengenai langsung jika partikel mikro pestisida yang
pencernaan makanan melalui melayang diudara terhirup oleh alat
ketubuh hama tersebut.
bagian tanaman yang dimakan. pernafasan hama tersebut.
Pestisida jenis ini masuk ke
Pestisida masuk ketubuh
dalam pencernaan hama dan hama melalui kulit, mulut, atau
diserap oleh dinding usus trachea hama tersebut. Hama
kemudian ditranslokasikan ke akan mati jika tubuhnya
tempat sasaran sesuai dengan bersentuhan langsung dengan
jenis bahan aktifnya.
pestisida tersebut.
(Hudayya dan Hadis,2012).
. 24
Berdasarkan Cara Kerja Racun
Racun Fisik
Insektisida bekerja dengan Insektisida bekerja secara fisik, misal
mengendapkan protein dalam tubuh OPT terjadi dehidrasi yaitu keluarnya air dari
(Organisme Pengganggu Tanaman) dalam tubuh OPT, sehingga OPT
kehilangan air tubuh
Racun Protoplasma
Fungisida
Daconil Klorotalonil
Antracol Propineb
Trivia Propineb
Bion Mankozeb 26
Formulasi Pestisida
komponen selain
Komponen inert (inert
komponen aktif yang
ingredients)
menyusun pestisida
Contoh zat aktif Contoh formulasi
dll dll
Cara menggunakan pestisida
dengan baik
Ketentuan
Tepat waktu
penting
dalam
Cara aplikasi insektisida harus
aplikasi disesuaikan dengan formulasi dan alat
pestisida yang digunakan
Tepat sasaran
Keuntungan Kerugian
kualitas dan jumlah hasil panen hewan domestik terkontaminasi
tanaman meningkat (terpapar) pestisida
Pemuntahan dilakukan terus sampai keluar cairan Baringkan penderita dengan posisi tengkurap dan
jernih. kepala menghadap ke samping.
Usahakan muntahan tidak masuk ke paruparu dengan Bila penderita berhenti bernafas lakukan pernafasan
cara posisi kepala lebih rendah dan menghadap ke buatan. Namun, bukan pernafasan dari mulut ke mulut
bawah. agar penolong tidak ikut keracunan.
Beri minum susu atau putih telur dalam air bila yang Bawa ke balai pengobatan terdekat.
tertelan bahan korosif. Bila keduanya tidak ada, dapat
diberi air putih.
Pertolongan Pertama
Longgarkan pakaian di sekitar leher, taruh Bersihkan kulit yang terkena dengan
bantal di bawah kepala, lepaskan gigi palsu,
air mengalir dan sabun sampai
dan berilah ganjal diantara gigi agar bibir
bersih.
dan lidah tidak tergigit.
Jangan oleskan bahan apapun ke
kulit yang terkena, terlebih yang
mengandung minyak.
Mencegah Keracunan Pestisida
Menyimpan Membuang
Pestisida Pestisida
dengan Benar dengan Benar
Menyimpan Pestisida
Studi yang dilakukan oleh Assane, dkk (2017) menunjukkan bahwa penyebab
penyakit ISPA meliputi Adenovirus (50%), kemudian diikuti oleh virus influenza
(45,68%), rhinovirus (40,12%), enterovirus (25,31%) dan respiratory syncytial
virus (16,05%) sedangkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae (17%),
Moraxella catarrhalis (15,43%) dan Haemophilus influenzae (8,02%). Dari data
tersebut, viruslah yang merupakan prevalensi terbesar penyebab terjadinya
ISPA dibandingkan dengan bakteri (Assane, et al., 2017).
Patofisiologi
Secara umum penyakit ISPA disebabkan oleh
virus atau bakteri. Virus akan masuk melalu
invasi secara langsung di sel epitel mukosa
saluran pernapasan. Namun, setelah invasi
tersebut apakah terjadi kerusakan dan
peluruhan sel-sel atau hilangnya aktivitas silia
tergantung dari spesifik organisme yang
terlibat. Tentunya akan terjadi peningkatan
baik infiltrasi leukosit maupun sekresi
pernapasan, termasuk sejumlah besar protein
dan immunoglobulin yang menunjukkan
bahwa sitokin dan system imun akan
merespon dari beberapa manifestasi kejadian
tersebut (Baron, 1996).
Faktor Risiko
46
Tanda dan Gejala
Tanda Gejala
1. Tanda epidemiologi 1. Ringan
(penyebaran penyakit) 2. Sedang
2. Tanda klinis (gejala 3. berat
infeksi)
47
Bukan pneumonia yang mencakup kelompok
penderita balita dengan gejala batuk pilek
Klasifikasi (common cold) yang tidak diikuti dengan gejala
peningkatan frekuensi napas dan tidak
menunjukkan adanya tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam.
Pneumonia berat dengan gejala batuk pilek
pada balita disertai dengan peningkatan napas
cepat atau kesukaran bernapas
48
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian
1 Kebersihan tangan
49
Cara membersihkan tangan
Alat Pelindung Diri (APD) dan Etika Batuk
PROMOSI KESEHATAN
Penyuluhan dan Promosi Kesehatan
Hispa de Pesra
(Terhindar dari ISPA
dengan
Pestisida Rasional)
Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara
22 Oktober-26 Oktober 2018
Infeksi Parasit
(Cacingan)
Dermatitis
Gangguan
Sakit Kesehatan pada Gangguan
pinggang Petani/ Kulit
Pekebun
Infeksi Saluran
Pernapasan
Akut (ISPA)
Batuk
Apa itu ISPA?
Pilih jenis pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan suatu jenis OPT pada suatu jenis tanaman. Informasi
tersebut dapat dilihat pada label atau kemasan pestisida.
4. Tepat Waktu Penggunaan
Waktu penggunaan pestisida harus tepat, yaitu pada saat OPT mencapai
ambang pengendalian dan penyemprotannya harus dilakukan pada sore hari
(pukul 16.00 atau 17.00) ketika suhu udara < 30o C dan kelembaban udara 50-
80%.
5. Tepat Dosis
Penggunaan dosis atau konsentrasi formulasi yang tidak tepat akan mempengaruhi efikasi pestisida dan meninggalkan
residu pada hasil panen yang membahayakan bagi konsumen. Informasi dosis atau konsentrasi anjuran untuk setiap
jenis OPT pada tanaman tertentu dapat dilihat pada label atau kemasan pestisida.
6. Tepat Cara Penggunaan
Penyemprotan merupakan cara aplikasi pestisida yang paling umum. Sekitar 75% dari seluruh pestisida di dunia
diaplikasikan dengan cara disemprotkan.
X
Gunakan Alat Pelindung Diri
(APD) Lengkap
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan Benar
Lain-lain
Melalui batuk
Melalui Bersin
Melalui benda-benda
yang digunakan oleh
penderita ISPA,
seperti: Alat makan,
Gelas, Sikat Gigi,
Handuk, kenop pintu,
tangga, dll
Bagaimana mencegah
Penularannya?
Tutuplah mulut ketika batuk
dan bersin menggunakan kain
atau lengan baju
Jangan menggunakan barang-
barang bersama penderita
ISPA
Bersihkan barang yang
disentuh oleh penderita ISPA
seperti kenop pitu, tangga, dll.
Tindakan apa
yang bisa
dilakukan?
T IN G GI N YA PR EVALEN SI ISPA D I KABU PATEN BER ASTAGI YAN G
B E RK OR ELA SI D EN GAN PEKER JAAN MASYARAKAT YAN G N OTABENE
AD ALAH PETAN I
Hispa de Pesra
(terHindar dari Ispa
dengan Pestisida
Rasional)
Hispa de Pesra merupakan tindakan preventif berupa
penyuluhan untuk mengurangi angka kejadian ISPA di
Kecamatan BerasTagi yang disebabkan oleh kurangnya
budaya penggunaan masker serta sarung tangan pada
masyarakat saat berinteraksi dengan pestisida
PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari/Tanggal : 22 - 26 Oktober 2018 Senin 22 Oktober 2018 :Desa Doulu dan
Gundaling I
Waktu : 08.00 – 13.00
Selasa 23 Oktober 2018 : Desa Gundaling II dan
Tempat : Kantor Kecamatan
Gurusinga
Berastagi
Rabu 24 Oktober 2018 : Desa Laugumba dan
Sasaran : Seluruh komponen Raya
masyarakat yang berada di Kecamatan Berastagi
Kamis 25 Oktober 2018 : Desa Rumah Brastagi
yang berprofesi sebagai petani
dan Sempajaya
Jumat 26 Oktober 2018 : Desa Tambak Lau
Mulgap I dan Tambak Lau Mulgap I
GAMBARAN KEGIATAN
Pemberian
masker serta
Penyuluhan Games
sarung tangan
gratis
Kegiatan penyuluhan yang dilakukan terdiri atas 2 materi, yakni mengenai bahaya ISPA itu
sendiri serta mengenai cara penggunaan pestisida yang rasional termasuk cara
pengendalian ketika berinteraksi dengan pestisida ( fokus pada bagian ini yakni untuk
menanamkan budaya penggunaan APD).
SUSUNAN KEPANITIAAN
1 Fakultas Farmasi Universitas Rp. 10.000.000 1 Tiket Pulang-Pergi (JKT – KLN) 10 orang Rp. 1.500.000 Rp 15.000.000
3 Konsumsi 6 hari (18 porsi/orang) 180 porsi Rp. 25.000 Rp. 450.000
4 Konsumsi Peserta 3000 porsi Rp 20.000 Rp. 60.000.000
Total Rp 98.100.000
ANALISIS SWOT PROGRAM KERJA
Strenght Weakness
- Program penyuluhan ini merupakan program yang dilaksanakan - Kelemahan dari pelaksanaan program ini adalah kurang nya
secara gratis bagi masyarakat. Sehingga, diharapkan sumber dana, sehingga diperlukannya usaha yang lebih untuk
masyarakat akan lebih tertarik untuk mengikuti penyuluhan ini. mencapai target dana yang diperlukan.
- Program ini dijalankan oleh orang-orang yang sesuai dan - Pelaksana kegiatan ini mayoritas berasal dari pulau Jawa,
berkompeten dalam bidang ini. Sehingga, diharapkan sehingga diperlukan koneksi yang cukup banyak untuk
masyarakat mendapat pengetahuan sebanyak-banyaknya dari mempermudah komunikasi dengan pemerintah di Daerah
orang yang benar-benar berkompeten dalam bidangnya. Berastagi. Selain itu, dibutuhkan juga persiapan yang matang,
karena sasaran kegiatan di tempat yang jauh. Agar, kegiatan ini
dapat terlaksana dengan baik.
Opportunities Threats
- Tingginya prevalensi penyakit ISPA di Kecamatan Berastagi, - Jauhnya tempat pelaksanaan kegiatan. Sehingga,
sehingga hal ini merupakan kesempatan untuk memberikan memungkinkan untuk terjadinya banyak kesalahan komunikasi
intervensi pada masyarakat yang berprofesi sebagai petani. sebelum pelaksanaan kegatan penyuluhan.
- Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai APD, sehingga - Perbedaan bahasa yang digunakan oleh pelaksana serta
hal ini dapat dijadikan kesempatan untuk memberikan intervensi masyarakat di daerah Berastagi dapat memberikan ancaman
mengenai cara melindungi diri dari paparan pestisida. ketika pelaksanaan kegiatan penyuluhan berlangsung.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI RPOGRAM KERJA