You are on page 1of 84

1 Sabilah Musaad

260112180004

2 Reni Hernawati
260112180036
Analisis Kesehatan
Friska Dewi Sari Hutauruk
Masyarakat di Daerah 3
260112180050

Perkebunan Berastagi 4 Hotma Gurning Winokan


Kabupaten Karo, 260112180092

Sumatera Utara 5 Arsyi Nurrahmah


260112180098

6 Adam Renaldi
Kelompok 1 260112180100

1
Pokok Bahasan

SIMPULAN DAN SARAN


TINJAUAN PUSTAKA
RUMUSAN MASALAH

PROMOSI KESEHATAN
TUJUAN DAN MANFAAT
LATAR BELAKANG

2
LATAR BELAKANG
Pertanian

Pestisida
Merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Curah hujan berkisar antara 2000-2500/tahun dan suhu antara 19oC s/d 26oC dengan kelembaban udara
berkisar 79%. 3
LATAR BELAKANG

Penggunaan pestisida secara


berlebihan serta tanpa mamakai
alat pelindung diri (APD) dapat
menjadi salah satu faktor resiko ISPA
terjadinya berbagai gangguan
kesehatan.

Intervensi masalah kesehatan


4
RUMUSAN MASALAH

1 Apakah penyakit dengan prevalensi tertinggi yang terdapat pada kecamatan


Berastagi?

2 Apakah penyebab utama penyakit ISPA terkait dengan mata pencaharian


penduduk Berastagi?

3
Intervensi apa yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka prevalensi
penyakit ISPA tersebut?

5
TUJUAN

Menentukan intervensi yang


3 dapat dilakukan untuk
menurunkan angka prevalensi
penyakit ISPA tersebut
2 .
Mengetahui penyebab utama penyakit ISPA
terkait dengan mata pencaharian penduduk
Berastagi
1 Mengetahui penyakit dengan prevalensi tertinggi
yang terdapat pada kecamatan Berastagi

6
Manfaat

Meningkatkan kesadaran pengetahuan


para petani di Kecamatan Berastagi akan
pentingnya penggunaan daran alat
pelindung diri (APD) dalam menggunakan
pestisida

Menurunkan prevalensi terjadinya


penyakit ISPA di Kecamatan
Berastagi.
TINJAUAN PUSTAKA
BERASTAGI
Kecamatan Berastagi yang
dulunya merupakan bagian
dari Kecamatan Kabanjahe
Kabupaten Daerah Tingkat
II Karo, dalam rangka
pemekaran Kecamatan di
Kabupaten Karo maka
Kecamatan Kabanjahe
dibagi menjadi 2 (dua)
wilayah yaitu Kecamatan
Kabanjahe dan Perwakilan
Kecamatan Berastagi.

10
Kondisi
Administratif
Secara administratif Kecamatan Berastagi terdiri
dari 6 desa swasembada dan 4 daerah kelurahan,
yakni:
Desa Doulu,
Desa Sempa Jaya,
Desa Rumah Berastagi,
Desa Guru Singa,
Desa Raya,
Desa Lau Gumba,
Kelurahan Gundaling I,
Kelurahan Gundaling II,
Kelurahan Tambak Lau Mulgap I dan
Kelurahan Tambak Lau Mulgap II. 11
Aspek Geografis

Serta mempunyai batas-batas


- Luas: 3.050 Ha wilayah sebagai berikut:
- ketinggian rata-rata - Sebelah Utara berbatasan
Jarak tempuh ke 1.375 m diatas dengan Kabupaten Deli
Kabanjahe sebagai permukaan laut Serdang
ibu kota Kabupaten
- curah hujan berkisar - Sebelah Timur berbatasan
adalah 11 Km dan
antara 2000- dengan Kecamatan
65 km ke Kota Tigapanah/Dolat Rayat
2500/tahun
Medan sebagai ibu
kota Provinsi - suhu antara 19oC s/d - Sebelah Selatan berbatasan
Sumatera Utara. 26oC dengan Kec.Kabanjahe
- kelembaban udara - Sebelah Barat berbatasan
berkisar 79% dengan Kecamatan Simpang
Empat/ Kecamatan Merdeka.
Aspek Topografi

Topografi Kecamatan Berastagi datar


sampai dengan berombak sampai dengan
65 %, berombak sampai dengan berbukit
22 %, berbukit sampai dengan bergunung
13 % dengan tingkat kesuburan tanahnya
sedang sampai dengan tinggi
Aspek Demografi

Jumlah Mayoritas
penduduknya
penduduk adalah suku Karo
Terdiri dari 6 Kecamatan 75% dan
(enam) desa Berastagi selebihnya suku
dan 4 sebesar 44.734 Batak Toba, Nias,
dengan jumlah Jawa, Aceh,
(empat)
Kepala Simalungun,
Kelurahan Keturunan Cina,
Keluarga Pakpak, Dairi dan
10.887 lain-lain.
Jumlah Penduduk
No Desa/ Kelurahan (orang)
2016 2017
1 Gurusinga 4.340 4.412
jumlah
2 Raya 5.945 6.044
penduduk di
3 Rumah Berastagi 9.079 9.231
Berastagi tahun
Sempajaya 6.374 6.480
2017 berjumlah 4
50.635 jiwa 5 Lau Gumba 1.647 1.676

terdiri dari 6 Doulu 2.595 2.638


25.207 jiwa laki- 7 Gundaling I 8.698 8.843
laki dan 25.428 8 Gundaling II 5.572 5.665
jiwa perempuan 9 Tambak Lau Mulgap I 2.514 2.556

10 Tambak Lau Mulgap II 3.040 3.090

Jumlah 49.804 50.635


Mata Pencaharian
• Topografi Kecamatan Berastagi yang beragam dengan tingkat kesuburan tanahnya
sedang sampai dengan tinggi, keadaan ini menjadikan daerah Berastagi sangat baik
sebagai daerah pertanian. Seluruh daerah pertanian yang terdapat di Berastagi
digunakan dengan seefektif mungkin.
• sehingga sebagian besar penduduk Kecamatan Berastagi bekerja sebagai petani
khususnya bagi mereka yang tinggal dan memiliki lahan pertanian di daerah pedesaan,
seperti di Desa Doulu, Desa Sempajaya, Desa Rumah Berastagi, Desa Raya dan Desa
Guru Singa
• Daerah kelurahan sebagian besar penduduknya bekerja sebagai pedagang ataupun
pengusaha baik besar maupun kecil, pengrajin/industri kecil, buruh industri dan
bangunan, sopir, Pegawai Negeri Sipil (PNS), ABRI, pegawai swasta, pensiunan,dan
sebagainya
Analisis Derajat Kesehatan Masyarakat

Angka Kematian Angka Kesakitan Status Gizi

Berdasarkan data Dinas • Dinas Kesehatan Kecamatan Jumlah balita yang mengalami gizi
Kesehatan Kecamatan Berastagi Berastagi (2017), penyakit yang buruk di Kecamatan Berastagi
(2014), jumlah kematian bayi menyebabkan angka kematian di adalah 2 orang dari 669 jumlah
dan balita di Kecamatan Berastagi adalah sebagai bayi lahir
Berastagi tahun 2014 sebesar 3 berikut.
orang dari 800 jumlah kelahiran, • Tuberculosis (TB)
dimana angka tersebut
merupakan kematian neonatal • Infeksi Saluran Pernapasan Akut
dan tidak ditemukan jumlah (ISPA)
kematian pada ibu baik pada • Diare
saat hamil maupun bersalin.
• Hipertensi
17
Pertanian Berastagi

Sektor pertanian dan perkebunan merupakan bagian terpenting dalam


perekonomian Kecamatan Berastagi. Sektor pertanian dapat dibagi
menjadi sub sektor pertanian dan sub sektor perkebunan. Luas lahan
pertanian di Berastagi yaitu 177 Ha dan luas lahan perkebunan di
Berastagi yaitu 2.129 Ha.
Pada umumnya usaha perkebunan dan pertanian di Kecamatan
Berastagi adalah usaha perkebunan dan pertanian rakyat. Jenis
tanaman yang biasa ditanam ialah padi, sayur-mayur, buah-buahan,
kemiri, kopi, kelapa, tembakau, coklat, kelapa sawit, cengkeh dan aren.

18
PESTISIDA
PENGERTIAN

Pestisida (Inggris : pesticide) berasal dari kata pest yang berarti hama dan cide yang berarti mematikan/racun.
Jadi pestisida adalah racun hama. Secara umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan
untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara langsung maupun tidak
langsung merugikan kepentingan manusia.
TUJUAN PENGGUNAAN

Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang a. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang
pengawasan atas peredaran, penyimpanan dan merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
penggunaan pestisida
b. Memberantas rerumputan
c. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
d. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman tidak termasuk pupuk
e. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan
atau ternak
f. Memberantas atau mencegah hama-hama air
g. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.
h. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan
penggunaan pada tanaman, tanah atau air
Jenis Pestisida dan Dampaknya Bagi
Kesehatan
Golongan Pestisida Contoh Dampak pada Kesehatan
Organofosfat Diazinon, Fention, Fenitrotion, masuk kedalam tubuh melalui mulut, kulit atau pernapasan,
Fentoat, Klorpirifos, Kuinalfos, membuat pernafasan lebih lambat dan lemah yang akhirnya
Malation. mengarah kepada kelumpuhan, pada saat otot-otot sistem
pernafasan tidak berfungsi terjadilah kematian (Depkes RI,
1992).
Organoklorin DDT, BHC dan siklodien memicu timbulnya kanker dan mempengaruhi sistem saraf
pusat.
Karbamat Karbofuran, Tiokarb, Propoksur, iritasi, gastroenteric yang berat, asidosis dan gangguan
Bufenkarb dan sebagainya. susunan saraf pusat (Depkes RI, 1993).

Bipirilidium Paraquat diklorida yang terkandung kerusakan ginjal yang ditandai dengan albunuria, proteinuria,
dalam herbisida Gramoxone, hematuria, dan peningkatan kreatinin, serta kerusakan pada
Herbatop dan Para Col paru-paru

Arsen Arsen pentoksida, Kemirin dan masuk kedalam tubuh melalui mulut walaupun bisa juga
Arsen Pentoksida Dihidrat terserap kulit dan terhisap pernapasan, dan memicu timbulnya
kanker (Wudianto, 2001).
Antikoagulan Brodifakum, Difasinon, Dekabit, menghambat pembekuan darah dan jaringan-jaringan
Kumatetralil, Bromadiolone dan pembuluh dasar sehingga terjadi pendarahan di bagian dalam
Kumaklor tubuh.
Mekanisme Pestisida Mengendalikan Hama
Berdasarkan gerakan racun pada tanaman

Non Sistemik Sistemik Translaminer

Pestisida ini jika disemprotkan Pestisida dapat masuk ke dalam Pestisida yang dapat menembus
ke tanaman hanya akan jaringan tanaman dan ditranslokasikan jaringan tanaman namun tidak
menempel pada bagian luar ke organel tanaman.
dapat didistribusikan didalam
tanaman. Pestisida non sistemik Pestisida menempel pada permukaan jaringan tanaman
tidak bisa masuk atau tidak tanaman dan diserap melalui stomata,
diserap oleh jaringan tanaman. meristem akar dan lentisel batang.
Hama atau serangga hanya Sel-sel tanaman yang dilewati akan
akan mati jika memakan bagian mengandung residu pestisida,
permukaan tanaman yang sehingga hama atau serangga akan
terkena pestisida. mati jika memakan tanaman tersebut.

(Hudayya dan Hadis,2012).


23
Berdasarkan cara masuknya racun ke dalam
tubuh OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)

Racun Perut/
Lambung Racun Kontak Racun Pernapasan

Pestisida yang membunuh hama Pestisida ini akan membunuh Pestisida ini akan membunuh hama
dengan cara masuk ke dalam hama jika mengenai langsung jika partikel mikro pestisida yang
pencernaan makanan melalui melayang diudara terhirup oleh alat
ketubuh hama tersebut.
bagian tanaman yang dimakan. pernafasan hama tersebut.
Pestisida jenis ini masuk ke
Pestisida masuk ketubuh
dalam pencernaan hama dan hama melalui kulit, mulut, atau
diserap oleh dinding usus trachea hama tersebut. Hama
kemudian ditranslokasikan ke akan mati jika tubuhnya
tempat sasaran sesuai dengan bersentuhan langsung dengan
jenis bahan aktifnya.
pestisida tersebut.
(Hudayya dan Hadis,2012).
. 24
Berdasarkan Cara Kerja Racun

Racun Fisik
Insektisida bekerja dengan Insektisida bekerja secara fisik, misal
mengendapkan protein dalam tubuh OPT terjadi dehidrasi yaitu keluarnya air dari
(Organisme Pengganggu Tanaman) dalam tubuh OPT, sehingga OPT
kehilangan air tubuh
Racun Protoplasma

(Hudayya dan Hadis, 2012). 25


Contoh Pestisida yang Sering Digunakan

Merk Dagang Bahan Aktif


Insektisida
Regent Fipronil
Lanate Metomil
Prevaton Klorantraniliprol
Dimetion Dimetoat
Demolis Abamektin
Astertrin Sipemetrin
Score Difenikonazol
Besvidor Imidakloprid
Agrolene 26 WP Lindan
Agridan 150 EC Piridaben

Fungisida
Daconil Klorotalonil
Antracol Propineb
Trivia Propineb
Bion Mankozeb 26
Formulasi Pestisida

komponen yang dapat


mencegah,
Komponen aktif (active
menghancurkan,
ingredients)
menolak atau
mengurangi hama.
Pestisida

komponen selain
Komponen inert (inert
komponen aktif yang
ingredients)
menyusun pestisida
Contoh zat aktif Contoh formulasi

Organofosfat (OP) Oil Miscible Liquid (OL)

Emulsifiable Concentrate (EC)


Karbamat
Microemulsion (ME)
Piretroid (SP)
Emulsion, Oil in Water (EW)
Insect Growth Regulator
(IGR) Wettable powder (WP)

dll dll
Cara menggunakan pestisida
dengan baik

Penggunaan pestisida dengan baik dipengaruhi oleh


beberapa faktor yaitunya:
Pengguna (Petani)
Pemilihan pestisida
Ketentuan dalam aplikasi pestisida
Pengetahuan tentang vektor dan binatang pengganggu (minimal genera)
Pengguna (petani)
Pengetahuan tentang pemilihan alat dan bahan sesuai kebutuhan

Keterampilan menggunakan peralatan pengendalian vektor sesuai prosedur

Keterampilan melakukan penyemprotan (penyemprotan residu, space spraying)

Pemahaman tentang perlunya penggunaan Perlengkapan Perlindungan Diri (PPD)


yang standard dan memenuhi syarat

Pengetahuan tentang insektisida

Keterampilan merawat peralatan


Pemilihan Pestisida

Sudah terdaftar di KOMPES (Komisi pestisida)


Sesuai rekomendasi WHO
Tahun produksi
Ramah lingkungan, toksisitas rendah
Efektif sesuai tujuan : mempunyai daya bunuh terhadap target vektor dan tidak membunuh
predator lain
Efisien (mempunyai daya residu panjang)
Tepat dosis / konsentrasi

Ketentuan
Tepat waktu
penting
dalam
Cara aplikasi insektisida harus
aplikasi disesuaikan dengan formulasi dan alat
pestisida yang digunakan

Tepat sasaran
Keuntungan Kerugian
kualitas dan jumlah hasil panen hewan domestik terkontaminasi
tanaman meningkat (terpapar) pestisida

ketahanan pangan, pendapatan


ekspor, dan mengurangi penyebaran mengkontaminasi air dan tanah
penyakit internasional.
jika terakumulasi dalam tubuh,
membunuh serangga yang merupakan
dapat menginduksi imunotoksisitas
vektor penyebar penyakit tanaman
pada manusia
tertentu

Keuntungan dan Kerugian Penggunaan


Pestisida

(Aktar et. al., 2009).


Keracunan
Pestisida
Menyebabkan
Sakit kepala
Pusing
Mual Kondisi Keracunan
Muntah
1. Bila pestisida masuk mulut dan penderita
Iritasi kulit sadar
Kebutaan 2. Bila pestisida tertelan dan
penderita tidak sadar
Tidak sadarkan diri, 3. Apabila terhisap
Kejang-kejang 4. Apabila menganai mata
5. Bila penderita kejang
Bahkan meninggal dunia. 6. Bila mengenai kulit
Pertolongan Pertama
Pestisida Masuk Mulut dan Bila Pestisida Tertelan dan
Penderita Sadar Penderita Tidak Sadar
Muntahkan dengan mengorek dinding belakang Usahakan saluran pernafasan tidak tersumbat.
tenggorokan dengan jari atau alat lain yang bersih Bersihkan hidung dari lendir atau muntahan dan
Minum air hangat yang dicampur satu sendok makan bersihkan mulut dan air liur, lendir, sisa makanan, dan
garam. lepaskan gigi palsu.

Pemuntahan dilakukan terus sampai keluar cairan Baringkan penderita dengan posisi tengkurap dan
jernih. kepala menghadap ke samping.
Usahakan muntahan tidak masuk ke paruparu dengan Bila penderita berhenti bernafas lakukan pernafasan
cara posisi kepala lebih rendah dan menghadap ke buatan. Namun, bukan pernafasan dari mulut ke mulut
bawah. agar penolong tidak ikut keracunan.
Beri minum susu atau putih telur dalam air bila yang Bawa ke balai pengobatan terdekat.
tertelan bahan korosif. Bila keduanya tidak ada, dapat
diberi air putih.
Pertolongan Pertama

Apabila Terhisap Apabila Mengenai Mata

Bawa ke tempat terbuka berudara segar


Segera cuci mata dengan air bersih
bila penderita menghisap debu, bubuk, uap,
atau butir-butir semprotan. yang banyak secara terus-menerus
Longgarkan pakaian dan baringkan dengan selama 15 menit. Tutup mata
dagu terangkat agar bisa bernafas bebas. dengan kapas steril.
Gerakkan tangannya naik turun agar
penderita bisa menghirup udara segar
secara maksimal.
Hubungi segera petugas kesehatan.
Pertolongan Pertama

Bila Penderita Kejang Bila Mengenai Kulit

Longgarkan pakaian di sekitar leher, taruh Bersihkan kulit yang terkena dengan
bantal di bawah kepala, lepaskan gigi palsu,
air mengalir dan sabun sampai
dan berilah ganjal diantara gigi agar bibir
bersih.
dan lidah tidak tergigit.
Jangan oleskan bahan apapun ke
kulit yang terkena, terlebih yang
mengandung minyak.
Mencegah Keracunan Pestisida

Menyimpan Membuang
Pestisida Pestisida
dengan Benar dengan Benar
Menyimpan Pestisida

Tempat Penyimpanan Wadah Pestisida


Berupa almari/peti khusus/ruangan khusus yang wadah atau bungkus aslinya yang berlabel.
tidak mudah dijangkau anak-anak atau hewan wadah tidak bocor dan tertutup rapat.
peliharaan.
apabila wadah pestisida bocor, maka pindahkan ke
letakkan tempat penyimpanan ini jauh dari tempat wadah yang mereknya sama.
bahan makanan, minuman, dan sumber api. Peletakan
pestisida di gudang bahan makanan sangat tidak Jika tidak ada wadah yang mereknya sama, maka
dianjurkan. pestisida bisa dipindahkan ke dalam botol atau tempat
lain asal bukan tempat makanan atau minuman, dan
usahakan tempat pestisida mempunyai ventilasi jangan lupa beri label yang berisi keterangan pestisida
yang cukup, tidak terkena matahari langsung, dan tsb.
tidak terkena air hujan agar pestisida
dilakukan pemeriksaan secara teratur untuk
tidak rusak. mengetahui ada tidaknya pestisida yang bocor atau
jangan lupa mengunci tempat penyimpanan rusak.
pestisida sehabis membukanya.
Membuang Pestisida

Wadah-wadah bekas pestisida sebaiknya dirusak lebih dulu


sebelum dibuang, setelah itu di kubur di dalam tanah lebih
kurang ½ meter.
Tempat penguburan harus jauh dari sumber air, kolam,
sungai, dan tempat lain yang dianggap bisa menyebabkan
pencemaran.
Pembakaran juga merupakan salah satu cara pemusnahan
wadah pestisida, namun tidak semua wadah pestisida bisa
dibakar.
Perhatiakan label, bila ada larangan untuk membakarnaya
sebaiknya jangan dibakar.
ISPA
Definisi ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan
atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai
spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan
sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen
penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu
Epidemiologi
Menurut Riskesdas, prevalensi ISPA di
Indonesia pada 2013 adalah 25%.
Angka ini tidak jauh berbeda dengan
hasil Riskesdas pada tahun 2008 yaitu
25,5%. Pada tahun 2013, terdapat 5
provinsi dengan prevalensi ISPA
tertinggi yaitu NTT (41,7%), Papua
(31,1%), Aceh (30%), NTB (28,3%) dan
Jawa Timur (28,3%)
Etiologi

Studi yang dilakukan oleh Assane, dkk (2017) menunjukkan bahwa penyebab
penyakit ISPA meliputi Adenovirus (50%), kemudian diikuti oleh virus influenza
(45,68%), rhinovirus (40,12%), enterovirus (25,31%) dan respiratory syncytial
virus (16,05%) sedangkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae (17%),
Moraxella catarrhalis (15,43%) dan Haemophilus influenzae (8,02%). Dari data
tersebut, viruslah yang merupakan prevalensi terbesar penyebab terjadinya
ISPA dibandingkan dengan bakteri (Assane, et al., 2017).
Patofisiologi
Secara umum penyakit ISPA disebabkan oleh
virus atau bakteri. Virus akan masuk melalu
invasi secara langsung di sel epitel mukosa
saluran pernapasan. Namun, setelah invasi
tersebut apakah terjadi kerusakan dan
peluruhan sel-sel atau hilangnya aktivitas silia
tergantung dari spesifik organisme yang
terlibat. Tentunya akan terjadi peningkatan
baik infiltrasi leukosit maupun sekresi
pernapasan, termasuk sejumlah besar protein
dan immunoglobulin yang menunjukkan
bahwa sitokin dan system imun akan
merespon dari beberapa manifestasi kejadian
tersebut (Baron, 1996).
Faktor Risiko

Faktor Internal Faktor Eksternal


Jenis Kelamin, Berat Polusi udara, polusi asap
badan lahir (pada bayi), rokok, asap dapur,
status imunisasi dan kepadatan tempat tinggal,
keadaan geografis, ventilasi
status gizi
dan pencahayaan

46
Tanda dan Gejala

Tanda Gejala
1. Tanda epidemiologi 1. Ringan
(penyebaran penyakit) 2. Sedang
2. Tanda klinis (gejala 3. berat
infeksi)

47
Bukan pneumonia yang mencakup kelompok
penderita balita dengan gejala batuk pilek
Klasifikasi (common cold) yang tidak diikuti dengan gejala
peningkatan frekuensi napas dan tidak
menunjukkan adanya tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam.
Pneumonia berat dengan gejala batuk pilek
pada balita disertai dengan peningkatan napas
cepat atau kesukaran bernapas

48
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian

1 Kebersihan tangan

2 Tindakan Pencegahan dan Pengendalian

3 Kebersihan Pernapasan dan Etika Batuk

49
Cara membersihkan tangan
Alat Pelindung Diri (APD) dan Etika Batuk
PROMOSI KESEHATAN
Penyuluhan dan Promosi Kesehatan

Hispa de Pesra
(Terhindar dari ISPA
dengan
Pestisida Rasional)
Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara
22 Oktober-26 Oktober 2018
Infeksi Parasit
(Cacingan)

Dermatitis

Gangguan
Sakit Kesehatan pada Gangguan
pinggang Petani/ Kulit
Pekebun

Infeksi Saluran
Pernapasan
Akut (ISPA)

Batuk
Apa itu ISPA?

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan


atas atau bawah, dengan atau tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit
yang parah dan mematikan, tergantung pada penyebabnya (WHO, 2007).
Apa saja Penyebab ISPA?

- Virus Bahan Kimia (Penyebab iritasi


seperti Rokok, Pestisida, Asap
- Bakteri Kendaraan, dll)
Gejala ISPA…
Sering bersin
Hidung tersumbat atau berair.
Para-paru terasa terhambat.
Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit.
Lelah.
Demam.
Tubuh terasa sakit.

Yang lebih parah:


Pusing, kesulitan bernapas, demam dan menggigil,
tingkat oksigen dalam darah rendah,
kesadaran menurun dan bahkan pingsan.
Bagaimana Cara Mencegah ISPA?

Gunakan Pestisida secara Rasional

Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) Lengkap

Menjaga Kebersihan: Cuci Tangan dengan Benar


6 Tepat dalam
Penggunaan Pestisida Rasional
1. Tepat Sasaran

Pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis Organisme Pengganggu Tanaman


(OPT) yang menyerang
…lanjutan

OPT yang Menyerang Pestisida

Serangga Insektisida (Agrimec, Buldok, dll)

Tungau/Akarina Akarisida (Omite, Rotraz, dll)

Cendawan/Jamur Fungisida (Amistartop, Dithane, dll)

Bakteri Bakterisida (Agrep, Bactocyne, dll)

Gulma/Tanaman Liar Herbisida (Gramoxone, Goal, dll)

Tikus Rodentisida (Klerat, dll)

Siput/Moluska Moluskisida (Siputok)

Nematoda Nematisida (Furadan)


2. Tepat Mutu
 Pilih pestisida yang terdaftar dan diijinkan oleh Komisi Pestisida.
 Jangan menggunakan pestisida yang tidak terdaftar, sudah kadaluarsa, rusak atau yang diduga palsu
karena efikasinya diragukan dan bahkan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
 Baca etiketnya pada kemasan pestisida yang brisi: nomor ijinnya, peruntukannya, kode produksi,
tanggal produksi, tanggal kadaluarsa, nama dan alamat pembuat pestisida.
3. Tepat Jenis

Pilih jenis pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan suatu jenis OPT pada suatu jenis tanaman. Informasi
tersebut dapat dilihat pada label atau kemasan pestisida.
4. Tepat Waktu Penggunaan

Waktu penggunaan pestisida harus tepat, yaitu pada saat OPT mencapai
ambang pengendalian dan penyemprotannya harus dilakukan pada sore hari
(pukul 16.00 atau 17.00) ketika suhu udara < 30o C dan kelembaban udara 50-
80%.
5. Tepat Dosis

Penggunaan dosis atau konsentrasi formulasi yang tidak tepat akan mempengaruhi efikasi pestisida dan meninggalkan
residu pada hasil panen yang membahayakan bagi konsumen. Informasi dosis atau konsentrasi anjuran untuk setiap
jenis OPT pada tanaman tertentu dapat dilihat pada label atau kemasan pestisida.
6. Tepat Cara Penggunaan

Penyemprotan merupakan cara aplikasi pestisida yang paling umum. Sekitar 75% dari seluruh pestisida di dunia
diaplikasikan dengan cara disemprotkan.

X
Gunakan Alat Pelindung Diri
(APD) Lengkap
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan Benar
Lain-lain

Tidak makan, minum, dan merokok selama melakukan penyemprotan


Minum segelas susu murni setiap selesai melakukan penyemprotan
Bagi petugas lain yang tidak sedang menyemprot dilarang berada berada di
area penyemprotan selama berlangsungnya kegiatan penyemprotan pestisida
dan dilarang masuk ke lahan yang telah selesai dilakukan penyemprotan minimal
1 jam setelah penyemprotan pestisida berlangsung.
Bagaimana ISPA bisa menular?

Melalui batuk
Melalui Bersin
Melalui benda-benda
yang digunakan oleh
penderita ISPA,
seperti: Alat makan,
Gelas, Sikat Gigi,
Handuk, kenop pintu,
tangga, dll
Bagaimana mencegah
Penularannya?
Tutuplah mulut ketika batuk
dan bersin menggunakan kain
atau lengan baju
Jangan menggunakan barang-
barang bersama penderita
ISPA
Bersihkan barang yang
disentuh oleh penderita ISPA
seperti kenop pitu, tangga, dll.
Tindakan apa
yang bisa
dilakukan?
T IN G GI N YA PR EVALEN SI ISPA D I KABU PATEN BER ASTAGI YAN G
B E RK OR ELA SI D EN GAN PEKER JAAN MASYARAKAT YAN G N OTABENE
AD ALAH PETAN I
Hispa de Pesra
(terHindar dari Ispa
dengan Pestisida
Rasional)
Hispa de Pesra merupakan tindakan preventif berupa
penyuluhan untuk mengurangi angka kejadian ISPA di
Kecamatan BerasTagi yang disebabkan oleh kurangnya
budaya penggunaan masker serta sarung tangan pada
masyarakat saat berinteraksi dengan pestisida
PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari/Tanggal : 22 - 26 Oktober 2018 Senin 22 Oktober 2018 :Desa Doulu dan
Gundaling I
Waktu : 08.00 – 13.00
Selasa 23 Oktober 2018 : Desa Gundaling II dan
Tempat : Kantor Kecamatan
Gurusinga
Berastagi
Rabu 24 Oktober 2018 : Desa Laugumba dan
Sasaran : Seluruh komponen Raya
masyarakat yang berada di Kecamatan Berastagi
Kamis 25 Oktober 2018 : Desa Rumah Brastagi
yang berprofesi sebagai petani
dan Sempajaya
Jumat 26 Oktober 2018 : Desa Tambak Lau
Mulgap I dan Tambak Lau Mulgap I
GAMBARAN KEGIATAN

Pengiriman surat undangan kepada seluruh


Perizinan kegiatan kepada pihak Fakultas
perangkat desa (10 desa) yang terdapat di Menunggu balasan pihak desa terkait
Farmasi Rektorat Universitas Padjadjaran
Kecamatan BerasTagi

Bentuk kegiatan yang akan


dilakukan berupa penyuluhan
dengan metode seminar
interaktif 2 arah yang dapat Perizinan kegiatan kepada pihak Rektorat
Rektorat Universitas Padjadjaran
Menunggu ACC pihak Kecamatan
Berastagi
Rapat Koordinasi perwakilan pemerintah
dan pihak panitia yang diperantarai pihak
fakultas

melibatkan narasumber serta


masyarakat yang hadir dalam
penyuluhan tersebut.
Membuat surat antar lembaga. Ditujukan
Menunggu ACC pihak Rektorat kepada pihak Pemerintah Kecamatan
Pelaksanaan Kegiatan
Universitas Padjadjaran Berastagi yang diperantarai oleh Pihak
Fakultas
Kegiatan
Promosi
Kesehatan

Pemberian
masker serta
Penyuluhan Games
sarung tangan
gratis

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan terdiri atas 2 materi, yakni mengenai bahaya ISPA itu
sendiri serta mengenai cara penggunaan pestisida yang rasional termasuk cara
pengendalian ketika berinteraksi dengan pestisida ( fokus pada bagian ini yakni untuk
menanamkan budaya penggunaan APD).
SUSUNAN KEPANITIAAN

Penganggung Jawab : Dra. Rr. Sulistianingsih, M.Kes, Apt


Ketua Pelaksana : Friska Dewi Sari Hutahuruk, S.Farm
Sekretaris : Sabilah Dina Musaad, S.Farm
Bendahara : Arsyi Nurrahmah, S.Farm
Sie Acara : Hotma Gurning Winokan, S.Farm
Sie Humas dan Sponsorship : Adam Renaldi, S.Farm
Sie Logistik dan Akomodasi : Reni Hernawati, S.Farm
No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab Keterangan
1 06.00-07.15 Persiapan teknis, dekorasi tempat Seluruh bagian melihat kembali petujuk teknis serta memperhatikan kembali semua jobdesc yang
serta cross-check semua belum terlaksana.
Seluruh Bagian
kebutuhan penyuluhan yang
diperlukan
2 07.15-08.00 Briefing akhir Seluruh bagian berkumpul untuk membahas kembali persiapan secara keseluruhan. Disamping itu,
Ketua Pelaksana divisi humas mulai memastikan kedatangan pembicara serta peserta untuk datang tepat waktu.

3 08.00-08.05 Pembukaan oleh MC serta Ketua Divis Acara


4 08.05-08.10 Doa Pembuka Ketua Divis Acara Semua bagian stand by di tempat masing-masing
5 08.10-08.20 Sambutan Oleh Dekan Fakultas Ketua Divis Acara
Farmasi Universitas Padjadjaran
6 08.20-08.40 Sambutan oleh Bupati Karo/ Camat 1. Bagian ini berlangsung tentatif, tergantung siapa yang hadir. Jika yang hadir hanya salah satu
Berastagi sekaligus membuka Ketua Divis Acara dan diantara mereka, maka kegiatan maju 10 menit dari waktu yang telah ditetapkan.
kegiatan penyuluhan ini Ketua Divisi Humas 2. Untuk pelaksanaan di hari ke 2,3,4 dan 5, bagian ini tidak dilakukan, sehingga waktu kegiatan
maju 20 menit dari waktu seharusnya.

7 08.40-09.40 Pemberian penyuluhan mengenai 1. Semua bagian stand by di tempat masing-masing


“Bahaya ISPA, maka Jauhilah” 2. Untuk hari ke dua, tiga, empat dan lima berturut-turut penyuluhan dibawakan oleh:
oleh: - Pengurus IAI Sumut Drs. Siskandri, Apt,
Dosen Fakultas Farmasi Ketua Divis Acara dan - Dosen Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Arif Satria Wira Kusuma, M.Si., Apt
Universitas Padjadjaran Dra. Rr. Ketua Divisi Humas - Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Sabilah Dina Musaad, S.Farm dan Arsyi
Sulistianingsih, M.Kes, Apt Nurrahmah, S.Farm
- Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Friska Dewi Sari Hutahuruk, S.Farm dan
Reni Hernawati, S.Farm
8 09.40-10.00 Sesi Tanya Jawab Ketua Divis Acara Semua bagian stand by di tempat masing-masing
9 10.00 – 11.00 Pemberian penyuluhan mengenai 1. Semua bagian stand by di tempat masing-masing
“Pemakaian Pestisida Rasional 2. Untuk hari ke dua, tiga, empat dan lima berturut-turut penyuluhan dibawakan oleh:
serta APD” oleh Dosen Fakultas Ketua Divis Acara dan - Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Sabilah Dina Musaad, S.Farm
Farmasi Universitas Padjadjaran Ketua Divisi Humas - Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Arsyi Nurrahmah, S.Farm
Febrina Amelia Saputri M. Farm., - Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Friska Dewi Sari Hutahuruk, S.Farm
Apt. - Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Reni Hernawati, S.Farm
10 11.00-11.30 Sesi Tanya Jawab Ketua Divis Acara
11 11.30-12.00 Penutupan serta pembagian Semua bagian stand by di tempat masing-masing
Ketua Divis Acara dan
Masker dan Sarung tangan gratis
Ketua divisi Logistik
12 12.00-13.00 ISHOMA
13 13.00-14.00 Evaluasi akhir serta membersihkan Seluruh bagian berkumpul dan melakukan evaluasi serta pembersihan tempat.
kembali tempat penyuluhan Ketua Pelaksana
berlangsung
ESTIMASI BIAYA
PENDAPATAN  PENGELUARAN

No Pemasukan Jumlah Nama Barang/Jasa Jumlah Harga Satuan Total


BELANJA JASA

1 Fakultas Farmasi Universitas Rp. 10.000.000 1 Tiket Pulang-Pergi (JKT – KLN) 10 orang Rp. 1.500.000 Rp 15.000.000

Padjadjaran 2 Tiket Pulang-Pergi (Bandara – Berastagi) 10 orang Rp. 150.000 Rp 1.500.000

3 Konsumsi 6 hari (18 porsi/orang) 180 porsi Rp. 25.000 Rp. 450.000
4 Konsumsi Peserta 3000 porsi Rp 20.000 Rp. 60.000.000

5 Fee Pembicara (Untuk Dosen) 3 orang Rp. 1.000.000 Rp. 3.000.000


2 Rektorat Universitas Rp. 10.000.000
Padjadjaran BELANJA BARANG
1 Masker 6000 pcs Rp 1000 Rp 6.000.000

2 Sarung Tangan 6000 pcs Rp 1000 Rp 6.000.000

3 Donatur Rp. 8.100.000 3 Leaflet 3000 lembar Rp 750 Rp 2.250.000

4 Sponsorship Rp. 40.000.000


4 Poster A2 10 Lembar Rp. 60.000 Rp. 600.000

5 Dana Usaha Rp. 40.000.000


5 Spanduk 3 × 1 meter 10 pcs Rp. 80.000 Rp. 800.000
Total Rp 98.100.000 6 Merchandise (Gelas) 50 pcs Rp. 50.000 Rp 2.500.000

Total Rp 98.100.000
ANALISIS SWOT PROGRAM KERJA
Strenght Weakness
- Program penyuluhan ini merupakan program yang dilaksanakan - Kelemahan dari pelaksanaan program ini adalah kurang nya
secara gratis bagi masyarakat. Sehingga, diharapkan sumber dana, sehingga diperlukannya usaha yang lebih untuk
masyarakat akan lebih tertarik untuk mengikuti penyuluhan ini. mencapai target dana yang diperlukan.
- Program ini dijalankan oleh orang-orang yang sesuai dan - Pelaksana kegiatan ini mayoritas berasal dari pulau Jawa,
berkompeten dalam bidang ini. Sehingga, diharapkan sehingga diperlukan koneksi yang cukup banyak untuk
masyarakat mendapat pengetahuan sebanyak-banyaknya dari mempermudah komunikasi dengan pemerintah di Daerah
orang yang benar-benar berkompeten dalam bidangnya. Berastagi. Selain itu, dibutuhkan juga persiapan yang matang,
karena sasaran kegiatan di tempat yang jauh. Agar, kegiatan ini
dapat terlaksana dengan baik.

Opportunities Threats
- Tingginya prevalensi penyakit ISPA di Kecamatan Berastagi, - Jauhnya tempat pelaksanaan kegiatan. Sehingga,
sehingga hal ini merupakan kesempatan untuk memberikan memungkinkan untuk terjadinya banyak kesalahan komunikasi
intervensi pada masyarakat yang berprofesi sebagai petani. sebelum pelaksanaan kegatan penyuluhan.
- Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai APD, sehingga - Perbedaan bahasa yang digunakan oleh pelaksana serta
hal ini dapat dijadikan kesempatan untuk memberikan intervensi masyarakat di daerah Berastagi dapat memberikan ancaman
mengenai cara melindungi diri dari paparan pestisida. ketika pelaksanaan kegiatan penyuluhan berlangsung.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI RPOGRAM KERJA

PEMANTAUAN PROGRAM KERJA EVALUASI PROGRAM KERJA


Melihat perkembangan data bulan demi bulan
yang terdapat di Puskesmas Berastagi, Program kerja ini dapat dievaluasi
apakah terjadi penurunan jumlah kejadian tingkat keberhasilannya melalui
ISPA di kecamatan Berastagi atau tidak.
indikator capaian
Pemantauan melalui koordinator kelompok tani
dari kecamatan Berastagi atau langsung pada
koordinator kelompok tani di desa-desa yang
terdapat di kecamatan Berastagi apakah para
petani sudah mulai mengaplikasikan dan
membudayakan penggunaan masker serta
sarung tangan sebagai bentuk upaya untuk
menghindari diri dari paparan pestisida yang
dapat memberika efek toksik seperti ISPA.
Keberhasilan/Memenuhi
No Indikator Capaian
Ya Tidak
Kehadiran dari masyarakat tiap desa
1
minimal 100 orang

Kehadiran dari pengurus kelompok


2 tani minimal 10 orang (di luar jumlah
dari poin sebelumnya)

Jumlah masyarakat yang bertanya


3 ketika kegiatan penyuluhan
berlangsung minimal 5 orang

Jumlah masyarakat yang dapat


menjelaskan kembali apa yang didapat
4
ketika penyuluhan minimal sebanyak 3
orang

Jumlah kejadian baru ISPA di


Kecamatan Berastagi setelah satu
5
bulan kegiatan berlangsung berkurang
25% dari total bulan sebelumnya

Jumlah atau angka kesembuhan ISPA


di Kecamatan Berastagi setelah satu
6 bulan kegiatan berlangsung
bertambah 50% dari total bulan
sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA
Aktar, M. W., Sengupta, D., and Chowdhury, A. 2009. Review Article Impact of Pesticides Use in Agriculture: Their Benefits and Hazards. Interdisc Toxicol, Vol.
2(1): 1-12.
Assane, D., Makhtar, C., Abdoulaye, D., Amary, F., Djibril, B., Amadou, D., et al. 2017. Viral and Bacterial Etiologies of Acute Respiratory Infections Among
Children Under 5 Years in Senegal. Microbiology Insights. Vol 11: 1-5. Doi: 10.1177/1178636118758651.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo. 2016. Kecamatan Berastagi dalam Angka 2016. Karo: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo. 2018. Kecamatan Berastagi dalam Angka 2018. Karo: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo.
Baron, S. 1996. Medical Microbiology, 4th Edition. Galveston (TX): University of Texas Medical Branch at Galveston.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Pedoman Program Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) untuk Penanggulangan Pneumonia
pada Balita. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. 2012. Informasi tentang ISPA pada Balita. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. 2016. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Haryati, Sri. 2014. Gambaran Faktor Penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung. Jurnal Ilmu
Keperawatan. Vol. 2 (1): 62-67.
Hersoni, S. 2015. Pengaruh Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pada Bayi 6-12 Bulan. Jurnal.
Tasikmalaya: Kesehatan Bakti Tunas Husada Vol. 14 No. 1.
Hudayya, Abdi dan Hadis Jayanti. 2012. Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerjanya (Mode of Action). Lembang: Yayasan Bina Tani Sejahtera.
Ibrahim, Hartati. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Anak Balita di Wilayah Puskesmas Botumoito Kabupaten Boalemo Tahun
2011. Tesis Program Pascasarjana Unhas.
Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
Mukono, H. J. 2008. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya terhadap Gangguan Saluran Pernapasan. Surabaya: Airlangga University Press.
Notoatmodjo, S. 2003. Prinsip-prinsip dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Asdi Mahasata.
World Health Organization (WHO). 2008. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang Cenderung Menjadi Epidemi dan
Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Indonesia: WHO.

You might also like