You are on page 1of 18

Assalamu’alaikum

Warrahmatullahi Wabarakatuh

Kelompok 7
Toksikologi

1. Tri Novi Susanti NIM.P07133111035


2. Valentino Oktavianto Pri Anggoro NIM.P07133111036
3. Yolamba ervina Sujarwo NIM.P07133111037
4. Yolla Ayu Medikawanti NIM.P07133111038
4. Yuliastuti NIM.P07133111039
6. Yurasa Satnawatri NIM. P07133111040

Materi yang disampaikan : ARSEN


• Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering
diklasifikasikan sebagai logam, Tetapi lebih bersifat
nonlogam. Tidak seperti logam lain yang membentuk
kation, Arsen (As) dialam berbentuk anion, seperti
H2AsO4 (Ismunandar, 2004). Arsen (As) tidak rusak
oleh lingkungan, hanya berpindah menuju air atau
tanah yang dibawa oleh debu, hujan, atau awan.
Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut di
perairan dan akhirnya akan mengendap di sedimen.
Senyawa arsen pada awalnya digunakan sebagai
pestisida dan hibrisida, sebelum senyawa organic
ditemukan, dan sebagai pengawet kayu (Copper
Chromated Arsenic (CCA)).
• Arsen (As) dialam ditemukan berupa mineral, antara
lain arsenopirit, nikolit, orpiment, enargit, dan lain-lain.
Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di
lingkungan. Arsen di air di temukan dalam bentuk senyawa
dengan satu atau lebih elemen lain (Wijanto, 2005).
• Arsen secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa
dengan fosfor, dan sering dapat digunakan sebagai
pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun.
Ketika dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi
oksida arsen, yang berbau seperti bau bawang putih.
Sumber Pencemaran Oleh Arsen

Keberadaan arsen di alam (meliputi keberadaan di batuan


(tanah) dan sedimen, udara, air dan biota), produksi arsen
di dalam industri, penggunaan dan sumber pencemaran
arsen di lingkungan.
Keberadaan Arsen di Alam
a. Batuan (Tanah) dan Sedimen
Di batuan atau tanah, arsen (As) terdistribusi sebagai mineral. Kadar
As tertinggi dalam bentuk arsenida dari amalgam tembaga, timah
hitam, perak dan bentuk sulfida dari emas
b. Udara
Zat padat di udara (total suspended particulate = TSP) mengandung
senyawa arsen dalam bentuk anorganik dan organik (Johnson &
Braman, 1975). Crecelius (1974) menunjukkan bahwa hanya 35% arsen
anorganik terlarut dalam air hujan. Di lokasi tercemar, kadar As di
udara ambien kurang dari satu gram per meter kubik (Peirson, et al
1974; Johnson & Braman, 1975).
c.Air
Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup
tinggi sehingga dapat merembes ke air tanah. Kebanyakan
wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah daerah
aluvial yang merupakan endapan lumpur sungai dan tanah
dengan kaya bahan organik. Arsenik dalam air tanah
bersifat alami dan dilepaskan dari sedimen ke dalam air
tanah karena tidak adanya oksigen pada lapisan di bawah
permukaan tanah
d.Biota
Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi
dan aluminium,
Tanaman yang tumbuh pada tanah yang
terkontaminasi arsen selayaknya mengandung kadar
arsen tinggi, khususnya di bagian akar (Walsh &
Keene, 1975; Grant & Dobbs, 1977). Beberapa
rerumputan yang mengandung kadar arsen tinggi
merupakan petunjuk/indikator kandungan arsen
dalam tanah (Porter & Peterson, 1975). Selain itu,
ganggang laut dan rumput laut juga umumnya
mengandung sejumlah kecil arsen.
• Arsen banyak digunakan dalam berbagai bidang, yaitu salah
satunya dalam bidang pertanian. Di dalam pertanian, senyawa
timah arsenat, tembaga acetoarsenit, natrium arsenit, kalsium
arsenat dan senyawa arsen organik digunakan sebagai
pestisida.
• Sebagian tembakau yang tumbuh di Amerika Serikat, perlu
diberi pestisida yang mengandung arsen untuk
mengendalikan serangga yang menjadi hama tanaman
tersebut selama masa pertumbuhannya. Tembakau
ini akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
rokok.
Toksisitas
• Toksisitas senyawa arsenik dalam bentuk organik memiliki toksisitas
yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik.Penelitian telah
menunjukkan bahwa arsenites (trivalen bentuk) memiliki toksisitas
akut yang lebih tinggi daripada arsenates (pentavalent bentuk).Dosis
minimal arsenik yang mematikan pada orang dewasa diperkirakan
70-200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan
keracunan arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh
salah satu senyawa arsen, terutama arsenik trioksida, yang sekitar
500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni. Gejalanya antara
lain: sakit di daerah perut, produksi air liur berlebihan, muntah, rasa
haus dan kekakuan di tenggorokan, suara serak dan kesulitan
berbicara, masalah muntah (kehijauan/kekuningan, kadang-kadang
bernoda darah), diare, tenesmus, sakit pada organ kemih, kejang-
kejang dan kram, keringat basah, lividity dari ekstremitas, wajah
pucat, mata merah dan berair (www.wikipedia.org, 2009).
•Gejala keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit
kepala dan dapat berkembang menjadi ringan dan
biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan kematian
(www.wikipedia.org, 2009).
Mekanisme Terjadinya Toksisitas
• Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari
makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung
dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah (Wijanto, 2005).
• Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada fase kedua dariglikolosis
dengan jalan berkompetisi dengan fosfat dalama reaksi gliseraldehid
dehidrogenase.Dengan adanya pengikatan arsenat reaksi gliseraldehid-3-fosfat,
akibatnya tidak terjadi proses enzimatik hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat dan
tidak memproduksi ATP.Selama Arsen bergabung dengan gugus –SH,maupun
gugus –SH yang terdapat dalam enzim,maka akan banyak ikatan As dalam hati
yang terikat sebagai enzim metabolic.Karena adanya protein yang juga
mengandung gugus –SH terikat dengan As, maka hal inilah yang meneyebbkan
As juga ditemukan dalam rambut, kuku dan tulang.Karena eratnya As bergabung
dengan gugus –SH, maka arsen masih dapat terdeteksi dalam rambut dan
tulang bebrapa tahun kemudian
Gejala Toksisitas Arsen
• Toksisitas Akut
Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, Bau napas
seperti bawang putih, diare profus menyebabkan banyak cairan tubuh keluar
sehingga menyebabkan gejala hipontesi. Terjadinya diare profus menyebabakan
banyak larutan protein terbuang keluar tubuh,sehingga mengakibatkan usus ridak
berfungsi normal (enteropati). Arsen juga dapat menyebabkan peningkatan
aktivitas mitotik pada sel hati. Gas arsenik dapat mengakibatkan hemolisis dalam
waktu 3-4 jam dan mengakibatkan nekrosis tubulus ginjal akut sehingga terjadi
kegagalan ginjal.Tanda-tanda toksisitas As yang akut juga terlihat
jelas ialah dengan ditemukannya gejala rambut rontok
kebotakan (alopesia) , tidak berfungsinya saraf tepi
yang ditandai dengan kelumpukan anggota gerak bagian
bawah,kaki lemas,persendian tangan lumpuh, dan daya
reflex menurun
Toksisitas kronis
Toksisitas As kronik juga dapat meningkatkan penyebab
risiko terjadinya kanker pada kulit, paru-paru, hati (liver-
angiosarkoma), kantung kencing, ginjal, dan kolon. Beberapa
kelompok peneliti menyatakan bahwa keracunan kronis A
dapat menyebabkan hepatotoksik hidroarsenicisme (karena
mengonsumsi air minum yang terkontaminasi As), hal
tersebut terjadi setelah 1-15 tahun sejak mengonsumsi air
tersebut. Hepatomegali (pembesaran hati) terjadi
pada 76,7% dari 248 pasien yang dirawat karena kasus
toksisitas kronis As ini.
Dampak Toksisitas Arsen
• Sekitar 90% arsen yang diabsorbsi dalam tubuh manusia
tersimpan dalam hati,ginjal,dinding saluaran pencernaan,limfa,
dan paru.Juga tersimpan dalam jumlah sedikit dalam rambut dan
kuku serta dapat terdeteksi dalam waktu lama, yaitu beberapa
tahun setelah keracunan kronis.Di dalam darah yang normal
ditemukan arsen 0,2µg/100ml. sedangkan pada kondisi
keracunan ditemukan 10µg/100ml dan pada oarng yang mati
keracunan arsen ditemukan 60-90µg/100ml
Usaha pencegahan Pencegahan Terjadinya
terjadinya paparan arsen
secara umum adalah
Paparan Arsen
pemakaian alat proteksi
diri bagi semua individu
yang mempunyai potensi
terpapar oleh arsen. Alat
proteksi diri tersebut
misalnya :
- Masker yang memadai
- Sarung tangan yang
memadai
- Tutup kepala
- Kacamata khusus
- Melakukan surveilenc
medis
Cara Menanggulangi Toksisitas Arsen
Pada pengobatan kasus keracunan As
Pada kasus keracunan akut, perlu segera diberi obat suportif
dan simptomatik untuk mencegah terjadinya gejala neuropati.
Pengobatan dengan pemberian khelasi spesifik yaitu BAL.
Standar pemberian BAL ialah 3-5 mg/kg yang diberikan setiap 4
jam selama 2 hari diikuti dengan pemberian 2,5 mg/kg setiap 6
jam selama 2 hari. Kemudian diberikan 2,5 mg/kg setiap 12 jam
selama 1 minggu. Pada periode pemberian pengobatan tersebut,
sampel urine diperiksa setiap 24 jam dan pengobatan segera
dihentikan jika konsentrasi As dalam urine kurang dari 50 mg.
pengobatan BAL sering diikuti dengan pemberian penisilamin
yang diberikan setiap 6 jam selama 5 hari.
Wassalamu’alaikum
Warrahmatullahi Wabarakatuh...

You might also like