You are on page 1of 23

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

PASIEN HIPERFUNGSI HIPOFISIS DAN


HIPOPERFUNGSI HIPOFISIS
DISUSUN OLEH :

• CANDRA MEIFA DHR 4


• NIMAS AYU APRILIA
1
• RURI MARISKA
2
• EGA BAGUS T 5 RIANDINI

• FITRIA CANDRA 6
• YULIANA
3
Hiperpituitary adalah suatu
kondisi patologis yang terjadi
akibat tumor atau hiperplasi
hipofisisme sehingga
menyebabkan peningkatkan
sekresi salah satu hormone
hipofise atau lebih yang
dikeluarkan oleh kelenjar
pituitari .
ETIOLOGI

Penyebab dari hiperpituitari adalah akibat adanya


tumor atau hiperplasi kelenjar hipofise.
Patofisiologi
Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk
bergantung pada sel mana dari kelima sel-sel hipofise yang
mengalami hiperfungsi. Kelenjar biasanya mengalami pembesaran
disebut adenoma makroskopik bila diameternya lebih dari 10 mm
atau adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10 mm,
yang terdiri atas 1 jenis sel atau beberapa jenis sel. Adenoma
hipofisis merupakan penyebab utama hiperpituitarisme.penyebab
adenoma hipofisis belum diketahui. Adenoma ini hampir selalu
menyekresi hormon sehingga sering disebut functioning tumor.
LANJUTAN

Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel


penyekresi GH,ACTH dan prolaktin. Tumor yang terdiri atas
sel-sel pensekresi TSH-,LH- atau FSH- sangat jarang terjadi.
Functioning tumor yang sering di temukan pada hipofisis
anterior adalah:

a. prolactin-secreting tumors ( tumor penyekresi prolaktin


) atau prolaktinoma.
b. somatotroph tumors ( hipersekresi pertumbuhan )
c. corticotroph tumors ( menyekresi ardenokortikotrofik
/ACTH )
MANIFESTASI LINIS
a. Prolaktemia 2). Akromegali
a. Penebalan jaringan pengikat
1. Amenorhoe di bibir dan hidung
2. Galaktorhoe tanpa adanya b. Os mandibulae bertambah
riwayat kehamilan besar dan panjang
3. Infertility c. Tulang-tulang tangan dan
kaki bertambah besar
b. Hipersekresi Somatotropin d. Gangguan metabolisme,
1). Gigantisme glukosa darah naik → lesu, capai
e. Pada wanita amenorhoe,
a. Pada laki-laki alat genetalia pada laki-laki alat genetalia
besar tapi kurang berfungsi. membesar.
b. Penderita akan sangat f. Adanya tanda-tanda
besar karena tulang-tulang peningkatan tekanan intra
menjadi panjang. kranial.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Pengkajian perawatan secara
umum
1) Pemantauan akan potensial
komlikasi kelainan endokrin dan
pengelolaannya b. Pengkajian keperawatan secara
2) Pemantauan akan tanda – tanda khusus
dan gejala klinik yang menunjukkan 1) Riwayat penyakit
adanya ketidakseimbangan hormonal 2) Kaji usia, jenis kelamin dan
3) Mengetahui persepsi pasien dan riwayat penyakit yang sama dalam
keluarga pasien mengenai masalah keluarga
kesehatan, pengelolaan dan bantuan 3) Kaji riwayat penyakit, Tanyakan
yang diperlukan manifestasi klinis dari peningkatan
4) Menentukan narasumber yang prolaktin, GH dan ACTH mulai
diperlukan pasien dan dirasakan
keluarganyauntuk dapat mengatasi
penyakitnya dan untuk
pengelolaannya di rumah sakit dan
setelah pulang dari rumah sakit
5) pengkajian psikologis dan sosial
LANJUTAN

5). Pemeriksaan fisik dan masalah klinik


4) Keluhan utama, meliputi :
yang sering di jumpai, meliputi :
a) Perubahan ukuran dan bentuk
1. Amati bentuk wajah, khas apabila ada
tubuh serta organ-organ tubuh seperti
hipersekresi GH seperti bibir dan hidung
jari-jari, tangan, dll.
besar, dagu menjorok ke depan.
b) Nyeri kepala
2. Amati adanya kesulitan mengunyah
c) Libido seksual menurun
dan geligi yang tidak tumbuh dengan
d) Perubahan tingkat energi,
baik
kelelahan, dan letargi.
3. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
e) Nyeri pada punggung dan
akibat kompresi saraf optikus, akan
perasaan tidak nyaman.
dijumpai penurunan visus
f) Nyeri kepala, kaji P, Q, R, S, T.
4. Amati perubahan pada persendian
g) Gangguan penglihatan seperti
dimana klien mengeluh nyeri dan sulit
menurunnya ketajaman penglihatan.
bergerak.
h) Perubahan siklus menstruasi (
5. Peningkatan perspirasi pada kulit
pada klien wanita ) mencakup
menyebabkan kulit basah karena
keteraturan, kesulitan hamil
berkeringat
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1) Kelemahan dan pola tidur
2) Pola makan ( fekuensi dan
asupan makanan) 1) Tinggi dan berat
3) Higiene khusus dan
kebutuhan untuk bercukur badan
4) Riwayat kardiovaskular 2) Proporsi tubuh
5) Polaintake dan output 3) Jumlah dan
cairan
6) Rasa tidak nyaman distribusi masa obat
7) Penggunaan obat – 4) Distribusi lemak
obatan 5) Pigmentasi kulit
8) Riwayat reproduksi
9) Penggunaan medikasi 6) Distribusi rambut
10) Kelainan endokrin dan
pengelolaannya
Diagnosa Keperawatan
Perubahan citra
tubuh yang
berhubungan
dengan perubahan
penampilan fisik

Perubahan sensori
perseptual
Disfungsi seksual
(penglihatan) yang
berhubungan yang berhubungan
dengan gangguan DIAGNOSA dengan
transmisi impuls KEPERAWATAN penurunan libido ;
akibat kompresi infertilitas
tumor pada nervus impotent
optikus

Nyeri kepala yang


berhubungan
dengan penekanan
jaringan oleh tumor
I. Perubahan citra tubuh yang berhubungan
dengan perubahan penampilan fisik

 Klien dengan kelebihan GH

1. Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan


perasaannya terhadap perubahan penampilan tubuhnya
2. Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya serta segi-segi
positif yang dapat dikembangkan oleh klien

 Klien dengan kelebihan prolaktin


1. Yakinlah klien bahwa sebagian gejala dapat berkurang
dengan pengobatan ( ginekomastia, galaktorea )
2. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaanya
Pemberian obat-obatan
II. Disfungsi seksual yang berhubungan III. Nyeri kepala yang berhubungan
dengan penurunan libido ; infertilitas dengan penekanan jaringan oleh
impotent. tumor

1. Identifikasi masalah spesifik yang


berhubungan dengan pengalaman pada
klien terhadap fungsi seksualnya 1) Dorong klien agar mau
2. Dorong klien agar mau mengungkapkan apa yang dirasakan.
mendiskusikan masalah tersebut dengan 2) Kaji skala nyeri
pasangannya. 3) Berikan tehnik relaksasi dan
3. Kolaborasi pemberian obat – distraksi
obatan bromokriptin. 4) Kolaborasi pemberian analgetik
4. Bila masalah ini timbul setelah untuk mengurangi rasa nyeri.
hipofisektomi, kolaborasi pemberian
gonadotropin
Hipopituitarisme adalah keadaan yang
timbul sebagai akibat hipofungsi hipofisis.
Definisi hormone hipofisis depan dapat
terjadi dari 3 jalur :
1. Kelainan di dalam kelenjar yang dapat
merusak sel-sel sekretorik.
2. Kelainan di dalam atau yang
berdekatan dengan tangkai hipofise
dimana dapat menyebabkan penghentian
penyebaran faktor-faktor yang berasal
dari hipotalamus.
3. Kelainan di dalam hipotalamus sendiri
dimana dapat merusak pelepasan bahan
pengatur pada hipofise depan.
ETIOLOGI

Hipopiutuitarisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar


hipofisis atau hipotalamus. Penyebabnya menyangkut:
1. Infeksi atau peradangan oleh : jamur,bakteri piogenik.
2. Penyakit autoimun (Hipofisis limfoid autoimun)
3. Tumor, misalnya dari sejenis sel penghasil hormon yang
dapat mengganggu pembentukan salah satu atau semau
hormon lain.
4. Umpan balik dari organ sasaran yang mengalamai
malfungsi. Misalnya, akan terjadi penurunan sekresi TSH
dari hipofisis apabila kelenjar tiroid yang sakit
mengeluarkan HT dalam kadar yang berlebihan.
5. Nekrotik hipoksik (kematian akibat kekurangan O2)
hipofisis atau oksigenasi dapat merusak sebagian
atausemua sel penghasil hormon. Salah satunya sindrom
sheecan, yang terjadi setelah perdarahan maternal.
Patofisiologi
Hipofungsi kelenjar hipofisis (hipopituitarisme) dapat
terjadi akibat penyakit pada kelenjar hipofisis sendiri atau
pada hipotalamus, namun demikian akibat kedua keadaan
ini pada hakekatnya sama. Hipopituitarisme dapat terjadi
akibat kerusakan lobus anterior kelenjar hipofisis.
Panhipopituitarisme (penyakit Simmond) merupakan
keadaan tidak adanya seluruh sekresi hipofisis dan penyakit
ini jarang dijumpai. Nekrosis hipofisis pascapartus (sindrom
Sheehan) merupakan penyebab lain kegagalan hipofisis
anterior yang jarang. Keadaan ini lebih cenderung terjadi
pada wanita yang mengalami kehilangan darah,
hipovolemia dan hipotensi pada saat melahirkan.
Hipopituitarisme juga merupakan komplikasi terapi radiasi
pada bagian kepala dan leher. Kerusakan total kelenjar
hipofisis akibat trauma, tumor atau lesi vaskuler akan
menghilangkan semua stimulus yang secara normal
diterima oleh kelenjar tiroid, gonad dan adrenal. Akibatnya
adalah penurunan berat badan yang ektrim, pelisutan
tubuh, atrofi semua kelenjar serta organ endokrin,
kerontokan rambut impotensi anemor, hipometabolisme
dan hipoglikemia. Koma dan kematian akan terjadi jika tidak
dilakukan terapi hormone pengganti.
MANIFESTASI KLINIS

5. Defisiensi hormon pertumbuhan :


1. Sakit kepala dan gangguan (Growt Hormon = GH) gangguan
penglihatan pertumbuhan pada anak-anak.
2. Gambaran dari produksi hormon 6. Defisiensi Gonadotropin : impotensi,
pertumbuhan yang berlebih termasuk libido menurun, rambut tubuh rontok
akromegali (tangan dan kaki besar pada pria, amenore pada wanita.
demikian pula lidah dan rahang), 7. Defisiensi TSH : rasa lelah, konstipasi,
kulit kering gambaran laboratorium dari
berkeringat banyak, hipertensi dan
hipertiroidism.
artralgia (nyeri sendi).
8. Defisiensi Kortikotropin : malaise,
3. Hiperprolaktinemia : amenore atau anoreksia, rasa lelah yang nyata, pucat,
oligomenore galaktore (30%), gejala – gejala yang sangat hebat selama
infertilitas pada wanita, impotensi menderita penyakit sistemik ringan biasa,
pada pria. gambaran laboratorium dari penurunan
4. Sindrom Chusing : obesitas sentral, fungsi adrenal.
hirsutisme, striae, hipertensi, 9. Defisiensi Vasopresin : poliuria,
diabetesmilitus, osteoporosis polidipsia,dehidrasi, tidak mampu
memekatkan urin.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian keperawatan pada klien dengan
kelainan ini antara lain mencakup:
1. Riwayat penyakit masa lalu
2. Sejak kapan keluhan diarasakan
3. Apakah keluhan terjadi sejak lahir.Tubuh
kecil dan kerdil sejak lahirterdapat pada klien
kretinisme.
4. Kaji TTV dasar untukperbandingan dengan
hasil pemeriksaan yang akan datang.
5. Berat dan tinggi badan saat lahir atau kaji
pertumbuhan fisik klien. Bandingkan
perumbuhan anak dengan standar.
6. Keluhan utama klien:
7. Pemeriksaan fisik
LANJUTAN

1. Gangguan citra tubuh yang berhubungan


dengan perubahan struktur tubuh dan fungsi
tubuh akibat defisiensi gonadotropin dan
defisiensi hormon pertumbuhan.
2. Koping individu tak efektif berhubungan
dengan kronisitas kondisi penyakit.
3. Harga diri rendah berhubungan dengan
perubahan penampilan tubuh.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Dx : Gangguan Citra Tubuh 2. Dx : Koping Individu Tidak
Berhubungan dengan Perubahan Efektif berhubungan dengan
Struktur Tubuh dan Fungsi Tubuh. Kondisi Penyakit.

1. Dorong individu untuk


mengekspresikan perasaan.
1. Kaji status koping individu yang ada.
2. Dorong individu untuk bertanya
2. Berikan dukungan jika individu
mengenai masalah, penanganan,
berbicara.
perkembangan, prognosa kesehatan.
3. Bantu individu untuk memecahkan
3. Tingkatkan komunikasi terbuka,
masalah (problem solving).
menghindari kritik / penilaian tentang
4. Instruksikan individu untuk melakukan
perilaku klien.
teknis relasi, dalam proses teknik
4. Berikan kesempatan berbagi rasa
pembelajaran penatalaksanaan stress.
dengan individu yang mengalami
5. Kolaborasi dengan tenaga ahli psikologi
pengalaman yang sama.
untuk proses penyuluhan.
5. Bantu staf mewaspadai dan menerima
perasaan sendiri bila merawat pasien lain.
LANJUTAN

3. Dx : Harga diri Rendah berhubungan


dengan Perubahan Penampilan Tubuh.

1. Bina hubungan saling percaya perawat dan klien.


2. Tingkatkan interaksi sosial.
3. Diskusikan harapan /keinginan / perasaan.
4. Rujuk kepelayanan pendukung.

You might also like