You are on page 1of 14

PENGELOLAAN LIMBAH

PADAT RUMAH TANGGA

NAMA : 1.INDAH RIANI


2.VIVIN NOPIANA
KELAS: 1 KB
DOSEN PEMBIMBING : ADI SYAKDANI, S.T., M.T.
Limbah padat rumah tangga merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga.
Contoh limbah padat rumah tangga adalah sampah, baik sampah organik maupun anorganik.

Cara Pengolahan Limbah Padat


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan sebelum mengolah limbah padat tersebut adalah sebagai berikut:
1.Jumlah limbah
Jika limbah dalam jumlah yang sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Jika limbah dalam jumlah yang
banyak dapat membutuhkan penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.
2.Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan empat pembuangan, sarana pengangkutan dan pilihan pengolahannya, sifat kimi
dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
3.Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu kita perhatikan tempat
pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.
4.Tujuan akhir dan pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-ekonomis. Tujuan pengolahan
yang bersifat ekonomis adakah dengan meningkatkan efisiensi pebrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan
yang masih berguna untuk didaur ulang atau dimanfaat lain, sedangkn tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah
untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Proses pengelolahan limbah padat
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbeda dan kandungan bahan yang berbeda , maka harus dipisahkan terlebih dahulu supaya
peralatan pengolahan menjadi awet.
2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar pengolahannya menjadi lebih mudah .
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk seperti sisa makanan dan kotoran hewan .
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengelolaan limbah padat adalah pembuangan limbah yang terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Pembuangan dilaut
Pembuangan limbah tidak boleh dilakukan disembarang tempat dan tidak semua limbah padat dapat dibuat ke laut.
2. Pembuangan di darat atau tanah
Pembuangan didarat perlu dilakukan pemilihan lokasi dengan mempertimbangkan hal berikut :
1. Pengaruh iklim temperatur dan angin
2. Struktur tanah
3. Jaraknya jauh dari pemukiman
4. Pengaruh atau dampak terhadap lingkungan sekitar .
Persentase sampah diindonesia
Tabel sampah di 6 kota besar indonesia
Adapun prinsip-prinsip dalam pengolahan limbah yaitu:
Mengurangi (Reduce)
Mengurangi sampah bisa dilakukan dengan berbagai cara, contohnya belanja di
supermarket dalam jumlah yang besar sekaligus, sehingga akan menghemat jumlah plastik yang
digunakan. Atau bisa juga dengan membawa tas kain saat berbelanja agar tidak perlu lagi
menggunakan tas plastik.
Menggunakan kembali (reuse)
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi
yang sama ataupun fungsi lainnya. Menggunakan kembali sampah bisa dilakukan dengan
menggunakan kembali plastik belanjaan dari supermarket menjadi plastik sebagai kantong
sampah. Contoh lainnya adalah menggunakan sampah ember plastik sebagai pot bunga.
Mengolah kembali (recycle)
Daur ulang mempunyai pengertian sebagai proses menjadikan bahan bekas atau sampah
menjadi menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali. Dengan proses daur ulang, sampah
dapat menjadi sesuatu yang berguna sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunaan bahan
baku yang baru. Pada dasarnya, sampah yang dapat di daur ulang adalah termasuk bahan organik,
namun sekarang telah hadir industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan
sampah menjadi barang lain yang memiliki kegunaan dan nilai ekonomis tinggi.
Pemilahan sampah merupakan kunci dari pengelolaan
sampah.
Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa
makhluk hidup yang terdapat di alam , seperti : tumbuhan dan
hewan , serta berbagai macam hasil olahannya yang
kemudian dibuang dan dapat terurai secara alami oleh bakteri
tanpa perlu tambahan bahan kimia didalam pengguraiannya.

Sampah organik dapat dimanfaatkan kembali , dengan


melakukan pengelolaan dan pemanfaatan yang tepat seperti
pengomposan .
Pengomposan
Pengomposan merupakan proses penguraian senyawa-senyawa yang terkandung dalam
sisa-sisa bahan organis (seperti jerami, daun-daunan, sampah rumah tangga dan
sebaginya.) dengan perlakuan khusus (pelapukan secara alami). Hasil pengomposan
inilah yang biasa disebut sebagai pupuk kompos. Di lingkuangan alam terbuka, kompos
bisa terjadi dengan sendirinya. Lewat proses alami, rumput dedaunan, dan kotoran
hewan serta sampah lainnya lama kelamaan akan membusuk karena kerjasama antara
mikroorganisme dan cuaca.

Fungsi dan manfaat pengomposan:


1. Soil Conditioner , berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah , terutama bagi
tanah kering atau ladang.
2. Meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air ( increase soil water holding
capacity )
3. Soil Ameliorator , berfungsi untuk mempertinggi kemampiuan pertukaran kation
(KPK) baik pada tanah ladang , tanah sawah dan lain - lain
Cara Pengomposan Sampah Rumah Tangga:
Sediakan wadah untuk pengomposan seperti lubang dalam tanah, bak, drum, baskom, dan sebagainya. Jika wadah yang dipergunakan
berupa drum atau baskom plastik, lubangilah pada bagian dasar sebanyak lima lubang dan diletakkan di atas susunan batu bata.
Berikut langkah-langkah pembuatan kompos, yaitu:
Pemisahan sampah
Pisahkan sampah organik dari sampah anorganik. Sampah anorganik berupa plastik, kaleng, karet. Sampah organik berupa sisa makanan,
kulit buah, sisa sayuran. Sampah yang berukuran besar sebaiknya dipotong/dicacah terlebih dahulu.
Pencampuran
Isi wadah dengan kompos lama setinggi 1/3. Selanjutnya sampah dapur dimasukkan. Aduk bahan secara merata. Bahan bisa ditambah
serbuk gergaji atau pupuk kandang dan organisme perombak limbah/ragi kompos (Tricholant). Tutup wadah dengan karung/plastik.
Pematangan
Aduk sampah setiap 7 hari, selama proses berlangsung suhu bahan berkisar 30-70 derajat celcius. Memasuki minggu ke-5 atau ke-6,
kompos sudah jadi. Cirinya adalah tidak berbau busuk, berbau tanah, warna coklat kehitaman dan suhu 30-32 derajat celcius.
Pengayakan dan Pengemasan
Kompos yang sudah matang diayak untuk memperoleh hasil seragam. Lalu dikemas dalam plastik. Agar menghasilkan pupuk kompos
yang baik, beberapa fisik bahan yang dapat dilihat secara visual dan dirasakan, antara lain warna kompos coklat kehitaman, tidak berbau busuk
atau menyengat, tetapi berbau tanah tanah, berbutir halus, lunak ketika dihancurkan dengan jari-jari tangan. selama dalam pengomposan suhu
bahan organik berkisar 30-70 derajat celcius, kelembaban bahan organik berkisar 40-60 derajat celcius, derajat kemasaman pH kompos berkisar
antara 6,5-7,5.
Sampah Anorganik (Non-organik)

Sampah anorganik adalah sampah atau limbah yang berasal


dari berbagai macam proses, sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedangkan sebagian
lainnya hanya dapat diuraikan melalui proses yang cukup lama.

Sampah jenis ini dapat diatasi dengan cara melakukan daur ulang
terhadap beberapa sampah seperti : kaca, plastik , logam , gelas ,
aluminium dan baja .
langkah - langkah daur ulang sampah anorganik

1. Pemisahan , Memisahkan material yang dapat didaur ulang dengan


sampah yang harus dibuang ke penimbunan sampah , pastikan
materisal tersebut kosong dan lebih baik dalam keadaan bersih
2. Penyimpanan , Simpan material yang sudah dipisahkan tadi kedalam
kotak yang tertutup . usahakan agar setiap kotak tertutup hanya berisi
satu jenis material tertentu .
3. Pengiriman / Penjualan , Barang - barang yang sudah terkumpul
dapat dijual ke pabrik - pabrik yang membutuhkan material bekas
sebagai bahan baku .

You might also like