You are on page 1of 15

Faktor-Faktor Pencetus Erythropoiesis

Stimulating Agent Responsive Dalam


Kohort Hemodialysis Eropa
Fatma Khoirunisak (10116051)
Feby Fabiola Gombo (10116052)
S1 Farmasi Tk 2
Data Yang digunakan
 Data yang digunakan pada jurnal diatas adalah data kualitatif, karena
pengambilan data didasarkan pada penelitian yang sebelumnya
 Menurut sumbernya termasuk data internal karena pengambilan data dari
organisasi FME centers
 Menurut waktu pengumpulan datanya termasuk data time series, karena data
diambil secara berkala dari waktu ke waktu. Antara 1 januari 2005 sampai 31
desember 2006
 Menurut cara memperolehnya termasuk data sekunder,karena pengambilan data
yang diolah oleh FME centers
 Termasuk data retrospektif karena diambil dari data yang sudah ada
Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu yang digunakan dalam penelitian tersebut adalaah 90 hari.
2. Tempat penelitian dalam jurnal tersebut adalah di Eropa
Populasi dan Sampel
1. Sampel yang digunakan adalah pasien hemodialisis
2. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8693
pasien hemodialysis. Jika dari total pasien tersebut ada yang
meninggal maka digandikan dengan populasi yang diaambil dari
9 Negara di eropa dan turki yang dipilih secara acak dari fasilitas
yang sama.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik karena
menggunakan analisa kohort.
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan adalah:
• Variabel bebas : ESA (erythropoiesis-stimulating agents )
• Variabel terbatas : anemia dan pasien ginjal kronis (CKD)
Rumusan masalah
Apakah ESA secara klinis dan Ekonomi dapat mengobati
anemia pada pasien penderita ginjal kronis (CKD) ?
Hipotesis
Bagaimana penelitian ini mendapatkan prospektif baru
pada faktor-faktor yang mendorong hyporesponsive dengan
menerapkan metodologi case cross over untuk memeriksa
faktor-faktor yang terkait dengan pasien yang menjadi
hyporesponsive terhadap terapi ESA di Eropa ?
Data hasil
Gambar 1 .Diagram skematik paparan ESA (E) dan observasi
hemoglobin (O) untuk pasien hipotetis, dengan klasifikasi ESA
selanjutnya respon dalam analisis utama.
Untuk analisis utama, cut-off ESA berdasarkan pada dosis ESA
mingguan disesuaikan berat badan rata-rata (80.8IU / kg / minggu)
diterapkan dan dibandingkan dengan ambang hemoglobin 10 g / dL.
Untuk menguji ketahanan temuan untuk variasi dalam definisi
hyporesponsiveness, analisis tambahan dilakukan memeriksa kombinasi
kriteria di atas dengan kuartil atas dari dosis ESA mingguan yang
disesuaikan dengan berat badan (140.4IU / kg / minggu) dan ambang
hemoglobin 9 g / dL
Tabel 1. Menunjukkan periode hyporesponsiveness lebih mungkin terjadi setelah periode rawat inap
atau perubahan akses vascular, Di mana jenis akses vaskular berubah dianggap berpengaruh pada
kemungkinan hyporesponsiveness
Tabel 2. Menunjukan faktor resiko untuk reversibilitas hyporospensive ESA dalam kelompok pasien
hemodialysis berdasarkan analisa kohort
Tabel 3. Menunjukkan periode hyporesponsiveness
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian adalah Hyporesponsiveness
ke erythropoiesis-stimulating agents (ESA) secara klinis dan
ekonomi penting dalam pengobatan anemia pada pasien
penyakit ginjal kronis (CKD) dengan menngunakan metode
case-crossover untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
terkait dengan hyporesponsivensess dan dapat mengobati
penyakit anemia pada pasien penyakit ginjal kronis tetapi
secara berkala.
TERIMA KASIH

You might also like