You are on page 1of 17

KULIAH PAKAR ILMU KEDOKTERAN TERINTEGRASI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
ADULT LEARNING : ANDRAGOGY
Didasarkan atas 5 asumsi :
 Orang dewasa adalah orang yang independent dan
self directing
 Orang dewasa memiliki pengalaman yang sangat
luas dan kaya dengan sumber belajar .
 Orang dewasa menilai pembelajaran sebagai suatu
hal yang terintegrasi dengan kebutuhan dan tuntutan
kehidupan sehari – hari
 Orang dewasa lebih tertarik pada problem centered
approach dari pada subject centered approach
 Orang dewasa lebih termotivasi untuk belajar melalui
dorongan internal dari pada dorongan external .
ADULT LEARNING
Meliputi :
 Belajar, mandiri ( independent learning )
 Belajar secara aktif ( active learning )
 Self directed learning
 Critical thinking
 Meta cognitive thinking
 Problem solving
 Deep learning
 Intellectual curiosity
 Logical and independent thought
 Effective communication
 Life long learning skills.
BELAJAR MANDIRI
= Independent learning
 Menentukan tujuan belajar
 Merancang strategi untuk mencapai tujuan belajar
 Committed terhadap proses pembelajaran .

BELAJAR SECARA AKTIF


 = active learning :
 Membaca , mencari informasi ( ilmu )
 Menulis , mencatat informasi
 Melaksanakan diskusi ( elaboration of knowledge )
 Bersama – sama memecahkan suatu masalah
 Melakukan analisis , sintesis dan evaluasi
SELF DIRECTED LEARNING
 Mengetahui apa yang dibutuhkan dimana dapat memperoleh bahan
tersebut dan kapan dapat memperoleh materi yang dibutuhkan tersebut .
 Mengontrol sepenuhnya tugas – tugas belajar nya
 Bertanggung jawab atas pembelajaran mereka secara otonomi pribadi pada
pilihannya
CRITICAL THINKING
 Merupakan mental proses untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi
 Berdasarkan pada intellectual values yang meliputi
 Clarity ( jelas )
 Accuracy ( teliti )
 Precision ( tepat )
 Evidence ( bukti )
 Thoroughness ( cermat )
 Fairness ( wajar )
META COGNITIVE KNOWLEDGE :
 Pengetahuan tentang kognisi , proses berpikir secara umum
 Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan kognitif
individu .
Belajar secara mandiri = BSM
 Memerlukan motivasi yang tinggi
 Merupakan “student centered approach”
 Suatu non formal learning
 Mahasiswa mengambil inisiatif dalam :
 Mendiagnosis kebutuhan belajar
 Membuat formulasi tujuan belajar
 Mengidentifikasi sumber belajar (nara sumber dan
materi belajar)
 Memilih dan menjalani strategi belajar yang sesuai
 Mengevaluasi hasil belajar (outcomes)
BELAJAR SECARA MANDIRI ADALAH UPAYA ATAU
AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN :
 Pengetahuan
 Keterampilan
 Kinerja
Dalam belajar secara mandiri , kepada para mahasiswa perlu
diberi latihan untuk :
 Keterampilan belajar , dalam hal perencanaan , apa, kapan , dan
bagaimana cara belajar
 Tanggung jawab individu dalam manajemen pengembangan
diri
 Mengenal dan memanfaatkan kesempatan untuk belajar dari
hari ke hari
 Memilih dan menggunakan materi dan sumber lainya secara
tepat dan efektif.
Bsm melibatkan pengetahuan terdahulu (prior knowledge dan
prior experience)
LIFE LONG LEARNING SKILLS
Consist of:
1. A love of learning
2. A sense of curiosity and question asking
3. A critical spirit
4. A sense of the interconnectedness of fields
5. An awareness of how knowledge is created in at least
on field of study
6. Breadth of vision
7. Knowledge of major current resources
8. Ability to locate , evaluate , manage and use
information in a range of contexts
9. Ability to decode information using a variety of
media
10. Ability to decode information in a variety of forms ,
writen , statistical , graphs, charts, diagrams and tables
11. Critical evaluation of information
12. Autonomous
13. Self organization skills
14. Range of strategies for learning
15 an understanding of differences betwen surface and
deep level learning.
EVIDENCE BASED MEDICINE
= Pengetahuan kedokteran yang merupakan integrasi antara
A. Bukti – bukti yang dihasilkan oleh penelitian tentang
 Basic medical sciences
 Biomedical sciences
 Biomedical communication
dengan :
B. Kemampuan menggunakan keterampilan klinik dan
pengalaman dalam mengelaborasi dan menganalisis
situasi dan kondisi penderita.
 Hasil penerapan ebm disebut sebagai clinical judgement
yang meliputi :
 Cognition ( knowledge )
 Psychomotor ( skill )
 Affection ( attitude )
EBM MEMPUNYAI 4 ASPEK
1. Aspek medik
2. Aspek ilmiah
3. Aspek personal
4. Aspek sosial

ASPEK MEDIK
 Fungsinya untuk mengelola penderita
URUTAN IMPLEMENTASINYA:
I. HUBUNGAN DOKTER – PENDERITA :
 Pada waktu pertama kali menghadapi penderita , seorang dokter
harus menunjukkan sikap dan perilaku manusia yang baik ,
ramah , santun , sabar , peduli , empati dan profesional .
II. KOMUNIKASI VERBAL = ANAMNESIS
 Anamnesis dilakukan dengan perilaku seperti 1
 Sebaiknya menggunakan bahasa penderita
 Menggunakan kata – kata dan kalimat sederhana dan jelas
 Sebaiknya penderita dimint a menceritakan keluhannya dan
masalahnya sendiri
 Hasil wawancara disusun secara rinci , sistematis , kemudian
dianalisis, disintesiskan dan diinterpretasikan
 Kesimpulan biasanya berupa gejala penyakit (mirip). Disebut
sebagai hasil anamnesis
III PEMERIKSAAN FISIK
 Dilakukan dengan perilaku 1
 Dilakukan teknik yang benar dan sistematis
 Mulai dari pemeriksaan umum
 Pemeriksaan khusus meliputi :
 Inspeksi
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultasi
 Dimulai dari : Kepala . leher, thorax, abdomen, pelvis dan
extremitas
 Hasil pemeriksaan fisik dikompilasikan ( disusun ) secara rinci,
urut, sistematis, kemudian dianalisis dan disintesiskan ,
diinterpretasikan , hasilnya disebut : hasil pemeriksaan fisik .
IV. PENGINTEGRASIAN HASIL ANAMNESIS
DAN HASIL PEMERIKSAAN FISIK
 Hasil pengintegrasian ini disebut : integrasi I
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
berupa :
 Pemeriksaan lab ( PK/patologi klinik)
 Pemeriksaan penyinaran :
 Ro ; MRI; scanning; USG
 ECG; EEG; elektrosiologi
Hasil diinterpretasikan: Hasil pemeriksaan penunjang.
VI. PENGINTEGRASIAN INTEGRASI I
DENGAN HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
menghasilkan integrasi II dan disebut
diagnosis klinik
VII. DARI HASIL ANAMNESIS , PEMERIKSAAN
FISIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
DAPAT DITENTUKAN PROGNOSIS
VIII. DARI DIAGNOSIS KLINIK DAN PROGNOSIS
DAPAT DITENTUKAN TERAPI, SPESIFIC
PLANNING
IX. SETELAH PULIH KEMBALI DILAKUKAN
REHABILITASI DAN KONSELING SERTA
DIRUJUK KEMBALI KE DOKTER YANG
MENGIRIMKAN.
X. PESAN KEPADA PENDERITA, MEMBERITAHU
KEADAAN SELANJUTNYA

Planning → terapi spesifik


ASPEK ILMIAH
 Melalui ebm kita mengadakan survey tentang
keluhan sejumlah penderita penyakit tertentu .
 Melalui ebm kita mengadakan survey tentang
kelainan fisik sejumlah penderita penyakit tertentu .
 Juga dapat mensurvey terapinya .
ASPEK PERSONAL
 Hubungan dokter – penderita menjadi lebih baik
 Kualitas dan profesionalisme lebih baik .
ASPEK SOSIAL
 Penerapan EBM secara luas akan kesadaran serta
perhatian masyarakat kepada kesehatan .

You might also like