Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
ADULT LEARNING : ANDRAGOGY
Didasarkan atas 5 asumsi :
Orang dewasa adalah orang yang independent dan
self directing
Orang dewasa memiliki pengalaman yang sangat
luas dan kaya dengan sumber belajar .
Orang dewasa menilai pembelajaran sebagai suatu
hal yang terintegrasi dengan kebutuhan dan tuntutan
kehidupan sehari – hari
Orang dewasa lebih tertarik pada problem centered
approach dari pada subject centered approach
Orang dewasa lebih termotivasi untuk belajar melalui
dorongan internal dari pada dorongan external .
ADULT LEARNING
Meliputi :
Belajar, mandiri ( independent learning )
Belajar secara aktif ( active learning )
Self directed learning
Critical thinking
Meta cognitive thinking
Problem solving
Deep learning
Intellectual curiosity
Logical and independent thought
Effective communication
Life long learning skills.
BELAJAR MANDIRI
= Independent learning
Menentukan tujuan belajar
Merancang strategi untuk mencapai tujuan belajar
Committed terhadap proses pembelajaran .
ASPEK MEDIK
Fungsinya untuk mengelola penderita
URUTAN IMPLEMENTASINYA:
I. HUBUNGAN DOKTER – PENDERITA :
Pada waktu pertama kali menghadapi penderita , seorang dokter
harus menunjukkan sikap dan perilaku manusia yang baik ,
ramah , santun , sabar , peduli , empati dan profesional .
II. KOMUNIKASI VERBAL = ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan dengan perilaku seperti 1
Sebaiknya menggunakan bahasa penderita
Menggunakan kata – kata dan kalimat sederhana dan jelas
Sebaiknya penderita dimint a menceritakan keluhannya dan
masalahnya sendiri
Hasil wawancara disusun secara rinci , sistematis , kemudian
dianalisis, disintesiskan dan diinterpretasikan
Kesimpulan biasanya berupa gejala penyakit (mirip). Disebut
sebagai hasil anamnesis
III PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan dengan perilaku 1
Dilakukan teknik yang benar dan sistematis
Mulai dari pemeriksaan umum
Pemeriksaan khusus meliputi :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Dimulai dari : Kepala . leher, thorax, abdomen, pelvis dan
extremitas
Hasil pemeriksaan fisik dikompilasikan ( disusun ) secara rinci,
urut, sistematis, kemudian dianalisis dan disintesiskan ,
diinterpretasikan , hasilnya disebut : hasil pemeriksaan fisik .
IV. PENGINTEGRASIAN HASIL ANAMNESIS
DAN HASIL PEMERIKSAAN FISIK
Hasil pengintegrasian ini disebut : integrasi I
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
berupa :
Pemeriksaan lab ( PK/patologi klinik)
Pemeriksaan penyinaran :
Ro ; MRI; scanning; USG
ECG; EEG; elektrosiologi
Hasil diinterpretasikan: Hasil pemeriksaan penunjang.
VI. PENGINTEGRASIAN INTEGRASI I
DENGAN HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
menghasilkan integrasi II dan disebut
diagnosis klinik
VII. DARI HASIL ANAMNESIS , PEMERIKSAAN
FISIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
DAPAT DITENTUKAN PROGNOSIS
VIII. DARI DIAGNOSIS KLINIK DAN PROGNOSIS
DAPAT DITENTUKAN TERAPI, SPESIFIC
PLANNING
IX. SETELAH PULIH KEMBALI DILAKUKAN
REHABILITASI DAN KONSELING SERTA
DIRUJUK KEMBALI KE DOKTER YANG
MENGIRIMKAN.
X. PESAN KEPADA PENDERITA, MEMBERITAHU
KEADAAN SELANJUTNYA