You are on page 1of 22

KETUBAN PECAH DINI

11/12/2018 1
DEFINISI

Ketuban Pecah Dini (premature rupture of the membrane /


PROM ) adalah pecahnya selaput korioamniotik pada usia
gestasi diatas 37 minggu sebelum mulainya tanda-tanda
persalinan.

Bila terjadi pada kehamilan <37 minggu maka peristiwa


tersebut disebut KPD Preterm (PPROM = preterm premature
rupture of the membrane).

11/12/2018 2
Ketuban pecah dini spontan (Spontaneous premature rupture of
membrane) adalah ketuban pecah dini setelah atau pada saat
timbulnya onset persalinan

Sedangkan Mochtar (1998) = pecahnya ketuban sebelum in


partu, yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan
pada multipara kurang dari 5 cm.

Hakimi (2003) = ketuban yang pecah spontan 1 jam atau lebih


sebelum dimulainya persalinan.

11/12/2018 3
EPIDEMIOLOGI
 Insidensi terjadi KPD/PROM yaitu 8 – 10 % dari
semua kehamilan aterm.

 PPROM terjadi pada 1% kehamilan.

 85% dari angka morbiditas dan mortalitas


neonatal berasal dari prematuritas.

11/12/2018 4
ETIOLOGI
Penyebab KPD menurut Manuaba 2009 dan Morgan
2009:
1. Inkompetensi serviks
2. Peningkatan tekanan intrauterin
3. Makrosomia
4. Polihidramnion
5. Kelainan letak
6. Penyakit Infeksi

11/12/2018 5
11/12/2018 6
Faktor risiko untuk terjadinya KPD:
1. Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen
kolagen.
2. Berkurangnya tembaga dan asam askorbik yang
berakibat pertumbuhan struktur abnormal karena
akibat dari merokok.

11/12/2018 7
11/12/2018 8
Selaput ketuban sangat kuat  kehamilan muda.
Pada trimester ketiga  selaput ketuban mudah pecah.
Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya
dengan pembesaran uterus, kontraksi uterus, dan gerakan
janin.
Pada trimester terakhir terjadi perubahan biokimia pada
selaput ketuban.

KPD/PROM pada kehamilan prematur disebabkan oleh


adanya faktor-faktor eksternal  Ascending infection dari
vagina
KPDP/PPROM  sering terjadi pada polihidramnion,
inkompeten serviks, solusio plasenta.

11/12/2018 9
11/12/2018 10
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Inspeksi
3. Pemeriksaan inspekulo  pengambilan cairan yang
keluar dari vagina untuk mengecek warna, bau, dan
pH nya.
4. Mikroskopis (tes pakis).
5. Dilakukan juga kultur dari swab untuk chlamydia,
gonnorhea, dan stretococcus group B

11/12/2018 11
11/12/2018 12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan alpha-fetoprotein (AFP), konsentrasinya
tinggi didalam cairan amnion tetapi tidak dicairan
semen dan urin
Pemeriksaan darah lengkap dan kultur dari urinalisa
Tes pakis
Tes lakmus

Pemeriksaan USG
11/12/2018 13
PENATALAKSANAAN
Konservatif
•Rawat di rumah sakit, berikan antibiotik (ampisilin 4x500mg atau
eritromisin bila tidak tahan dengan ampisilin dan metronidazol 2 x
500mg selama 7 hari).
•Jika umur kehamilan kurang dari 32-34 minggu  dirawat selama
air ketuban masih keluar.
•Jika usia kehamilan 32-37 minggu belum inpartu, tidak ada infeksi,
tes busa negatif berikan dexametason, observasi tanda-tanda
infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi pada usia kehamilan 37
minggu.

11/12/2018 14
•Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu,
tidak ada infeksi  berikan tokolitik (salbutamol),
deksametason, dan induksi setelah 24 jam.
•Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi,
beri antibiotik dan lakukan induksi, nilai tanda-
tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi
intrauterin).
•Pada usia kehamilan 32-37 minggu berikan steroid
untuk kematangan paru janin, dan bila
memungkinkan periksa kadar lesitin dan
spingomietin tiap minggu. Dosis betametason 12mg
sehari dosis tunggal selama 2 hari, dexametason
IM 5 mg setiap 6 jam selama 4 kali.
11/12/2018 15
Aktif
Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitoksin.
Bila gagal  seksio cesarea.
Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis
tinggi dan terminasi persalinan.
Bila skor pelvik <5  pematangan pelviks dan
induksi.
Jika tidak berhasil  Seksio Cesarea.
Bila skor pelviks >5  induksi persalinan

11/12/2018 16
11/12/2018 17
KOMPLIKASI
1. Persalinan prematur
2. Infeksi:
Komplikasi Ibu:
Endometritis
Penurunan aktivitas miometrium (distonia, atonia)
Sepsis (daerah uterus dan intramnion memiliki vaskularisasi sangat banyak)
Syok septik sampai kematian ibu.

Komplikasi Janin:
Asfiksia janin
Sepsis perinatal sampai kematian janin.

11/12/2018 18
11/12/2018 19
3. Hipoksia dan Asfiksia
4. sindrom deformitas janin

11/12/2018 20
PENCEGAHAN

Pada pasien perokok, diskusikan tentang pengaruh


merokok selama kehamilan  usaha untuk
menghentikan, motivasi untuk menambah berat
badan yang cukup selama hamil, anjurkan pasangan
agar menghentikan koitus pada trimester akhir.

11/12/2018 21
TERIMA KASIH

11/12/2018 22

You might also like