You are on page 1of 23

ANTIHIPERTENSI

Gejala Penyakit Hipertensi


1. Sakit Kepala
2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada
tengkuk
3. Perasaan berputar seperti tujuh keliling
serasa ingin jatuh
4. Berdebar atau detak jantung terasa
cepat
5. Telinga berdenging
Anti Hipertensi
Obat yang digunakan untuk menurunkan
tekanan darah (TD).

Tekanan Darah (TD) ditentukan oleh :


1. Curah Jantung
2. Resistensi Perifer
1. Curah Jantung

Hasil kali denyut jantung dan isi sekuncup.

Isi Sekuncup ditentukan oleh kekuatan


kontraksi miokard dan volume darah yang
kembali ke jantung.
2. Resistensi Perifer
 Gabungan resistensi pada pembuluh
darah (arteri dan arteriol) dan resistensi
akibat darahnya sendiri (viskositas darah).
Hipertensi
Seseorang dikatakan hipertensi, bila
Terjadi peningkatan tekanan darah (TD)
diastolik dan sistolik yang persisten dan
kronik.

Diagnosa ditegakkan setelah 2 x kunjungan,


krn TD orang berfluktuasi.

Hipertensi bila 2 x kunjungan beturut-turut


nilai rata-rata TD diastolik 90 mm Hg atau
lebih dan TD sistolik > 140 mm Hg
Tekanan Darah
Diastolik
< 90 : TD normal
90 – 104 : Hipertensi ringan
105 – 114 : Hipertensi sedang
> 115 : Hipertensi berat

Sitolik
< 140 : TD normal
140 – 159 : Hipertensi sistolik perbatasan
> 160 : Hipertensi sistolik
Berdasarkan etiologi
Hipertensi

Hip esensial Hip sekunder

* Hipertensi esensial/primer/idiopatik
 Hipertensi yg tidak jelas etiologinya

* Hipertensi sekunder
 Hipertensi yg disebabkab oleh bbg penyakit dan obat serta penyebab
lainnya
Hipertensi esensial
Lebih 90 % kasus termasuk hipertensi
kelompok ini.
Tanda2
- adanya riwayat hipertensi pada keluarga
- adanya peningkatan reaktivitas vaskuler

Penyebab
- multifaktor, diantaranya faktor genetik dan
lingkungan (makanan garam, obesitas,
pekerjaan/jabatan, ukuran keluarga &
kepadatan penduduk.
Hipertensi Sekunder

Prevalensi 6-8 % dari seluruh penderita


hipertensi

Penyebab :
- Penyakit ginjal (renal hipertensi)
- Penyakit endokrin (hipertensi endokrin)
- Obat
- dll
Renal Hipertensi
- Hipertensi renovaskular
 akibat stenosis arteri ginjal
Hipertensi renovaskuler juga terjadi pada
kasus hipertensi preeklamsia dan
eklampsia.

- Hipertensi akibat penyakit parenkim ginjal


 terjadi penyempitan pembuluh darah
ginjal yang kecil akibat inflamasi, fibrosis.
Hipertensi Endokrin
 Akibatkelainan korteks adrenal, tumor di
medula adrenal, akromegali, hiperparatiroidisme

Hipertensi oleh Obat


Misal :
- Obat kontraseptik hormonal
- Hormon adrenokortikotropik
- Kortikosteroid
- Simpatomimetik amin
- Penghambat MAO
- Anti depresan trisiklik
Prognosis Hipertensi
Faktor2 yang mempengaruhi prognosis
- Umur
- Jenis kelamin
- Kebiasaan merokok
- Kadar kolesterol serum
- Glukosa darah
- Berat badan
- Aktifitas renin plasma
Pedoman Umum Terapi Hipertensi
- Hipertensi berat harus segera diobati
- Hipertensi ringan dan sedang perlu dipastikan
dulu dengan pengukuran ulang
- Hipertensi sedang pengukuran ulang dilakukan
dalam waktu 2 minggu,
* bila TD diastolik rata2 tetap 105 mm Hg
atau lebih, penderita mulai diobati.
* jika dibawah 105 mm Hg, lakukan
pengukuran ulang sekali lagi dalam waktu 2
minggu dan selanjutnya sama dgn pd
hipertensi ringan.
Hipertensi ringan
Pengukuran dilakukan 2 kali ulang dalam waktu 4
minggu. Jika TD diastolik rata-rata 100 mm Hg
atau lebih, mulai diobati dengan obat anti
hipertensi.
Jika TD diastolik penderita selalu diatas 94 mm Hg
selama pengamatan 3 bulan, maka mulai diberi
obat antihipertensi.
Yang sedang TD diastolik 90-94 mm Hg tanpa
faktor resiko diterapi dengan obat non
farmakologi, kmd pengukuran kembali 3-6 bln.
Jika naik jadi 95 mm Hg atau lebih dan menetap
baru diterapi dgn antihipertensi.
Terapi nonfarmakologi
- Penurunan berat badan
- Membatasi makan garam
- Mengurangi minum alkohol
- Mengurangi makan lemak jenuh dan kolesterol
- Melakukan latihan fisik secara teratur
- Tidak merokok
- Hidup lebih santai.

TD rata2 turun 2-3 mmHg dgn penurunan 10 kg


berat badan.
Mengurangi konsumsi garam ½ dari biasanya (mjd
2 gram Na atau 5 gram sehari), dapat
menurunkan TD diastolik 7 mm Hg.
Obat Anti Hipertensi
1. Diuretik
2. Penghambat Adrenergik
3. Vasodilator
4. Penghambat Enzim Konversi Angiotensin
(ACE inhibitor)
5. Antagonis Kalsium
Diuretik
- Tiazid dan sejenisnya
Efek baru terlihat setelah 2-3 hari dan
mencapai maksimum setelah 2-4 minggu
- Diuretik kuat (Furosemid, bumetamid)
efektif dibanding tiazid utk hipertensi dgn
gangguan fungsi ginjal dan hipertensi
dengan udem.
- Spironolakton 100 mg
- Triamteren
- Amilorid
Penghambat Adrenergik
- Penghambat adrenoseptor B (propanolol)
- Penghambat adrenoseptor A (prazosin)
- Adrenolitik Sentral (Klonidin, Guanabenz,
Guanfazin, Metildopa)
- Penghambat saraf adrenergik, (Reserpin &
alkaloid Rauwolfia, Guanetidin,
Debrisokuin)
- Penghambat ganglion (Trimetafan)
Vasodilator
- Hidralazin
- Minoksidil
- Na Nitroprusid (vasodilator kuat)

Penghambat ACE
- Kaptopril 2- 3 x sehari oral
- Enalapril 1 x sehari
Antagonis Kalsium
Obat tahap 2 dan 3 untuk penderita usia tua
- Nifedipin (sering digunakan utk hipertensi
ringan sampai berat).
- Verapamil.
untuk hipertensi ringan-sedang, alternatif
pengganti B blocker
- Diltiazem.
Tahapan Antihipertensi
- Tahap 1 : dengan 1 obat (diuretik tiazid
atau B blocker)
- Tahap 2 : dengan 2 obat (diuretik tiazid
dan B blocker)
- Tahap 3 : dengan 3 obat (diuretik tiazid, B
blocker+ vasodilator : biasanya
hidralazin)
- Tahap 4 : dengan 4 obat (ditambah
dengan guanetidin atau ACE
inhibitor)
TERIMA KASIH

You might also like