You are on page 1of 50

 Modalitas FT yg digunakan untuk vertebra

pada dasarnya untuk memperbaiki


disfungsi – bukan terapi patologi
 Disfungsi pd persendian sering dianggap
sama dg disfungsi mekanis
 Perubahan2 fungsi dpt menyebabkan
perubahan klinis yg mendalam tanpa
adanya patologi
 Disfungsi sendi ini manifestasinya dapat
sederhana; yi kekakuan sendi.
 Kekakuan sendi menimbulkan nyeri sendi
 Memperbaiki kekakuan sendi berarti
memperbaiki fungsi dan menghilangkan nyeri.
 Fungsi sebagai hasil korelasi dan interaksi
berbagai struktur, sering ditempat yang jauh
dalam sistem motoris (Karel Lewit)
 Tugas kita adl mengungkap rantai perubahan2
dan jika mungkin menemukan link yg paling
penting dari rantai patogen.
 Penting untuk menyadari bahwa CNS hanya
tahu tentang fungsi, tidak ahu tentang struktur.
 Karena perubahan fungsi bersifat
“reversible” , dapat diharapkan bahwa jika
dilakukan terapi dengan sangat baik maka
efek terapinya segera dapat dirasakan dan
memberikan kesan “luar biasa”
 Ini terjadi karena kita tidak mengobati
kondisi patologi melainkan gangguan
mekanis yg menyebabkan gangguan
neurofisiologis.
TERMINOLOGI:

Terapi manipulasi/Manual terapi


 suatu terminologi untuk mewadahi segala bentuk

teknik gerakan pasif yg digunakan untuk


menangani gangguan muskuloskeletal
 adalah teknik gerakan pasif yang dilakukan secara

cepat sehingga gerakan tersebut sudah selesai


sebelum pasien dapat mencegahnya
TERMINOLOGI:

Mobilisasi:
Adalah suatu gerakan pasif yang dilakukan
sedemikian rupa (berkaitan dengan kecepatan
gerak) shg pasien, apabila menginginkan dapat
menghentikan gerakan yg dilakukan.
 Definisi terapi manipulasi dan mobilisasi ini tiap
sekolah, tiap praktisi dapat berbeda-beda
 Banyak ahli juga mengatakan: manipulasi,
mobilisasi dan gerakan pasif dianggap sama
TEKNIK TERAPI
OSILASI:
Adalah suatu gerakan yang dilakukan secara
ritmis dengan amplitudo tetap

Osilasi untuk vertebrae dapat dilakukan


melalui: proc.tranversus, proc.spinosus
dengan arah yang ber-beda2
Kecepatan: lambat ( 1 kali/2 detik)
cepat ( 3 kali/1 detik)
•Efek/manfaat(Oostendorp, 1988):
>mengurangi nyeri
>menambah LGS
>menurunkan spame otot
>memperbaiki sirkulasi darah
•Penggunaan osilasi:
>Sebagai persiapan mobilisasi
>Sebagai interval sewaktu mobilisasi
>Sebagai mobilisasi segmen grk2 yg
terbatas (tanpa nyeri)
>Sebagai penutup mobilisasi setelah dipero
leh tambahan LGS yang bebas
TRAKSI
Adalah upaya merenggangkan dua atau
lebih vertebrae ke arah longitudinal.

Tujuan:
Mengurangi nyeri
Mekanisme pengurangan nyeri: stimulasi pada
serabut saraf aferen tipe II dan III yg berasal
dari sendi, otot dan kulit menyebabkan aktivitas
neuron2 vasoconstrictor pra dan postganglioner
dihambat, dan mengaktifkan mekanisme inhibisi
terhadap transmisi nocosensoris (Oostendorp,
1988)
Lanjutannya…
Menurunkan tonus otot(hypertones).
Apabila traksi ritmis dilakukan dalam
batas nyeri(yg dpt ditoleransi), setelah
beberapa saat kmd, akibat pengaruh SSP
maka aktivitas gamma menurun sehingga
tonus otot juga turun(Cranenburgh, 1988)

Memperbaiki mobilitas sendi


MOBILISASI SPESIFIK
Adalah suatu mobilisasi(gerakan pasif)
dimana bagian tubuh yang dikontrol,
bagian yg digerakkan, arah gerakan dan
ritme gerakan sudah tertentu
TUJUAN:
1. Memperbaiki kemampuan gerak segmen
tertentu dg jalan meregang
kapsuloligamenter dan otot yg
memendek, menghilangkan kekakuan,dll
2. menghilangkan/mengurangi aktivitas
nocisensorik
3. Memperbaiki peredaran darah dan trofik
4. Memperbaiki fungsi kinematis dan statis
kolumna vertebralis

MANIPULASI
Suatu gerakan pasif yg dilakukan dengan
cepat,dg kekuatan sedikit dan pasien
tidak dapat mengontrol gerakan yang
terjadi. Grkn yg terjadi tidak melampaui
batas LGS fisiologis
Tujuan:
1. Sama dengan mobilisasi
2. Memperbaiki posisi patologis
3. Memperbaiki kekakuan sendi pada
LGS akhir setelah mobilisasi
4. Memutus lingkaran patofisiologis
akibat neuro-reflektoris dll.
Tujuan:
 Menambah ROM
 Mengurangi n yeri
 Memperbaiki inerja otot
Posisi:
 Pasien tengkurap, terapis disamping pasien
 Ibu jari terapis kontak dg proc sp dan ditekan dg
tangan lainnya
Pelaksanaan:
 Lakukan gliding ke anterior pada saat pasien
mengeluarkan napas
Gliding Anterior pada Proc Spinosus
Gliding Superior dg Proc Spinosus (Fleksi)

Tujuan:
 Menambah ROM fleksi
 Mengurangi nyeri

 Memperbaiki kinerja otot

Posisi:
o Pasien tengkurap, terapis disampingnya
o Permukaan anterior pisiforme kanan pd proc sp verebra yg

bawah (menstabilisasi)
o Permukaan ulnar pisiforme kiri pada proc spi vertebra atas
Pelaksanaan:
 Tangan kanan menstabilisasi vetebra bavah
 Tangan kiri melakukan gliding spinosus atas ke superior
Gliding Superior untuk Menambah Fleksi
Gliding Superior untuk Menambah Fleksi
Gliding Superior dg Proc Spinosus (Ekstensi)

Tujuan:
 Menambah ROM ekstensi

 Mengurangi nyeri
 Memperbaiki kinerja otot

Posisi:
o Pasien tengkurap, terapis disampingnya
o Permukaan ulnar pisiforme kanan pd proc sp verebra yg atas
(menstabilisasi)
o Permukaan anterior pisiforme kiri pada proc spi vertebra atas

Pelaksanaan:
 Tangan kanan menstabilisasi vetebra atas

 Tangan kiri melakukan gliding spinosus bawah ke superior


Gliding Superior untuk Menambah Ektensi
Gliding Lateral pada Proc Spinosus (Rotasi)

Tujuan:
 Memperbaiki gerakan rotasi
 Mengurangi nyeri
 Memperbaiki kinerja otot
Posisi:
 Pasien tengkurap, terapis disampingnya
 Permukaan anterior pisiforme kiri pada permukaan lateral
proc spinosus vertebra bawah (stabilisasi)
 Permukaan ulnar pisiforme kanan disamping proc spinosus
vertebra atas (berlawanan dg yang bawah)
Pelaksanaan:
 Tangan kiri menstabilisasi proc spinosus bawah
 Tangan kanan gliding proc spinosus ke kontra lateral pada
saat ekspirasi
Gliding Lateral pada Proc Spinosus untuk Rotasi
Gliding Lateral pada Proc Spinosus untuk Rotasi
Gliding Anterior pada Proc Transversus untuk
Rotasi
Tujuan:
 Memperbaiki ROM Rotasi
 Mengurasngi nyeri
 Memperbaik kinerja otot
Posisi:
o Pasien tengkurap terapis disampingnya
o Permukaan anterior pisiformis satu tangan menstabilisasi proc transv
vertebrae bawah
o Permukaan anterior pisiformis tangan yg lain pada proc transv
vertebra atas berlawanan dg yang bawah
Pelaksanaan:
 Satu tangan menstabilisasi proc transv bawah
 Tangan yg lain melakukan gliding anterior proc transv vertebra atas
pada saat pasien ekspirasi
Gliding Anterior Proc Transv untuk Rotasi
Gliding Anterior Proc Transv untuk Rotasi
Wurff (2005) Menyatakan bahwa:
 Sendi sakro iliaka terdapat gerakan
 Sendi sakro iliaka adalah sendi yang sangat jahat karena
seringnya menjadi penyebab LBP

Yeomans (2006) menyatakan bahwa:


LBP mekanik: 80% disebabkan oleh:
 Sendi sakro iliaka
 Sendi faset, dan
Diskus intervertebralis (20%)
Sacroarthrogenic Telalgia (Pitkin dan
Pheasant)
 Adalah sindroma nyeri yang berasal dari
sendi SI dan lumbosacral, dan
ligamentum2 yang memperkuat sendi2
tersebut.
 Referred pain terjadi pada daerah gluteal
dan atau sacral dan dapat juga dirasakan
pada seluruh ekstremitas bawah kecuali
daerah crural bagian dalam dan plantar
Lanjutan sacroarthrogenic…

 Sacroarthogenic telalgia bukan sebagai


akibat iritasi atau kompresi dari saraf
spinalis
 Gangguan mobilitas sendi sacro-iliaca
merupakan penyebab utama terjadinya
ketegangan yang tidak normal dari
ligamentum yang memperkuat sendi tsb,
sehingga menimbulkan sindroma ini.
NYERI SAKROILIAKA
 Nyeri akibat ggn SI sangat variatif: nyeri
tajam, tumpul, dll.
 Dirasakan pd daerah pantat, dapat
menyebar sampai tungkai dan lipat paha
 Unilateral/bilateral
 Tidak ada tanda neurologis seperti
paraesthesia, numbness, dll.
Lanjutannya…

 SLR kadang positif(hanya nyeri) >60


derajad
 Nyeri bertambah saat jalan, naik tangga
 Kadang berjalan pincang dan
Trendelenberg’s sign positif
 Kadang nyeri terasa pada lumbal
 Kadang nyeri timbul dari sisi yg berlawanan
dg sisi yg kaku (krn mengalami
hypermobile)
PENYEBAB GANGGUAN SI
 Peradangan (spondyloarthropathies)
 Infeksi (TBC)
 Osteitis
 Degenerative change
 Mechanical disorder (disfungsi SI)
 Struktural (tungkai panjang sebelah)
 Pasca trauma
DISFUNGSI SENDI SACROILIAKA

ROTASI COXAE/ROTASI ILIUM:


 Lebih sering terjadi dari yang
diperkirakan
 Berupa hipomobilitas
 Ada 2 macam: rotasi anterior forward
dan rotasi posterior (backward)
 Yg paling sering terjadi adl coxa kiri
rotasi posterior; kmd coxa kanan ke
anterior
Lanjutannya…

Rotasi posterior terjadi karena a.l:

 Kebiasaan berdiri satu kaki


 Jatuh pada tuber ischiadicum
 Gaya vertikal dg tungkai ekstensi
 Posisi intercourse pd wanita (hiperflexi dan
abduksi hip)
masih lanjutannya…

Rotasi anterior terjadi karena, a.l:


 Bermain golf,baseball
swing,sejenisnya
 Benturan keras pada lutut pd posisi
horizontal (dashboard injury)
 Gerakan sangat kuat dengan arah
diagonal ventral (Pola PNF ventral)
Gillet’s Test /Sacral Fixation Test
(Tes Gerakan Sendi SI)
Side Flexion Test
(Tes Gerakan Sendi SI)
MUSCLE ENERGY TECHNIQUES (MET)
COXA ROTASI POSTERIOR

 Pasien tengkurap,terapis di samping


 Angkat paha kiri sampai terasa tegang dan
tekan krista iliaka kiri ke anterior
 Pasien menekan paha ke bawah, terapis
menahan
 Pasien rileks, paha dielevasikan maksimal
(ulangi 3-4 kali)
MANIPULATIVE
COXA ROTASI POSTERIOR

 Pasien miring ke kanan


 Hip dan knee pasien ditekuk shg kaki
berada di fossa poplitea kanan
 Tangan kiri terapis di depan bahu pasien,
mendorong bahu ke belkang shg terjadi
rotasi ke kiri maks.
 Tangan kanan terapis pada bag bawah
SIPS
 Hentakan diberikan dg cepat, amplitudo
kecil ke cranial anterior, tangan kiri
menambah rotasi trunk.
DIAGNOSIS DAN TERAPI
COXA ROTASI ANTERIOR (KANAN)

 Crista iliaca kanan lebih rendah


 SIPS kanan lebih tinggi dan anterior
 SIAS kanan lebih rendah dan posterior
 Standing flexion test: kanan positif
 Gillet’s test : kanan positif
 Long sitting: tungkai kanan tampak lebih
pendek
 Supine: tungkai kanan tampak lebih panjang
 Sulcus kanan: lebih dangkal
MET-COXA ROTASI ANTERIOR (KANAN)

 Pasien miring ke kiri


 Hip dan lutut kanan ditekuk maks.dan dikontrol dg
paha perut terapis
 Tangan kiri terapis pada sendi SI
 Pasien diminta meluruskan tungkai kanannya dan
terapis menahan
 Pasien rileks dan terapis menambah LGS fleksi
hip (ulangi 3-4 kali)
MANIPULATIVE-
COXA ROTASI ANTERIOR
 Pasien miring ke kiri
 Tungkai kiri pasien lurus pada tempat tidur,
hip kanan ditekuk shg tungkai kanan
menggantung di luar.
 Tangan kiri terapis pd tuber ischiadicum
kanan dan tangan kanan menekan krista
iliaka kanan ke post.
 Posisikan slack taken up dg menarik tangan
kiri ke anterior, lakukan hentakan.
TERIMAKASIH

You might also like