You are on page 1of 47

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM


INTEGUMEN

Oleh:
Juariah, SKM, MKM.
Program Studi Keperawatan
Akademi Keperawatan
Pemda Pidie, 2018
A. Infeksi Bakteri
1. Folikulitis
a. Pengertian
Folikulitis adalah infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus yang secara
umum ditemukan pada kulit
b. Penyebab Folikulitis
Berdasarkan organisme penyebabnya, yang
menjadi penyebab folikulitis dapat dicirikan
sebagai berikut:
1) Folikulitis bakterial
2) Folikulitis jamur
3) Folikulitis virus
4) Folikulitis parasit
Furunkel dan Karbunkel
a. Pengertian
• Furunkel adalah infeksi akut dari satu folikel
rambut yang biasanya mengalami nekrosis
disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
• Furunkel adalah infeksi kulit yang meliputi
seluruh folikel rambut dan jaringan subkutaneus
di sekitarnya
• Furunkel yang banyak disebut karbunkel
• Karbunkel adalah satu kelompok beberapa
folikel rambut yang terinfeksi oleh
staphylococcus aureus
b. Penyebab
Penyebab furunkel adalah bakteri stafilokokus,
tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri
lainnya atau jamur

c. Patofisiologi
Karena adanya mikrolesi baik karena garukan
atau gesekan baju, maka kuman masuk ke
dalam kulit
c. Gejala klinis
1). Furunkel
• Mula-mula nodul kecil yang mengalami peradangan
pada folikel rambut, kemudia menjadi pustula dan
mengalami nekrose dan menyembuh setelah pus
keluar dan meninggalkan sikatrik. Proses nekrosis
dalam 2 hari- 3 mingu.
• Nyeri terutama pada yang akut, besar, di hidung,
lubang telinga luar
• Gejala konstitusional yang sedang (panas badan,
malaise, mual)
• Dapat satu atau banyak dan dapat kambuh
• Tempat predileksi : muka, leher, lengan, pergelangan
tangan dan jari-jari tangan, pantat dan daerah
anogenital
2) Karbunkel
• Pada permulaan infeksi terasa sangat nyeri
dan tampak benjolan merah, permukaan
halus, bentuk seperti kubah dan lunak
• Beberapa hari ukuran membesar 3-10 cm
• Supurasi terjadi setelah 5-7 hari dan pus
keluar dari banyak lubang fistel
• Setelah nekrosis tampak nodul yang
menggaung atau luka yang dalam dengan
dasar purulen.
D. Penalaktasanaan
• Pada furunkel biasa diberikan obat topikal saja
• Bila terjadi ulkus atau lesi terbuka dilakukan
kompres terbuka
• Pengobatan sistemik: Antibiotika
e. Pencegahan
Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair
yang mengandung zat anti-bakteri merupakan
cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi
atau mencegah penularan
Selulitis
a. Pengertian
Selulitis adalah infeksi yang terjadi pada kulit
lapisan dermis dan bisa menyebar ke jaringan
subkutan yang disebabkan oleh bakteri dan
ditandai dengan nyeri, eritema, dengan
karakteristik hangat, edema, dan batas tidak
tegas
b. Patofisiologi dan etiologi
Stafilococcus bila masuk ke pembuluh darah dan
menginvasi organ lain yang jauh dari tempat
invasi yang pertama, hal ini bisa terjadi pada
infeksi luka
c. Manifestasi klinis
• Setiap jaringan atau tubuh manusia dapat
terserang dan mengakibatkan penyakit dengan
tanda-tanda khas yaitu peradangan, nekrosis dan
pembentukan abses
• Nyeri pada daerah pembengkakan
• Disertai dengan demam (suhu 38OC)
• Kelainan berupa nodus eritematosa berbentuk
kerucut di tengahnya terdapat pustul kemudian
melunak menjadi abses. Lalu memecah
membentuk fistel.
d. Faktor predisposisi
• Hygiene yang kurang
• Menurunnya daya tahan tubuh, misalnya
kekurangan gizi
• Telah ada penyakit lain di kulit, karena terjadi
kerusakan epidermis maka fungsi kulit sebagai
pelindung terganggu sehingga memudahkan
terjadi infeksi
e. Perawatan dan pengobatan
• Berikan kompres hangat pada daerah abses
• Abses yang belum masak diberi ichtiol zalf
• Kalau abses sudah masak sebaiknya diinsisi
untuk mengeluarkan pus
• Berikan antibiotik
f. Proses keperawatan
Proses keperawatan adalah metode dimana
suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan
1) Pengkajian
Merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan klien (Nursalam, 2001).
Berikut ini merupakan data-data pokok yang
perlu dikaji pada klien pada abses
2) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan diklasifikasikan berdasarkan
morfologi ukuran, warna, tekstur, kekerasan,
konfigurasi lokasi dan distribusi kulit.
Data subjektif: gatal, nyeri, kemerahan, panas,
dan perubahan warna kulit
Data objektif : warna, turgor,kemerahan,
kebersihan.
3) Diagnosa keperawatan
Adapun diagnosa keperawatannya adalah:
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
inflamasi jaringan
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan
3. Gangguan kebutuhan istirahat tidur
berhubungan dengan nyeri
4. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi yang kurang
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi mengenai penyakit
3) Rencana Keperawatan
Adapun intervensi dari diagnosa yang muncul
pada abses adalah:
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan inflamasi jaringan
Tujuan : integritas kulit membaik.
Intervensi :
• Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman, warna,
cairan setiap 4 jam
• Rasionalisasi: mengetahui seberapa besar
kerusakan jaringan kulit
• Pertahankan istirahat di tempat tidur dengan
imobilisasi dan peninggian ekstrimitas
– Rasionalisasi: mengurangi edema meningkatkan
sirkulasi
• Pertahankan teknik aseptik
– Rasionalisasi: perawatan kurang resiko infeksi dan
kerusakan jaringan semakin meluas
• Gunakan kompres dan balutan
– Rasionalisasi: sirkulasi darah lancar
• Pantau suhu setiap 4 jam, laporkan ke dokter jika
ada peningkatan
– Rasionalisasi: pengetahui tanda-tanda infeksi
5) Penatalaksanaan
Tahap pelaksanaan perawatan merupakan tindakan
dalam memberikan asuhan keperawatan yang
dilakukan secara nyata untuk membantu klien
mencapai tujuan rencana tindakan yang telah
dibuat. Prinsip yang digunakan dalam
memberikan tindakan keperawatan adalah cara
pendekatan yang efektif dan teknik komunikasi
yang terapeutik serta penjelasan untuk setiap
tindakan yang dilakukan pada klien.
6) Evaluasi
Evaluasi dan penilaian asuhan keperawatan
adalah untuk mengetahui keberhasilan atas
tindakan yang akan dilakukan. Dua
kemungkinan yang akan terjadi yaitu masalah
belum dapat teratasi atau mungkin timbul
masalah baru. Evaluasi yang digunakan
mencakup dua bagian yaitu evalusi proses
(formatif) dan evaluasi hasil (sumatif)
Acne Vulgaris
• A. Pengertian
Jerawat (bahasa inggris : acne) adalah kondisi
abnormal kulit akibat gangguan berlebihan
produksi kelenjar minyak (sebaceous gland)
yang menyebabkan penyumbatan pori saluran
folikel rambut dan pori-pori kulit
b. Penyebab jerawat
• Produksi minyak berlebihan
• Sel-sel kulit mati
• Bakteri
• Kosmetik
• Obat-obatan
c. Asuhan keperawatan
1) Pengkajian
2) Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan inflamasi lesi
akne
2. Ansietas berhubungan dengan lesi akne
3. Gangguan integritas kulit yang ditandai dengan adanya
papula eritematosa, pustul, dan kista inflamatorik
4. Resiko infeksi berhubungan dengan infeksi bakteri kulit
5. Kurang pengethauan berhubungan dengan faktor pemicu
dan perawatan akne
3) Intervensi Keperawatan
1. Gangguang citra tubuh berhubungan dengan
inflamasi lesi akne
– Dorong klien untuk menyatakan perasaan
tentang penyakitnya pertahankan pendekatan
positif, hindari ekspresi menghina atau reaksi
berubah mendadak
– Bersikap realistis dan positif selama pengobatan
pada penyuluhan kesehatan
Dermatitis
a. Pengertian
Dermatitis merupakan epidermo-dermatitis dengan
gejala subjektif pruritus.
Data objektif: tampak inflamasi eritema, vasikulasi,
eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-tanda
polimorfi tersebut tidak selalu timbul pada saat
yang sama. Penyakit yang bertedensi residif dan
menjadi kronis
Dermatitis lebih dikenal sebagai eksim, merupakan
penyakit kulit yang mengalami peradangan
b. Jenis dermatitis
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang
masing-masing memiliki indikasi dan gejala yang
berbeda :
1) Contact Dermatitis
2) Neurodermatitis
3) Seborrheic dermatitis
4) Statis dermatitis
5) Atopic dermatitis
e. Etiologi
Penyebab dermatitis kadang tidak diketahui.
Sebagian besar merupakan respon kulit
terhadap agen agen, misalnya zat kimia,
protein, bakteri, dan fungus
d. Manifestasi klinik
Subjektif : tanda radang akut terutama pruritus
(sebagai pengganti dolor), peningkatan suhu
(kalor), kemerahan (rubor), edema atau
pembengkakan dan gangguan fungsi kulit
(functio laisa).
Objektif: batas kelainan tidak tegas, terdapat lesi
polimorfi yang dapat timbul secara serentak
atau berturut-turut
e. Perawatan diri
• Hindari gorengan yang ditimbulkan garukan
karena rasa gatal pada kulit
• Lindungi kulit yang terasa gatal dengan pakaian
jika tidak dapat menahan diri untuk menggaruk
• Gunakan sarung tangan pada malam hari saat
akan tidur, mencegah menggaruk secara tak
sengaja
• Gunakan pakaian yang tidak memicu keluarnya
keringat berlebihan
• Hindari kontak dengan barang berbahan dari
wool seperti pada karpet atau baju
• Hindari kontak dengan sabun/deterjen
f. Asuhn keperawatan
1) Pengkajian
• Data demografi
• Keluhan utama
• Riwayat kesehatan
• Riwayat kesehatan sekarang
• Riwayat kesehatan lalu
• Riwayat kesehatan keluarga
• Pemeriksaan sistemik pada penyakit dermatitis
• Pemeriksaan penunjang
1) Diagnosa
1. Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan kekeringan pada kulit
2. Kerusakan kulit berhubungan dengan
terpapar alergen
3. Parubahan rasa nyaman berhubungan
dengan pruritus
4) Intervensi Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
kekeringan pada kulit
DS: klien mengatakan gatal pada kulit
DO : kulit klien tampak kering, kulit klien tampak bersisik,
klien nampak sering menggaruk, tampak adanya
peradangan
Kriteria hasil:
• Klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai
hidrasi yang baik dan turunnya peradangan, ditandai
dengan:
• Mengungkapkan peningkatan kenyaman kulit
• Berkurangnya derajat pengelupasan kulit
• Berkurangnya kemerahan
• Berkurangnya lecet karena garukan
• Penyembuhan area kulit yang telah rusak
Intervensi :
• Mandi paling tidak sekali sehari, segera oleskan salep atau
krim yang telah diresepkan setelah mandi
Rasional: dengan mandi air akan meresap di saturasi kulit
• Pengolesan krim pelembab selama 2-4 menit setelah mandi
untuk mencegah penguapan air dari kulit. Gunakan air
hangat jangan panas
Rasional: air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan
meningkatkan pruritus
• Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun
untuk kulit sensitive. Hindari mandi busa
Rasional : sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit
kandungan alkalin dan tidak membuat kulit kering, sabun
kering dapat meningkatkan keluhan
• Oleskan/berikan salep atau krim 2 atau tiga kali per hari
Rasional: salep atau krim akan melembabkan kulit.
Kusta
1) Pengertian
Lepra adalah penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh
tahan asam “Mycobacterium Leprae”
2) Etiologi & Patofisiologi
Mycobacterium leprae berprediksi di daerah-daerah
tubuh yang relatif lebih dingin. Sebenarnya
Mycobacterium leprae mempunyai patogenesis dan
daya invasif yang rendah, sebab penderita yang
mengandung kuman yang lebih banyak belum tentu
memberikan gejala yang lebih berat, bahkan dapat
sebaliknya
3) Tanda dan gejala
• Timbul bercak atau benjolan dengan rasa
tebal/matirasa, kadang ada keluhan nyeri
pada lengan dan tungkai, sendi-sendi, demam
• Lesi kulit yang khas (bercak/plak
hipopigmentasi/eritematosa, papul atau
nodul)
• Anastesia pada lesi
• Pembesaran saraf tepi
4. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
Data subjektif : timbul bercak atau benjolan
dengan rasa tebal/mati rasa, kadang
mengeluh nyeri pada lengan/tungkai, sendi-
sendi, demam
Data objektif : bercak/plak hipopigmentasi/
eritematosa, papul atau nodul. Anastesi pada
lesi, pembesaran saraf tepi
Data penunjang : BTA pd sediaan apus irisan
kulit positif, test lepronim positif atau negatif
Diagnosa keperawatan:
• Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan pembesaran saraf tepi
• Potensial cedera berhubungan dengan
hipoanestesia
• Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurang informasi
• Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan adanya ulkus
3) Klasifikasi
Klasifikasi lepra berdasarkan “respon imunologis
penderita” dibagi menjadi:
• Tipe indeterminate
• Tipe tuberculoid
• Tipe borderline tuberculoid
• Tipe mid borderline
• Tipe borderline
• Tipe lapromatous
1. Intervensi Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
pembesaran saraf tepi
Tujuan : Klien merasa nyaman
Kriteria hasil:
1. Klien tampak tenang
2. Nyeri berkurang atau hilang
Intervensi :
• Kaji karakteristik nyeri
• Kaji respon klien terhadap nyeri
• Ajarkan teknik distraksi dan relaksas
• Ciptakan lingkungan yang terapeutik
• Kelola pemberian analgetik sesuai program
INFEKSI VIRUS
1. Herpes Simpleks
Adalah infeksi akut oleh virus.
Herpes simplex tipe I & II yang ditandai dengan
vesikel berkelompok diatas kulit yang
eritematosa di daerah mukokutan.
Dapat berlangsung primer maupun rekurens.
Herpes simpleks disebut juga fever blister,
cold score, herpes febrilis, herpes labialis,
herpes progenitalis (genitals)
• Patofisiologi
• Herpes simpleks menyebabkan timbulnya
erupsi pada kulitatau selaput lendir. Erupsi ini
akan menghilang meskipun virusnya tetap ada
dalam keadaan tidak aktif di dalam ganglia
(badan sel saraf), yang mempersarafi rasa
pada daerah yang terinfeksi
• Secara periodik, virus ini akan kembali aktif
dan mulai berkembang biar, seringkali
menyebabkan erupsi kulit berupa lepuhan
pada lokasi yang sama dengan infeksi
sebelumnya
• Patofisiologi
– Herpes simpleks menyebabkan timbulnya erupsi
pada kulit atau selaput lendir. Erupsi ini akan
menghilang meskipun virusnya tetap ada dalam
keadaan tidak aktif di dalam ganglia (badan sel
saraf), yang mempersarafi rasa pada daerah yang
terinfeksi
Herpes Zooster
• Pengertian
Herpes demikianlah para medis menyebut
penyakit radang kulit yang ditandai dengan
pembentukan gelembung-gelembung
berkompok ini.
Gelembung2 tersebut berisi air pada dasar
peradangan.
Ada dua macam penyakit herpes, yaitu herpes
genitalis dan herpes zoster
• Gejala
– Demam
– Malaise
– Nyeri yang menyerupai appendisitis
– Pleuritis
– Nyeri Muskuloskeletal
• Penatalaksanaan
– Memberikan vaksin pada lansia
– Mengalihkan perhatian untuk manajemen nyeri
– Memberikan obat-obatan untuk memblok impuls
di saraf kulit agar tidak sampai ke otak, seperti
amitriptilin

You might also like