You are on page 1of 12

ASUHAN KEPERAWATAN

DIARE PADA ANAK


OLEH
KELOMPOK
III
PENGERTIAN

 Diare adalah peningkatan frekuensi atau penurunan konsistensi feses. Diare


pada anak dapat bersifat akut atau kronik. (kyle,terri.2014).
 Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi
dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lender dan darah atau lender
saja.( Ngastiyah.2005)
 Diare adalah kondisi yang didefinisikan oleh peningkatan frekuensi defekasi
(lebih dari tiga kali sehari), peningkatan jumlah feses (lebih dari 200 g per
hari), dan perubahan konsistensi (feses encer). (Brunner & Suddarth, 2013)
ETIOLOGI
Ada beberapa factor penyebab diare;
1. Factor Infeksi
a) Infeksi Enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, sebagai berikut :
 Infeksi bakteri; vibrio, eschericia coli, salmonella, shigella, yersina, campylobacter.
 Infeksi virus ; enterovirus, adeno-virus, ritavirus, astrovirus.
 Infeksi parasite; cacing, protozoa, jamur.
b) Infeksi parenteral; infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : otitis
media akut, tonsillitis, bronkopneumonia. Kondisi ini terutama terdapat
pada bayi dan anak berumur 2 tahun.
2. Factor malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat ; disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa), pada bayi dan
anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa.
 Malabsorbsi lemak
 Malabsorbsi protein
Lanjutan ….
3. Factor makanan;makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Factor psikologis; rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi
pada anak yang lebih besar).( Ngastiyah.2005)

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare;


 Gangguan somatic ; akibat terdapatnya makanan atau zat yang
tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam
rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
ke dalam rongga usuus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
 Gangguan sekresi ; akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin)
pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan
elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
 Gangguan motilitas usus; hiperperlistatik akan mengakibatkan
berkuranganya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare. Sebaliknya bila perlistatik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul
diare pula.( Ngastiyah.2005)
Manifestasi Klinis
Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,
nafsu makan berkurang, kemudian timbul diare. Tinja cair, dan mungkin
disertai lender dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau – hijauan
karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet
karena sering defeksi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin
banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus
selama diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare
dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat
keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila pasien banyak kehilangan
cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai Nampak yaitu BB turun, turgor
berkurang, mata dan ubun – ubun besar menjadi cekung (pada bayi),
selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. ( Ngastiyah.2005).
Patofisiologi
Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh berbagai
kemungkinan faktor diantaranya:
 Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman)
yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang
dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah
permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang
akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan dan
elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan
system transport aktif dalam usus halus, sel di dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya cairan dan elekrtolit. Mikroorganisme
yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan
area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi
gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
 Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan
absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotic meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan eletrolit ke ronga usus yang
dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah
Gastroenteritis.
 Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak
mampu diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan
peristaltic usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk
menyerap makanan yang kemudian menyebabkan Gastroenteritis.
 Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan
peristaltic usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan
makanan yang dapat mnyebabkan Gastroenteritis (Hidayat
Azis,2006).
Pathway …
iritasi

Gastroenteritis

Malabsorbsi makanan

Tekanan osmotic dalam rongga ↑

Pergeseran cairan & elektrolit kedalam rongga


usus

Pengeluaran isi lambung Distress Gastrointestinal Motilitas usus ↑

Anoreksia Kram abdomen

Ketidakmampuan utk
mencerna makanan Pengeluaran cairan dan
elektrolit ↑

Nutrisi tidak seimbang DX :KEKURANGAN VOLUME


Diare CAIRAN

Kelembaban yang
DX :PERUBAHAN NUTRISI
KURANG DARI KEBUTUHAN
berlebihan
TUBUH
Komplikasi
a) Komplikasi kehilangan akibat diare :
 Dehidrasi ( ringan sedang, berat, hipotnik, isotonic atau hipertonik).
 Renjatan hipovolemik.
 Hypokalemia ( dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah
bradikardia, perubahan elektrokardiogram)
 Hipoglikemia.
 Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi
enzim lactase.
 Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.
 Malnutrisi energy protein, ( akibat muntah dan diare, jika lama atau
kronik.)
( Ngastiyah.2005).
b) komplikasi diare mencakup distrimia jantung akibat
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit ( kalium), haluaran urine
kurang dari 30 Ml / jam, kelemahan otot, paretesia, hipotensi,
anoreksia, mengantuk, masalah keperawatan kulit yang berkaitan
dengan dermatitis iritan, dan kematian jika ketidakseimbangan
semakin parah.( Brunner & suddarth. 2013).
Pemeriksaan Penunjang

 Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan


 Kultur tinja
 Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, dan glukosa
 Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
 Penatalaksanaan medis primer diarahkan pada upaya mengontrol gejala,
mencegah komplikasi dan menyingkirkan atau mengatasi penyakit penyebab.
 Medikasi tertentu.
 Menambah cairan oral
2. Penatalaksanaan keperawatan
 Dapatkan riwayat kesehatan lengkap untuk mengidentifikasi karakter dan pola diare,
sertaberikut ini: swetiap tanda dan gejala yang berkaitan,terapi medikasi saat ini,
asupan dan poladiet harian, riwayat pembedahan dan medis terkait, serta baru-baru
ini terpapar penyakit akut atau berpergian ke wilayah geografis lain.
 Lakukan pengkajian fisik lengkap, beri perhatian khusus pada auskultasi (bisisng usus
karakteristik), palpasi adanya nyeri tekan pada abdomen, inspeksi feses (ambil
sampel untuk pemeriksaan).
 Inspeksi membrane mukosa dan kulit untuk mengetahui status hidrasi, dan kaji area
perianal.
 Anjurkan pesien untuk membatasi asupan kafein dan minuman bersoda, dan tidak
mengkonsumsi makanan yang sangat panas atau sangat dingin karena dapat
meningkatkan motilasi usus.
ASUHAN KEPERAWATAN

C:\Users\USER\Documents\ASKEP DIARE NS. YOAN.docx

You might also like