You are on page 1of 11

Asuransi syariah

Kelompok 7 :
M. Nur Fauzi Amir 1112085000024
Maria Dwi Martini 1114085000012
Diah Rosmilasari 1114085000019
Asuransi Syariah

Menurut DSN

Secara Umum
Sejarah Asuransi Syariah
• Sejarah terbentuknya asuransi syariah di dunia dimulai pada tahun
1979 ketika sebuah perusahaan asuransi jiwa di sudan, yaitu
Sudanese Islamic Insurance pertama kali memperkenalkan asuransi
syariah. Kemudian pada tahun yang sama sebuah perusahaan
asuransi jiwa di uni emirat arab juga memperkenalkan asuransi
syariah di wilayah arab.

• Pada tahun 1994, ketika untuk pertama kalinya didirikan


perusahaan asuransi berlandaskan syariah di Indonesia yaitu PT
Syarikat Takaful Indonesia (STI) dengan modal dasar Rp 25 miliar
dan modal disetor Rp 9 miliar. PT STI sendiri memiliki dua anak
perusahaan, yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga (ATK) dan PT
Asuransi Takaful Umum (ATU).
Dasar Hukum Asuransi Syariah
• Pedoman untuk menjalankan usaha asuransi syariah
terdapat dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) No.21/DSN-MUI/X/2001
tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.
• Keputusan Menteri Keuangan RI No.
426/KMK.06/2003, Keputusan Menteri Keuangan RI
No. 424/KMK.06/2003 dan Keputusan Direktorat
Jendral Lembaga Keuangan No. 4499/LK/2000.Semua
keputusan tersebut menyebutkan mengenai peraturan
sistem asuransi berbasis syariah.
Mekanisme Kerja Asuransi Syariah
1. Underwriting
Underwriting adalah proses penafsiran jangka hidup
seorang calon peserta yang dikaitkan dengan besarnya
resiko untuk menentukan besarnya premi. Underwriting
asuransi syariah bertujuan memberikan skema
pembagian resiko yang proposional dan adil diantara
para peserta yang secara relatif homogen.

2. Polis
Polis asuransi adalah surat perjanjian antara pihak yang
menjadi peserta asuransi dengan perusahaan asuransi.
Polis asuransi merupakan bukti auntetik berupa akta
mengenai adanya perjanjian asuransi.
3. Premi (Kontribusi)
Premi asuransi bagi peserta secara umum bermanfaat untuk
menentukan besar tabungan peserta asuransi, mendapatkan
santunan kebajikan atau dana klaim terhadap suatu kejadian yang
mengakibatkan terjadinya klaim, menambahkan investasi pada
masa yang akan datang.

4. Pengeolaan dana asuransi (Premi)


Pengelolaan dana asuransi (premi) dapat dilakukan dengan
akad mudharabah, mudharabah musyarakah, atau wakalah bil
ujrah. Pada akad mudhorobah, keuntungan perusahaan asuransi
syariah diperoleh dari bagian keuntungan dana dari investasi
(sistem bagi hasil). Pada akad mudharobah musyarakah,
perusahaan asuransi bertindak sebagai mudharib yang
menyertakan modal atau dananya dalam investai bersama dana
para peserta. Sedangkan pada akad wakalah bil ujrah, perusahaan
berhak mendapatkan fee sesuai dengan kesepakatan.
5. Jenis investasi usaha asuransi syariah

• Investasi merupakan penggunaan modal untuk menciptakan uang,


baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun kerja
sama yang lebih berorientasi resiko yang dirancang untuk
memperoleh modal. Investasi dapat menunjuk kesuatu investasi
keuangan atau menunjuk keinvestasi usaha.

6. Klaim

Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh


perusahaan asuransi dengan kesepakatan dalam akad.
Umumnya dalam melakukan pembayaran terhadap klaim
peserta ada 4 langkah proses pengajuan klaim, yaitu
pemberitahuan kerugian, penyelidikan kerugian, bukti kerugian, dan
pembayaran atau penolakan klaim.
7. Penutupan asuransi
• Penutupan asuransi adalah berakhirnya
perjanjian asurans. Penyebab berakhirnya
perjanjian asuransi bisa disebabkan oleh 2 hal
yaitu :
• Perjanjian berakhir secara wajar karena masa
berlakunya sudah berakhir sebagaimana
perjanjian semula.
• Perjanjian berakhir secara tidak wajar karena
dibatalkan oleh salah satu pihak walau masa
berlaku perjanjian belum berakhir.
• Masing-masing penutupan asuransi ini memiliki
konsekuensi, sesuai dengan klausul akad diawal
Prinsip Pengelolaan Asuransi Syariah

1. Prinsip ikhtiar dan berserah diri


2. Prinsip saling membantu dan bekerja sama
3. Prinsip saling melindungi dari berbagai macam
kesusahaan dan kesulitan dan tidak
membiarkan uang menganggur dan tidak
berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi
masyarakat umum.
4. Akad yang digunakan adalah akad yang tidak
mengandung ghrar (penipuan), maysir
(perjudiaan), riba, zhulm (penganiyayan),
risywah (suap), barang haram, dan maksiat
sehingga pihak-pihak yang terkait akad saling
bertanggung jawab
TERIMAKASIH

You might also like