Professional Documents
Culture Documents
NYERI
KELOMPOK 1
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Kultur
4. Makna nyeri
5. Perhatian
6. Ansietas
7. Pengalaman masa lalu
8. Pola koping
9. Support keluarga dan social
NYERI PADA PAHA
KASUS
Kj, 27 tahun, melakukan pemeriksaan ke dokter dengan keluhan adanya
nyeri pada paha kanannya dengan beberapa gejala yaitu myosistis (radang
pada otot), myalgia (nyeri otot), fibrositis (radang pada jaringan ikat) dan
myofacitis (radang pada facia otot). Kadang-kadang pahanya mengalami
kekakuan dan muncul gejala-gejala neuralgik misalnya geli pada paha. Kj
menyatakan bahwa sebelumnya ia mengalami cedera karena bermain sepak
bola dan gejala tersebut muncul dalam beberapa hari setelah mengalami
cedera tersebut. Pasien mengalami riwayat asma namun jarang kambuh dan
tidak memiliki riwayat ganguan gastrointestinal. Dokter menanyakan apakah
pernah meminum NSAID seperti aspirin dan apakah setelah meminumnya
pasien tersebut gejala asmanya kambuh. Menurut pasien, dia pernah minum
aspirin dan merasa mengalami ganguan pernapasan (sesak napas).
ANALISIS KASUS
Pasien tersebut dapat dikategorikan menderita nyeri akut, karena sumber
nyeri disebabkan oleh adanya cidera yang mengakibatkan peradangan pada
otot, jaringan ikat dan facia otot. Terapinya adalah dengan memberikan obat
analgetik golongan NSAID, yang memiliki resiko depresi pernapasan berat,
mengingat pasien memiliki riwayat penyakit asma. Untuk itu dipilih obat
kortikosteroid yang memiliki efek antiinflamasi dan anti alergi yang bisa
digunakan untuk penyakit asma. Pasien juga kadang-kadang mengalami
kekakuan dan neuralgik sehingga dibutuhkan penambahan obat vitamin B
yaitu vitamin B1, B6 dan vitamin B12.
TERAPI FARMAKOLOGI
Terapi farmakologi adalah terapi menggunakan obat-obatan sintetik,
semi sintetik maupun bahan alam. Terapinya adalah dengan
memberikan obat golongan kortikosteroid yang memiliki efek
antiradang yang berkhasiat merintangi atau mengurangi terbentuknya
cairan peradangan dan anti alergi serta penyakit autoimun yang
menekan reaksi imun dan menyerang jaringan.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 71 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kalipawon RT 6 RW 5 Panjang
Tanggal masuk RS : 12 Agustus 2016
No. CM : 002624
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada pinggang bagian bawah sejak 1
hari. Nyeri timbul mendadak, hilang timbul, dan dirasa seperti ditusuk-tusuk
menjalar dari pinggang bawah ke dubur serta kedua kaki. Pasien
mengatakan bahwa nyeri berkurang dengan posisi berbaring dan kaki lurus,
nyeri dirasa memberat apabila duduk. Dalam sehari, nyeri timbul 7-8 kali.
Saat diberikan skala nyeri, pasien memberikan angka 8 terhadap nyeri yang
dirasakannya. Keluhan ini mengganggu aktivitas sehari-hari pasien, pasien
sempat terbangun saat tidur di malam hari akibat nyeri yang dialaminya.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
IVFD RL 20 tpm
Ranitidin 2×1 amp
Ketorolac 2 x 30 mg
Mecobalamin 1×1
Amitriptilin 2 x ½ tab PO
Diazepam 2 x 2 mg PO
Tramadol 2x 10 mg PO
Ketorolac 2×30 mg
Ketorolac adalah obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Indikasi
penggunaan ketorolac adalah untuk inflamasi akut dalam jangka waktu
penggunaan maksimal selama 5 hari. Pada kasus ini, ketorolac digunakan
sebagai anti inflamasi dan efek analgesik untuk mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan pasien
Diazepam 2x2mg
Diazepam merupakan turunan bezodiazepin. Kerja utama diazepam
yaitu potensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma-aminobutirat
(GABA) sebagai mediator pada sistem syaraf pusat. Diazepam
diberikan sebagai muscle relaxant pada kasus ini.
Amitriptilin 2 x ½
Amitriptilin , nerupakan jenis obat anti depresan, yang biasa
digunakkan untuk mengurangi rasa nyeri pada bagian persarafan,
mekanisme keja dengan menghambat re uptake neurotransmiter dan
penghancuran enzime oleh monoamin oxidase.
MIGRAINE
KASUS
Ny X (30 thn) datang kedokter mengeluh nyeri kepala,
berdenyut unilateral, mual, muntah, sensitive terhadap
cahaya, dinyatakan dokter menderita migraine. Ny X
mengalami migraine setelah menggunakan kontrasepsi
oral. Oleh dokter diberi obat Bodrex migra 3x1,
bellaphen 3x1, dan tritagig 1x1
MEKANISME OBAT
Bodrex Migra (PCT 350 mg, prophyphenazone 150 mg, caffeine 50 mg).
Mekanisme sebagai analgetik-antipiretik yang membantu mengurangi
sakit kepala migraine. Kombinasi antara asetaminofen dengan aspirin
atau OAINS serta penambahan kafein dikatakan dapat menambah
efek analgetik, dan dengan dosis masing-masing obat yang lebih
rendah diharapkan akan mengurangi efek samping obat. Mekanisme
kerja OAINS pada umumnya terutama menghambat enzim
siklooksigenase sehingga sintesa prostaglandin dihambat.
Bellaphen (belladonna total alkaloid 0,1 mg, ergotamine tartrat 0,3mg,
phenobarbital 20 mg ).
Mekanisme : alkaloid ergot bermanfaat untuk mengatasi serangan migraine
moderate – severe. Mereka adalah non selektif 5HT1 reseptor agonis dan
menghambat pengembangan neurogenic di dalam trigeminovascular sistem.
Juga mempunyai aktivitas pada α- adrenergic, β- adrenergic dan reseptor
dopaminergic.
Tritagig (sumatripan succinate)
Mekanisme : sumatriptan adalah agonis serotonin yang mengurangi
vasodilatasi cerebral yang dipercaya mengatasi penyebab migraine.
Merupakan first line terapi untuk pasien dengan moderate – severe migraine
ketika pengobatan non spesifik sudah tidak efektif lagi.
SELESAI