You are on page 1of 30

Henoch Schönlein

Purpura

Ade Novita

Internsip RS Semen Gresik

Pembimbing : dr. Agus Ferdiansyah, Sp. A


IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AB
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 9 tahun 9 bulan
Tempat tgl. lahir : Gresik, 25 Juli 2008
Agama : Islam
Alamat : Jl. Mutiara XV No 14 Gresik
No. RM : 417746
Tanggal MRS : 24 April 2018
Tanggal KRS : 29 April 2018
ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dengan ibuk OS pada tanggal 24 April 2018 di IGD

Keluhan utama

• Muntah sejak 1 hari SMRS

Keluhan tambahan

• BAB cair, nyeri perut, bintik bintik merah di tangan dan kaki

Riwayat Penyakit Sekarang

• Muntah sejak pagi >5x setiap makan dan minum, BAB cair 3x ampas
(+), lendir (-), darah (-), nyeri perut (+), 9 hari yang lalu timbul bintik
bintik merah di tangan dan kaki, bertambah jika kelelahan, kaki
bengkak, nyeri sendi, nyeri kepala, sudah periksa ke Sp.A dan
didiagnosa HSP
Riwayat
Riwayat kehamilan & Riwayat
penyakit dahulu persalinan perkembangan
(-) ANC +, NCB- Perkembangan
SMK, BBL-SMK normal sesuai
usia
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum & Antropometri Tanda Vital

Kesadaran
•Compos mentis HR : 100x/menit,
reg, kuat, ekual

Kesan sakit
RR : 24x/menit
•Sakit sedang

Status gizi (growth chart CDC) Suhu : 36,5C


•TB : 126 cm BB : 31 kg
•BB/ U : 116 %
•TB/ U : 102 % (normal)
•BB/ TB : 103 % (normal)
STATUS GENERALIS

Kepala Normocephali, rambut tidak mudah dicabut, deformitas (-)

Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor, RCL (+/+),
RCTL (+/+), pergerakan mata ke segala arah baik

Hidung Sekret (+), pernapasan cuping hidung (-)

Telinga Liang telinga lapang (+), nyeri tekan (-), sekret (-), membran timpani intak

Bibir Kering (-), sianosis (-)

Mulut Sianosis (-), bibir pucat (-), coated tongue (-)

Tenggorokan Arkus faring simetris, hiperemis (-), tonsil T2-T2 tenang, kripta tidak
melebar, detritus (-), faring hiperemis (-)

Leher Tidak teraba pembesaran


Inspeksi Auskultasi

Thoraks • Bentuk normal, simetris, tidak tampak retraksi • Paru : Suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-
sela iga, gerakan pernapasan simetris kiri dan ), wheezing (-/-)
kanan, tidak ada bagian hemithoraks yang • Jantung : BJ I dan BJ II regular, murmur (-),
tertinggal, tidak ditemukan efloresensi gallop (-)

Inspeksi
• Bentuk normal, mendatar, simetris,tidak ada efloresensi bermakna
Auskultasi
Abdomen • Bising usus (N)
Perkusi
• Pada ke 4 kuadran didapatkan suara timpani
Palpasi
• Dinding abdomen supel, retraksi (-), nyeri tekan (+) epigastrium

Atas
Ekstremitas • Akral teraba hangat, pucat (-), edema (-/-), CRT < 2s, purpura
Bawah
• Akral teraba hangat, pucat (-), edema (-/-), CRT < 2s, purpura
Foto Klinis
DIAGNOSIS AWAL

Henoch Schönlein Purpura


TERAPI

dr. Agus F, Sp.A

Inf KAEN 3B 500cc/3jam lanjut 1500


Cek lab DL,widal,LFT, RFT
cc/24 jam

Inj Ceftriaxon 2x1 gram

Inj Ranitidin 3x30 mg

Inf Ondancetron 3x4 mg

Paracetamol infus 4x500mg


Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi 24-4-2018

Hb 14,4
Eritrosit 5,45
Leukosit 14,49
Basofil 0,3
Eosinofil 2,7
netrofil 54,8
Limfosit 36,2
Monosit 6,0
Hematokrit 42,8
Trombosit 470
Thypi O 1/160
Thypi H Negatif
Parathypi A Negatif

Parathypi B Negatif
SGOT/SGPT 14/11
BUN/CR 11,1/0,6
FOLLOW UP
Follow Up
25/4/2018

S O A P
Muntah (+) KU: tampak sakit HSP Inf KAEN 3B 1500cc/24j
Nyeri perut (+) sedang
Dexametason 1 ampul ekstra
BAB (+) N : 98 kali/menit
Dexametason 3x1/2 ampul
regular
Batuk (+) Sanmag 4x 1cth
RR : 20 x/menit
Bintik bintik Ulsafat 3x 2cth
merah di kulit S : 36,5 o C
Probiotik 2x1
K/L : a- c- i- d-
Inj Ceftriaxon 2x1 gram
Thoraks : BJ I dan II
normal, M-, G-. Inj Ranitidin 3x30 mg
vesikuler(+/+), rh-/- Inf Ondancetron 3x4 mg
wh-/- Paracetamol infus 4x500mg
Abdomen : soepel, NT Cek UL/FL
(+) epigastrium ,
Bising usus (+) normal
Ekstremitas :
AHKM, purpura (+)
Pemeriksaan Laboratorium
Urin Lengkap 25-4-2018 Feses Lengkap 25-4-2018

pH 6,5 Makroskopik 6,5


Berat Jenis 1,010 Mikroskopik
Nitrit Negatif Eritrosit 20-25
Protein Negatif Leukosit 8-10
Reduksi Negatif Telur cacing Negatif
Keton Negatif Cacing Negatif
Urobilinogen Negatif Kista Negatif
Bilirubin Negatif Amuba Negatif
Eritrosit 0-1 Lain-lain Negatif
Leukosit 2-3 Darah samar Positif
silinder Negatif
Kristal Negatif
Ep.Biasa 1-2

Ep.Tubulus Negatif
Yeast Negatif
Bakteri Negatif
Follow Up
26/4/2018

S O A P
Muntah (-) KU: tampak sakit HSP Inf KAEN 3B 1500cc/24j
Nyeri perut (-) sedang
Inj Ceftriaxon 2x1 gram
BAB (+) N : 92 kali/menit
Inj Ranitidin 3x30 mg
lembek regular
Inj Ondancetron 3x4 mg
Batuk (+) RR : 22 x/menit
Paracetamol infus 4x500mg
Bintik bintik S : 36,8 o C
Inj Dexametason 2x1/2 ampul
merah di kulit K/L : a- c- i- d-
Puyer batuk
Thoraks : BJ I dan II
normal, M-, G-. Sirup batuk 3x11/2 cth
vesikuler(+/+), rh-/- Nebul pulmicolt:ventolin
wh-/- 2cc:2cc 3x1
Abdomen : soepel, NT Sanmag 4x 1cth
(-) epigastrium , Bising Ulsafat 3x 2cth
usus (+) normal
Probiotik 2x1Thoraks foto
Ekstremitas :
AHKM, purpura (+)
Follow Up
27/4/2018

S O A P
Muntah (-) KU: tampak sakit HSP Inf KAEN 3B 1500cc/24j
Nyeri perut (-) sedang
Inj Ceftriaxon 2x1 gram
BAB (+) normal N : 86 kali/menit
Inj Ranitidin 3x30 mg
regular
Batuk (+) Inj Ondancetron 3x4 mg
RR : 24 x/menit
Bintik bintik Paracetamol infus 4x500mg
merah di kulit S : 36,5 o C
Inj Dexametason 2x1/2 ampul
Makan minum K/L : a- c- i- d-
Puyer batuk
mau Thoraks : BJ I dan II
normal, M-, G-. Sirup batuk 3x11/2 cth
vesikuler(+/+), rh-/- Nebul pulmicolt:ventolin
wh-/- 2cc:2cc 3x1
Abdomen : soepel, NT Sanmag 4x 1cth
(-) epigastrium , Bising Ulsafat 3x 2cth
usus (+) normal
Probiotik 2x1
Ekstremitas :
AHKM, purpura (+)
Follow Up
28/4/2018

S O A P
Muntah (-) KU: tampak sakit ISPA+HSP Inf KAEN 3B 1500cc/24j Stop
Nyeri perut (-) ringan
Inj Ceftriaxon 2x1 gram
BAB (+) N : 90 kali/menit
Inj Ranitidin 3x30 mg
normal regular
Inj Ondancetron 3x4 mg
Batuk (+) RR : 20 x/menit
Paracetamol infus 4x500mg
berkurang S : 36,8 o C
Inj Dexametason 2x1/2 ampul
Bintik bintik K/L : a- c- i- d-
merah di kulit Puyer batuk
Thoraks : BJ I dan II
berkurang normal, M-, G-. Sirup batuk 3x11/2 cth
Makan minum vesikuler(+/+), rh-/- Nebul pulmicolt:ventolin 2cc:2cc
mau wh-/- 3x1
Abdomen : soepel, antasida 4x 1cth
NT (-) epigastrium , sucralfat 3x 2cth
Bising usus (+)
Probiotik 2x1
normal
Besok boleh KRS
Ekstremitas :
AHKM, purpura (+)
Follow Up
29/4/2018
S O A P
Batuk (+) berkurang KU: tampak sakit ISPA+HSP KRS
Bintik bintik merah ringan
di kulit (-) N : 96 kali/menit
Makan minum mau regular
RR : 20 x/menit
S : 36,2 o C
K/L : a- c- i- d-
Thoraks : BJ I dan II
normal, M-, G-.
vesikuler(+/+), rh-/-
wh-/-
Abdomen : soepel,
NT (-) epigastrium ,
Bising usus (+) normal
Ekstremitas :
AHKM, purpura (+)
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi dan Epideomiologi

Henoch-Schönlein purpura (HSP) merupakan suatu vaskulitis mikrovaskular sistemik dengan


karakteristik adanya deposisi kompleks imun dan keterlibatan immunoglobulin A (IgA)

Rata-rata 14 kasus per 100.000 anak usia sekolah; prevalensi tertinggi pada usia 2-11 tahun
(75%). Banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan (rasio 2 :1)

Di RSUP Dr Sardjito terdapat kurang lebih 80 kasus baru HSP di poliklinik alergi dan imunologi
selama tahun 2008-2016.

Dalam suatu penelitian retrospektif di RS Hasan Sadikin Bandung sejak tahun 2006-2011,
terdapat 128 kasus HSP yang terdiri dari 64,9% laki-laki dengan keterlibatan ginjal sebanyak
21,8% dan paling sering terjadi pada usia 11-15 tahun
Etiologi dan Faktor Resiko

Etiologi
• Sampai saat ini masih belum diketahui pasti
• IgA diduga berperan penting, ditandai dengan peningkatan konsentrasi IgA serum,
kompleks imun, dan deposit IgA pada dinding pembuluh darah dan mesangium
ginjal

Faktor Resiko
• Beberapa dilaporkan HSP sering terjadi setelah infeksi saluran napas atas.
• kasus HSP juga terjadi setelah pasien terinfeksi dengan Mycobacterium
tuberculosis, Mycoplasma pneumonia, Helicobacter pylori, Campylobacter jejuni,
Shigella sp, Epstein Barr virus, Yersinia, virus hepatitis A,B dan C, varicella, measles,
rubella, adenovirus, CMV, dan Parvovirus B19. PHS
• Dapat juga timbul setelah vaksinasi tifoid, campak, dan kolera.
• Pencetus lain adalah gigitan serangga, toksin kimiawi, dan obatobatan seperti
penisilin, eritromisin, dan antikonvulsan.
Patofisiologi
Gejala Klinis

Ruam makula eritematosa yang berkembang menjadi purpura dalam waktu singkat.
Terdapat pada 100% kasus HSP
Gejala sendi terjadi pada 60–84% pasien HSP berupa artralgia atau artritis yang mengenai
satu atau beberapa sendi.
Gejala gastrointestinal ditemukan pada 35–85% kasus HSP

Manifestasi kelainan ginjal dapat terjadi pada 20– 50% pasien dengan HSP

Keterlibatan sistem saraf pusat terjadi pada 2–8% pasien, mulai dari nyeri kepala, kejang,
perdarahan intrakranial, hemiparesis, dan gejala neurologis fokal.
Perdarahan paru dan pleural jarang terjadi tetapi merupakan komplikasi yang fatal.

Manifestasi yang jarang lainnya dari HSP adalah miokarditis, hepatomegali, pankreatitis
dan kolesistitis
Kriteria diagnosis
American College of Rheumatology (ACR) membuat 4 kriteria untuk
mendiagnosis HSP

bowel angina (nyeri


umur < 20 tahun perut difus atau
saat awitan didiagnosis iskemi
penyakit usus disertai diare
berdarah)

hasil biopsi
membuktikan
granulosit pada
purpura yang teraba
dinding pembuluh
darah arteriol atau
venula
HSP
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah perifer Laju endap Pemeriksaan


lengkap darah fungsi ginjal

Urinalisis, Uji benzidin Analisis urin

Feses
Biopsi Kulit
Lengkap
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA

Self limited disease

Terapi suportif dan simtomatik

Penggunaan korti kosteroid diberikan pada pasien PHS dengan nyeri


perut hebat atau jika ditemukan adanya purpura yang persisten.

Beberapa peneliti menggunakan kortikosteroid untuk mencegah


terjadinya nefritis.

Pengobatan dengan menggunakan cyclophosphamide, cyclosporine


dan azathioprine masih kontroversial.
keterlibatan
ginjal : nefritis,
sindrom nefrotik,

cerebral
KOMPLIKASI perforasi usus
hemorhagik

intususepsi
PROGNOSIS Prognosis penyakit baik, bila tidak disertai gangguan ginjal dan
gangguan saluran cerna yang berat

Rekurensi dapat terjadi pada 40% pasien. Angka kematian berkisar


kurang dari 1%.

Pemantauan pada pasien PHS dilakukan dengan pemeriksaan


urinalisis lengkap dan tekanan darah selama 6 bulan hingga 1 tahun
apabila manifestasi kelainan ginjal tidak ditemukan

Bila manifestasi awalnya berupa kelainan ginjal yang berat, maka


perlu dilakukan pemantauan fungsi ginjal setiap 6 bulan hingga 2
tahun pasca sakit
TERIMA KASIH

You might also like