You are on page 1of 21

ATRESIA ESOFAGUS

PENGERTIAN

Atresia Esofagus adalah esofagus (kerongkongan)


yang tidak terbentuk secara sempurna. Pada atresi
esofagus, kerongkongan menyempit atau buntu;
tidak tersambung dengan lambung sebagaimana
mestinya. Kebanyakan bayi yang menderita atresia
esofagus juga memiliki fistula trakeoesofageal
(suatu hubungan abnormal antara kerongkongan
dan trakea/pipa udara).
ETIOLOGI

Hingga saat ini, teratogen penyebab kelainan ini


masih belum diketahui. Terdapat laporan yang
menghubungkan atresia esofagus dalam
keluarga. Terdapat 2% resiko apabila saudara
telah terkena kelainan ini. Kelainan ini juga
dihubungkan dengan trisomi 21, 13 dan 18.
angka kejadian pada anak kembar dinyatakan
6x lebih banyak dibanding bukan kembar.
PENYEBAB

Atresia esofagus merupakan suatu kelainan


bawaan pada saluran pencernaan.
Terdapat beberapa jenis atresia, tetapi yang
paling sering ditemukan adalah kerongkongan
yang buntu dan tidak tersambung dengan
kerongkongan bagian bawah serta lambung.
FAKTOR RESIKO

a) Faktor Obat, salah satu obat yang diketahui


dapat menyababkan kelainan kongenital
adalah thali domine
b) Radiasi, radiasi pada permulaan kehamilan
mungkin dapat menimbulkan kelainan
kongenital pada janinyang dapat
mengakibatkan mutasi gen
c) Gizi ibu sewaktu hamil ( Fitri warnet, 2008)
GEJALA
 mengeluarkan ludah yang sangat banyak dan
berbuih
 terbatuk atau tersedak setelah berusaha untuk
menelan
 tidak mau menyusu
 sianosis (kulitnya kebiruan).
KOMPLIKASI
 atresia esofagus dapat menimbulkan komplikasi
sebagai berikut:
a. Aspirasi pneumonia
b. Tersedak
c. Kemungkinan meninggal
d. Masalah memberi makan
e. Refluks setelah pembedahan
f. Penyempitan esofagus karena adanya
luka bekas pembedahan
DIAGNOSA
 ditegakkan sebelum bayi lahir. Salah satu tanda
awal dari atresia esofagus diketahui dari
pemeriksaan USG prenatal yaitu polihidramnion
 ditentukan pada waktu di ruang persalinan,
karena aspirasi paru yaitu kesulitan memasukkan
kateter ke dalam lambung biasanya
memperkuat kecurigaan
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan
hasil pemeriksaan berikut:
 Memasukkan selang nasogastrik
 Rontgen esofagus menunjukkan adanya kantong udara
dan adanya udara di lambung serta usus.
KLASIFIKASI

1. Kalasia
Kalasia adalah kelainan yang terjadi
pada bagian bawah esophagus(pada
persambungan dengan lambung) yang
tidak dapat menutup rapat sehingga bayi
sering regurgitasi bila dibaringkan.
2.Akalasia

Akalasia merupakan kebalikan dari kalasia,


pada akalasia bagian distal esophagus tidak
dapat membuka dengan baik sehingga terjadi
keadaan seperti stenosis atau atresia.
 Penyebabnya:
adanya kartilago trakea yang tumbuh
ektopik pada esofagus bagian bawah.
 Pertolongannya adalah tindakan bedah sebelum
dioperasi pemberian minum harus dengan sendok
sedikit demi sedikit dengan bayi dalam posisi
duduk.
PENATALAKSANAAN MEDIS

Jika keadaan bayi stabil, dilakukan pembedahan


untuk memperbaiki atresia dan menutup fistula.
Sebelum pembedahan dilakukan, untuk
mencegah pneumonia aspirasi, makanan bayi
diberikan melalui infus dan pada kerongkongan
bagian atas dipasang alat penghisap ludah agar
tidak masuk ke paru-paru.
 Penatalaksanaan keperawatan
Sebelum di lakukan operasi,bayi di letakkan
½ dudukuntuk mencegah terjadinya
regurgitasi cairan lambung ke paru,cairan
lambung sering di isap untuk mencegah
aspirasi,bayi hendaknya di rawat di
incubator untuk mencegah hipotermi,
 Asuhan keperawatan
1.pengkajian
Lakukan pengkajian bayi baru lahir,
observasi manifestasi atersia esofagus,kaji
tanda2 distress pernafasan.

2.Kesulitan menelan b.d obstruksi mekanis
Tujuan:Pasien mendapatkan nutrisi yg
adekuat
K.h:Bayi mendapatkan nutrisi yg
cukup,penambahan BB.
Intervensi:Beri makan melalui gastrostomi
sesuai ketentuan,pantau intake
output,ajarkan keluarga tehnik pemberian
makan
3.Ansietas b.d kesulitan
menelan,ketidaknyamanan karena
pembedahan.
Tujuan:Pasien merasa tenang
K.h:bayi istirahat dg tenang,mulut tetap
bersih dan lembap
Intervensi:Beri stimulasi
taktil(membelai,mengayun),beri perawatan
mulut,beri analgetik (kolaborasi),dorong
orang tua dalam perawatan anak.
4.Perubahan proses keluarga b.d anak dg
defek fisik.
Tujuan:Keluarga di siapakan untuk
perawatan di rumah.
K,h:Keluarga menunjukkan kemampuan
untuk memberikan perawatan pada bayi.
Intervensi:Ajarkan pada keluarga tentang
ketrampilan di rumah(kenali tanda2 distress
pernafasan,tanda2 komplikasi,kebutuhan
alat dan bahan yg di perlukan,perawatan
gastrostomi bila sdh di operasi.
 Kasus atresia esofagus di RSUP Dr Hasan
Sadikin Bandung
1. metode penelitian ini merupakan analitik
retsospektif,penelitian ini di ambil dr data
RM pasien dari januari 2002 s.d 2009 di
2.Hasil penelitian dari periode januari 2002
s.d agustus 2009 di dapatkan 39 penderita,
tetapi yg menjadi subjek penelitian
sebanyak 26 pasien,13 laki2 dan 13
perempuan
 Kesimpulan
Atersia esofagus merupakan kelainan
kongenital yg di tandai dg tidak
menyambungnya esofagus bag proksimal
dg desofagus distal.Masalah yg utama
muncul adalah bersihan jalan nafas serta
gangguan nutrisi yg inadekuat.
Terima Kasih....

You might also like