Professional Documents
Culture Documents
PEMBIMBING:
DR. MADE AGUS SUANJAYA, SP.B
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. KM
Umur : 66 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Sandubaya
Tanggal masuk : 15 Desember 2018
Tanggal anamnesa : 15 Desember 2018
Nomor CM : 312615
Anamnesis
Keluhan Utama
Tidak BAB sejak 4 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh tidak dapat BAB sejak 4 hari yang lalu. Pasien
juga mengeluhkan tidak bisa kentut sejak 4 hari yang lalu juga
mengeluh mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu, muntahan berupa
makanan dan air, tidak ada darah. Serta nyeri seluruh regio
abdomen. Nafsu makan berkurang. Buang air kecil lancar.
Riwayat Pasien
DIAGNOSA BANDING
Ileus Obstruktif Totalis
Ileus Paralitik
Obstruksi usu besar (Tumor intra abdomen, sumbatan cacing Ascariasis)
Appendisitis
Kolesistitis, kolelithiasi, kolik bilier
Volvulus adalah usus yang terpelintir, paling sering terjadi pada pria usia tua
dan biasanya mengenai kolon sigmoid.
Intususepsi sering terjadi pada ileum terminalis yang masuk ke dalam sekum.
Benda asing dan kelainan kongenital merupakan penyebab lain obstruksi yang
terjadi pada anak dan bayi.1
a. Usus Halus
Usus halus berbentuk tubuler, dengan panjang 6 meter
pada orang dewasa, yang terbagi atas tiga segmen yaitu
duodenum, jejunum, dan ileum.
Duodenum
Duodenum merupakan segmen yang paling proksimal,
terletak retroperitoneal berbatasan dengan kaput dan batas
inferior dari korpus pancreas. Duodenum dipisahkan dari
dari gaster oleh adanya pylorus dari jejunum oleh batas
ligamentum Treitz
Jejunum
Jejunum dan ileum terletak di intraperitoneal dan
bertambat ke retroperitoneal melalui mesenterium. Tak
ada batas anatomi yang jelas untuk membedakan antara
jejunum dan ileum
Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara
2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong atau
disebut juga jejunum.
Ileum
memiliki panjang sekitar 2-4 meter dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu
atau appendiks. Ileum memiliki pH atara 7 dan 8 (netral
atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
dan dan garam-garam empedu.5
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari
usus halus
Usus Besar
Letak : diantara anus dan ujung terminal ileum, dimulai dair
ileocecal ke anus.
panjangnya 1,5m dan lebarnya 5-6cm.
Usus besar terdiri atas segmen awal (sekum), dan kolon asendens,
tranversum, desenden, sigmoid, rectum, dan anus.
Fisiologi : Sisa makanan dan yang tidak tercerna dan tidak
diabsorpsi di dalam usus halus didorong ke dalam usus besar oleh
gerak peristaltik kuat muskularis eksternus usus halus. Residu
yang memasuki usus besar itu berbentuk semi cair; saat mencapai
bagian akhir usus besar, residu ini telah menjadi semi solid yaitu
feses.
Usus Besar
Vaskularisasi Usus Besar
Pada usus besar ateri mesenterika superior memperdarahi
belahan bagian kanan (sekum, kolon ascenden, deua
pertiga proksimal kolon tranversum) : (1) Ileokolika, (2)
kolika dekstra, (3) kolika media, dan arteri mesenterika
inferior memperdarahi bagian kiri (sepertiga distal kolon
tranversum, kolon desenden, dan sigmoid, dan bagian
proksimal rectum) : (1) kolika sinistra, (2) sigmoidalis, (3)
rektalis superior.5
FISIOLOGI
- Tumor Jinak
Post Operatif
- Karsinoma
Volvulus
- Karsinoid
- Limpoma
- Sarcoma
Trauma
KLASIFIKASI
Berdasarkan jenis
A. Ileus obstruksi strangulasi
Tidak ada gambaran klinis khas untuk mendeteksi awal
obstruksi
Biasanya nyeri sekali, demam, takikardi
B. Ileus obstruksi sederhana
Nyeri perut sering digambarkan sebagai kram perut dan
sifatnya intermiten (berkala/ hilang timbul) merupakan
gejala yang paling menonjol
C. Ileus obstruksi parsial
Berdasarkan letak :
A. Obstruksi ileus bagian proksimal
rasa sakit yang terjadi dalam jangka waktu yang lebih
singkat dan nyeri kolik disertai dengan muntah
menandakan obstruksi ileus bagian proksimal
B. Obstruksi ileus bagian distal
nyeri yang lama (beberapa hari), bersifat progresif, dan
disertai dengan distensi abdomen
DIAGNOSIS
1. ANAMNESIS
Gejala lain yang mengikuti antara lain:
• Mual dan muntah, berhubungan dengan adanya obstruksi di bagian proksimal
• Nyeri perut yang intermitan meningkat saat hiperperistaltik
• Perut kembung
• Diare, pada temuan awal
• Konstipasi, temuan akhir berupa afflatus dan adefekasi
• Demam dan takikardi, terjadi terlambat dan mungkin terkait dengan adanya
strangulasi
• Riwayat operasi panggul, terapi radiasi sebelumnya atau keduanya
• Riwayat keganasan, terutama carcinoma colon dan carcinoma ovarium
B. PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan
turgor kulit maupun mulut dan lidah kering.
Pada abdomen : distensi, parut abdomen, hernia dan massa
abdomen. Inspeksi pada penderita yang kurus/sedang juga dapat
ditemukan “darm contour” (gambaran kontur usus) maupun
“darm steifung” (gambaran gerakan usus), biasanya nampak jelas
pada saat penderita mendapat serangan kolik yang disertai mual
dan muntah gelisah dan menggeliat sewaktu serangan kolik.
Darm Countur
Tanda meteorismus, dibedakan berdasarkan letak ;
1). Ileus letak tinggi : di duodenum dengan kembung di
ventrikulus
2). Ileus letak tengah : kembung di umbilicus, jejunum dan
ileum proksimal
3). Ileus letak rendah : di colon dengan kembung terasa di
seluruh region perut
Palpasi
Distensi perut dan tidak nyeri tekan (kecuali pada saat
hiperperistaltik) tak ada defance muscular kecuali pada
peritonitis.
Palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun
atau nyeri tekan, yang mencakup ‘defance muscular’ involunter
atau rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal.
Perkusi
Timpani pada seluruh region abdomen terutama di subdiafragma
Auskultasi
Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran
episodik gemerincing logam bernada tinggi dan gelora
(rush ’ )/borborygmi (suara seperti air dalam botol
yang di kocok / seperti suara ombak.
Tetapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit
dan usus di atas telah berdilatasi, maka aktivitas
peristaltik (sehingga juga bising usus) bisa tidak ada atau
menurun parah. Tidak adanya nyeri usus bisa juga
ditemukan dalam ileus paralitikus atau ileus obstruktif
strangulata.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Terapi operatif
Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada
obstruksi ileus.
1. Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah
sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia
incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus
ringan.
2. Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati"
bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease,
dan sebagainya.
3. Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi,
misalnya pada Ca stadium lanjut.
4. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-
ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada
carcinomacolon, invaginasi strangulata, dan sebagainya.
KOMPLIKASI
Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang
disebabkan oleh sumbatan mekanik. Rintangan pada jalan isi usus akan
menyebabkan isi usus terhalang dan tertimbun di bagian proksimal dari
sumbatan, sehingga pada daerah proksimal tersebut akan terjadi distensiatau
dilatasi usus.
Adhesi, hernia, dan tumor mencakup 90% etiologi kasus obstruksi mekanik
usus halus. Adhesidan hernia jarang menyebabkan obstruksi pada colon.
Penyebab tersering obstruksi pada colon adalah kanker, diverticulitis, dan
volvulus.
Gejalanya antara lain tidak BAB, tidak kentut, disertai dengan mual, muntah
dan jika kondisi ini berlangsung lama dapat menyebabkan dehidrasi,
demam, perut kembung, nyeri perut diawali dari daerah epigastrik kemudian
nyeri dirasakan secara intermiten terutama ketika peristaltic.
DAFTRA PUSTAKA
Price, S. A. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC. 2006. Hal 437-450
Davidson, Tish, Dionne Stephanie. 2006. Diunduh dari URL : http://www.healthline.com (diakses 19 Februari 2013)
WHO. Causes of Death in 2008. Diunduh dari URL : http://www.who.int (diakses 19 Februari 2013)
Dinas Kesehatan Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Diunduh dari URL : http://www.dinkes.go.id (diakses 19 Februari 2013)
Whang, E. E., Ashey, S. W., & Zimnner, M. J. 2005. Small Intestine. In B. e. al (Ed), Schwatz’s Principles Of Surgery (8 ed., p. 1018). McGraw-Hill Companies.
Eroschenko, V. P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional (9 ed.). (D. Anggraini, T. M. Sikumbang, Eds., & J. Tambayong, Trans.) Jakarta: EGC
Snell, Richard S. 2004. Clinical Anatomy for Medical Students, Fifth edition, New York
Price, S. A. 2003. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. (S. A. Price, L. McCarty, & Wilson, Eds.) Jakarta: EGC
Evers, B. M. 2004. Small Intestine. In T. c. al, Sabiston Textbook Of Surgery (17 ed., pp. 1339-1340). Philadelphia: Elseviers Saunders
Sjamsuhidajat. R, Jong WD. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Nobie, B. A. (2014, Agustus 21). Obstruction, Small Bowel. Retrieved June 6th, 2011, from emedicine: http://emedicine.medscape.com/article/774140-overview
Thompson, J. S. 2005. Intestinal Obstruction, Ileus, and Pseudoobstruction. In R. H. Bell, L. F. Rikkers, & M. W. Mulholland (Eds.), Digestive Tract Surgery (Vol. 2, p. 1119).
Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher
Simatupang O N. 2010. Ileus Obstruktif. Samarinda: UNMUL Retrieved June 6th, 2011, Available at: http://www.scribd.com/doc/28090500/ileus-obstruksi
van der Wal JB, Iordens GI, Vrijland WW, van Veen RN, Lange J, Jeekel J. Adhesion prevention during laparotomy: long-term follow-up of a randomized clinical trial. Ann Surg.
Jun 2011;253(6):1118-21. [Medline].
Yates K. 2004. Bowel obstruction. In: Cameron P, Jelinek G, Kelly AM, Murray L, Brown AFT, Heyworth T, editors. Textbook of adult emergency medicine. 2nd ed. New York:
Churchill Livingstone. p.306-9
Ullah S, Khan M, Mumtaz N, Naseer A. 2009. Intestinal Obstruction : A Spectrum of causes. JPMI 2009 Volume 23 No 2 page 188-92
Sheedy SP, Earnest F 4th, Fletcher JG, Fidler JL, Hoskin TL. CT of small-bowel ischemia associated with obstruction in emergency department patients: diagnostic performance
evaluation. Radiology. Dec 2006;241(3):729-36. [Medline].
Bickle IC, Kelly B. 2002. Abdominal X Rays Made Easy: Normal Radiographs. studentBMJ April 2002;10:102-3
Sheedy SP, Earnest F 4th, Fletcher JG, Fidler JL, Hoskin TL. CT of small-bowel ischemia associated with obstruction in emergency department patients: diagnostic performance
evaluation. Radiology. Dec 2006;241(3):729-36. [Medline].
Nobie, B. A. (2009, November 12). Obstruction, Small Bowel. Retrieved June 6th, 2011, from emedicine: http://emedicine.medscape.com/article/774140-overview
Evers, B. M. 2004. Small Intestine. In T. c. al, Sabiston Textbook Of Surgery (17 ed., pp. 1339-1340). Philadelphia: Elseviers Saunders
Di Saverio S, Coccolini F, Galati M, Smerieri N, Biffl WL, Ansaloni L, et al. Bologna guidelines for diagnosis and management of adhesive small bowel obstruction (ASBO): 2013
update of the evidence-based guidelines from the world society of emergency surgery ASBO working group. World J Emerg Surg. Oct 10 2013;8(1):42. [Medline].
Thompson WM, Kilani RK, Smith BB, Thomas J, Jaffe TA, Delong DM, et al. Accuracy of abdominal radiography in acute small-bowel obstruction: does reviewer experience
matter?. AJR Am J Roentgenol. Mar 2007;188(3):W233-8. [Medline].
Lappas JC, Reyes BL, Maglinte DD. Abdominal radiography findings in small-bowel obstruction: relevance to triage for additional diagnostic imaging. AJR Am J Roentgenol. Jan
2001;176(1):167-74. [Medline].
Moses, S. 2008. Mechanical Ileus. Retrieved Agustus 24, 2014, Available at : http://www.fpnotebook.com/Surgery/GI/MchnclIls.htm
Khan, A. N. (2009, September 11). Small Bowel Obstruction. Retrieved Agust 24th, 2014, Available at emedicine: http://emedicine.medscape.com/article/374962-overview