You are on page 1of 57

STROKE NON HEMORAGIK

Disusun oleh :

Syaiful Syukur (030.13.248)


Anugerah Syahbana (030.13.024)
Izzati Saidah (030.13.234)
Ninda Pangestika S. (030.14.141)
Ina Uli Tondi Tarigas S. (030.14.049)
Nurhadi (030.14.140)
P E ND AH U L U AN

Stroke telah menjadi beban global dalam bidang kesehatan. Data


mengenai penyebab kematian di dunia yang dimulai pada tahun 1990-an
menyebutkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian utama di dunia.
(2,3)

Stroke dibagi menjadi dua, yaitu stroke hemoragik dan stroke non
hemoragik. Sebagian besar (80%) disebabkan oleh stroke non hemoragik.
Proses primer yang terjadi mungkin tidak menimbulkan gejala (silent) dan akan
muncul secara klinis jika aliran darah ke otak turun sampai ketingkat
melampaui batas toleransi jaringan otak.
IDENTITAS
Nama : Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 39 tahun
Suku bangsa : Jawa

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


Agama : Islam

Alamat : Jl. Nakula RT09/06 Slerok, Kecamatan : Tegal


Timur, Kabupaten: Kota Tegal, Jawa-Tengah

Tanggal masuk RS : 7 November 2018 ( pukul 19.00 WIB )


Dilakukan secara autoanamnesis dan
alloanamnesis di bangsal Rosella pada
tanggal 9 November 2018 pukul 11.00

Keluhan Utama
Tangan kanan sulit
digerakkan
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dibawa oleh keluarganya ke IGD RSUD Kardinah dengan keluhan
tangan kanan tiba-tiba sulit digerakkan sejak 4 jam SMRS. Awalnya pasien merasakan
tangan kanannya terasa berat, sehingga pasien tidak kuat untuk mengangkat tangan
kanannya. Pasien juga mengatakan kaki kanannya sedikit terasa berat dan sulit digerakan.

Pasien mengeluhkan bicara pelo dan mulut mencong sejak jam ±4 jam SMRS.
Pasein juga mengatakan sebelum terjadinya keluhan tersebut, pasien merasakan nyeri
kepala hebat disertai mual. Pasien menyangkal adanya muntah, penglihatan kabur,
demam, kejang, dan trauma kepala. BAK dan BAB dalam batas normal. Pasien dan
keluarga pasien mengaku baru pertama kali terjadi keluhan seperti ini.
Riw.Penyakit Dahulu
• Riwayat hipertesi (+) baru diketahui sejak
2 tahun yang lalu
• Stroke (-), DM (-), Asma (-), penyakit
jantung (-), TB (-), trauma (-), kejang (-)

Riw. Penyakit Keluarga


• Riwayat stroke (+) bapak pasien,
Riwayat hipertensi (+) bapak pasien,
• Riwayat DM (+) ibu pasien,
• Riwayat penyakit jantung (-)
RIW. KEBIASAAN

ALERGI MEROKOK OLAHRAGA MAKANAN

Tidak ada Pasien Jarang Pasien mengatakan


alergi obat tidak melakukan sering
atau olahraga mengkonsumsi
merokok
makanan
makanan berminyak dan
bersantan,
Pemeriksaan fisik dilakukan di bangsal Rosella
pada tanggal 9 November 2018 pukul 11.30

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum  Tanda vital 

•Kesadaran: Compos Mentis •TD : 160/95 mmHg

•Kesan sakit: Tampak sakit •Nadi : 90x/menit


sedang
•Suhu : 36,70C
•GCS : E4V5M6
•Pernafasan : 18x/menit
•Kesan gizi : Baik
•SpO2 : 99%
STATUS GENERALIS
Kulit Warna kulit sawo matang, Tidak ikterik, Tidak sianosis, Turgor
kulit cukup, CRT< 2 dtk teraba hangat

Kepala Normosefali, rambut berwarna hitam distribusi merata

Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor


3mm/3mm

Hidung Deformitas (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), deviasi septum (-),
sekret (-/-)
Telinga Normotia (+/+), nyeri tekan (-/-), nyeri tarik (-/-), sekret (-/-)

Mulut Sudut bibir kanan turun, kering (-), sianosis (-)

Tenggorokan Trismus (-), arkus faring simetris, hiperemis (-), uvula di


tengah
THORAKS
PARU
• Ictus cordis
tidak tampak
• Dinding toraks
simetris pada Palpasi
saat statis Auskultasi
maupun
dinamis, • Hemitoraks • Suara napas
retraksi otot- kanan dan kiri vesikuler +/+
otot • Pernapasan sonor
simetris • Ronki -/-
pernapasan (-) • Wheezing -/-
• Tidak ada • Vokal fremitus
retraksi dada simetris
• Sela iga normal • Ictus cordis
tidak teraba
Inspeksi Perkusi
JANTUNG

• Batas Paru-Hepar 
ICS VI line
• Tak tampak Palpasi midclavivularis kanan.
pulsasi ictus • Batas Paru-Jantung Auskultasi
cordis pada kanan  ICS IV linea
2 cm medial • Teraba parasternalis kanan
garis pulsasi ictus • Batas Paru-Jantung
midklavikul cordis pada kiri ICS V line
2 cm medial midclavicularis kiri • BJ I dan BJ
a kiri II regular
setinggi sela garis • Batas Paru-Lambung
iga V. midklavikul  ICS VIII linea • murmur (-)
a kiri axilaris anterior • gallop (-)
setinggi sela • Pinggang Jantung 
Inspeksi iga V.
ICS III parasternalis
kiri

Perkusi
ABDOMEN

• Simteris Auskultasi
• Bentuk datar • Supel
• Turgor kulit normal
Perkusi
• Tidak ada
lesi • Nyeri tekan
• Kemerahan epigastrium (-) • Timpani
• Bising usus
(-) (+) normal • Tidak ada • Shifting
• Benjolan (-) 3x/menit pembesaran hati dullness (-)
dan limpa
• Dilatasi vena • Venous
(-) hump (-) • Ballottement (-)
• Arterial bruit • Undulasi (-)
Inspeksi (-)
Palpasi
EKSTREMITAS

Atas

• Turgor kulit baik


• Deformitas -/-
• Turgor kulit baik
• CRT < 2 detik +/+
• Deformitas -/-
• Akral hangat +/+
• CRT < 2 detik +/+
• Edema -/-
• Akral hangat +/+
• Petechie -/-
• Edema -/-
• Petechie -/-

Bawah
Pemeriksaan Neurologis
Rangsangan Meningeal

Kaku kuduk :-
Brudzinski I : -/-
Brudzinski II : -/-
Kernig : -/-
Laseque : -/-
Pemeriksaan Neurologis
N. I Olfactorius
Daya penghidu : N / N

N. II Optikus
Daya penglihatan :N/N
Lapang pandang :N/N
Melihat warna :N/N
Funduskopi : Tidak dilakukan

N. III Okulomotorius
Ptosis : (-) / (-)
Gerakan mata ke medial :N/N
Gerakan mata ke atas :N/N
Gerakan mata ke bawah :N/N
Pupil
Besar : D 3mm / D 3mm
Bentuk : Bulat isokor / Bulat isokor
Refleks cahaya langsung : (+) / (+)
Refleks Cahaya tidak langsung : (+) / (+)
Pemeriksaan Neurologis
N. IV Trokhlearis
Gerakan mata lateral – bawah: N / N

N. V Trigeminus
Motorik
Menggigit : Baik
Membuka mulut : Simetris
Sensorik
Rasa nyeri : Baik
Rasa raba : Baik
Rasa suhu : Tidak dilakukan
Refleks
Refleks masseter : (+)
Refleks kornea : (+)

N. VI Abducen
Gerakan mata ke lateral :N/N
Pemeriksaan Neurologis
N. VII Fasialis
• Pasif
Kerutan kulit dahi : Simetris
Kedipan mata : Simetris
Lipatan nasolabial : Tidak tampak
di kanan
Sudut mulut : Sudut bibir kanan turun

• Aktif
Mengerutkan dahi : Simetris
Menutup mata : Simetris
Meringis : Tidak tampat lipatan
nasolabial kanan
Hiperlakrimasi : (-)
Daya pengecapan 2/3 anterior : Sulit dinilai
Lidah kering : Tidak ada
Pemeriksaan Neurologis
N. VIII Vestibulokoklearis
Suara gesekan tangan :N/N
Tes swabach : tidak dilakukan
Tes rinne : tidak dilakukan
Tes weber : tidak dilakukan

N. IX Glossofaringeus
Arcus faring : Simetris
Kecap lidah 1/3posterior : Sulit dinilai
Refleks muntah : Tidak dilakukan

N. X Vagus
Berbicara : Sulit
Menelan : Tidak dilakukan

N. XI Accecorius
Mengangkat bahu : Simetris
Memalingkan kepala : Baik

N. XII Hypoglossus
Menjulurkan lidah : Deviasi lidah ke kanan
Tremor lidah : Tidak ada
Atrofi lidah : Tidak ada
Pemeriksaan Neurologis
Refleks
•Refleks Fisiologis
Biceps : +2 / +2
Triceps : +2 / +2
Achiles : +2 / +2
Patella : +2 / +2

•Refleks Patologis
Babinski : -/-
Oppenheim : -/-
Chaddock : - /-
Gordon : -/-
Scaeffer : -/-
Hoffman-Trommer : -/-
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Motorik

Gerakan Tonus Otot

Terbatas Bebas Normotonus Normotonus

Bebas Bebas Normotonus Normotonus

Kekuatan Otot

Eutrofi Eutrofi
3333 5555
Eutrofi Eutrofi
4444 5555
Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan Sensibilitas

Eksterospektif / rasa permukaan (superior dan inferior)


• Rasa raba : +/+
• Rasa nyeri : +/+
• Rasa suhu panas : Tidak dilakukan
• Rasa suhu dingin : Tidak dilakukan

Prospioseptif / rasa dalam


• Rasa sikap : Tidak dilakukan
• Rasa getar : Tidak dilakukan
• Rasa nyeri dalam : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Neurologis
Sistem Koordinasi

Romberg Test : Tidak dilakukan


pemeriksaan
Tandem Walking : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Finger to Finger Test : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Finger to Nose Test : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Dissiasokokinesis : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Rebound phenomenon : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tes tumit lutut : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Pemeriksaan Neurologis

Fungsi Luhur
1) Fungsi bahasa : Tidak dilakukan
2) fungsi orientasi : Tidak dilakukan
3) fungsi memori : Tidak dilakukan
4) fungsi emosi : Tidak dilakukan

Susunan Saraf Otonom


Miksi : Tidak ada kelainan
Defekasi : Tidak ada kelainan
7/11 PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
pukul Hemoglobin 11,9 g/dL 11,2 – 15,7
20.30 Lekosit 8,6 103/ul 4,4 – 11.3
Hematokrit 35,4 % 37 – 47
Trombosit 277 103/ul 150 – 521
Eritrosit 4,7 106/ul 4.1 – 5,1
RDW 13,9 % 11,5 – 14,5
Pemeriksaan Penunjang

MCV 76,1 U 80 – 96
MCH 25,6 Pcg 28 – 33
MCHC 33,6 g/dL 33 – 36
Netrofil 73,2 % 50-70
Limfosit 20,0 % 25-40
Monosit 5,7 % 2-8

Eosinofil 1 % 2-4
Basofil 0,2 % 0-1
KIMIA KLINIK
Natrium 139,7 mmol/L 135-145
Kalium 2,85 mmol/L 3,3-5,1
Kloride 107,1 mmol/L 96-106
SGOT 14,2 U/L < 34 u/l
SGPT 11,1 U/L < 34 u/l
Ureum 20,5 mg/dL 15,0-40,0
CT-Scan
 Deskripsi
• Tampak lesi hipodens pada crus anterior
kapsula interna kanan
• Differensiasi substansia alba dan substansia
grisea tampak normal
• Sulkus kortikalis dan fissura sylfii tampak
normal
• Ventrikel lateral kanan, kiri, III, dan IV
tampak normal
• Cisterna tampak normal
• Tidak tampak midline shifting
• Batang otak dan cerebellum baik

 Kesan
• Infark pada crus anterior kapsula interna
dextra
• Tidak tampak tanda peningkatan TIK
Resume
Pasien Ny. A usia 39 tahun dibawa oleh keluarganya ke IGD RSUD
kardinah pada tanggal 9 November 2018 pada pukul 19.00 dengan
keluhan tangan kanan tiba-tiba sulit digerakkan sejak 4 jam SMRS.
Awalnya pasien merasakan tangan kanannya terasa berat, sehingga
pasien tidak kuat untuk mengangkat tangan kanannya. Pasien juga
mengatakan kaki kanannya sedikit terasa berat dan sulit digerakan.
Pasien mengeluhkan bicara pelo dan mulut mencong sejak jam ±4 jam
SMRS. Pasein juga mengatakan sebelum terjadinya keluhan tersebut,
pasien merasakan nyeri kepala hebat disertai mual.
Pasien menyangkal adanya muntah, penglihatan kabur, demam,
kejang, dan trauma kepala. BAK dan BAB dalam batas normal. Pasien
dan keluarga pasien mengaku baru pertama kali terjadi keluhan seperti
ini. Pasien mengatakan sering mengkonsumsi makanan yang berminyak
dan bersantan, tetapi jarang berolah raga. Pasien memiliki riwayat
hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, tetapi jarang minum obat. Pada
riwayat penyakit keluarga didapatkan bapak pasien hipertensi dan
stroke, sedangkan ibu pasien DM.
Resume
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis
(E4V5M6), tampak sakit sedang dengan tekanan darah 160/95 mmHg,
nadi 90 x/menit, respirasi 18 x/menit, suhu 36,7 oC. Pada pemeriksaan
nervus kranialis, yaitu nervus VII facialis didapatkan sudut mulut bibir kanan
turun, pada saat meringis tidak tampat lipatan nasolabial kanan. Pada
pemeriksaan nervus XII Hypoglossus didapatkan pada saat pasien
menjulurkan lidah terdapat devisasi kearah kanan, dan pada
pemeriksaan motorik didapatkan adanya gerakan yang terbatas pada
ekstremitas tangan kanan dan kaki kanan.
Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan hematokrit menurun
(35,4%), MCV menurun (76,1 U), MCH menurun (25,6 Pcg), Netrofil
meningkat (73,2%), Limfosit menurun (20,0%), Eusinofil menurun (1%),
Kalium menurun (2,85 mmol/L), Kloride meningkat (107,1 mmol/L). Pada
pemeriksaan ct-scan didapatkan kesan infark pada crus anterior kapsula
interna kanan.
Diagnosis

Diagnosis Klinis : Hemiparesis dextra


Spastik Tipe UMN, Parese
N.VII dextra dan N.XII
dextra Sentral, dan
Disatria
Diagnosis Topis : Hemisfer Cerebri Sinistra
Diagnosis Etiologi : Stroke Non Hemoragik
Tatalaksana
Non- Medikamentosa :
• Bed rest dengan elevasi kepala 20º-30º
• Pasang oksigen 3 liter/mnt
• Pasang dauer catether
Medikamentosa
• IVFD RL 20 tpm
• Cilostazol 2x1
• Candesartan 16 mg 2x1
• KSR 3x1
• Citicolin 1 gr/12 jam
• Lapibal 1 ampul/12 jam
• Ranitidin 1 ampul/12 jam
Prognosis

Ad vitam : Bonam

Ad fungsionam : Dubia ad bonam

Ad sanationam: Dubia ad bonam


TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi Vaskularisasi Otak

Vaskularisasi
otak

Arteri karotis Arteri


interna vertebrobasiler

Sirkulasi Sirkulasi
anterior posterior

Arteri serebri Arteri Arteri serebri


anterior serebri posterior
media
• Kedua sistem ini beranastomosis membentuk
sirkulus arteriosus Willisi.
• Sirkulus ini merupakan lingkaran tertutup dan
berada di dasar hipotalamus dan khiasma
optikum.(12)
Definisi Stroke
Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda
klinis yang berkembang secara cepat akibat gangguan
otak fokal atau global dan gejala-gejala berlangsung
selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskular.(6,7)

Gejala neurologis fokal adalah gejala-gejala yang


muncul akibat gangguan di daerah yang terlokalisir dan
dapat teridentifikasi. Misalnya kelemahan unilateral akibat
lesi di traktus kortikospinalis. Gangguan non fokal/global
misalnya adalah terjadinya gangguan kesadaran sampai
koma.
Epidemiologi
Stroke
• Stroke merupakan penyakit yang menyebabkan
kecacatan tertinggi di dunia
• Merupakan penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit
jantung dan kanker.
• Stroke non hemoragik memiliki angka kejadian 85% dari
seluruh stroke yang terdiri dari 80% stroke aterotrombotik
dan 20% stroke kardioemboli.(6)
• Sampai saat ini stroke masih merupakan penyebab
gangguan fungsional yang pertama, dan sebanyak 15 –
30 % penderita stroke mengalami kecacatan yang
permanen.(10,11)
Klasifikasi

Stroke Strok Non


Hemoragik Hemoragik

Trombosis Emboli
Perdarahan Perdarahan Serebri Serebri
Intraserebral subarakhnoid
Patogenesis Stroke Hemoragik

Perdarahan Intraserebral Perdarahan Subaraknoid


 Pecahnya pembuluh darah otak  Pecahnya aneurisma
karena tekanan darah yang tinggi atau malformasi pembuluh
darah
Trombosis
serebri

• Biasanya ada kerusakan lokal pembuluh darah akibat


aterosklerosis.
• Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada tunika
intima arteri besar.
• Pembuluh darah yang mempunyai resiko adalah arteri karotis
interna dan arteri vertebralis bagian atas.
• Trombosit akan menempel pada permukaan yang terbuka
sehingga permukaan dinding menjadi kasar. Trombosit akan
melepaskan enzim adenosin difosfat yang mengawali proses
koagulasi. (15)
Emboli serebri

• Trombus embolik ini sering tersangkut dibagian pembuluh


darah yang mengalami stenosis.
• Embolus berasal dari bahan trombotik yang terbentuk
didinding rongga jantung atau katup mitralis.
• Gejala klinis yang ditimbulkan bergantung pada bagian mana
dari sirkulasi yang tersumbat dan seberapa dalam bekuan
berjalan dipercabangan arteri sebelum tersangkut.(20)
• Setiap bagian otak dapat mengalami emboli, tempat yang
paling sering adalah arteri serebri media bagian atas.(16)
Berdasarkan gejala
klinis

Transient Ischemic Attack

Reversibel Ischemic
Neurology Deficit

Stroke in Evolution

Complete Stroke Ischemic


Faktor Resiko
Faktor yang dapat dimodifikasi

Hipertensi
Penyakit jantung
Diabetes
Hiperkolestrolemia
Kurang olahraga
Merokok
Alkohol

Faktor yang tidak dapat


dimodifikasi
Usia
Jenis kelamin
Ras
Keturunan
Manifestasi Klinis Stroke
Secara umum gejala stroke adalah: (21,22)
• Kelemahan atau kelumpuhan dari anggota badan
yang dipersarafi.
• Kesulitan menelan
• Kehilangan kesadaran (Tidak mampu mengenali
bagian dari tubuh)
• Nyeri kepala
• Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
• Penglihatan ganda.
• Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang
tepat.
• Pergerakan yang tidak biasa.
• Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
• Ketidakseimbangan dan terjatuh.
• Pingsan.
• Rasa mual, panas dan sangat sering muntah-muntah.
Penegakan Diagnosis

Pemeriksaan
Skoring Penunjang
Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik - Siriraj - Laboratorium
Pemeriksaan
Neurologis
- Alogoritma - EKG
Gajah Mada
- CT-Scan
Skor Siriraj
1 Compos 0
mentis
Kesadaran (x2,5) Mengantuk 1
Semi 2
koma/koma
2 Tidak 0
Muntah (x2)
Ya 1
3 Nyeri kepala dalam 2 jam Tidak 0
(x2) Ya 1
4 Tekanan Diastolik (DBP) DBP x 0,1
5 Atheroma Marker, DM, Tidak 0
angina, claudikatio Satu atau 1
intermiten (x3) lebih
Konstanta -12
Intrepretasi skor : ≥1 = Hemoragik
≤ -1 = Non Hemoragik
Algoritma Gadjah Mada
Dengan

Penurunan kesadaran +, sakit kepala +, refleks Babinski + YA stroke perdarahan
TIDAK

Penurunan kesadaran +, sakit kepala +, refleks Babinski - YA stroke perdarahan
TIDAK

Penurunan kesadaran +, sakit kepala -, refleks Babinski - YA stroke perdarahan
TIDAK

Penurunan kesadaran +, sakit kepala -, refleks Babinski + YA stroke perdarahan
TIDAK

Penurunan kesadaran -, sakit kepala +, refleks Babinski + YA stroke perdarahan
TIDAK

Penurunan kesadaran -, sakit kepala +, refleks Babinski - YA stroke perdarahan
TIDAK

Penurunan kesadaran -, sakit kepala -, refleks Babinski + YA stroke iskemik
TIDAK

Penurunan kesadaran -, sakit kepala -, refleks Babinski - YA stroke iskemik
Diagnosis Banding
PIS,PSA,dan SNH
SH
Gejala Klinis SNH
PIS PSA
1. Gejala defisit fokal Berat Ringan Berat/ringan
2. Permulaan (onset) Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)
3. Nyeri Kepala Hebat Sangat hebat Ringan/tidak
4. Muntah pada awalnya Sering Sering ada
Tidak,kecuali lesi
5. Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak di batang otak
6. Kesadaran Bisa hilang Bisa hilang Selalu
7. Hemiparesis Sering sejak awal sebentar Bisa hilang/ tidak
Permulaan tidak Sering dari awal
ada
Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat

1. Evaluasi cepat dan diagnosis

2. Terapi umum (suportif)


• stabilisai jalan napas dan pernapasan
• stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
• pemeriksaan awal fisik umum
• pengendalian peninggian TIK
• penanganan transformasi hemoragik
• pengendalian kejang
• pengendalian suhu tubuh
• pemeriksaan penunjang
TERAPI KHUSUS (Stroke Hemoragik)
•Drip manitol 0,25-1 gr/kgBB dalam 20-30
menit 6 jam kemudian dilanjutkan 0,1 –
ANTI EDEMA 0,5 gr/kgBB

•Asam traneksamat 6 gr/hari IV


OBAT
•Bisa juga dipertimbangkan pemberian
HOMEOSTASIS Vit K, Vit C IV

•Piracetam/Neurotam 4 x 3 gr IV atau
NEUROTROPIK •Citicolin 2 x 250 mg IV
AGENT
ANTI • Diberikan jika MABP > 140 mmHg
HIPERTENSI

ANTI • Jika disertai kejang  berikan diazepam IV atau per rektal


KONVULSAN

• Pertimbangan usia dan skala glasgow > 7


• Dilakukan pada perdarahan cerebelum > 3 cm (kraniotomi
dekompresi, hidrocephalus akibat PIS atau PIV (VP shunting)
PEMBEDAHAN atau perdarahan lobus dengan tanda-tanda peningkatan TIK
akut

• Fisioterapi dilakukan setelah lewat masa akut ( 2-3 minggu)


REHABILITASI
TERAPI KHUSUS (Stroke Iskemik)

Memberi aliran • Obat trombolisis: Rt-PA (recombinan tissue plasminogen


activator) dengan dosis 0,9 mg/kg BB maksimal 90 mg
darah kembali ke • Mengurangi viskositas darah: obat pentoxifillin dengan
otak (reperfusi) dosis 15 mg/kg BB/ hari

Prevensi terjadinya
• Anti koagulan: heparin (dosis awal 1000 u/jam)
thrombosis • Anti agregasi trombosit: aspirin (80-1200 mg/hari)
(antikoagulasi)

Proteksi neuronal • Piracetam (12 gr IV)


PENCEGAHAN

Pencegahan • Tujuan pencegahan primer adalah


mengurangi timbulnya faktor risiko stroke
primer bagi individu yang mempunyai faktor risiko

Pencegahan • Pencegahan sekunder ditujukan bagi mereka yang


pernah menderita stroke. Pada tahap ini ditekankan
Sekunder pada pengobatan terhadap penderita stroke agar
stroke tidak berlanjut menjadi kronis.

• Tujuan pencegahan tersier adalah untuk mereka


Pencegahan yang telah menderita stroke agar kelumpuhan yang
dialami tidak bertambah berat dan mengurangi
Tertier ketergantungan pada orang lain dalam melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari.
Komplikasi

Komplikasi jangka Komplikasi


Komplikasi dini pendek (1-14 hari jangka
pertama) panjang
• Edema serebri • Pneumonia • Stroke rekuren
• Abnormalitas • Emboli paru • Abnormalitas
jantung • Perdarahan jantung
• Kejang gastrointestinal • Kelainan
• Nyeri kepala • Stroke rekuren metabolic dan
• Gangguan fungsi • DVT nutrisi
menelan • Infeksi sekunder • Depresi
• Gangguan
vascular lainnya
Prognosis Stroke

• Sebanyak 75% penderita stroke tidak dapat


bekerja kembali akibat ketidakmampuan
tubuhnya.

• 30-50% penderita stoke mengalami depresi


post-stroke yang ditandai oleh letargi, sulit tidur,
rendah diri, dan menarik diri dari masyarakat.
KESIMPULAN
• Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan
kecacatan neurologi yang utama di Indonesia.

• Pada stroke, terjadi hipoksia serebrum yang


menyebabkan cedera dan kematian sel-sel neuron.

• Faktor kecepatan dan ketepatan dalam mendiagnosis


dan menatalaksana penderita stroke sangat menentukan
keberhasilan terapi, prognosis, dan kemungkinan
komplikasi pada penderita.
Thank You

You might also like