You are on page 1of 20

 Kontijensi atau lebih dikenal dengan peristiwa atau

transaksi yang mengandung syarat merupakan


transaksi yang paling banyak ditemukan dalam
kegiatan Bank sehari-hari. Kontijensi yang dimiliki
suatu bank dapat berakibat tagihan atau kewajiban
bagi bank yang bersangkutan.PSAK No. 31 mengatur
akuntansi untuk transaksi kontijensi dalam suatu
perusahaan.
 Transaksi kontijensi belum mempengaruhi posisi
dalam neraca dan laba rugi perusahaan Kontijensi
sebenarnya tidak dapat dinyatakan dalam laporan
keuangan apabila nilai transaksi kontijensi tidak
materil. Tetapi akan menjadi materil apabila
jumlahnya yang besar.
 Kontijensi tagihan terdiri dari:
a. Bank garansi yang diterbitkan oleh bank lain.
b. Pembelian opsi valuta asing.
c.Pendapatan bunga dalam penyelesaian

 Kontijensi kewajiban terdiri dari:


a. Garansi yang diberikan.
b. Surat Berdokumen dalam Negeri (SKBDN) yang dapat
dibatalkan (revocable L/C) dalamrangka perdagangan
dalam negeri.
c. Penjualan opsi valuta asing.
 Komitmen adalah suatu perikatan atau kontrak
berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara
sepihak, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan
yang disepakati bersama dipenuhi.
 Jenis Komitmen:
1. Komitmen tagihan, yaitu komitmen yang
akan diterima oleh suatu bank dari pihak lainnya.
2. Komitmen kewajiban, yaitu komitmen yang diberikan
bank kepada nasabah atau pihak lain.
 Fasilitas pinjaman yang diterima.
 Fasilitas kredit yang diberikan.
 Letter Of Credit yang tidak dapat dibatalkan yang
masih berjalan.
 Kewaijban pembelian kembali aktiva yang dijual
dengan syarat repo.
 Akseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka.
 Transaksi valuta asing tunai (SPOT) yang belum
diselesaikan.
 Transaksi berjangka valuta asing (Forward/Future)
yang masih berjalan.
 Untuk mencatat berbagai jenis transaksi komitmen
maupun kontijensi, bank diwajibkanmenyusun
sebuah laporan komitmen maupun kontijensi, laporan
tesebut wajib ditampilkan pada laporan publikasi
setiap triwulan.
 Pendanaan di luar neraca (off-balance-sheet
financing) adalah tidak tercatatnya kewajiban
pendanaan tertentu. . Selain sewa guna usaha,
terdapat rancangan pendanaan di luar neraca lainnya,
mulai dari yang sederhana sampai yang sangat
kompleks. Rancangan ini merupakan bagian dari
tatanan yang selalu berubah, di mana saat ketentuan
akuntansi atas transaksi pendanaan di luar neraca
diterapkan untuk lebih mencerminkan kewajiban,
diciptakan transaksi baru yang inovatif untuk
menggantikannya.
 Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik
(pemegang saham) perusahaan. Ekuitas dipandang
klaim pemilik atas aktiva bersih perusahaan. Klaim
pemegang efek ekuitas umumnya berada di bawah
kreditor, yang berarti klaim kreditor dipenuhi terlebih
dahulu.
 Analisis kita atas ekuitas harus mempertimbangkan
pengukuran dan pelaporan standar ekuitas pemegang
saham. Analisis tersebut meliputi :
 Mengklasifikasikan dan memisahkan sumber utama
pendanaan ekuitas.
 Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang
saham dan prioritas mereka dalam likuidasi.
 Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi
ekuitas.
 Menilai ketentuan dan provisi efek yang dapat
dikonversi (convertible securities, opsi saham, dan
kesepakatan lainnya yang berpotensial menerbitkan
saham.
 Pelaporan saham modal meliputi penjelasan atas
perubahan jumlah lembar modal. Informasi tersebut
diungkapkan dalam laporan keuangan atau catatan
terkait.
 Daftar berikut ini menunjukan alasan perubahan
saham modal, terpisah menurut kenaikan dan
penurunan.
 Sumber kenaikan saham modal yang beredar:
 Penerbitan saham.
 Konvensi utang dan saham preferen.
 Penerbitan dividen dan pemecahan saham (stock split)
 Penerbitan saham dalam akuisisi dan merger.
 Penerbitan untuk opsi saham dan waran.
 Sumber penurunan saham.
 Pembelian dan penghentian saham.
 Pembelian kembali saham
 Pemecahan saham terbalik (reverse stock split).
 Saham Preferen (prefered stock) merupakan
kelompok khusus saham yang memiliki fitur yang
tidak dimiliki oleh saham luar biasa. Ciri-ciri umum
preferen meliputi:
 Prioritas atas distribusi dividen, termasuk hak partisipasi dan
dividen kumulatif.
 Prioritas atas likuidasi, termasuk hal yang terpenting karena
selisih antara nilai nominal dan nilai likuidasi saham preferen
bisa besar.
 Dapat konvensi menjadi saham biasa.
 Tidak memiliki hak suara yang dapat berubah karena
perubahan hal-hal seperti dividen yang tidak dibayarkan.
 Harga pembelian kembali, biasanya digunakan untuk
melindungi pemegang saham preferen dari pembelian
kembali yang terlalu awal.
 Saham Biasa (common stock) merupakan kelompok
saham yang mencerminkan hak kepemilikanserta
memiliki rasio tinggi dan pengembalian tinggi atas
kinerja perusahaan. Saham biasa mencerminkan
bunga sisa (residual interest), tidak diprioritaskan,
namun mendapatkan laba bersih sisa da menyerap
rugi bersih. Saham biasa dapat memiliki nilai
nominal, jika tidak biasanya memiliki nilai yang
ditetapkan (stated value). Nilai nominal saham biasa
merupakan msalah legal dan bersifat historis.
 Akun-akun dalam ekuitas pemegang sham umumnya
tidak mempengaruhi penentuan laba, sehingga tidak
banyak mempengaruhi analisis laba. Informasi yang
lebih relevan bagi analisis adalah komposisi pos modal
dan pemabatas-pembatasan yang berlaku. Komposisi
ekuitas penting karena dapat mempengaruhi hak sisa
atas saham biasa serta hak, risiko, dan pengembalian
bagi investor ekuitas.
 Laba ditahan (retained earnings) merupakan modal
yang dihasilkan sebuah perusahaan. Akun laba
ditahan mencerminkan akumulasi laba atau rugi yang
tidak dapat dibagikan sejak berdirinya perusahaan.
 Analisis pembatasan distribusi laba ditahan oleh
pinjaman atau kesepakatan li\ain umumnya
mengungkapakan perusahaan dalam area seperti
distribusi dividen atau pencapaian modal kerja pada
tingkat tertentu.
 Nilai buku per lebar saham (book value per share)
adalah angka per lembar yang berasal dari likuiditas
perusahaan pada jumlah yang dilaporkan dalam
neraca. “Nilai buku” (book value) merupakan istilah
konvensional yang mengacu pada nilai aktiva bersih,
yaitu total bersih dikurangi dengan klaim
terhadapanya
 Analisis harus mewaspadi efek ekuitas (umumnya
saham preren) yang dimiliki provisi pernarikan
kembali wajib, yang membuatnya lebih mirip utang
daripada ekuitas. Efek tersebut mengharuskan
perusang untuk membayar dana pada tanggal
tertentu. Efek ekuitas yang sesungguhnya tidak
memiliki ketentuan seperti itu.
 Kontijensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh
ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba/rugi
pada suatu perusahaan yang baru akan terselesaikan dengan
terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa
yang akn datang.
 Komitmen adalah suatu perikatan atau kontrak berupa janji
yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus
dilaksanakan apabila seluruh persyaratan yang di sepakati
bersama terpenuhi.
 Pendanaan diluar neraca merupakan suatu upaya meminjamkan
uang dengan cara sedemikian rupa sehingga kewajiban tidak
tercatat. Contohnnya perjanjian pembayaran proyek.
 Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang
saham) yang memperoleh hak atas kekayaan atau nilaiyang
tertanam dalam perseroan. Ekuitas pemegang saham intinya
mencerminkan jumlah aset perusahaan yang tidak didanai oleh
hutang atau pinjaman.
Ada pertanyaan ataupun penambahan?

You might also like