Professional Documents
Culture Documents
AD
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 28 Thn
Agama : Kristen Protestan
Suku : Papua
Pekerjaan : IRT
Alamat : Argapura Laut
Berobat ke IGD : 29 Juni 2017
Nyeri pada seluruh perut
PR:4000.000-
5000.000/mm3
HGB 9.1 LK: 14,0-17,4g/dl RDW 21.7 11,5-14,5
Pr: 12,0-16,0g/dl
HCT 28.9 LK:42-52 MPV 9.0 7,4-10,4
Pr:36-48
PLT 305.000 150.000-450.000 PDW 12.9 10,0-13,0
apendiktomi H3
P : IVFD RL : D5 : Amofluid (2:1:1)
› Inj. Ceftriaxone 2x1 gram
› Inj. Metronidazol 500mg 3x 1 vial
› Inj. Ranitidin 2x 1amp
› Inj. Antrain 3 x 1 amp
› Rawat luka operasi
› Produksi drain 0 cc
› Mobilasi duduk
› Transfusi PRC 230 cc
S : Nyeri pada Luka Post Op
O : KU Tampak Lemas Kes CM
› Ttv : N 54x/m, TD 100/70 mmHg, RR18x/m, SB35.3C
› Abdomen : Nyeri Tekan (+) regio Umbilikus + regio supra pubis
St. Lokalis Regio Abdominal, tampak luka bekas operasi
4 Juli 2017 10 jahitan (drain: 100 cc/24 jam, Serous), terbalut kasa,
Bleeding (-)
A : Peritonitis generalisata ec app supuratif +PID post
laparatomy + post apendiktomi H4
P : IVFD RL : D5 : Amfifolid 2:1:1
› Inj. Ceftasidine 1 amp/12jam (iv) h-4
› Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
› Inj. Antrain 1 amp/8jam
› Drip metronidazole 500 gr/8jam (iv) H-5 (STOP!!)
› Diet TKTP & mobilisasi duduk
+PID post laparatomy + post apendiktomi H6
Plan
› BPL, Kontrol Poli
› GV sebelum Pulang
› Cefixime 2 x 1
› As. Mefenamat 3x1
› Ranitidin 2x1
Faktor
Epidemiologi
Faktor Etiologi
Epidemiologi:
Pada semua umur
Insidens teringgi kelompok umur 20-30 tahun
Insidens laki-laki= perempuan, kecuali pada umur 20-
30 tahun laki-laki > perempuan
Etiologi
Obstruksi lumen merupakan penyebab utama
appendicitis.
Erosi membran mukosa appendiks dapat terjadi
karena parasit seperti Entamoeba histolytica,
Trichuris trichiura, dan Enterobius vermikularis
Obstruksi lumen (fekalit, tumor, dll)
Apendisitis akut
fokal Edema dan ulserasi mukosa
Nyeri epigastrium
(+)
Obstruksi vena, edema bertambah dan
bakteri menembus dinding
Peradangan peritoneum
• Apendisitis
Perforasi
perforasi
Rasa sakit di daerah epigastrum,
periumbilikus, di seluruh abdomen atau Pemeriksaan Fisik
di kuadran kanan bawah Inspeksi: perut kembung(+)
Penonjolan perut kanan
bawah pada massa atau
Demam tidak tinggi
abses periapendikuler.
Anoreksia, mual, (kurang dari 380C), Palpasi: Mc Burney Sign ,
dan muntah kekakuan otot, dan Rovsing sign, Blumberg sign
konstipasi. Perkusi: Pekak hati
menghilang pada perforasi
Auskultasi: Normal,
peristaltik (-) pada
peritonitis generalisata
akibat apendisitis perforata
Rectal Toucher
Characteristic Score
Uji Psoas M = Migration of pain to the 1
Uji Obturator RLQ
A = Anorexia 1
Alvarado Score
N = Nausea and vomiting 1
T = Tenderness in RLQ 2
R = Rebound pain 1
E = Elevated temperature 1
L = Leukocytosis 2
Note :
S = Shift of WBC to the left 1
Dinyatakan appendisitis akut bila skor
> 6 poin Total 10
Pemeriksaan Pemeriksaan
Laboratorium: Radiologi:
Pemeriksaan darah Foto polos
Pemeriksaan urin abdomen
USG
Barium enema
CT-Scan
Laparoscopi
Perawatan Tindakan Operasi:
Kegawatdaruratan: Apendiktomi
Pemasangan infus (pemotongan
terapi kristaloid. apendiks)
Pasien dipuasakan Laparotomi jika
Analgesik dan
apendiks mengalami
antiemetik parenteral perforasi
untuk kenyamanan
pasien.
Antibiotik intravena
spektrum luas untuk
gram negatif dan
anaerob diindikasikan.
Massa
periapendikuler
Apendisitis
Peritonitis
perforasi
Inflamasi pada peritoneum, suatu membran serosa
yang melapisi dinding abdominopelvik serta organ-
organ di dalamnya.
Peritonitis termasuk kasus gawat abdomen (akut
abdomen) yang memerlukan penanganan segera dan
biasanya berupa tindakan bedah.
Infeksi intraabdominal
› Penyebab morbiditas & mortalitas yg penting
› Era antibiotika : Mortalitas 10 – 20 %.
› Di Indonesia : Penyebab tersering: perforasi
appendisitis, perforasi typhus abdominalis, trauma
organ hollow viscus.
Primer
Klasifikasi
Sekunder
Peritonitis
Tersier
36
Pemeriksaan Fisik :
• Tampak sakit ringan - berat
Anamnesis : • Penurunan kesadaran
› Onset akut • Terlihat menahan sakit
› Nyeri bersifat tumpul, • Demam dapat mencapai > 38
0