You are on page 1of 8

MATERIALITAS

- Damita Damayanti 160404020091


- Ahmad 160404020093
- Rizky Novitasari 160404020098
MATERIALITAS

Materialitas mengukur seberapa besar dan pentingnya suatu salah saji (misstatements) dalam
laporan keuangan. Dalam SA Seksi 319 Risiko Audit dan Materialitas Audit dalam
pelaksanaan audit mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan materialitas dalam
perencanaan audit, dan penilaian terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
PROSES PENENTUAN
MATERIALITAS
1. Langkah Pertama
Auditor mempelajari informasi-informasi berkenaan dengan laporan keuangan yang akan diaduitnya.
Auditor mengidentifikasi salah saji : pada akun mana, atau tentang pengungkapan apa, dalam laporan
keaungan yang mana (laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan seterusnya)
2. Langkah Kedua
Auditor menggeser titik pandangnya kepada pengguna laporan keuangan. Langkah kedua dalam proses
menetapkan besarnya materialitas bersifat konseptual
3. Langkah Ketiga
A. Auditor menetapkan materialitas dalam rangka “ menakar” salah saji, apakah salah saji immaterial
dan bias diabaikan, atau material dan harus menjadi perhatian auditor.
B. Kata “menakar” pada poin a berarti menerapkan angka materiality pada temuan. Sedangkan pada
tahap perencanaan, angka materiality ini akan dijadikan patokan atau benchmark ketika menemukan
salah saji.
C. Baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan prosedur audit selanjutnya, materiality berkaitan
dengan salah saji. Juga dalam tahap menyusun opini audit, berdasarkan bukti-buktii audit yang
diperoleh, auditor menginventarisasi materiality untuk masing-masing temuan, dan
menggabungkannya.
D. Materiality bersifat kuantitatif dan kualitatif.
MATERIALITAS DALAM PROSES AUDIT
TAHAP AUDITOR MELAKSANAKAN
Risk Assessment  Menentukan dua macam materialitas, yakni materialitas untuk laporan keuangan secara menyeluruh dan
(Penilaian Risiko) performance materiality (materialitas pelaksanaan).
 Merencanakan prosedur penilaian risiko apa yang harus dilaksanakan.
 Mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material.

Risk Response  Menentukan sifat (nature), waktu (timing), dan luasnya (extent) prosedur audit selanjutnya (further audit
(Menanggapi Risiko) procedures).
 Merevisi angka materialitas karena adanya perubahan situasi (change in circumstances) selama audit
berlangsung.

Reporting (Pelaporan)  Mengevaluasi salah saji yang belum dikoreksi oleh entitas itu.
 Merumuskan pendapat auditor.
KONSEP MATERIALITAS PADA DUA
TINGKAT
Penentuan materialitas ini, yang sering kali disebut dengan materialitas
perencanaan, mungkin dapat berbeda dengan tingkat materialitas yang digunakan pada saat
pengambilan kesimpulan audit dan dalam mengevaluasi temuan audit karena keadaan yang
melingkupi berubah, informasi tambahan tentang klien dapat diperoleh selama
berlangsungnya audit.
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
Pertimbangan kuantitatif berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu
dalam laporan keuangan. Pertimbangan kualitatif berkaitan dengan penyebab salah saji.
Suatu salah saji yang secara kuantitatif tidak material dapat secara kualitatif material, karena
penyebab yang menimbulkan salah saji tersebut.
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan pertimbangan awal tentang
materialitas juga berkaitan pada saat auditor merencanakan suatu audit, maka auditor harus
menilai materialitas pada dua tingkat berikut:
a. Tingkat laporan keuangan karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas
sampai laporan keuangan secara keseluruhan.
b. Tingkat saldo akun karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan
keseluruhan atas kewajaran laporan keuangan.
HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS,
RISIKO AUDIT, DAN BUKTI AUDIT
Berbagai kemungkinan hubungan anatara materialitas, risiko audit, dan bukti audit
digambarkan sebagai berikut:
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi,
auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah
bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh
salah satu dari tiga cara berikut ini:
a) Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit yang
dikumpulkan.
b) Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap
dipertahankan.
c) Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara
bersama-sama.
TERIMAKASIH

You might also like