You are on page 1of 22

Asuhan Keperawatan Perianestesi pada

Tn. T dengan Laparatomi Eksplorasi


dan repair hepar dengan GA ETT di
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto

Kelompok 12:
oAnita Setyowati (P07120215007)
oCitra Dewi S (P07120215012)
oNancy Meilani S (P071202150)
Pengkajian
 TAHAP PRE-OPERATIF
Hari/tanggal : Selasa, 11 Desember 2018
Jam : 12.20 WIB
Tempat : IBS RSUD RSMS
Metode :Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumen
Sumber data : Klien, tim kesehatan, status kesehatan klien
Oleh :Anita, Citra, Nancy

 Identitas Pasien
Nama :Tn.T
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jatilawang Banyumas
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Diagnosa medis :Trauma tumpul abdomen dan ruptur hepar
Rencana tindakan : Laparatomi Eksplorasi
No. Rekam Medis : 02078xxx
 Informed consent/ persetujuan operasi

Informed consent bedah Informed consent anastesi


Dokter bedah : Nama ahli anastesi :
dr. Dawuri Sp.B dr.Wisnu Sp.An

Jenis Operasi : Jenis Anastesi :


Laparatomi eksplorasi Anastesi umum

Tanda tangan persetujuan keluarga Tanda tangan persetujuan keluarga


 Kebutuhan Cairan Saat Operasi
Cairan Maintenance (M) : 2cc x BB = 2 x 65 = 130 cc
Cairan pengganti puasa (PP) : 8 jam x 130 =
1440 cc
Cairan pengganti sesuai beban stress (SO) : 8 x 65 = 520 cc
Kebutuhan Cairan per jam intra operatif
Jam 1 : M + ½ PP + SO = 130cc + 720cc + 520cc = 1.370 cc
Jam 2 : M + ¼ PP + SO = 130cc + 360cc + 520cc = 1.010 cc
Total cairan yang harus diberikan sejumlah 1.920 cc dalam 90 menit
 Balance cairan
(Input-Output) = 2000 ml – (500+975)
= +525
Riwayat Kesehatan
◦ Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri perut dan takut kalau harus dioperasi
◦ Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bekerja sebagai buruh bangunan, saat menaiki tangga pasien jatuh dari
tangga ketinggian kurang lebih 4 meter. Kejadian siang ini. Jatuh dengan posisi
telungkup. Sesak nafas (+). Nyeri perut disangkal. Kelemahan anggota gerak
disangkal. Nyeri leher disangkal. Pasien rujukan dari PKM Jatilawang
Klien dibawa ke IGD RSUD RSMS untuk penanganan lebih lanjut operasi. Di IGD
klien dipasang infus, dan O2. Pasien dimasukkan ke ICU untuk perbaikan KU
sampai tanggal 11 Desember 2018
◦ Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan belum pernah mengalami sakit seperti yang dialami
sekarang dan belum pernah sakit sampai harus dirawat di rumah sakit.
◦ Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang mengalami
penyakit serupa dengannya. Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit
menular dan keturunan seperti TBC, asma, diabetes mellitus, dll
Pemeriksaan Fisik (data fokus sesuai jenis operasi)
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Mata : konjungtiva anemis
Thorax : Simestris, terdapat jejas
Abdomen : Terdapat jejas, tegang, pekak, terdengar bising usus
8x/menit
Ekstremitas : Infus terpasang di tangan kanan (NaCl) 20 tpm
Psikologis : pasien tampak cemas, gelisah, dan mengatakan takut
dioperasi
Breating : nafas spontan, RR : 24kali/menit,
Blood : TD 120/80 mmHg, nadi 100x/menit, suhu 37˚C, pernafasan
24x/menit
Brain :compos mentis, GCS : 15, E4 V5 M6
Bladder :pasien terpasang kateter, produksi 200cc
Bowel :pasien puasa dari jam 6 pagi sebelum operasi, tidak ada
mual dan muntah, tidak ada gangguan masalah menelan
Bone :pasien tidak memiliki masalah pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan psikologis :Pasien mengatakan sedikit cemas, pasien belum
pernah menjalani pembedahansebelumnya.
Berat Badan : 65 Kg
Persiapan penatalaksanaan anestesi
 Persiapan alat
Mesin anetsesi dihubungkan dengan sumber gas dan mengecek ulang kelengkapan serta fungsinya
Siapkan monitor lengkap dengan manset dan finger sensor
Persiapan STATICS
Siapkan lembar laporan durante anestesi dan balance cairan
 Persiapan obat
Obat premedikasi
Fentanyl 100 mcg/IV
Ondansentron 4 mg
Obat induksi
Propofol 100 mg/IV
Obat analgetik
Ketorolac 30 mg Drip
Tramadol 50mg Drip
 Persiapan pasien
Pasien tiba di OK IGD pukul 15.35 WIB
Mengecek ulang identitas pasien
Memasang monitor tanda vital
Memeriksa kelancaran infus dan alat kesehatan yang terpasang pada pasien
Penatalaksanaan anestesi
 Penatalaksanaan anestesi di mulai dari memasang apd, alat monitor, manset, finger
sensor
 Medikasi :
Ondansetron 4 mg, Fentalin 100 mcg,
Propofol 100 mg
Rekuronium 30 mg
Asam Tranexsamat 1000 mg
Tramadol 50 mg
Ketorolak 30 mg
 Pemasangan ETT : Ukuran 7,5
 Agen Anestesi yang diberikan : Sevofluren 2 % MAC
 Pasien mulai dilakukan tindakan anestesi : Pukul 15.45 WIB
 Pasien dipindahkan ke Ruang RR : Pukul 17.15 WIB
 Pasien dipindah ke Ruang HCU : Pukul 17.30 WIB
TAHAP INTRA ANESTESI
1. Jenis Pembedahan : Laparatomi Eksplorasi dan Repair Hepar
2. Jenis Anestesi : General anestesi
3. Teknik Anestesi : Intubasi (ETT Oral)
4. Ukuran ETT : 7,5
5. Mulai Anestesi : Pukul 15.45 WIB
6. Mulai Operasi : Pukul 16.30 WIB
7. Posisi : Supine
8. Premedikasi : Fentanyl 100 mcg/IV
9. Induksi : Propofol 100 mg/IV
10. Pelumpuh otot : Recuronium 30 mg/IV
11. Medikasi tambahan :
a. Ondansentron 4 mg
b. Ketorolac 30 mg
c. Tramadol 50 mg
12. Maintanance : Sevoflurane 2 vol%, N20 : O2 50:50 (2 lt : 2 lt)
13. Respirasi : kontrol
15. Perdarahan : 300 ml
16. Urin output : 200 ml
18. Selesai operasi : 15.45 WIB
19. Selesai anestesi : 17. 15 WIB
TAHAP POST ANESTESI

1. Pasien masuk ruang


HCU pukul 17.30 WIB
2. Kesadaran Somnolen
4. Mual (-), muntah (-),
pusing (-), Nyeri (-)
5. Jalan nafas per oral,
nafas dibantu terapi,
SpO2 100%
6. Posisi pasien pasca
anestesi: supinasi
7. Aldrete score 5
Analisa data
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
Pre Anestesi
DS : Nyeri Akut Agen cidera fisik
P : Nyeri untuk bergerak
Q : Tersayat
R : Seluruh bagian perut sampai
pungung
S:7
T : Terus menerus
DO :
-Pasien terlihat tidaknyaman, merintih
kesakitan
DS: Ansietas Kurang
- Pasien mengatakan sedikit cemas pengetahuan
- Pasien belum pernah menjalani ni masalah
pembedahan sebelumnya pembiusan
DO:
- Pasien terlihat sedikit gelisah
- TD : 148/90 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR: 16 x/menit
Intra Anestesi
DS: - Ketidakefektifan Pengaruh
DO: pola nafas sekunder: obat-
- Pasien terpasang ETT ukuran 7,5 obatananestesi
- Ada periode apneu sesaat setelah
diberikan induksi dengan propofol
100 mg dan Recuronium 30 mg
DS: - Risiko Vasodilatasi
DO: ketidakseimbang pembuluh darah
- Pasien dilakukan pembedahan an cairan dan dampak agen
laparatomi elektrolit anestesi
- Pasien mengalami perdarahan pada
area pembedahan ±300 ml
- Induksi anestesi dengan Propofol
100 mg
- Pemeliharaan anestesi dengan O2,
N2O, dan sevofluran
Post Anestesi
DS: - Bersihan jalan Mukus banyak,
DO: nafas tidak efek general
- Pasien belum sadar efektif anestesi
- Terdapat lendir pada mulut
pasien
- Pasien pasca dilakukan laparatomi
- Suara nafas gurgling

DS: - Risiko jatuh Efek general


DO: anestesi
- Pasien pasca operasi dengan
general anestesi
- Pasien belum sadar penuh
(somnolen)
- Aldrete skor : 5 (17.15 WIB)
Diagnosa Keperawatan
Pre Anestesi

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik ditandai dengan: pasien mengeluh
nyeri untuk bergerak, terasa tersayat,dari seluruh bagian perut sampai punggung, dan
terus menerus, pasien terlihat tidaknyaman dan merintih kesakitan
2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan masalah pembiusan ditandai
dengan: pasien mengatakan sedikit cemas, pasien belum pernah menjalani
pembedahan sebelumnya, pasien terlihat sedikit gelisah, TD : 148/90 mmHg, Nadi :
80x/menit, RR: 16 x/menit.

Intra Anestesi

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pengaruh sekunder: obat-obatan


anestesi ditandai dengan: Pasien terpasang ETT ukuran 7,5, ada periode apneu sesaat
setelah diberikan induksi dengan propofol 100 mg dan recuronium 30 mg
2. Risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan vasodilatasi
pembuluh darah dampak agen anestesi ditandai dengan: Pasien dilakukan pembedahan
laparatomi, pasien mengalami perdarahan pada area pembedahan ±300 ml, induksi
anestesi dengan Propofol 100 mg, pemeliharaan anestesi dengan O2, N2O, dan
sevofluran.

Pasca Anestesi

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan mukus banyak, efek general
anestesi ditandai dengan: Pasien belum sadar penuh, terdapat lendir pada mulut pasien,
pasien pasca dilakukan laparatomi, suara nafas gurgling, pasien post terpasang ETT
ukuran 7,5 saat di RR
2. Risiko jatuh berhubungan dengan efek general anestesi ditandai dengan: Pasien pasca
operasi dengan general anestesi, pasien somnolen, aldrete skor : 5 (17.15 WIB)
Perencanaan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Pre Anestesi
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji nyeri pasien 1. mengetahui tingkat nyeri
dengan agen cidera fisik keperawatan selama pasien di 2. Ajarkan relaksasi nafas yang dirasakan sehingga dapat
ruang preoperasi, diharapkan dalam membantu memnentukan
nyeri akut berkurang. 3. Pantau pemberian intervensi yang tepat
Kriteria hasil : kolaborasi analgetik 2. relaksasi mengurangi
1. Nyeri berkurang dari 7 ketegangan dan membuat
menjadi 6 perasaan lebih nyaman
2. Pasien lebih tenang 3. Analgetik merupakan jenis
obat yang berfungsi untuk
menekan reseptor nyeri
Ansietas berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Bina hubungan saling 1. Hubungan saling percaya
dengan kurang pengetahuan keperawatan selama pasien percaya mampu menciptakan suasana
masalah pembiusan di ruangan pre operasi, 2. Jelaskan tentang tindakan yang kooperatif
diharapkan kecemasan dan efek anestesi yang akan 2. Pasien lebih siap
Pasien berkurang. dilakukan menghadapi tindakan apa
Kriteria hasil : 3. Instruksikan pada pasien yang akan dilakukan sehingga
1.Pasien tidak tampak untuk menggunakan tehnik Pasien mampu menerimanya
tegang relaksasi 3. Teknik relaksasi seperti
2. Pasien mampu 4. Dorong pasien untuk pengalihan perhatian
mengungkapkan Mengungkapkan perasaan mengurangi kecemasan
penyebab kecemasan dan persepsi Pasien
3. Pasien mengetahui 4. Pasien menyampaikan
Tentang penatalaksanaan apa yang dirasakan untuk
tindakan pembiusan mengurangi beban psikologis
Intra Anestesi
Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan 1. Bersihakan jalan nafas 1. Menjaga jalan nafas
berhubungan dengan selama durante operatif dengan melakukan dan pola nafas pasien
pengaruh sekunder: obatobatan diharapkan ketidakefektifan suction pada oral dan kembali efektif
anestesi pola nafas teratasi dengan hidung 2. Dilakukan dengan
kriteria : 2. Jaga jalan nafas pemasangan ETT
1. Nafas spontan 3. Beri suplai oksigen 3. Pemberian suplai
2. Dada mengembang sesuai tidal volume oksigen dapat
dengan baik 4. Pantau tanda tanda membuat pola nafas
3. RR 16 – 20 x/menit vital dan saturasi O2 efektif
4. BP syst. 100 – 160 5. Pantau pola nafas 4. Untuk mengetahui
mmhg. BP dyast. 60 – 6. Bantu nafas dengan apakah ada tanda
90 mmhg. memberikan bagging tanda pola nafas telah
5. HR 60 -100 bpm. Nadi dengan kontrol sesuai efektif kembali
besar, teratur dan kuat tidal volum 6. Bagging sesuai respirasi dan
angkat. tidal volum dapat membuat
nafas spontan kembali

Risiko ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji kebutuhan 1. Pemenuhan cairan


cairan dan elektrolit keperawatan selama pasien cairan pasien pasien sesuai
berhubungan dengan berada di ruang operasi, 2. Kolaborasi dengan kebutuhan
vasodilatasi pembuluh diharapkan keseimbangan pemberian cairan 2. Terapi cairan untuk
darah dampak agen cairan pasien tercukupi. dan elektrolit, dan mencegah terjadinya
anestesi Kriteria hasil: vaso konstriktor syok hipovolemi
1. Akral kulit hangat 3. Monitor 3. Penurunan tekanan
2. Hemodinamik hemodinamik darah dan
normal 4. Monitor input dan peningkatan denyut
3. Masukan dan output cairan jantung
keluaran cairan mengindikasikan
imbang pasien kekurangan
volume cairan
4. Menentukan balance
cairan pasien
Pasca Anestesi
Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi hemodinamik 1. Bersihan jalan nafas yang
efektif berhubungan dengan keperawatan selama pasien 2. Atur posisi miring tidak efektif menyebabkan
mukus banyak, efek general di RR diharapkan bersihan 4. Kaji adanya suara nafas gangguan pola dan rekuensi
anestesi jalan nafas efektif dengan tambahan pernafasan
kriteria : 5. Suction bila terdapat Secret 2. Posisi miring mencegah
1. Tidak ada suara nafas aspirasi lendir ke dalam
tambahan paru-paru
2. Pasien bernafas 3. Suara nafas gurgling
spontan mengindikasikan adanya
3. Suara nafas vesikuler obstruksi cairan pada airway,
4. RR 14 x/menit stridor karena obstruksi oleh
lidah, wheezing karena
penyempitan.
4. Suction dilakukan
untuk mengeluarkan
lender/cairan

Risiko jatuh berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Posisikan pasien dengan 1. Posisi yang nyaman
dengan efek general anestesi keperawatan selama pasien nyaman mencegah pasien bergerak-
dirawat di ruang pemulihan, 2. Pasang restrain di sisi gerak
diharapkan resiko jatuh kanan kiri Pasien untuk 2. Restrain meminimalkan
tidak terjadi. menjaga keamanan pasien terjatuh dari brankar.
Kriteria hasil : Pasien. 3. Pasien mampu
1. Rasa nyaman pasien 3. Berikan informasi pada meminimalkan pergerakan
terpenuhi Pasien bahwa dirinya yang bisa mencederainya
2. Pasien terhindar dari cidera masih berada dibawah
pengaruh anestesi
implementasi
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Pre Anestesi
Nyeri akut berhubungan dengan Selasa, 11 Desember 2018 Selasa. 11 Desember 2018
agen cidera fisik 1. Mengkaji Kaji nyeri pasien DS :
P : Nyeri saat di gerakan
2. mengajarkan relaksasi nafas
Q : Tersayat
dalam R : Seluruh bagian perut sampai ke
3. Memeriksa pemberian terakhir pungung
analgetik 30 mg/ 8 jam dengan S:7
pemberian terakhir pada 13.00 T : Terus menerus
A,C,N DO :
Pasien terlihat merintih kesakitan
Pasien mampu melakukan relaksasi
nafas dalam dengan benar
A : Nyeri akut belum teratasi
P : Pantau nyeri pasien
A,C,N
Ansietas berhubungan dengan Selasa, 11 Desember 2018 Selasa, 11 Desember 2018
kurang pengetahuan masalah 1.Memberi informasi tentang DS :
tindakan dan efek anestesi yang 1. Pasien mengatakan merasa lebih
pembiusan
tenang 2. Pasien mengatakan akan selalu
akan dilakukan
berdoa demi kelancaran operasi hari ini
2. Meminta pasien untuk DO :
mengungkapkan perasaan dan 1. Pasien nampak lebih tenang
persepsi 2. Pasien nampak rileks
3. Menganjurkan untuk A : Ansietas teratasi
menggunakan tehnik relaksasi P: Dampingi Pasien menuju ruang
Operasi
pengalihan perhatian
A,C,N
A,C,N
Intra Anestesi
Ketidakefektifan pola nafas Selasa, 11 Desember 2018 Selasa, 11 Desember 2018
berhubungan dengan pengaruh 1. Menjaga jalan nafas DS : -
sekunder: obat-obatan anestesi 2. Memberi suplai oksigen sesuai DO :
tidal volume - Pasien terpasang ETT ukuran 7,5
3. Memantau tanda tanda vital dan - Suara nafas vesikuler
saturasi O2 - Suara nafas bilateral
4. Memantau pola nafas - TD : 110/70 mmHg
5. Membantu nafas dengan - Nadi : 72 x/menit
memberikan bagging dengan - SpO2 : 100%
kontrol sesuai tidal volume - Tidal volume 390 cc
A,C,N A : Ketidakefektifan pola nafas
teratasi
P:
- Jaga jalan nafas
- Pantau tanda tanda vital dan
saturasi O2
- Pantau pola nafas
- Bantu nafas dengan memberikan
bagging dengan kontrol sesuai
tidal volume
A,C,N
Risiko ketidakseimbangan cairan Selasa, 11 Desember 2018 Selasa, 11 Desember 2018
dan elektrolit berhubungan dengan 1. Mengkaji kebutuhan cairan DS : -
vasodilatasi pembuluh darah pasien DO :
dampak agen anestesi 2. Mengelola pemberian cairan - Kebutuhan volume cairan
dan Intra operasi pada 1 jam pertama
elektrolit yaitu 1.370 ml, pada jam kedua
3. Memonitor hemodinamik yaitu sejumlah 550 ml
4. Memonitor input dan output - Aliran tetesan infus lancar
Cairan - Cairan masuk : 2000 ml
A,C,N (Terpenuhi)
- Cairan keluar : 500 ml, IWL :
975 ml
- Balance cairan
(Input-Output) = 2000 ml –
(500+975)
= +525
- TD : 109/70 mmHg
- Nadi : 70 x/menit
A : Ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit tidak terjadi
P : - Kelola pemberian cairan dan
elektrolit
- Monitor hemodinamik
- Monitor input dan output
cairan
A,C,N
Pasca Anestesi
Bersihan jalan nafas tidak Selasa, 11 Desember 2018 Selasa, 11 Desember 2018
efektif 1. Mengobservasi DS : -
berhubungan dengan mukus hemodinamik DO :
banyak, efek general anestesi pasien - Suara nafas vesikuler
2. Mengkaji suara nafas - TD : 110/74 mmHg
3. Mengatur posisi miring - Nadi 88 x/menit
4. Suction sebelum dan - Posisi pasien supinasi sedikit
sesudah ekstubasi ekstensi
A,C,N - SpO2 100%
A : Ketidak efektifan bersihan
jalan
nafas teratasi
P:
- Observasi TTV
- Kaji suara nafas
A,C,N
Risiko jatuh berhubungan Selasa, 11 Desember 2018 Selasa, 11 Desember 2018
dengan 1.Memposisikan Pasien di DS: -
efek general anestesi brankar DO:
2. Memasang restrain di sisi 1. Pasien masih dibawah
kanan dan kiri pengaruh general anestesi
3. Memberikan informasi 2. Pasien post terpasang ETT
pada 7,5
Pasien bahwa dirinya masih 3. Kesadaran somnolen
berada dibawah pengaruh 4. Pasien berbaring ditempat
Anestesi tidur
5. Restrain sudah terpasang
A,C,N 6. Aldrete skor 5
7. Pasien selesai operasi
dipindahkan ke HCU
A : Risiko jatuh teratasi
sebagian
P : Lanjutkan pemantauan
pasien sampai pengaruh
anestesi hilang
A,C,N
kesimpulan

You might also like