Professional Documents
Culture Documents
1. Dekstrosa
Untuk pasien yang tidak mampu menelan glukosaoral karena
pingsan, kejang, atauperubahan status mental. Pada keadaan darurat
dapat pemberian dekstorsa dalam air pada konsentrasi 50% adalah
dosis biasanya diberikan kepada orang dewasa, sedangkan
konsentrasi 25% biasanya diberikan kepada anak – anak.
2. Glukagon
Sebagai hormon kontra – regulasi utama terhadap insulin, glukagon
adalah pengobatan pertama yang dapat dilakukan untuk
hipoglikemia berat. Tidak seperti dekstrosa, yang harus diberikan
secara IV dengan perawatan kesehatan yang berkualitas profesional,
glukagon dapat diberikan oleh subcutan atau intramuskular.
Pengkajian fokus (Carpenito,
2007)
1. Pengkajian Primer (Primary Survey)
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk merencanakan , monitoring program o Mengkaji setiap aspek klien terhadap terapi latihan yang direncanakan.
aktivitasi klien. o Aktivitas yang teralau berat dan tidak sesuai dengan kondisi klian dapat
Bantu klien memilih aktivitas yang sesuai dengan kondisi. memperburuk toleransi terhadap latihan.
Bantu klien untuk melakukan aktivitas/latihan fisik secara teratur. o Melatih kekuatan dan irama jantung selama aktivitas.
Monitor status emosional, fisikdan social serta spiritual klien terhadap o Mengetahui setiap perkembangan yang muncul segera setelah terapi
latihan/aktivitas. aktivitas.
Anjurkan klien untuk membatasi aktivitas yang cukup berat seperti berjalan jauh, o Mencegah timbulnya sesak akibat aktivitas fisik yang terlalu berat.
berlari, mengangkat beban berat, dll. o Memfasilitasi waktu istirahat klien untuk memperbaiki kondisi klien.
Batasi jumlah pengunjung.
b. Resiko Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b.d peningkatan hormon adrenal ditandai dengan
banyaknya keringat.
Tujuan : Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi/seimbang.
Kriteria Hasil :
Turgor kulit elastic ( skala 5 )
Intake dan output cairan seimbang ( skala 5 )
Membrane mucus lembab ( skala 5 )
TTV Normal.
Tidak ada tanda tanda dehidrasi
Intervensi Rasional
Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan o Agar pasien lebih kooperatif
Berikan waktu istirahat yang cukup/adekuat. o Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit hypertensi
Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi o Pembatasan ini dapat menangani retensi cairan dengan respon hypertensive, dengan demikian menurunkan
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi diuretic beban kerja jantung
Observasi: Nadi ( irama, frekuensi ), Tekanan Darah. o Diuretik meningkatkan aliran urine dan menghalangi reabsorsi dari sodium/klorida didalam tubulus ginjal.
o Tachycardia merupakan tanda kompensasi jantung terhadap penurunan kontraktilitas jantung. Mengetahui
fungsi pompa jantung yang sangat dipengaruhi oleh CO dan pengisisan jantung.
Pengakajian Berdasarkan
Fokus
Pengakajian Berdasarkan Fokus
Anamnesa
1. Identitas
Nama : Tn. N
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
2. Keluhan Utama
pasien mengeluh pusing, pandangan kabur, badan dingin dan sering pingsan
3. Riwayat penyakit saat ini
Pasien dibawa ke UGD lalu diberikan tindakan GDS
4. Riwayat penyakit dahulu
Diabetes Mielitus
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Pengkajian bio-psiko-sosio-spiritual
Pasien merasa lelah karena sebelum makan harus disunti insulin
Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan GDS diperoleh hasil 40 mg/dl
Tidak ada penurunan nafsu makan. Bantu klien untuk melakukan dapat memperburuk toleransi
aktivitas/latihan fisik secara teratur. terhadap latihan.
Monitor status emosional, fisikdan o Melatih kekuatan dan irama
social serta spiritual klien terhadap jantung selama aktivitas.
latihan/aktivitas. o Mengetahui setiap perkembangan
Anjurkan klien untuk membatasi yang muncul segera setelah terapi
aktivitas yang cukup berat seperti aktivitas.
berjalan jauh, berlari, mengangkat o Mencegah timbulnya sesak akibat
beban berat, dll. aktivitas fisik yang terlalu berat.
Batasi jumlah pengunjung. o Memfasilitasi waktu istirahat klien
untuk memperbaiki kondisi klien.