You are on page 1of 63

Pentingnya Perbaikan Gizi

Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan


SISTEMATIKA

Pendahuluan

Situasi Masalah Gizi

Pentingnya 1000 HPK

Bukti Epidemiologi

Upaya Pencegahan dan Intervensi Gizi

Penutup
POKOK BAHASAN PERTAMA

PENDAHULUAN

3
BPS, 2014
Indeks Pembangunan Manusia 73,81
Indonesia (2007 – 2013) 73,29

72,77
72,27
71,76 Usia harapan
71,17 hidup 70,07
70,59
tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Rata-rata
pengeluaran per
bulan Rp.
643.360
Rata-rata lama Angka Melek
sekolah 8,14 Huruf
4
tahun 94,14%
IPM MENURUT NEGARA
DI ASEAN TAHUN 2013

*) dari 187 negara


PENGARUH GIZI TERHADAP
KUALITAS SDM
Masukan

- Gizi KUALITAS Kualitas


- Pendidikan SDM Penduduk
- Lingkungan

- Mortalitas
Fisik : Non Fisik : - Morbiditas
 Status Gizi - Kecerdasan (IQ) - Angka
- BB/TB - Emosional (ESQ) Harapan
- Tenaga - Budi dan Iman Hidup
- Daya Tahan
6
Dampak KURANG GIZI pada awal
kehidupan terhadap kualitas SDM
Gagal tumbuh; Berat Lahir Rendah,
kecil, pendek, kurus, daya tahan
rendah.
Hambatan perkembangan kognitif,
nilai sekolah dan keberhasilan
pendidikan

Menurunkan produktivitas pada


usia dewasa

Gangguan metabolik, risiko PTM


MENINGGAL (diabetes type II, Stroke, Penyakit
Jantung, dll) pada usia dewasa
www.GlobalNutritionSeries.org
POKOK BAHASAN KEDUA

SITUASI MASALAH GIZI

8 8
Masalah Gizi pada Lifecycle
1. Ibu hamil 6. Lansia
• GIZI LEBIH
 ANEMIA 37,1% • ANEMIA
 KEK 20-38 % • PTM
2.Ibu Menyusui  KONSUMSI ENERGI & PROTEIN
77-80% (<100 AKG)
5. Remaja &
 KONSUMSI ENERGI Usia produktif
DAN POTEIN
 PRAKTEK IMD & ASI
EKSLUSIF • USIA 15-19 KEK 46 %
• USIA 20-24 KEK 31 %
• ANEMIA
3.Bayi & Balita • KURUS 9,4 %
• GIZI LEBIH
 BBLR 10,2 %
 STUNTING 37,2 % 4. Usia sekolah
 GIZI KURANG 19,6 %
 KURUS 12,1 % • STATUS GIZI
- pendek 31-35 % - kurus 8,9 – 10,1 %
 GIZI LEBIH 11,9%
- kegemukan 1,4-2,5 %
 PRAKTEK ASI EKSKLUSIF DAN
• MEROKOK 4,2- 4,8% (10-15 TH)
MPASI 40% 9
• 38,4% Laki-laki USIA 15-19
• > 90% kurang mkn buah & sayur
Faktor berat dan panjang lahir bayi
Faktor Berat Lahir Panjang Lahir
RR 95% CI RR 95 % CI
Tinggi Badan Ibu < 150 cm 2,4a 2,1-3,2 3,7a 2,2-4,5
IMT ibu Pra Hamil < 18,5 3,9a 1,2-4,1 3,1a 1,5-3,7
Umur Ibu <20 th dan >35 th 1,3a 1,0-2,5 1,1a 1,0-1,36
Paritas (≤ 2 kali) 1,1a 1,0-1,7 1,2a 1,0-1,6
Pertambah BB Hml < 9,1 kg 3,1a 1,2-3,7 2,3a 1,4-3,7
Jenis Kelamin (L=1) 1,2 0,9-1,4 1,2 0,9-1,5
Diare (≥1 kali/trimester) 1,2 0,6-1,9 1,9 0,6-2,7
Konsumsi energi (<100%AKG) 2,1a 1,9-3,5 2,3 0,8-2,1
Konsumsi protein
2,3a 1,7-2,2 2,2a 1,1-2,7
(<100%AKG)
Konstanta 46,789 39.357
10
KECENDERUNGAN PREVALENSI BALITA KEKURANGAN GIZI
DI INDONESIA MENURUT PROVINSI

Sumber Data : Riskesdas 2013 11


11
KECENDERUNGAN PREVALENSI BALITA STUNTING DI
INDONESIA MENURUT PROVINSI

Sumber Data : Riskesdas 2013 12


12
Contoh: Anak Pendek

13
14
POKOK BAHASAN KETIGA

PENTINGNYA 1000 HPK

15 15
KOMITMEN PEMERINTAH INDONESIA

upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan


partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan
terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan
prioritas pada seribu hari pertama kehidupan

16
16
Kurang Gizi dan Kematian

Tidak cukup asupan Penyakit

Ketidak cukupan Ketidak cukupan


Ketidak cukupan
perawatan maternal pelayanan kesehatan
pangan di RT
dan anak dan lingkungan sehat

Lembaga formal
dan non-formal

Struktur ideologi, politik, ekonomi dan


sumberdaya
Mengapa 1000 HPK?
 Akibat pada periode ini Bersifat Permanen
 Akibatnya berjangka panjang – Transgenerasi
 Sering dilupakan  konsentrasi program gizi
selama ini pada balita
 Investasi pada kelompok ini Cost effective
untuk invesmen SDM
 Program efektif untuk kelompok ini tersedia
 Fakta di Indonesia mengindikasikan masih
diperlukan upaya besar untuk memperbaiki
18
Masa Emas dan Kritis
Pertumbuhan dan Perkembangan
MASA “EMAS ” DAN “KRITISAnak

Kehamilan & Pertumbuhan Janin Pertumbuhan Bayi & Anak

Pertumbuhan otak
Untuk Mencapai Tinggi dan Berat
Membangun Membangun berat
badan optimal
tinggi badan badan potensial
potensial

Dibutuhkan seluruh zat gizi (makro dan mikro)


Butuh gizi
secara seimbang, diperoleh dari menyusui
mikro & protein Butuh Kalori eksklusif sampai 6 bulan, diteruskan dengan
ASI dan MP-ASI

Konsepsi 20 mg LAHIR 2 TAHUN


Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Akibat
Gangguan Gizi Pada Masa Janin dan Anak Usia Dini

+ 20 % IUGR
krn PBBH
rendah
Dampak Dampak
+ 1/4 Jangka Pendek Jangka Panjang
IUGR krn
faktor gizi
Perkembangan Kemampuan
Ibu
Otak Kognitif &
Pendidikan

Ibu Pendek
Gangguan Gizi Pertumbuhan Stunting/
BB Ibu
pada Masa (IUGR) Pendek
Prahamil
Janin dan Usia
rendah
Dini
Hipertensi
-Diabetes
Metabolic -Obesitas
Programing -PJK
-Stroke

Sumber : Modifikasi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003
DAMPAK KURANG GIZI

Gizi kurang & Gizi cukup & sehat


infeksi

“Otak Kosong” bersifat permanen Anak cerdas


Tak terpulihkan dan produktif

MUTU RENDAH MUTU SDM TINGGI

BEBAN ASET
21
Sumber : Unicef, 2002 21
DAMPAK STUNTING
PADA PERKEMBANGAN OTAK
Normal Stunting

Sel Otak Normal Sel Otak Rusak


Dengan Cabang-Cabang Cabang yang Terbatas/Terputus
Panjang Abnormal, Cabang terlihat Pendek 22
22
22
Source: Cordero E et al, 1993
POKOK BAHASAN KEEMPAT

BUKTI EPIDEMIOLOGI TERKAIT 1000 HPK

23 23
Apakah malnutrition pada Balita disebabkan
oleh kemiskinan saja?

FAKTA:

• Undernutrition pd anak Balita, utamanya Stunting,


masih sangat tinggi pada semua kuintil, dan lebih
tinggi pada kelompok miskin

• Overweight pada Balita bertambah, dan pada


kelompok miskin hampir setinggi kelompok kaya

24
Bagaimana dengan “Kecerdasan”?
• Asesmen terkini yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (the
Organisation for Economic Co-operation and Development - Programme
for International Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi,
terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun di 65 negara,
termasuk Indonesia, dalam bidang membaca, matematika, dan science
menunjukkan hasil yang tidak menggembirakan bagi kita semua.
Kompetensi pelajar Indonesia dalam ketiga bidang tersebut ternyata
berada jauh di bawah rata-rata negara-negara OECD yang
keanggotaannya diikuti juga oleh beberapa negara Asia Tenggara yaitu
Singapura, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Posisi Singapura, Vietnam,
Thailand, dan Malaysia berturut-turut adalah pada urutan ke 2, 17, 50,
dan 52.

• Indonesia berada di urutan ke 64 dari 65


negara tersebut 25
Apakah PTM semata-mata disebabkan
perubahan Gaya Hidup?

• FAKTA:
• Prevalensi PTM tinggi dan cenderung
meningkat, dan tidak begitu berbeda
antara kelompok miskin dan kaya

26
KAITAN GIZI DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

• Kecenderungan peningkatan angka kejadian penyakit tidak


menular (PTM) di Indonesia tidak terlepas dari peranan asupan
gizi yang tidak seimbang.
– Faktor yang dapat meningkatkan resiko PTM di masa dewasa
antara lain adalah keadaan kekurangan gizi pada usia dini.
• Gagalnya pemenuhan kebutuhan gizi pada masa awal kehidupan
akan mendorong terjadinya rekayasa sel-sel DNA pada anak yang
membuatnya menjadi ‘rakus gizi’. Akibatnya, tubuh anak akan
lebih mudah gemuk tapi pendek.
• Kondisi ini akan membuat anak-anak dengan tubuh pendek lebih
berisiko mengalami berbagai penyakit tidak menular pada saat
dewasa, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes
mellitus, penyakit jantung koroner dan stroke. 27
27
Pendidikan Ibu dan Disparitas Pelayanan
SDKI 2012

Penolong
Periksa Hamil Mendapat Pil Persalinan di Kunjungan
Pendidikan Ibu persalinan dg
dengan Nakes Zat Besi Faskes Nifas (1-2 hari)
Nakes

Tidak Sekolah 64.0 36.7 21.1 31.8 38.8

Tidak tamat SD 88.5 61.5 38.0 61.1 66.5

Tamat SD 94.0 70.4 47.1 72.8 75.9

Tidak Tamat SLTP 97.4 77.6 61.0 85.7 78.5

Tamat SLTP 98.4 80.0 79.8 94.3 86.9

SMTA+ 99.1 86.3 86.4 96.8 89.5

Sumber: Atmarita, 2013

28
Status Ekonomi dan Disparitas Pelayanan:
SDKI 2012

Periksa Hamil Penolong Kunjungan


Mendapat Pil Persalinan di
Status Ekonomi dengan persalinan dg Nifas (1-2
Zat Besi Faskes
Nakes Nakes hari)

Terbawah 86.9 61.6 29.7 57.5 59.3

Menengah Bawah 95.8 74.8 57.2 81.8 82.4

Menengah 97.7 77.5 66.2 89.7 83.5

Menengah Atas 99.0 79.5 79.1 93.2 85.3

Teratas 99.4 84.6 88.1 96.6 91.1

Sumber: Atmarita, 2013


29
Usia Kawin
Proporsi Remaja/Dewasa Muda Menurut
Tempat Tinggal dan Status Kawin, Riskesdas 2010

Kelompok Kota Desa


Jenis
Umur Belum Belum
Kelamin
(Tahun) Kawin Kawin Kawin
Kawin

10-14 99,9 0,1 99,9 0,1


Laki-laki 15-19 98,7 1,3 97,8 2,2
20-24 82,9 17,1 71,7 28,3
10-14 99,9 0,1 99,7 0,3
Perempuan 15-19 92,8 7,2 82,5 17,5
20-24 46,9 53,1 14,4 85,6

30
Proporsi: Jumlah melahirkan vs usia ibu
Jumlah melahirkan termasuk keguguran
Total
1.0 2.0 3.0 4.0 >=5.0
10-14 95.8 4.2 100.0
15-19 92.4 6.4 0.5 0.1 0.0 99.4
20-24 78.6 17.9 2.5 0.7 0.1 99.8
25-29 49.2 38.0 9.6 2.3 0.5 99.6
30-34 22.9 46.2 20.8 6.6 2.2 98.7
35-39 11.4 38.8 28.4 12.2 5.2 96.0
40-44 8.5 30.4 28.5 16.0 8.2 91.6
45+ 7.7 22.8 26.6 17.9 10.5 85.5
Total 24.6 32.9 21.1 10.4 5.2 94.2
Sumber: Riskesdas , 2013
PREVALENSI STUNTING
BERDASARKAN UMUR MENIKAH
50.0

45.0 42.8

40.0 38.1
34.5
Prevalence of stunting (%)

35.0

30.0

25.0

20.0

15.0

10.0

5.0

0.0
15 - 19 tahun 20 - 24 tahun 25 - 29 tahun
Age of first marriage
Atmarita, Balitbangkes 32
32
Sumber Data : Riskesdas 2010
Association between prevalence of stunting and habits
smoking of head householod by Expenditure,
Riskesdas 2010
50.0

40.0
Prevalence of stunting (%)

33.7
31.7
30.0 28.2
23.7

20.0 18.1
13.7
11.4 10.8 11.6
9.9
10.0

0.0
Kuintil 1 Kuintil 2 Kuintil 3 Kuintil 4 Kuintil 5
Economic status

smoking
Ya Merokok not smoking
Tidak Merokok
Atmarita, Balitbangkes 33
Source :Riskesdas 2010
Perkembangan Konsumsi Energi,
Protein dan Skor PPH

Perkembangan Konsumsi
Per Kapita Per Hari WNPG
Uraian 2012
2009 2010 2011 2012 2013
1. Energi
1927 2025 2048 1944 1930 2150
(kkal/kap/hari)
2. Protein
54.3 57.9 59.1 55.9 55.7 57
gram/kap/hari)

Skor PPH 75.7 85.7 85.6 83.5 81.4

Sumber : Susenas 2009 – 2013 BPS; diolah oleh BKP


34
Pola Konsumsi Pangan 2011

35
Sumber data: diolah dari BPS 2012
PERBANDINGAN PROPORSI PENDUDUK SANGAT, RAWAN
PANGAN, DAN TAHAN PANGAN 2008–2012
(Berdasarkan %AKG)

Ket. :
Data hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) yang dilaksanakan oleh BPS, diolah oleh BKP 36
POKOK BAHASAN KELIMA

UPAYA PENCEGAHAN DAN INTERVENSI GIZI


PADA 1000 HPK

37 37
Pencegahan Masalah Gizi pada 1000 HPK

o Dicegah sejak sejak janin dalam kandungan


hingga anak berusia dua tahun.
o Pertumbuhan janin (Intra Uterine Growth
Retardation/IUGR) sangat terkait dengan status
gizi ibu, sehingga pencegahan perlu dilakukan
sedini mungkin .
10

o Keadaan gizi yang baik sejak pra-kehamilan,


o Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang
selama kehamilan
o Masa menyusui juga menentukan pertumbuhan
dan perkembangan seorang anak
38
39
KONSEP DASAR
PENGERTIAN
Adalah susunan makanan
sehari-hari yang megandung
zat-zat gizi dalam jenis dan
jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip
keaneka-ragaman atau variasi Setiap orang memilih dengan jenis dan
makanan, aktivitas fisik, jumlah yang tepat, sesuai dengan
kebersihan dan berat badan berbagai kebutuhan menurut usia
(bayi, balita, remaja, dewasa dan usia
ideal.
lanjut) dan sesuai dengan keadaan
kesehatan (hamil, menyusui, sakit)
dan aktivitas fisik (anak sekolah,
pekerja, atlit)
40
10 PESAN GIZI SEIMBANG (Keluarga – Masyarakat dan Institusi)
1. Syukuri dan Nikmati Aneka Ragam Makanan, setiap kali Makan
2. Banyak Makan Sayuran dan Cukup Buah-buahan
3. Biasakan Mengonsumsi Lauk Pauk yang Mengandung Protein Tinggi
4. Biasakan Mengonsumsi Aneka Ragam Makanan Pokok
5. Batasi Konsumsi Pangan Manis, Asin dan Berlemak
6. Biasakan Sarapan
7. Minum Air yang cukup dan Aman
8. Biasakan Membaca Label pada Kemasan Pangan
9. Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Air Bersih Mengalir
10.Lakukan Aktivitas Fisik yang Cukup dan Pertahankan Berat Badan Normal`

PESAN GIZI SEIMBANG


PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4
MENGONSUM MEMBIASAKA MELAKUKAN MEMPERTAH
SI PANGAN N PERILAKU AKTIVITAS ANKAN DAN
BERANEKA HIDUP FISIK MEMANTAU
RAGAM BERSIH BERAT BADAN
NORMAL
Pesan 2,3,4 Pesan 5, 6, 7, 8, 9, Pesan 10 Pesan 10 41
MANUSIA makan untuk …???

42
TRIGUNA MAKANAN
ZAT GIZI
ZAT TENAGA/ ENERGI

ZAT PEMBANGUN

ZAT PENGATUR

43
GIZI SEIMBANG

Status gizi adalah suatu kondisi


tubuh sebagai hasil akhir dari :

KESEIMBANGAN ANTARA
MAKANAN (ZAT GIZI) YANG
MASUK KE DALAM TUBUH
& KEBUTUHAN TUBUH
AKAN ZAT GIZI TERSEBUT

44
GIZI SEIMBANG

MAKANAN

KEBUTUHAN
TUBUH

45
KEBUTUHAN
TUBUH
MAKANAN (zat gizi)
(ZAT GIZI)

MALNUTRISI (GIZI SALAH)


DEFISIENSI GIZI (KURANG GIZI)
46
MAKANAN KEBUTUHAN
(ZAT GIZI) TUBUH
(zat gizi)

MALNUTRISI (GIZI SALAH)


GIZI LEBIH
47
GIZI SEIMBANG

CARANYA ……. ?????


48
GIZI SEIMBANG

MAKANAN

TUBUH

ZAT GIZI dalam MAKANAN ~~SESUAI~~


ZAT GIZI yang diperlukan/kebutuhan TUBUH
GIZI SEIMBANG

MENU/ KEBUTUHAN
HIDANGAN zat gizi

MAK. POKOK UMUR


LAUK JENIS KELAMIN
KONDISI FISIK
SAYUR
AKTIFITAS
BUAH Dlsb.
51 51
52 52
53 53
54 54
JENIS INTERVENSI DALAM PERBAIKAN GIZI

INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF


 Upaya-upaya untuk mencegah dan  Upaya-upaya untuk mencegah dan
mengurangi gangguan secara
mengurangi gangguan secara tidak
langsung.
langsung.
 Kegiatan ini pada umumnya
dilakukan oleh sektor kesehatan.  Berbagai kegiatan pembangunan
pada umumnya non-kesehatan.
 Kegiatannya antara lain berupa
imunisasi, PMT ibu hamil dan balita,  Kegiatannya antara lain penyediaan
monitoring pertumbuhan balita di air bersih, kegiatan
Posyandu. penanggulangan kemiskinan, dan
 Sasaran : khusus kelompok 1.000 kesetaraan gender.
HPK (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan  Sasaran: masyarakat umum, tidak
Anak 0-23 bulan).
khusus untuk 1000 HPK.
 Kontribusi: 30%
 Kontribusi: 70%

55
INTERVENSI GIZI SPESIFIK 1000 HPK

I. Ibu Hamil
 Suplementasi besi folat
 PMT pada ibu hamil Kurang III. Bayi 0-23 Bulan
Energi Kalori (KEK)  Suplementasi zink
 Penanggulangan kecacingan  Zink untuk manajemen
diare
 Suplemen kalsium
 Suplemen vitamin A
 Pemberian kelambu dan
 Pemberian garam iodium
pengobatan bagi ibu hamil yang
positif malaria  Pencegahan kurang gizi
akut
II. Ibu Menyusui  Pemberian obat cacing
 Promosi menyusui  Fortifikasi besi dan
 Komunikasi perubahan perilaku kegiatan suplementasi
untuk memperbaiki pemberian  Pemberian kelambu
makanan pendamping ASI
56
Intervensi Gizi Spesifik
1. Ibu hamil 6. Lansia
• Konseling gizi
 Suplementasi besi folat • Pelayanan gizi
 PMT ibu hamil KEK Lansia
2.Ibu Menyusui  Penanggulangan kecacingan
Suplemen kalsium

5. Remaja &
Kepada ibu menyusui
 Promosi menyusui / Usia produktif
ASI Eksklusif
 Konseling Menyusui
• Kespro remaja
• Konseling: Gizi
• Suplementasi Fe
3.Bayi & Balita


Pemantauan pertumbuhan
Suplemen vitamin A
4. Usia sekolah
 Pemberian garam iodium
 PMT / MPASI • Penjaringan
 Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi • Bln Imunisasi Anak Sekolah
(Taburia)) • Upaya Kes Sekolah
 Zink untuk manajemen diare • PMT anak sekolah
• Promosi MJAS di sekolah
 Pemberian obat cacing 57
57
Kegiatan Perbaikan Gizi
di Lapangan dan di Puskesmas/rumah sakit

Gizi Buruk BALITA Gizi


Buruk
Dirawat
Balita Gizi Kurang Rawat Inap/TFC
Tidak Naik
diberi PMT Rawat Jalan
BB/Kurus Pemulihan
 Pemantauan Pertumbuhan
 Konseling ASI/MP-ASI/gizi lebih Pabrikan  LOKAL
 Pemberian kapsul vit A Pusat  BOK
 Pemberian tablet Fe Bumil
 Promosi garam beryodium
 Skrining aktif
 Taburia
 PMT Bumil KEK
PROMOTIF PREVENTIF KURATIF
INTERVENSI GIZI SENSITIF
Pengarusutamaan Pembangunan Gizi pada Lintas Sektor

BKP/PERTANIAN PU
Air Bersih &
Ketahanan
Sanitasi
Pangan dan Gizi

PP DAN PA
BPJS Remaja
Jaminan Perempuan
Kesehatan
Masyarakat

SOSIAL AGAMA
Pendidikan Gizi
Penanggulangan Masyarakat
Kemiskinan BKKBN
DIKBUD
Keluarga
59
59
Berencana
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN
PEMERINTAH
PEMDA
inisiator, MITRA
PARLEMEN fasilitator dan PEMBANGUNAN
motivator memperkuat
kolaborasi

ORGANISASI DUNIA USAHA


PROFESI &
AKADEMISI pengembanga
n produk
Think Tank PERCEPATAN
PERBAIKAN GIZI

MEDIA MASSA
UN NETWORK
menyebarluaskan
memperluas dan informasi terkait
mengembangka pangan dan gizi
n kegiatan ORGANISASI
secara terus
KEMASYARAKATAN
menerus
analisa kebijakan serta
pelaksana
pada tingkat
masyarakat 60
POKOK BAHASAN KEENAM

PENUTUP

61 61
Penutup
 Masalah Gizi di Indonesia menggambarkan masalah yang
dimulai sejak usia dini kehidupan
 Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan gizi secara
terintegrasi dengan pendekatan CoC
 Perlu dukungan Gerakan 1000 HPK karena:
• Komprehensif dalam kerangka Siklus Kehidupan
dengan Fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
• Tidak hanya Program yang Spesifik untuk Gizi, tetapi
juga Program yg Sensitif
• Semua Pemangku Kepentingan diharapkan mempunyai
Platform yg sama
 Perlu implementasi konkrit untuk intervensi sensitive
(Lintas sektor) 62
Terima Kasih

You might also like