You are on page 1of 31

ANALGETIK

Analgetika adalah zat-zat yang pada dosis


terapeutik menghilangkan atau menekan
rasa nyeri tanpa menyebabkan kehilangan
kesadaran.
Definisi nyeri yang dibuat IASP
(International Association The Study of
Pain) yang berbunyi “nyeri adalah
pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan, baik aktual maupun potensial,
atau yang digambarkan dalam bentuk
kerusakan tersebut.”
PATOFISIOLO
GI
1. Nyeri Nosiseptif (akut )
 Nyeri Somatiksumber nyeri berasal dari kulit,
tulang, sendi, otot atau jaringan penghubung
 Nyeri Viseral berasal dari organ dalam seperti usus
besar atau pankreas.
2. Nyeri Neuropatik (kronis)
Terjadi akibat pemrosesan input sensorik yang
abnormal oleh ssp atau perifer
Contoh : Nyeri punggung bawah, neuropati diabetik,
nyeri kanker, luka pada sumsum tulang belakang.
MEKANISME NYERI

 Fenomena nyeri timbul karena adanya


kemampuan sistem saraf untuk merubah berbagai
stimuli, seperti mekanikal, kemikal maupun termal
(panas), menjadi potensial aksi yang dijalarkan ke
sistem saraf pusat.
 Potensial aksi sebagai input di ssp, khususnya di
kornu dorsalis medula spinalis diolah secara
kompleks dan outputnya disalurkan ke ssp yang
lebih tinggi (otak) sehingga timbul persepsi nyeri
TUJUAN PENATALAKSANAN NYERI

 Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri


 Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut
menjadi gejala nyeri kronis yang persisten
 Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat
nyeri
 Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi
terhadap terapi nyeri
 Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan
kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-
hari
PRINSIP PENATALAKSANAAN NYERI

Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang


paling ringan sampai ke yang paling kuat
Tahapannya :
Tahap I analgesik non-opioit : AINS/ NSAID

Tahap II  analgesik AINS + ajuvan

Tahap III  Analgesik Opiat lemah + AINS + ajuvan

Tahap IV  analgesik opiat kuat +AINS +ajuvan


ANALGETIK NONNARKOTIK/
ANALGETIK PERIFER

 Golongan ini sering disebut juga dengan AINS yakni


Anti Inflamasi Non Steroid
 Selain bersifat analgesik juga bersifat antiinflamasi
dan antipiretik
 Tidak bersifat adiktif

 Dipakai untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang

 Efektif untuk nyeri seperti nyeri pada sakit kepala,


dismenore (nyeri menstruasi ), nyeri pada inflamasi,
abrasi minor, nyeri otot dan artritis ringan sampai
sedang
MEKANISME KERJA :

 Golongan obat ini bekerja dengan


cara menghambat sintesa
prostaglandin (PG).
 PG hanya beperan pada nyeri yang
berkaitan dengan kerusakan
jaringan atau inflamasi
 PG menyebabkan sensitisasi
reseptor nyeri terhadap stimulasi
mekanik dan kimiawi
ANALGETIK NONNARKOTIK
PARACETAMOL (ASETAMINOFEN)

 Sebagai analgetik dan antipiretik yang baik


 Menghambat pembentukan prostaglandin secara sentral,
namun tidak di jaringan, sehingga tidak berefek sebagai
anti-inflamsi
 Tidak memiliki efek antiplatelet

 Efek samping ringan dan jarang, relatif tidak menyebabkan


gangguan lambung
 Dosis besar (6-12 gr) dapat menyebabkan kerusakan hati.

 Pada dosis terapinya merupakan pilihan yang aman bagi


banyak kondisi kesehatan, termasuk anak-anak dan ibu
hamil/menyusui
LANJUTAN…

 Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½


jam dan t1/2 plasma 1-3 jam
 Parasetamol diekskresi melalui ginjal

 Sediaan parasetamol berbentuk tablet 500 mg atau sirup


yang mengandung 120 mg/5ml
 Dosis dewasa maksimum 4 g/hari, anak-anak maksimum
1,2 g/ hari. Untuk anak 1-6 tahun :60-120 mg/kali dan bayi
dibawah 1 tahun 60mg/kali , maksimum 6 kali sehari
 Nama Dagang : SANMOL ( Sanbe), PANADOL (Sterling),
SISTENOL (Dexa Medica), PAMOL (Interbat), OTTOPAN
(Otto), PYREX ( Novell Pharma) dll
ASETOSAL
( ASAM ASETILSALISILAT,ASPIRIN)

 Memiliki aktivitas analgetik, antipiretik dan anti


imflamasi
 Memiliki efek antiplatelat sehingga dapat mencegah
pembekuand darah. Sebaiknya tidak digunakan pada
pasien dengan gangguan pembekuan darah (mis
hemofillia), sirosis hati, trombositopenia atau pada pasca
operasi
 Bersifat asam, dapat menyebabkan iritasi mukosa
lambung. Sebaiknya jangan diminum ketika lambung
kososng. Tidak direkomendasikan bagi pasien yang
memiliki riwayat gangguan lambung
LANJUTAN…

 Dapat menyebabkan Reye’s syndrome (suatu gangguan serius


pada sistem hepatik dan ssp), sebaiknya tidak digunakan pada
anak-anak dibawah 12 tahun
 20 % pasien asma memiliki sensitivitas/alergi terhadap
aspirin. Sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan
riwayat alergi (rinitis,urtikaria, asma, anafilaksis)
 Sebaiknya tidak digunakan pada wanita hamil karena dapat
memperpanjang waktu kelahiran dan meningkatkan resiko
pendarahan pasca kelahiran (post-partum)
 Nama dagang : APTOR (Nicholas), ASCARDIA (Pharos),
ASPILET ( Medifarma), FARMASAL (Fahrenheit)
LANJUTAN…

 Kadar tertinggi dicapai kira-kira 2 jam setelah


pemberian
 Diekskresikan melalui ginjal, keringat dan empedu

 Dosis dewasa ialah 325-650 mg diberikan secara oral


tiap 3 atau 4 jam. Untuk anak 15-20 mg/kg BB
diberikan 4-6 jam dengan dosis total tidak melebihi
3,6 g per hari
 Memiliki efek analgetika,antipiretika dan antinflamasi
yang kuat
 Merupakan obat lama, memiliki efek samping yang
cukup berbahaya yaitu leukopenia dan agranulositosis
(penurunan jlh leukosit granular ) yang dapat berakibat
kematian
 Nama Dagang : ANTALGIN BERLICO (Berlico
MuliaFarma), ANTALGIN HEXAFARM (Hexafarm),
CETALGIN (Soho), ANALSIK (Kombinasi antalgin
dan diazepam)
ASAM
MEFENAMAT
 Memiliki khasiat analgetika, antipiretik dan antiinflamasi yang cukup,
tetapi tidak lebih kuat daripada asetosal
 Bersifat asam, dapat menyebabkan gangguan lambung. Sebaiknya
jangan diminum pada saat perut kososng, atau pada pasien dengan
riwayat gangguan saluran cerna/lambung.
 Efek samping : diare, trombositopenia,anemia hemolitik dan ruam
kulit
 Tidak direkomendasikan pada anak-anak dan wanita hamil
 Sebaiknya tidak digunakan dalam jangka waktu lebih dari seminggu,
dan pada pemakaianlama perlu dilakukan pemeriksaan darah
 Nama Dagang :LAPISTAN (Lapi), MEFINAL(Sanbe),
OPISTAN(Otto), PONSTAN (Pfizer), PONDEX (Dexa Medica)
DIKLOFENAK
 Sebagai analgetik dan antiinflamasi terutama untuk inflamasi
pada sendi seperti artritis rematoid, osteoartritis dll
 Absorpsi melalui saluran cerna berlangsung cepat
 T ½ singkat 1-3 jam
 Efek samping yang lazim ialah mual, gastritis, eritema kulit
dan sakit kepala
 Sebaiknya hati-hati untuk penderita tukak lambung
 Pemakaian selama kehamilan tidak dianjurkan
 Dosis dewasa 100-150 mg sehari terbagi 2 atau 3 dosis
 Nama Dagang : CATAFLAM (Novartis Indonesia), FLAMAR
(Sanbe), KAFLAM (Kimia Farma), KLOTAREN (Kimia
Farma)
ANALGESIK NARKOTIK

 Merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat


seperti opium atau morfin
 Bekerja di susunan saraf pusat

 Reseptor tempat terikatnya opioid disel otak disebut


Reseptor opioid
 Obat yang mengantagonis efek opioid disebut
antagonis opioid
 Penggunaan terapi ; nyeri yang kuat hingga yang
paling kuat, nyeri tumor, nyeri yang disertai ketakutan
eksitensial
ANALGESIK OPIAT
MEKANISME KERJA

 Bekerja pada reseptor opiat di SSPreseptor yang memodulasi


trasmisi nyerimenurunkan persepsi nyeri dengan cara menyekat
nyeri pada bebagai tingkat, terutama di otak tengah dan medulla
spinalis
 Reseptor opiat ada 3 :

 Reseptor μ (mu) : berperan dalam analgesia supraspinal, depresi


respirasi, euforia dan ketergantungan
 Reseptor κ (kappa) : berperan dalam analgesia spinal, miosis,
sedasi
 Reseptor δ (delta) : disforia, halusinasi, stimulasi pusat vasomotor
CONTOH OBAT GOLONGAN OPIAT

Morfin
 Digunakan sebagai obat pilihan pertama untuk nyeri sedang sampai
berat
 Dapat diberikan secara oral, parentral atau rektal
 Efek samping : depresi respirasi (kombinasi dengan alkohol atau
depresan ssp), mual-muntah, konstipasi, pruritis, merah dan panas
pada flush area
 Metabolisme di hati
 Hati-hati pada kehamilan karena morfin dapat melewati sawar uri
dan mempengaruhi janin
 Ekskresi morfin melalui ginjal, feses dan keringat
 Nama Dagang : MST CONTINUS (MBF)
KODEIN

 Digunakan untuk nyeri ringan sampai sedang


 T ½ 3 jam, efikasi 1/10 morfin.

 Ketergantungan lebih rendah

 Dosis oral 30 mg setara dengan aspirin 325-600 mg

 Dosis kodein untuk antitusiv adalah 10 mg untuk orang


dewasa
 Nama Dagang : CODITAM (Kimia Farma),
CODIPRONT (Kimia Farma), CODIPRON CUM EXP
(Kimia Farma)
PETIDIN
 Efektivitas lebih besar dibandingkan dengan kodein
 T ½ 4jam, durasi analgetiknya 3-5 jam

 Efek puncak tercapai dalam 1 jam (injeksi) atau 2 jam (oral)

 Diberikan secara i.m atau oral

 Efek sampingnya setara morfin

 Penggunaan terapi ; infark miokard akut, serangan glaukoma


akut, pramedikasi, nyeri pasca bedah, kejang a( kejang his,
saluran lambung usus, sistem urogenital, pembuluh darah)
 Eliminasi melalui ginjal

 Nama Dagang : PETIDIN ( Kimia Farma)


TRAMADOL

 Digunakan untuk nyeri sedang sampai kuat oleh berbagai


penyebab akut dan kronis
 Lama kerja 6 jam, intensitas 1/5 – 1/10 morfin

 T ½ 6 jam

 Metabolisme dalam hati

 Eliminasi melalui ginjal

 Efek samping lebih ringan daripada morfin, sedikit hingga


sama sekali tidak ada depresi pernafasan
 Nama Dagang : TRAMAL (Pharos), KAMADOL (Kimia
Farma), FORGESIK (Bernofarm), TRAGESIK (Kalbe
Farma), TRADOSIK (Sanbe), TRUNAL DX (Ferron) dll
EFEK SAMPING UTAMA
OBAT GOLONGAN OPIAT
PENGGUNAAN ANALGETIK PADA KASUS
NYERI RINGAN SAMPAI BERAT

You might also like