You are on page 1of 27

Asuhan Keperawan DENGAN KASUS

Hipotiroid dan Hipertiroid


PRESENTED BY
RUSNOPIA SIMANUNTAK
&
Masran Matondang
ANATOMI FISIOLOGI
KELENJAR TIROID
KELENJAR TIROID
Makroskopis
Tiroid
Terletak dihadapan leher dan dibelakang m. strenohyoid dan m.
sternothyroid pada setinggi C5-T1 pada vertebra.
Terdiri dari pada lobus utama yang terletak kiri dan kanan anterolateral
pada larynx dan trakea. Terdapat istmus yang menghubungkan kedua-
dua lobus yang terletak setinggi cincin trakea kedua dan ketiga.
Kelenjar ini diselaputi oleh kapsula fibrosa . Darah dihantar ke dalam
kelenjar ini oleh sepasang a. tiroidea superior dan inferior. Terdapat
hampir 10% orang mempunyai a. tiriod ima yang merupakan
percabangan daripada trunkus brachiocephalica.
Vena yang menjadi pembuluh darah balik kelenjar ini ialah v. tiroidea
superior, v. tiroidea media dan v.tiroidea inferior. V. tiroidea superior dan
media bermuara ke v. jugularis interna manakala yang inferior bermuara
ke v. anonyma.
Duktus limfatikus kelenjar ini pula ialah noduli limfatisi prelaryngeal,
pretracheal, dan para trakeal yang bermuara ke dalam duktus limfatisi
inferior profudus.
Pembentukan Hormon Tiroid
Tahapan pembentukan hormon tiroid oleh sel folikel adalah sebagai berikut:
1. Penangkapan iodide dan oksidasi iodine
2. Pembentukan tiroglobulin
3. Organifikasi tiroglobulin ( iodine berikatan dengan tryosylmoities pada
tiroglobulin) untuk membentuk 3 monoiodotirosin dan 3,5 diioditirosin.
4. Coupling ikatan mono dan ikatan diiodo membentuk T4 atau T3
5. Hormon disimpan sel-sel folikuler berkaitan dengan tiroglobin.
6. Dengan stimulasi yang cukup, proteolisis memisahkan T4 dan T3 dari
tiroglobulin.
7. T3 dan T4 dilepaskan dan tiroglobulin mengalami siklus ulang.
Fungsi Hormon Tiroid Dalam Jaringan

1. Peningkatan Umum Kecepatan


Metabolisme
2. Efek Hormon Tiroid Atas Pertumbuhan
3. Pengaturan Sekresi Hormon Tiroid
PENGERTIAN HIPOTIROIDISME

 Hipotiroidisme adalah suatu


keadaan dimana kelenjar tirod
kurang aktif dan menghasilkan
terlalu sedikit hormone tiroid.
Hipotiroid yang sangat berat
disebut miksedema.
 Hipotiroidisme terjadi akibat
penurunan kadar hormon tiroid
dalam darah. Kelainan ini
kadang-kadang disebut
miksedema.
ETIOLOGI
Namun, pada Buku Ilmu Kesehatan, hipotiroidisme terbagi atas 2
berdasarkan penyebabnya, yaitu:
 Bawaan
1. Agenesis atau disgenesis kelenjar tiroidea.
2. Kelainan hormogonesis

 Didapat
Biasanya disebut hipotiroidisme juvenilis. Pada keadaan ini terjadi atrofi
kelenjar yang sebelumnya normal. Panyebabnya adalah
1. Idiopatik (autoimunisasi)
2. Tiroidektomi
3. Tiroiditis (Hashimoto, dan lain-lain)
4. Pemakaian obat anti-tiroid
5. Kelainan hipofisis.
6. Defisiensi spesifik TSH
Gejala Hipotiroidisme

penambahan berat badan


nyeri kepala
kelelahan
gangguan bicara
suara serak
kulit kering
Manifestasi Klinis

 Manifestasi klinis hipotiroidisme bentuk dewasa dan bentuk


juvenilis antara lain;
 1. Suara parau, tidak tahan dingin dan keringat berkurang
 2. Kulit dingin dan kering.
 3. Wajah membengkak dan gerakan lamban.
 4. Aktivitas motorik dan intelektual lambat.
 5. Relaksasi lambat dari reflek tendon dalam, perempuan
yang menderita hipotiroidisme sering mengeluh hiperminore.
Pemeriksaan Diagnostik

 Pemeriksaan darah
 Pemeriksaan laboratorium.
 Penderita tampak pucat, kulitnya kuning, pinggiran alis
matanya rontok, rambut tipis dan rapuh, ekspresi wajahnya
kasar, kuku rapuh, lengan dan tungkainya membengkak
serta fungsi mentalnya berkurang. Tanda-tanda vital
menunjukkan perlambatan denyut jantung, tekanan darah
rendah dan suhu tubuh rendah.
 Pemeriksaan rontgen
Manifestasi Klinis

 Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan


gerakan yang canggung lambat
 Penurunan frekuensi denyut jantung,
pembesaran jantung (jantung miksedema),
dan penurunan curah jantung.
 Pembengkakkan dan edema kulit, terutama
di bawah mata dan di pergelangan kaki.
 Penurunan kecepatan metabolisme,
penurunan kebutuhan kalori, penurunan
nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari
saluran cerna.
 Perubahan-perubahan dalam fungsi
reproduksi
 Kulit kering dan bersisik serta rambut
kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh
Komplikasi
 Koma miksedema
 Gangguan pertumbuhan dan perkembangan (Kretinisme)
 Jika hipotiroidisme yang berat sudah terjadi sewaktu hidup fetal,
maka kita akan mendapatkan penderita yang CEBOL
 Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi
semua gejala dengan segera.
 Penyakit Hashimoto
 Disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat otoantobodi yang merusak
jaringan tiroid. Ini menyebabkan penurunan HT disertai
peningkatan kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang
minimal.
 Gondok Endemic
 Hipotiroid akibat defisiensi iodium dalam makanan.
 Karsinoma
(Long, Barbara.C,2000:261 dan Hudak and Gallo,1996:479)
PENGERTIAN HIPERTIROIDISME

 Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di


mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini
berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan
hormon tiroid berlebihan.
 Hipertiroidisme adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi
berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi
kelenjar tiroid hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth
J.Corwin:296)
EtiologI

Beberapa penyakit yang


menyebabkan Hipertiroid yaitu :
•Penyakit Graves
•Toxic Nodular Goiter
•Produksi TSH yang Abnormal
• Tiroiditis (Radang kelenjar
Tiroid)
Manifestasi Klinis
1.Peningkatan frekuensi denyut jantung
2.Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin
3.Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
4.Penurunan berat badan, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5.Peningkatan frekuensi buang air besar
6.Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7.Gangguan reproduksi
8.Tidak tahan panas
9.Cepat letih
10.Tanda bruit
11.Haid sedikit dan tidak tetap
12.Pembesaran kelenjar tiroid
13.Mata melotot (exoptalmus
Klasifikasi

Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:


 Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
 Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme

 Klasifikasi lain :
 Goiter Toksik Difusa (Graves’ Disease)
 Nodular Thyroid Disease
 Postpartum Thyroiditis
Pnykt Graves (antibody Nodul tiroid
Tiroiditis
reseptor TSH toksik
merangsang aktivitas
tiroid)

Sekresi hormon
tiroid yang
berlebihan

hipertiroidisme

hipermetabolism
Aktifitas simpatik Gerakan bola
e
berlebihan mata relatif lambat
Ketidakseimban
gan energi
dengan Perubahan Infiltrasi limfosit,
kebutuhan kondulksi listrk sel mast ke
tubuh jantung jaringan orbital &
otot mata
kelelaha
pe↓ BB Beban kerja
n
jantung ↓ eksoftalmus

Perubahan Kurang
Aritmia, Resiko
nutrisi pengetahua
takikardi kerusakan
kurang dari n integritas
kebutuhan
jaringan
tubuh Resiko pe↓
curah
jantung
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA GANGGUAN SYSTEM
ENDOKRIN HIPOTIROIDISME
DAN HIPERTIROIDISME
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA GANGGUAN SYSTEM ENDOKRIN HIPOTIROIDISME

Pengkajian
1. Anamnesis
 Identitas klien
 Keluhan utama klien
Mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh;
 Sistem pulmonary : Hipovenilasi, efusi pleura, dipsnea
 Sistem pencernaan : anoreksia, opstipasi, distensi abdomen
 Sistem kardiovaslkuler : Bradikardi, distrimia, cardiomegali
 Sistem musculoskeletal : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot lambat
 Sistem neurologik dan Emosi/psikologis : fungsi intelektual lambat, berbicara
lambat dan terbata – bata, gangguan memori
 Sistem reproduksi : perubahan ovulasi, anovulasi, dan penurunan libido
 Metabolik : penurunan metabolism basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi
terhadap dingin

 Riwayat penyakit saat ini


Riwayat penyakit sangat penting diketahui untuk mengetahui jenis kelenjar teroid
yang mengalami atrofi. Perawat harus menanyakan dengan jelas tentang gejala
yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh, atau bertambah buruk.
Diagnosa Keperawatan

1. Intoleran aktifitas berhubungan dengan


penurunan metabolisme sekunder
terhadap hipotiroidisme
2. Resiko tinggi terhadap konstipasi
berhubungan dengan penurunan
peristaltic.
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan depresi ventilasi.
N Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi Rasionalisasi
o Hasil
1 Intoleran aktifitas Tolerasi Melaporkan 1.Anjurkan aktivitas sesuai tolerasi. Istirahat membantu menghemat energy.
berhubungan dengan aktivitas sedikit lelah
penurunan membaik. pada AKS 2.Bantu aktivitas perawatan mandiri Memberikan kesempatan pada pasien
metabolism sekunder ketika pasien berada dalam keadaan berada dalam keadaan lelah
terhadap lelah.
hipotiroidisme

2 Resiko tinggi Hilang dari Melaporkan 1.Berikan makanan yang kaya serat. Meningkatkan massa feses dan frekuensi
terhadap konstipasi konstipasi pasase 2.Ajarkan pada pasien tentang jenis – buang air besar.
berhubungan dengan bentuk feses jenis makanan yang banyak mengandung
penurunan peristaltic lunak air. Untuk peningkatan asupan cairan kepada
3.Kolaborasi pemberian obat pencahar pasien agar feses tidak keras.
dan enema bila diperlukan.
Untuk mengencerkan feses.

3 Pola nafas tidak Perbaikan Melaporkan 1. Pantau frekuensi, kedalaman, pola Mengidentifikasi hasil pemeriksaan dasar
efektif berhubungan dan pola dapat pernafasan. untuk memantau perubahan selanjutnya
dengan depresi nafas bernafas dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
ventilasi normal dengan 2. Dorong pasien untuk nafas dalam dan
efektif batuk. Mencegah aktifitas dan meningkatkan
aktifitas yang adekuat.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA
HIPERTIROID
Asuhan Keperawatan
1. Anamnesis
 Identitas klien
 Keluhan utama klien
Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan koordinasi, kelelahan berat
 Tanda : Atrofi otot
 Sirkulasi
 Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
 Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah dengan
tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
 Eliminasi
 Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning,
poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine
berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
 Integritas / Ego
 Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.
 Tanda : Ansietas peka rangsang
 Makanan / Cairan
Diagnosa Keperawatan

 Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien


dengan hipertiroid adalah sebagai berikut (Carpenito, 2007):
 Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,
peningkatan beban kerja jantung.
 Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan energi.
 Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan
nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).
 Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status
hipermetabolik.
 Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal
sumber informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Hardi .2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC – NOC. Edisi 1
Revisi. Yogyakarta : Mediaction.
Hall,Guyton dkk. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, Jakarta: EGC
Akses Internet [ Pada 12 januari 2018 ] di http://paydayloans-mo.com/thyroid-anatomy-and-physiology/organs-in-
hypogastr-website-inspiration-thyroid-anatomy-and-physiology/
Akses Internet [ Pada 12 januari 2018 ] di https://www.scribd.com/doc/305935100/ASKEP-HIPERTIROID Uploaded
by ayu on Mar 25, 2016

Akses Internet [ Pada 12 januari 2018 ] di https://www.scribd.com/doc/304235160/ASKEP-HIPOTIROID Uploaded


by selseptiana on Sep 29, 2014

Akses Internet [Pada 13 januari 2018 ] di https://www.scribd.com/document/241289420/PATOFISIOLOGI-hipotiroid


Uploaded by ayu on Mar 25, 2016

Akses Internet [Pada 13 januari 2018 ] di https://www.scribd.com/doc/146805436/Study-Kasus-Hipotiroid


Uploaded by Fahmiatul Fununi on Jun 10, 2013

https://media.neliti.com/media/publications/18572-ID-beberapa-faktor-risiko-kejadian-hipertiroid-pada-wanita-usia-s
ubur-di-kabupaten.pdf
diambil dari JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Terima
Kasih

You might also like