You are on page 1of 23

KESAKITAN & KEMATIAN

IBU DAN BAYI BARU LAHIR

IKM 7 2018
Kematian ibu

 Kematian seorang perempuan yang terjadi selama


kehamilan sampai dengan 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan, tanpa memperhatikan
lama dan tempat terjadinya kehamilan, yang
disebabkan oleh atau dipicu oleh oleh
kehamilannya, atau penanganan kehamilannya,
tetapi bukan karena kecelakaan”
 Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin
serta bayi baru lahir sejak lama telah menjadi masalah,
khususnya di negara-negara berkembang
 Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang
merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu
per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan
dengan rasio kematian ibu di negara maju
 Sekitar 25-50% kematian perempuan usia subur
disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan
kehamilan.
 Kematian saat melahirkan menjadi penyebab utama
mortalitas perempuan pada masa puncak
produktivitasnya
 Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini
tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 228 per
100.000 kelahiran. (tahun 2007)
 Indonesia menetapkan target AKI 125/100.000 pada 2015
(Mdgs 2010)
 Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012 AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup
 SDKI 2015 305/100.000 KH
 penyebabkematian ibu masih didominasioleh penyebab
klasik yaitu perdarahan 35%,hipertensi22% dan lain
lain(penyebab tidak langsung)cukup besar termasuk
didalamnya penyebab penyakit non obsteri 32%.
 Penyebab langsung kematian ibu biasanya terkait erat
dengan kondisi kesehatan ibu sejak proses kehamilan,
persalinan dan nifas.
 Sedangkan penyebab tidak langsung lebih terkait
dengan kondisi sosial, ekonomi, geografis serta
perilaku budaya masyarakat yang terangkum dalam
Empat Terlalu (terlalu muda usia, terlalu tua usia,
terlalu banyak anak, terlalu rapat kehamilan)
 dan Tiga Terlambat (terlambat mengambil keputusan,
terlambat membawa ke fasilitas kesehatan, terlambat
mendapat pelayanan kesehatan).
Kematian ibu dibedakan menjadi dua kelompok

 Direct obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang


langsung disebabkan oleh komplikasi obstetri pada
masa hamil, bersalin dan nifas, atau kematian yang
disebabkan oleh suatu tindakan, atau berbagai hal
yang terjadi akibat tindakan-tindakan tersebut yang
dilakukan selama hamil, bersalin atau nifas.
 Indirect obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang
disebabkan oleh suatu penyakit, yang bukan
komplikasi obstetri, yang berkembang atau
bertambah berat akibat kehamilan atau persalinan.
Kematian Bayi
 Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara
saat setelah lahir sampai bayi belum berusia tepat
satu tahun.
 Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi
empat kelompok yaitu :
 Rendah jika AKB kurang dari 20.
 Sedang jika AKB antara 20 – 49.
 Tinggi jika AKB antara 50 – 99.
 Sangat Tinggi AKB lebih dari 100.
 Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara
saat setelah bayi lahir sampai bayi belum
berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang
dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis
besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada
dua macam yaitu endogen dan eksogen.
 Kematian bayi endogen atau yang umum disebut
dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi
yang terjadi pada bulan pertama setelah
dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-
faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang
diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi
atau didapat selama kehamilan.
 Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-
natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah
usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun
yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian
dengan pengaruh lingkungan luar.
 AKB 2012 32/1000 KH
 AKB 2015 22,23/1000 KH
Berbagai permasalahan masih dialami oleh Indonesia sehingga upaya
penurunan AKI dan AKB sulit dilakukan. Permasalahan yang ada
tersebut antara lain

 Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi


desentralisasi menuntut adanya perubahan peran dan
tanggung jawab di tingkat propinsi dan kabupaten/kota.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab
penuh untuk merencanakan dan melaksanakan pelayanan
kesehatan di daerahnya.
 Kesenjangan dalam penyediaan pelayanan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir. Selain jumlah fasilitas yang tersedia
masih terbatas, kualitas juga dinilai masih rendah.
 Kesenjangan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan
ibu dan bayi baru lahir.
 Pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
yang tidak merata sangat erat hubungannya dengan
kemiskinan, pendidikan wanita, faktor geografis dan
pembangunan sosial.
 Kesenjangan dalam pembiayaan pelayanan kesehatan
ibu dan bayi baru lahir.
 Pelayanan di fasilitas kesehatan diberikan dengan cara
pembayaran tunai, kecuali pelayanan bagi keluarga
miskin di fasilitas kesehatan pemerintah
 kesenjangan dalam komitmen politik dan kebijakan
terhadap kesehatan ibu dan bayi baru lahiKesenjangan
dalam kerjasama dan koordinasi antara pemerintah
dan mitra kerja seperti kerjasama antar departemen,
dengan sektor swasta, LSM dan organisasi profesi serta
lembaga donor
Perkembangan Upaya Global Penurunan
Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir
 upaya Safe Motherhood diterjemahkan sebagai
Upaya Kesejahteraan/Keselamatan Ibu. Istilah
”Kesejahteraan Ibu” menunjukkan ruang lingkup
yang lebih luas, meliputi hal-hal diluar kesehatan,
sedangan ”Keselamatan Ibu” mempunyai
kokonotasi yang terkait langsung dengna aspek
kesehatan
upaya

 1. Kembangkan Safe Motherhood melalui Hak Azasi Manusia,


 2. Memberdayakan Perempuan,
 3. Memberikan Kesempatan Memilih,
 4. Safe Motherhood : Inventasi Sosial dan Ekonomi yang Vital,
 5. Tunda Perkawinan dan Kehamilan Pertama,
 6. Setiap Kehamilan Menghadapi Risiko,
 7. Pastikan Persalinan Ditolong oleh Tenaga Terdidik/Terampil,
 8. Tingkatkan Akses terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu yang
Berkualitas,
 9. Cegah Kehamilan yang Tak Diinginkan dan Atasi Aborsi yang
Tak Aman,
 10. Ukur Kemajuan Program Safe Motherhood Kekuatan dalam
Kemitraan untuk Safe Motherhood.
Empat Pilar Safe motherhood

 Keluarga Berencana

 Konseling dan pelayanan keluarga berencana harus tersedia


pada semua pasangan dan individu.
 Pelayanan keluarga berencana harus menyediakan
informasi dan konseling yang lengkap dan juga pilihan
metode kontrasepsi yang memadai, termasuk kontrasepsi
emergensi, dan pelayanan ini harus merupakan bagian dari
program kompherensif pelayanan kesehatan reproduksi.
 Program keluarga berencana memiliki peranan dalam
menurunkan risiko kematian ibu melalui pencegahan
kehamilan, penundaan usia kehamilan serta menjarangkan
kehamilan.
 Asuhan Antenatal

 Dalam masa kehamilan, petugas kesehatan harus memberikan


pendidikan pada ibu hamil tentang cara menjaga diri agar tetap
sehat dalam masa tersebut, membantup erempuan hamil serta
keluarganya untuk persiapan kehamilan bayi, meningkatkan
kesadaran mereka tentang kemungkinan adanya risiko tinggi atau
terjadinya komplikasi dalam kehamilan/persalinan dan cara
mengenali komplikasi tersebut secara dini.
 Petugas kesehatan diharapkan mampu mengidentifikasi dan
melakukan penanganan risiko tinggi/komplikasi secara dini serta
meningkatkan status kesehatan perempuan hamil.
 Persalinan Bersih dan Aman

 Dalam persalinan, pererempuan harus ditolong oleh tenaga


kesehatan profesional yang memahami cara menolong
persalianan yang bersih dan aman.
 Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini
gejala dan tanda komplikasi persalinan serta mampu
melakukan penatalaksanaan dasar terhadap gejala dan
tanda tersebut.
 Selain itu, mereka juga harus siap untuk melakukan rujukan
komplikasi persalinan yang tidak bisa diatasinya ke tingkat
pelayanan yang lebih mampu.
 Pelayanan obstetri esesial

 Pelayanan obstetri esensial bagi ibu yang mengalami


kehamilan risiko tinggi atau komplikasi diupayakan agar
berada dalam jangkauan setiap ibu hamil.
 Pelayanan obstetri esensial meliputi kemampuan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk melakukan tindakan dalam
mengatasi risiko tinggi dan komplikasi kehamilan dan
persalinan.
 Asuhan Bayi Baru Lahir Esensial

 Kewaspadaan umum (universal precauton)


 Penilaian awal BBL
 Manajemen BBl normal
 Manajemen BBL asfiksia
 Pencegahan kehilangan panas
 Inisiasi menyusu Dini
 Pencegahan perdarahan
 Pencegahan infeksi mata
 Pemberian imunisasi
 Pemberian identitas
 Anamnesis dan pemeriksaan fisis
 Pemulangan BBL
 Kunci dari model tersebut adalah identifikasi satu perangkat
penyebab langsung dan/atau variabel perantara yang secara
langsung mempengaruhi risiko kesakitan dan kematian bayi.
 Dalam model tersebut yang dianggap sebagai faktor penyebab
langsung adalah:

 1. Faktor Ibu : Umur, Paritas, jarak kehamilan

 2. Kontaminasi Lingkungan : air, kulit, tanah, insektisida,dll

 3. Kekurangan zat gizi : Kalori, protein, vitamin dan mineral

 4. kecelakaan : trauma

 5. Kontrol penyakit individu: Pencegahan dan pengobatan


penyakit
TERIMAKASIH

You might also like