kehamilan sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa memperhatikan lama dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh atau dipicu oleh oleh kehamilannya, atau penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan” Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di negara maju Sekitar 25-50% kematian perempuan usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan menjadi penyebab utama mortalitas perempuan pada masa puncak produktivitasnya Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 228 per 100.000 kelahiran. (tahun 2007) Indonesia menetapkan target AKI 125/100.000 pada 2015 (Mdgs 2010) Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup SDKI 2015 305/100.000 KH penyebabkematian ibu masih didominasioleh penyebab klasik yaitu perdarahan 35%,hipertensi22% dan lain lain(penyebab tidak langsung)cukup besar termasuk didalamnya penyebab penyakit non obsteri 32%. Penyebab langsung kematian ibu biasanya terkait erat dengan kondisi kesehatan ibu sejak proses kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan penyebab tidak langsung lebih terkait dengan kondisi sosial, ekonomi, geografis serta perilaku budaya masyarakat yang terangkum dalam Empat Terlalu (terlalu muda usia, terlalu tua usia, terlalu banyak anak, terlalu rapat kehamilan) dan Tiga Terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat membawa ke fasilitas kesehatan, terlambat mendapat pelayanan kesehatan). Kematian ibu dibedakan menjadi dua kelompok
Direct obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang
langsung disebabkan oleh komplikasi obstetri pada masa hamil, bersalin dan nifas, atau kematian yang disebabkan oleh suatu tindakan, atau berbagai hal yang terjadi akibat tindakan-tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil, bersalin atau nifas. Indirect obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh suatu penyakit, yang bukan komplikasi obstetri, yang berkembang atau bertambah berat akibat kehamilan atau persalinan. Kematian Bayi Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu : Rendah jika AKB kurang dari 20. Sedang jika AKB antara 20 – 49. Tinggi jika AKB antara 50 – 99. Sangat Tinggi AKB lebih dari 100. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor- faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo- natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. AKB 2012 32/1000 KH AKB 2015 22,23/1000 KH Berbagai permasalahan masih dialami oleh Indonesia sehingga upaya penurunan AKI dan AKB sulit dilakukan. Permasalahan yang ada tersebut antara lain
Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi
desentralisasi menuntut adanya perubahan peran dan tanggung jawab di tingkat propinsi dan kabupaten/kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab penuh untuk merencanakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan di daerahnya. Kesenjangan dalam penyediaan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Selain jumlah fasilitas yang tersedia masih terbatas, kualitas juga dinilai masih rendah. Kesenjangan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang tidak merata sangat erat hubungannya dengan kemiskinan, pendidikan wanita, faktor geografis dan pembangunan sosial. Kesenjangan dalam pembiayaan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Pelayanan di fasilitas kesehatan diberikan dengan cara pembayaran tunai, kecuali pelayanan bagi keluarga miskin di fasilitas kesehatan pemerintah kesenjangan dalam komitmen politik dan kebijakan terhadap kesehatan ibu dan bayi baru lahiKesenjangan dalam kerjasama dan koordinasi antara pemerintah dan mitra kerja seperti kerjasama antar departemen, dengan sektor swasta, LSM dan organisasi profesi serta lembaga donor Perkembangan Upaya Global Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir upaya Safe Motherhood diterjemahkan sebagai Upaya Kesejahteraan/Keselamatan Ibu. Istilah ”Kesejahteraan Ibu” menunjukkan ruang lingkup yang lebih luas, meliputi hal-hal diluar kesehatan, sedangan ”Keselamatan Ibu” mempunyai kokonotasi yang terkait langsung dengna aspek kesehatan upaya
1. Kembangkan Safe Motherhood melalui Hak Azasi Manusia,
2. Memberdayakan Perempuan, 3. Memberikan Kesempatan Memilih, 4. Safe Motherhood : Inventasi Sosial dan Ekonomi yang Vital, 5. Tunda Perkawinan dan Kehamilan Pertama, 6. Setiap Kehamilan Menghadapi Risiko, 7. Pastikan Persalinan Ditolong oleh Tenaga Terdidik/Terampil, 8. Tingkatkan Akses terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu yang Berkualitas, 9. Cegah Kehamilan yang Tak Diinginkan dan Atasi Aborsi yang Tak Aman, 10. Ukur Kemajuan Program Safe Motherhood Kekuatan dalam Kemitraan untuk Safe Motherhood. Empat Pilar Safe motherhood
Keluarga Berencana
Konseling dan pelayanan keluarga berencana harus tersedia
pada semua pasangan dan individu. Pelayanan keluarga berencana harus menyediakan informasi dan konseling yang lengkap dan juga pilihan metode kontrasepsi yang memadai, termasuk kontrasepsi emergensi, dan pelayanan ini harus merupakan bagian dari program kompherensif pelayanan kesehatan reproduksi. Program keluarga berencana memiliki peranan dalam menurunkan risiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, penundaan usia kehamilan serta menjarangkan kehamilan. Asuhan Antenatal
Dalam masa kehamilan, petugas kesehatan harus memberikan
pendidikan pada ibu hamil tentang cara menjaga diri agar tetap sehat dalam masa tersebut, membantup erempuan hamil serta keluarganya untuk persiapan kehamilan bayi, meningkatkan kesadaran mereka tentang kemungkinan adanya risiko tinggi atau terjadinya komplikasi dalam kehamilan/persalinan dan cara mengenali komplikasi tersebut secara dini. Petugas kesehatan diharapkan mampu mengidentifikasi dan melakukan penanganan risiko tinggi/komplikasi secara dini serta meningkatkan status kesehatan perempuan hamil. Persalinan Bersih dan Aman
Dalam persalinan, pererempuan harus ditolong oleh tenaga
kesehatan profesional yang memahami cara menolong persalianan yang bersih dan aman. Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi persalinan serta mampu melakukan penatalaksanaan dasar terhadap gejala dan tanda tersebut. Selain itu, mereka juga harus siap untuk melakukan rujukan komplikasi persalinan yang tidak bisa diatasinya ke tingkat pelayanan yang lebih mampu. Pelayanan obstetri esesial
Pelayanan obstetri esensial bagi ibu yang mengalami
kehamilan risiko tinggi atau komplikasi diupayakan agar berada dalam jangkauan setiap ibu hamil. Pelayanan obstetri esensial meliputi kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan tindakan dalam mengatasi risiko tinggi dan komplikasi kehamilan dan persalinan. Asuhan Bayi Baru Lahir Esensial
Kewaspadaan umum (universal precauton)
Penilaian awal BBL Manajemen BBl normal Manajemen BBL asfiksia Pencegahan kehilangan panas Inisiasi menyusu Dini Pencegahan perdarahan Pencegahan infeksi mata Pemberian imunisasi Pemberian identitas Anamnesis dan pemeriksaan fisis Pemulangan BBL Kunci dari model tersebut adalah identifikasi satu perangkat penyebab langsung dan/atau variabel perantara yang secara langsung mempengaruhi risiko kesakitan dan kematian bayi. Dalam model tersebut yang dianggap sebagai faktor penyebab langsung adalah:
1. Faktor Ibu : Umur, Paritas, jarak kehamilan
2. Kontaminasi Lingkungan : air, kulit, tanah, insektisida,dll
3. Kekurangan zat gizi : Kalori, protein, vitamin dan mineral
4. kecelakaan : trauma
5. Kontrol penyakit individu: Pencegahan dan pengobatan