Professional Documents
Culture Documents
Nama : Tn. H. A
No. RM : 00070493
Umur : 58 Tahun
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Kp. jurumudi
Suku : Jawa
Tanggal masuk: 11 – 08- 2018
Tanggal periksa : 15- 08- 2018
ANAMNESA
Anamnesis dilakukan secara allo-anamnesis pada tanggal 15 Agustus 2018 di ruang rawat inap RS
Islam Sari Asih Ar-Rahmah.
Keluhan Utama : Tangan dan kaki kanan terasa lemah tidak bisa digerakkan sejak 3 hari SMRS
2222 5555
Ekstremitas Inferior Dextra Ekstremitas Inferior Sinistra
Keterangan:
2 ada pergerakan, tidak mampu melawan tahanan
5 Dapat melawan tahanan, normal
3.Tonus Otot
a.Hipotoni : - /-
b.Hipertoni : -/-
d) Sistem Ekstrapiramidal : Tidak ditemukan kelaianan
e) Sistem Koordinasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
F) Fungsi Kortikal
1. Atensi : Dalam Batas Normal
2. Konsentrasi : Dalam Batas Normal
3. Disorientasi : Dalam Batas Normal
4. Kecerdasan : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
5. Bahasa : Disartria
6. Memori : Tidak ditemukan gangguan memori
7. Agnosia : Pasien dapat mengenal objek dengan baik
Keton
GDP (mg/dL) 203
GD 2PP (mg/dL) 277
Natrium (mEq/L) 140
Kesan : Terdapat gambaran lesi hipodens pada hemisfer otak sinistra infark serebri
Foto Thorax Tanggal 12 Agustus 2018
Hasil:
• Soft tissue dan skeletal normal
• Trakea di tengah
• Hili tidak tampak kelainan
• Corakan bronkovaskular normal
• Kedua sudut kostofrenikus lancip
• Diafragma tidak tampak kelainan
• Cor: CTR <50%, aorta normal
Kesan: Pulmo dan kardio dalam batas normal
RESUME
Seorang laki-laki Tn. H.A usia 42 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat RS
Islam Sari Asih Ar Rahmah dengan keluhan hemiparase dekstra disertai diartria
sejak 3 hari SMRS. Pasien belum pernah mengalami hal yang serupa sebelumnya.
Dulu pasien pernah di rawat inap karena mengalami cephalgia berat akibat
hipertensi yang tidak terkontrol. Dari pemeriksaan fisik status generalis tidak
ditemukan kelainan yang berarti selain hipertensi. Dari pemeriksaan status
neurologis ditemukan adanya hemiparesis N.VII dan N.XII ke arah dekstra.
Kelemahan pada ekstremitas dekstra. Pemeriksaan CT-Scan menunjukkan bukti
adanya infark pada hemisfer cerebri sinistra. Dari pemeriksaan laboratorium
darah didapatkan ureum kreatinin pasien tinggi, pasien mengalami gagal ginjal
kronik. Pasien juga mempunyai riwayat kencing manis yang tidak terkontrol.
DIAGNOSIS & DIAGNOSIS BANDING
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad malam
PEMBAHASAN KASUS
PEMBAHASAN KASUS
Definisi
Stroke non hemoragik sekumpulan tanda klinik yang berkembang oleh sebab
vaskular. Gejala ini berlangsung 24 jam atau lebih pada umumnya terjadi akibat
berkurangnya aliran darah ke otak, yang menyebabkan cacat atau kematian.
Etiologi
1. makroskopik, stroke non hemoragik sering disebabkan oleh emboli
ektrakranial atau trombosis intrakranial. penurunan aliran serebral.
2. seluler, setiap proses yang mengganggu aliran darah menuju otak
menyebabkan timbulnya kaskade iskemik yang berujung pada terjadinya
kematian neuron dan infark serebri.
PATOFISOLOGI
Faktor resiko yang dapat dirubah
Hipertensi
DM tipe I atau II
Hiperkolesterolemia
Hiperhomosisteinemia
Merokok, alkohol, obat-obatan
Migrain
Lain-lain : obesitas, kurang olahraga
Klasifikasi
Berdasarkan Patologi Anatomi:
Stroke Iskemik: TIA, Trombosis serebri, emboli serebri
Stroke hemoragik: Perdarahan intraserebral, perdarahan
subarakhnoid
Berdasarkan stadium/waktu:
TIA (transient ischemic attack)
Stroke in evolution
Completed stroke
Reversibel Ischemic Neurology Deficit (RIND)
Klasifikasi
Patofisiologi
Vaskuler
Aterosklerosis, trombosis sinus/ vena
Kelainan jantung
Trombus mural, aritmia jantung, fibrilasi atrium
Kelainan darah
Trombositosis, polisitemia, hiperkoagulasi
Gejala Klinis Perdarahan Intraserebral Perdarahan Subarachnoid Stroke Non Hemoragik
(PIS) (PSA)
TIA sebelumnya - - +
Onset Menit-jam 1-2 menit Pelan (jam-hari)
Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan/tidak ada kecuali lesi di batang
otak
Hipertensi +++ - ++
Penurunan Kesadaran ++ + +/-
Pemeriksaan hemostasis
Waktu protrombin, APTT, Kadar fibrinogen, D-dimer, INR
Viskositas plasma
Pemeriksaan neurokardiologi
EKG
Pemeriksaan radiologi
Foto toraks
CT-Scan
Penatalaksanaan
1. Prosedur diagnostik EKG, Ro.thoraks, CT Scan, lab rutin (DPL, fungsi hati,
fungsi ginjal, profil lipid, elektrolit,GDS), pemeriksaan khusus sesuai dg
indikasi.
2. Pengobatan KU yg akan mempengaruhi outcome (hipertensi, suhu tubuh dan
kadar gula darah)
3. Terapi khusus yang berhubungan dengan patogenesis stroke trombolisis,
antitrombotik (heparin, antiplatelet), neuroprotektan, hemodilusi
4. Pencegahan dan pengobatan komplikasi
5. Pencegahan sekunder dini
6. Rehabilitasi dini
Tatalaksana Stroke Akut
Stabilisasi fungsi kardiologis melalui ABC
Posisi kepala dan badan atas 20-30o, infus terpasang, boleh dimulai bertahap bila
hemodinamik stabil
Bebaskan jalan nafas, bila perlu berikan oksigen 1-3 L/menit sampai ada hasil
pemeriksaan gas darah
Kandung kemih yang penuh dikosongkan, sebaiknya dengan kateterisasi intermiten
Penatalaksanaan tekanan darah dilakukan secara khusus
Hiperglikemia atau hipoglikemia harus segera dikoreksi
Suhu tubuh harus dipertahankan normal
Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan
Tatalaksana
Terapi Khusus
- Stroke Non Hemoragik
Memperbaiki perfusi jaringan : Pentoxyfilin : Reotal
Sebagai anti koagulansia : Heparin, Warfarin
Melindungi jaringan otak iskemik : Nimodipin
Anti udema otak : Deksametason, Manitol
Anti agregasi platelet : golongan asam asetil salisilat (aspirin).
Penatalaksanaan
Pengobatan secara umum
Pertahankan saluran pernafasan yang baik
Pertahankan tekanan darah yang cukup, untuk itu evaluasi fungsi jantung dan
organ vital lain
Pertahankan milieu intern, yaitu kualitas darah cairan dan elektrolit, protein
darah, dan keseimbangan asam basa yang baik
Pertahankan bladder dan rectum
Hindarkan berlangsungnya febris, dan pemakaian glukosa dalam nutrisi
parenteral. 9
Pengobatan pada infark otak
Tahap akut
Dua kesempatan yang harus dimanfaatkan yaitu jendela reperfusi dan jendela
terapi (therapeutic window).5 Apabila sasaran dari terapi stroke akut adalah
daerah inti dari iskemi yaitu daerah dimana neuron mengalami kekurangan
oksigen dan depat mati, maka hanya terapi yang cepat dan efektif yang dapat
mengembalikan sumbaan aliran darah dan meningkatkan aliran sebelum sel
mengalami rusak yang ireversibel. Pada daerah penumbra iskemik, aliran
darah secara bertahap menurun. Daerah penumbra merupakan sasaran terapi
yang menjanjikan karena periode jendela terapi yang beberapa jam.13
1. Memberi aliran darah kembali pada bagian
otak tersebut
a. Membuka sumbatan
Trombolisis dengan streptokinase atau urikinase, keduanya merubah sirkulasi
plasminogen menjadi plasmin. Jadi timbul systemic lytic state, serta dapat
menimbulkan bahaya infark hemoragik
Fibrinolisis local dengan tissue plasminogen activator, disini hanya terjadi
fibrinolisis local yang amat singkat.
b. Menghilangkan vasokonstriksi
Calcium channel blocker, agar diberikan dalam 3 jam pertama dan belum ada
edema otak (GCS >12)
c. Mengurangi viskositas darah
Hemodilusi; mengubah hemoreologi darah : pentoxyfilin
d. Menambah pengiriman oksigen
Perfluorocarbon, oksigen hiperbarik
e. Mengurangi edema : Manitol
2. Mencegah kerusakan sel yang iskemik.
a. Mengurangi kebutuhan oksigen: hipotermi, barbiturat
b. Menghambat pelepasan glutamat, dengan merangsang reseptor adenosine dari
neuron; mengurangi produksi glutamate dengan methionin
c. Mengurangi akibat glutamate
NMDA blocker pada iskemia regional
AMPA blocker pada iskemia global yang sering disertai asidosis
d. Inhibisi enzim yang keluar dari neuron seperti enzim protein kinase C yang
melarutkan membrane sel dapat diinhibisi dengan ganglioside GM1
e. Menetralisir radikal bebas dengan vitamin C, vitamin E, superoxide dismutase
seperti 2-1 aminosteroid (lazeroid) akan memperpanjang half life dari endothelial
derived relaxing factor.
f. Mengurangi produksi laktat : turunkan gula darah sampai normal
g. Mengurangi efek brain endorphine : naloxone
3. Memulihkan sel yang masih baik
Metabolic activator seperti citicholin, piracetam, piritinol bekerja dalam
bidang ini
4. Menghilangkan sedapat mungkin semua faktor resiko yang ada
5. Pengobatan penyebab stroke
6. Kalau terbentuk trombus pada aliran darah cepat, dan trombus ini melewati
permukan kasar seperti plaque arteria maka akan terbentuk white clot
(gumpalan platelet dengan fibrin). Obat yang bermanfaat adalah aspirin
7. Mencegah kerusakan sel yang iskemik.9,13
Mengurangi kebutuhan oksigen: hipotermi, barbiturat
Menghambat pelepasan glutamat, dengan merangsang reseptor adenosine dari
neuron; mengurangi produksi glutamate dengan methionin
8. Memulihkan sel yang masih baik
Metabolic activator seperti citicholin, piracetam, piritinol bekerja dalam
bidang ini
9.Menghilangkan sedapat mungkin semua faktor resiko yang ada
10. Pengobatan penyebab stroke
Kalau terbentuk trombus pada aliran darah cepat, dan trombus ini melewati
permukan kasar seperti plaque arteria maka akan terbentuk white clot
(gumpalan platelet dengan fibrin). Obat yang bermanfaat adalah aspirin untuk
mengurangi agregasi platelet ditambah tiklodipin untuk mengurangi daya
pelekatan dari fibrin. Bila kemudian hal ini diikuti oleh stenosis dan
pelambatan aliran darah yang progresif, maka terapi adalah antikoagulan
sampai penyebab dapat dihilangkan atau sampai buntu total dan aliran darah
hanya dari kolateral saja baru antikoagulan dihentikan dan diganti dengan
aspirin. sampai penyebab dapat dihilangkan atau sampai buntu total dan
aliran darah hanya dari kolateral saja baru antikoagulan dihentikan dan
diganti dengan aspirin.
Fase Pasca Akut
Pengobatan dititikberatkan pada tindakan rehabilitasi penderita, dan
pencegahan terulangnya stroke.4
Rehabilitasi Upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita, fisik dan
mental dengan fisioterapi, terapi wicara dan psikoterapi.4
Prinsip dasar rehabilitasi:11
Mulailah rehabilitasi sedini mungkin
Harus sistematik
Meningkat secara bertahap
Pakailah bentuk rehabilitasi yang spesifik untuk defisit penderita
Terapi preventif
Pencegahan Primer, untuk mencegah terjadinya aterom
Terimakasih