You are on page 1of 20

Asma pada Anak

dr. TILMIZA, Sp.A


Pengertian
• Asma mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan
karakteristik sebagai berikut: timbul secara episodik,
cenderung pada malam/dini hari (nokturnal), musiman,
setelah aktivitas fisik, serta terdapat riwayat asma atau
atopi lain pada pasien dan/atau keluarganya.
• Inflamasi ini juga berhubungan dengan hiperreaktivitas
jalan napas terhadap berbagai rangsangan.

• Eksaserbasi (serangan asma) adalah episode perburukan


gejala-gejala asma secara progresif. Gejala yang dimaksud
adalah sesak nafas, batuk, mengi dada rasa tertekan, atau
berbagai kombinasi gejala tersebut.
Gejala klinis

Anamnesis harus dilakukan dengan cermat


agar didapatkan riwayat penyakit yang akurat
mengenai gejala sulit bernapas, mengi atau
dada terasa berat yang bersifat episodik dan
berkaitan dengan musim serta terdapat
riwayat asma atau penyakit atopi pada
anggota keluarga.
Gejala klinis
• Walaupun informasi akurat mengenai hal-hal tersebut tidak
mudah didapat, beberapa pertanyaan berikut ini sangat
berguna dalam pertimbangan diagnosis asma :
1. Apakah anak mengalami serangan mengi atau serangan
mengi berulang?
2. Apakah anak sering terganggu oleh batuk pada malam hari?
3. Apakah anak mengalami mengi atau batuk setelah
berolahraga?
4. Apakah anak mengalami gejala mengi, dada terasa berat,
atau batuk setelah terpajan alergen atau polutan?
5. Apakah jika mengalami pilek, anak membutuhkan >10 hari
untuk sembuh?
6. Apakah gejala klinis membaik setelah pemberian
pengobatan anti-asma?
Gejala klinis
Pemeriksaan Fisik
• Umumnya tidak ditemukan kelainan saat pasien tidak
mengalami serangan.
• Pada sebagian kecil pasien yang derajat asmanya lebih
berat, dapat dijumpai mengi di luar serangan.
• Diagnosis asma pada bayi dan anak kecil (di bawah usia 5
tahun) hanya merupakan diagnosis klinis (penilaian hanya
berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisis dan respons
terhadap pengobatan).
• Kemungkinan asma perlu dipikirkan pada anak yang hanya
menunjukkan batuk sebagai satu-satunya gejala dan pada
pemeriksaan fisis tidak ditemukan mengi, sesak, dan lain-
lain.
Komplikasi

1. Pneumotoraks
2. Pneumomediastinum dan emfisema subkutis
3. Atelektasis
4. Gagal napas
5. Bronkitis
6. Fraktur iga
Komplikasi
Tata laksana Asma
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar,
1. Obat pereda (reliever)obat serangan.
Obat kelompok ini digunakan untuk meredakan
serangan atau gejala asma yang sedang timbul. Jika
serangan sudah teratasi dan gejala sudah menghilang,
obat ini tidak digunakan lagi.
2. Obat pengendali obat pencegah atau profilaksis.
Obat ini digunakan untuk mengatasi masalah dasar
asma, yaitu inflamasi kronik saluran napas. Dengan
demikian, obat ini dipakai terus menerus dalam jangka
waktu yang relatif lama, bergantung pada derajat
penyakit asma dan responsnya terhadap pengobatan.
Tata Laksana Asma
1. Serangan Asma
Tatalaksana serangan asma dibagi menjadi dua
yaitu tatalaksana di rumah dan di rumah sakit.
1. Tatalaksana di rumah dilakukan oleh pasien (atau
orang tuanya) sendiri di rumah. Terapi awal adalah
inhalasi B2agonis kerja cepat sebanyak 2 kali
dengan selang waktu 20 menit.
2. Bila belum ada perbaikan, segera mencari
pertolongan ke dokter atau sarana kesehatan.
Tata laksana
Tata laksana
serangan asma
Tata laksana Asma
Serangan asma bronchial ringan/sedang
• Nebulisasi B agonis: 1-2 x selang 20 menitVentolin
• Observasi 1-2 jamRespon baikberobat jalan
Pasien dibekali obat β-agonis (hirupan atau oral) yang
harus diberikan tiap 4-6 jam. Kemudian pasien dianjurkan
kontrol ke klinik rawat jalan dalam waktu 24-48 jam untuk
evaluasi ulang tatalaksana.
• Namun jika setelah observasi 2 jam gejala timbul kembali,
pasien diperlakukan sebagai serangan asma sedang
diberikan kortikosteroid sistemik (oral) metilprednisolon
0,5-1 mg/kgbb/hari selama 3-5 hari dan dipasang jalur
parenteral di UGD
Tata laksana Asma
Serangan asma bronkhial berat
• O2 2-4 l/menit
• Bila dengan 3 kali nebulisasi berturut-turut pasien tidak
menunjukkan respon, yaitu gejala dan tanda serangan
masih ada, pasien harus dirawat di ruang rawat inap.
• Pasang jalur parenteral, lakukan foto toraks
• Bila terdapat tanda ancaman henti nafas, pasien langsung
dirawat di ruang intensif.
• Jika ada dehidrasi dan asidosis, diatasi dengan pemberian
cairan intravena dan koreksi terhadap asidosis.
• Steroid intravena diberikan secara bolus, tiap 6-8 jam, dosis
steroid intravena 0,5-1 mg/kgbb/hari
Tata laksana Asma
Serangan asma bronkhial berat
• Nebulisasi β-agonis + antikolinergik dengan oksigen
dilanjutkan tiap 1-2 jam; jika perbaikan klinis, jarak
pemberian dapat diperlebar menjadi tiap 4-6 jam.
• Aminophyllin IV diberikan dengan ketentuan sebagai
berikut:
– Aminofilin dosis awal (inisial) sebesar 6-8 mg/kgbb
dilarutkan dalam dekstrose 5% atau garam fisiologis
sebanyak 20 ml, diberikan dalam 20-30 menit.
– Jika pasien telah mendapat aminofilin sebelumnya
(kurang dari 4 jam), dosis yang diberikan adalah
setengah dosis inisial.
Tata laksana Asma
Serangan asma bronkhial berat
• Jika perbaikan klinis, steroid dan aminofilin diganti
dengan pemberian per oral.
• Jika dalam 24 jam pasien tetap stabil, pasien dapat
dipulangkan dengan dengan dibekali obat β-agonis
(hirupan atau oral) yang diberikan tiap 4-6 jam
selama 24-48 jam. Selain itu, steroid oral
dilanjutkan hingga pasien kontrol ke klinik rawat
jalan dalam 24-48 jam untuk evaluasi ulang tata
laksana.
• Antibiotikabila terdapat infeksi bakteri
Tata laksana Asma
2. Obat pengendali obat pencegah atau
profilaksis.
Obat ini digunakan untuk mengatasi masalah
dasar asma, yaitu inflamasi kronik saluran
napas.
Tata laksana Asma
3. Pencegahan
• Pengendalian lingkungan, pemberian ASI eksklusif
minimal 6 bulan, penghindaran makanan
berpotensi alergenik, pengurangan pajanan
terhadap tungau debu rumah dan rontokan bulu
binatang, telah terbukti mengurangi timbulnya
alergi makanan dan khususnya dermatitis atopik
pada bayi.
TERIMAKASIH

You might also like