You are on page 1of 23

Gambaran Status Gizi Kurang

pada Balita di Desa Gebangsari


wilayah kerja Puskesmas Jatirejo

Dr. Monica Wulandari


Dokter Internship periode Februari-
Juni 2017
 Latar Belakang
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tentang status
gizi balita tahun 2015
 Pernyataan Masalah

Berdasarkan data bagian gizi Puskesmas


Jatirejo bulan Maret 2017, ada 2952 balita
yang ditimbang dan terdapat permasalahan gizi
kurang,di antaranya :
• gizi kurang (-2SD dan -1SD) = 34 balita
• gizi kurang (-3SD) = 8 balita
 Tujuan

• Penemuan kasus balita gizi kurang secara


tepat oleh tenaga kesehatan
• Memantau perkembangan salah satu kasus
balita gizi kurang yang terdapat di Desa
Gebangsari wilayah kerja Puskesmas
Jatirejo.
 Manfaat

• Mengetahui langkah-langkah penanganan


balita gizi kurang dan gizi buruk sesuai
pedoman pelayanan anak gizi buruk
• Mengetahui penanganan balita gizi kurang dan
gizi buruk di Puskesmas Jatirejo.
 Gambaran Status Gizi di Indonesia
 Faktor Resiko

• Asupan Makanan
• Asi Eksklusif
• Pendidikan Ibu
• Penyakit Infeksi
• BBLR
• Kelengkapan Imunisasi
• Status Ekonomi
 Penegakan Diagnosis
• Pengukuran Klinis
• Pengukuran Antropometri (tabel Z-score)
 Analisis Penyebab Masalah

1. Anak tidak cukup mendapat makanan bergizi


seimbang karena faktor ketidaktahuan orang
tua
2. Faktor keluarga miskin
3. Anak menderita penyakit infeksi
 Penentuan Faktor Penyebab Paling
Mungkin

kasus balita gizi kurang yang ditemui saat


kegiatan Posyandu balita di desa Gebangsari
wilayah kerja Puskesmas Jatirejo, faktor
penyebab gizi buruk yang paling sering terjadi
adalah kurangnya kesadaran dan pengetahuan
keluarga khususnya ibu mengenai pertumbuhan
dan perkembangan balita serta pola hidup gizi
seimbang.
Perencanaan intervensi masalah
Intervensi terhadap masalah kurangnya
pengetahuan dan kesadaran keluarga terhadap masalah
gizi buruk pada balita dapat dilakukan dengan penyuluhan
secara berkelompok maupun secara individu. Pada
kegiatan mini project ini dilakukan penyuluhan secara
individu dalam bentuk home visite berkelanjutan
kepada salah satu keluarga balita gizi kurang.
 Pelaksanaan intervensi

Home visite dilakukan oleh dokter Internsip


didampingi petugas kesehatan bidang gizi kepada balita
gizi buruk an. Eli pada tanggal 10 April 2017. Kemudian
dilakukan 2 kali follow up setiap 2 minggu sampai dengan
bulan Mei 2017
Hasil Kunjungan Rumah
Dilakukan kunjungan rumah pada tanggal 10 April
2017
 Identitas
 Nama : An. Eli Wahyu Diana
 Jenis kelamin : perempuan
 Umur : 36 bulan
 Tanggal lahir : 31 Maret 2014
 Alamat :Dsn. Bulak Sempu Rt 04 Rw 08, Desa
Gebangsari Jatirejo
 Orang tua : Ayah Tn. Wahyu Bagus 28 tahun, Ib
Ny. Ainur waridi 24 tahun
Riwayat penyakit sekarang :

Pasien berumur 3 tahun dengan keterlambatan


tumbuh kembang karena gizi kurang. Berdasarkan allo-
anamnesis, ibu pasien merasa pasien mulai mengalami
kurang gizi semenjak berumur 11 bulan. Saat umur 10
bulan sampai dengan umur 11 bulan BB pada KMS tidak
mengalami kenaikan, dan selain itu sejak umur 10 bulan
pasien mulai sering mengalami sakit terutama demam,
diare dan sariawan. Setiap kali jadwal posyandu, kader
harus pro-aktif mengingatkan ibu pasien untuk datang.
Secara Antropometris berdasarkan tabel Z-score depkes 2011
BB : 9,4 kg
Umur : 3 tahun
TB : 79 cm

 BB : 9,4 kg
U : 36 bulan
Z-score : < -3SD

 TB : 79 cm
U : 36 bulan
Z-score : < -3SD

 BB : 9,4 kg -3SD < z score < -2SD)


TB : 79 cm
Z-score : median sampai -1SD

Status gizi secara antropometri : gizi kurang


Diagnosis : gizi kurang
Tabel Perkembangan Kunjungan
Hari/Tanggal Subjektif Objektif Assesment Plan
2 Mei 2017 Tidak ada KU : tampak lemah Gizi kurang Pemantauan
keluhan BB : 9,4 kg BB-TB rutin di
TB : 79 cm posyandu
18 Mei 2017 Tidak ada KU : baik Gizi kurang Pemantauan
keluhan BB : 9,6 kg BB-TB rutin di
TB : 79 cm posyandu
 Kesimpulan

Cakupan balita yang ditimbang di Puskesmas


Jatirejo sudah mencapai target. Namun diharapkan
tidak ada kasus maupun penambahan jumlah balita
gizi kurang. Demikian kemungkinan masih banyak balita
gizi kurang yang belum terdeteksi dan mendapatkan
penanganan.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gizi
kurang. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan
dan kesadaran keluarga khususnya ibu mengenai
pertumbuhan dan perkembangan anak serta bagaimana
langkah-langkah pemenuhan gizi seimbang.
 Saran

 peran pro-aktif dari tenaga kesehatan untuk


terus memberikan informasi dan motivasi
baik secara langsung kepada ibu atau
keluarga balita yang bersangkutan, maupun
dengan penyuluhan kepada kader desa
 diperlukan tambahan sumber daya manusia
agar kegiatan pelacakan maupun follow-up
dapat berjalan lancar dan berkelanjutan.
Matur Nuwun

You might also like