Professional Documents
Culture Documents
Tujuan
• Mengenal faktor-faktor
- Genetik-biologik-fisik-medik
- Temperamen-psikologik-perkembangan-pendidikan
- Sosial-budaya yang mempengaruhi pasien dan penyakitnya
• Menentukan evaluasi (multiaksial) yang tepat
Agar bersama dengan pasien, dapat ditentukan diagnosis serta terapi
yang komprehensif dan efektif
WAWANCARA PSIKIATRI
III. Riwayat
I. Data II. Keluhan
gangguan
pribadi utama
sekarang
IV. Penyakit
V. Riwayat
/ gangguan
hidup
sebelumnya
III. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Awitan
Faktor presipitasi/ pencetus
IV. PENYAKIT/ GANGGUAN SEBELUMNYA
Keterangan mengenai segala kejadian yang pernah dialami
pasien dari lingkungan luar maupun dirinya sendiri, dan
reaksi-reaksinya terhadapnya
Psikiatrik
Episode terdahulu gejala, derajat disfungsi, terapi, lama
gangguan, kepatuhan terapi
Medik
Penyakit medik, bedah, trauma, penyakit neurologis,
tumor, kejang, gangguan kesadaran, HIV
Penggunaan zat
Stimulant, alkohol, morfin, dll
V. RIWAYAT HIDUP
1. Pranatal dan Perinatal 2. Masa kanak awal (0-3 tahun).
- kehamilan direncanakan atau tidak - kualitas interaksi anak - ibu
- bagaimana proses kelahirannya - gangguan perkembangan (pola tidur)
- cedera lahir - sifat masa kanak - kanak
- kesehatan ibu selama kehamilan - pola permainan dengan anak lain
- emosi ibu sewaktu melahirkan - gejala gangguan tingkah laku
- penggunaan obat oleh ibu saat hamil - fantasi berulang
Seksualitas : sikap terhadap lawan jenis dan sesama jenis, orientasi seksual
5. Masa Dewasa
• Riwayat Pekerjaan : jenis pekerjaan, konflik, ambisi perasaan terhadap pekerjaan,
sikap terhadap teman sejawat, atasan, riwayat pekerjaan
• Riwayat Perkawinan : lamanya, sifat, konflik, percerian, harapan terhadap pasangan
• Agama : latar belakang agama, pendidikan, sikap terhadap agamanya dan agama lain,
aktivitas keagamaan
• Riwayat Militer (jika ada)
• Aktivitas Sosial
• Situasi kehidupan sekarang : rumah tangga, tetangga, siapa yang tinggal serumah,
pengaturan tempat tidur, sumber keuangan, siapa yang menjaga anak
• Riwayat hukum : pernah ditangkap, sikap terhadap hukum, riwayat tindak kekerasan
6. Riwayat Psikoseksual
7. Riwayat Keluarga
8. Impian, fantasi, nilai-nilai
1. DESKRIPSI UMUM
Aleksitimia
Mood ekstasia Anhedonia
Mood eforia Individu tidak mampu menghayati
Suasana perasaan yg diwarnai dgn Suasana perasaan yg diwarnai dengan
Suasana perasaan gembira dan suasana perasaannya. Orangnya
kegairahan yg meluap-luap. Sering kehilangan minat dan kesenangan
sejahtera secara berlebihan lazim sulit mengungkapkan
pada pengguna zat psikostimulansia terhadap berbagai aktivitas kehidupan
perasaannya
Afek mendatar
Suatu hendaya afektif lebih parah dari afek menumpul. Afek labil
Individu kehilangan kemampuan ekspresi emosi. Menggambarkan perubahan irama perasaan yg cepat
Ekspresi wajah datar, pandangan mata kosong, sikap dan tiba-tiba, yg tidak berhubungan dengan stimulus
tubuh yg kaku, gerakan sgt minimal, irama suara datar eksternal
seperti ‘robot’
Keserasian afek
Mempertimbangkan respon pasien terhadap topik yang sedang didiskusikan dalam wawancara.
Halusinasi
Persepsi/ tanggapan palsu, Ilusi Depersonalisasi
tidak berhubungan dengan
stimulus eksternal yg nyata;
Derealisasi
menghayati gejala-gejala yg Persepsi atau Kondisi patologis yg
dikhayalkan sebagai hal yg
tanggapan palsu, muncul sebagai akibat Perasaan
nyata. dari perasaan subyektif
tidak berhubungan subyektif bahwa
- Halusinasi hipnagogik dgn gambaran seseorang
- Halusinasi hipnapompik dengan stimulus mengalami atau
lingkungannya
- Halusinasi auditorik eksternal yg nyata merasakan diri sendiri menjadi asing,
- Halusinasi visual (tubuhnya) sebagai tidak tidak nyata
- Halusinasi olfaktorik nyata atau khayali
- Halusinasi gustatorik (asing, tidak dikenali)
- Halusinasi taktil
- Halusinasi liliput
5. PIKIRAN Isi pikir
Gangguan isi pikir:
Proses pikir - Kemiskinan isi pikir
- Waham/ delusi: suatu perasaan keyakinan atau kepercayaan yg
Cara saat seseorang keliru, berdasarkan simpulan yg keliru tentang kenyataan
menyatukan ide-ide dan eksternal, tidak konsisten dgn intelegensia dan latar belakang
asosiasi-asosiasi yang budaya pasien, dan tidak bisa diubah lewat penalaran atau
membentuk pemikiran dengan jalan penyajian fakta.
seseorang. - Preokupasi : pemusatan isi pikir pada ide tertentu.
- Obsesi : ide yg menetap dan sering tdk rasional, yg biasanya
- Produktifitas : cukup, dibarengi suatu kompulsi untuk melakukan suatu perbuatan, tdk
miskin, atau berlebihan ide dapat dihilangkan dgn usaha yg logis, behubungan dgn kecemasan.
- Kontinuitas : koheren, - Kompulsi: kebutuhan dan tindakan patologis untuk melaksanakan
inkoheren, tangensial, suatu impuls, jika ditahankan akan menimbukan kecemasan,
sirkumstansial, flight of perilaku berulang sebagai respons dari obsesi atau timbul untuk
idea, melantur, mengelak, memenuhi suatu aturan tertentu.
dan perseveratif. - Fobia: ketakutan patologis yg persisten, irasional, berlebihan, dan
- Hendaya bahasa : word selalu terjadi berhubungan dgn stimulus atau situasi spesifik yg
salad, clang association, mengakibatkan keinginan yg memaksa untuk menghindari
punning, neologisma stimulus tersebut.
WAHAM
a. Waham bizarre: keyakinan yg keliru, mustahil, dan aneh (cth: makhluk angkasa luar
menanamkan elektroda di otak manusia)
b. Waham sistematik: keyakinan yg keliru atau tergabung dengan satu tema/kejadian (cth: org yg
dikejar-kejar polisi atau mafia)
c. Waham nihilistik: perasaan yg keliru bahwa diri dan lingkungannya atau dunia tidak ada atau
menuju kiamat.
d. Waham somatik: keyakinan yg keliru melibatkan fungsi tubuh (cth: yakin otaknya meleleh)
e. Waham paranoid
- Waham kebesaran: dirinya adalah org yg sangat kuat, sangat berkuasa atau sangat besar.
- Waham kejar (persekutorik): mengira bahwa dirinya adalah korban dari usaha untuk
melukainya, atau yg mendorong agar dia gagal dalam tindakannya. (sering dirupakan dalam
bentuk komplotan, dokter, keluarga yg berkomplot merugikan, merusak, mencederai, atau
menghancurkan dirinya)
- Waham rujukan: tingkah laku orang lain pasti akan memfitnah, membahayakan, atau akan
menjahati dirinya.
- Waham dikendalikan: keinginan, pikiran, atau perasaannya dikendalikan oleh kekuatan dari
luar. (thought withdrawl, thought insertion, thought broadcasting, thought control)
f. Waham cemburu: berasal dari cemburu patologis tentang pasangan yang tidak setia.
g. Eurotomania : biasanya pada perempuan, merasa yakin bahwa seseorang sangat mencintainya.
6. SENSORIUM DAN KOGNISI
Untuk penilaian fungsi otak organik, taraf intelektual, taraf
intelegensi, kapasitas berpikir abstrak, tingkatan tilikan dan
daya nilai.
Kesadaran / sensorium
Kognisi
Perhatian/ konsentrasi
Orientasi
Memori/ daya ingat
Kesadaran atau Sensorium
Suatu kondisi kesigapan seorang individu dalam menanggapi rangsang dari luar
maupun dari dalam diri
Kompos mentis
Apatis Somnolensi
Derajat optimal. Individu
Derajat penurunan kesadaran, Penurunan kesadaran yang
mampu memahami apa yang
individu berespon lambat cenderung tidur
terjadi serta bereaksi secara
memadai terhadap stimulus dari luar
Kesadaran berkabut
Sopor Koma
Perubahan kualitas kesadaran
Derajat penurunan kesadaran Derajat kesadaran paling tidak mampu berpikir jernih &
berat berat berespon secara memadai
terhadap situasi disekitarnya
- Terganggu
- Tidak terganggu
DIAGNOSIS PSIKIATRI