You are on page 1of 19

SUPOSITORIA

OLEH KELOMPOK 6
AGUSTINE E. AMSIKAN
MARIA ADEODATUS
DESIANTY NDOLU
YOSEP AMANDUS
KELAS FARMASI B
BATASAN SUPOSITORIA
Menurut FI edisi IV supositoria adalah sediaan
padat dalam bebagai bobot dan bentuk yang diberikan
melalui rektum, vagina, atau uretra yang umumnya
dapat meleleh, melunak, atau melarut pada suhu
tubuh.

Menurut FI edisi III Bobot supositoria adalah 3g


untuk orang dewasa dan 2g untuk anak-anak.
BASIS SUPOSITORIA
Basis yang digunakan untuk membuat
supositoria harus dapat larut dalam air atau
meleleh pada suhu tubuh.
Basis atau bahan dasar supositoria yang ideal
harus mempunyai sifat :
 Padat pada suhu kamar sehingga dapat
dibentuk dengan tangan atau dicetak, tetapi
akan melunak pada suhu rektum dan dapat
bercampur dengan cairan tubuh.
 Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi
 Dapat bercampur dengan bermacam-macam
obat
 Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkkan
perubahan warna, dan bau serta pemisahan obat
 Kadar air mencukupi
 Untuk basis lemak maka bilangan asam, bilangan
iodium dan bilangan penyabuan harus diketahui
jelas.
Basis atau bahan dasar supositoria dapat
digolongkan menjadi 3 yaitu :
1. Bahan dasar berlemak : oleum cacao (lemak
coklat)
2. Bahan dasar yang dapat bercamur atau larut
dalam air : gliserin-gelatin, polietilen glikon
(PEG)
3. Bahan dasar lain : pembentuk emulsi A/M.
misalnya campuran tween 61 85% dengan
gliserin laurat 15%.
1. Supositiria dengan bahan dasar lemak coklat
(oleum cacao)
 Lemak coklat merupakan trigliserida dari
asam oleat, asam stearat, asam palmitat;
berwarna putih kekuningan; padat, berbau
seperti coklat, dan meleleh pada suhu 31° -
34°C. Pada suhu dibawah 30°, zat ini
merupakan masa semi-padat, mengandung
banyak kristal dari trigliserida padat dan
merupakan bagian nyata dari cairan. Lemak
coklat akan mengkristal dalam bentuk kristal
metastabil bila didinginkan dibawah 15°C.
Oleh karena itu, pemanasan lemak coklat
sebaiknya dilakukan sampai meleleh dan
bisa dituang sehingga tetap memiliki inti
kristal bentuk stabil.
Bentuk-bentuk kristal oleum cacao yaitu :
- α (alfa) yang melebur pada suhu 22°C.
- β (beta) yang melebur pada suhu 28°C
- γ (gama) yang melebur pada suhu 18°C
- β stabil (beta stabil) yang melebur pada
suhu 34,5°C.
• Untuk menaikkan titik leburnya, lemak coklat
dapat ditambahkan cera atau cetaseum.
Penambahan cera flava tidak boleh lebih dari
6% sebab akan menghasilkan campuran yang
mempunyai titik lebur diatas 37°C dan tidak
boleh kurang dari 4% karena akan diperoleh
titik lebur dibawah titik leburnya (<33°C).
Penambahan cera flava juga dapat menaikkan
daya serap lemak coklat terhadap air.
 Untuk menurunkan titik lebur lemak coklat
dapat digunakan tambahan sedikit kloralhidrat
atau fenol, atau minyak atsiri.
 Lemak coklat cepat membeku pada saat
pengisian massa supositoria kedalam cetakan
supositoria dan terjadi penyusutan volume
pada saat pendinginan hingga terbentuk lubang
diatas massa. Oleh karena itu, pada waktu
pengisisan cetakan harus diisi lebih dan
kelebihannya dipotong setelah massa menjadi
dingin.
2. Supositoria dengan bahan dasar PEG
polietilenglikol)
 Mempunyai titik lebur 35°-63°C.
 Tidak meleleh pada suhu tubuh tetapi larut
dalam cairan sekresi tubuh.
 Formla yang dipakai :
 Bahan dasar tidak berair : PEG 4000 4%
(25%)
 Bahan dasar berair : PEG 1540 30%, PEG
6000 50% dan aqua + obat 20%.
 Pembuatan supositoria dengan PEG dilakuka
dengan melelehkan bahan dasar lalu dituangkan
ke dalam cetakan seperti pembuatan supositoria
dengan bahan dasar lemak coklat.
3. Supositoria dengan bahan dasar gelatin
 Dapat digunakan sebagai bahan dasar supositoria
vaginal
 Tidak melebur pada suhu tubuh tetapi melarut
dalam ciaran sekresi tubuh
 Perlu penambahan pengawet (nipagin) karena
bahan dasar ini merupakan bahan yang baikbagi
pertumbuhan bakteri
 Penyimpanan harus ditempat yang dingin
 Bahan dasar ini juga dapat digunakan untuk
pembuatan supositoria uretra dengan formula :
gelatin 20, gliserin 60 dan aqua yang
mengandung obat 20
 Pembuatan supositoria dengan bahan dasar
gelatin yaitu dengan, panaskan 2 bagian gelatin
dengan 4 bagian air dan 5 bagian gliserin
sampai diperoleh massa yang homogen.
Tambahkan air panas sampai diperolreh 11
bagian. Biarkan massa hingga cukup dingin dan
tuangkan dalam cetakan hingga diperoleh
supositoria dengan bobot 4 gram. Obat yang
ditambahkan dilarutkan atau digerus dengan
sedikit air atau gliserin yang tersisa dan
dicampurkan pada massa yang sudah dingin.
ZAT AKTIF & ZAT TAMBAHAN
SUPOSITORIA
1. Zat aktif supositoria terdiri dari :
a. Oleum cacao (lemak coklat)
b. Gliserin-gelatin
c. Polietilen glikol (PEG)
2. Zat tambahan supositoria terdiri dari :
a. Cera atau cetaseum yang berfungsi untuk
menaikkan titik lebur lemak coklat
b. Kloralhidrat, fenol dan minyak atsiri yang
berfungsi untuk menurunkan titik lebur lemak
coklat.
METODE PEMBUATAN SUPOSITORIA
Ada 3 metode pembuatan supositoria yaitu :
1. Dengan tangan
Pembuatan dengan tangan hanya dapat
dikerjakan untuk supositoria yang
menggunakan bahan dasar oleum cacao
berskala kecil, dan juka bahan obat tidak
tahan terhadap pemanasan. Metode ini kurang
cocok untuk iklim panas.
2. Dengan mencetak hasil leburan
Dimana cetakan harus dibasahi lebih dahulu
dengan parafin cair bagi yang bagi yang
memakai bahan dasar gliserin-gelatin, tetapi
untuk oleum cacao dan PEG tidak dibasahi
karena akan mengerut pada proses pendinginan
dan mudah dilepas dari cetakan.
3. Dengan kompresi
Pada metode ini, proses penuangan,
pendinginan dan pelepasan supositoria
dilakukan dengan mesin secara otomatis.
Kapasitas bisa sampai 3500-6000
supositoria/jam.
MACAM-MACAM SUPOSITORIA
Berdasarkan tempat penggunaannya :
a. Supositoria Rektal
Supositoria rektal sering disebut sebagai
supositoria saja, berbentuk peluru, digunakan
lewat rektum atau anus. Menurut FI III
bobotnya antara 2-3 g, yaitu untuk dewasa 3 g
dan anak 2g, sedangkan menurut FI IV
kurang lebih 2g.
b. Supositoria Vaginal
Supositoria ini berbentuk bola lonjong seperti
kerucut, digunakan lewat vagina, berat antara 3
5g, menurut FI III 3-6 g, umumnya 5 g.
c. Supositoria Uretra
Supositoria uretra digunakan lewat uretra,
berbentuk batang dengan panjang antara 7-14
cm.
KEUNTUNGAN SUPOSITORIA
Keuntungan pembuatan obat dalam bentuk
supositoria:
 Dapat menghindari terjadinya iritasi pada
lambung.
 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim
pencernaan dan asam lambung.
 Obat dapat masuk langsung ke dalam saluran
darah sehingga obat dapat berefek lebih cepat
daripada obat per oral.
 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak
sadar.

You might also like