You are on page 1of 19

Asuhan

Keperawatan
Pada Anak
Dengan
Retinoblastoma

Kelompok VI
Euodia Kristiani
Natalia Lasut
Mariana Wowor
Regina Suoth
Retinoblastoma
merupakan tumor ganas
intraokular yang
ditemukan pada anak-
anak, terutama pada usia Definisi
dibawah lima tahun.
Tumor berasal dari
jaringan retino embrional
(Mansjoer, 2001).

Retinoblastoma
adalah Tumor ganas
dalam bola mata pada
anak dan bayi sampai 5
tahun (Ilyas, 2001)
Patofisiologi
Teori tentang histogenesis dari Retinoblastoma yang paling
banyak dipakai umumnya berasal dari sel prekursor
multipotensial (mutasi pada lengan panjang kromosom pita
13, yaitu 13q14 yang dapat berkembang pada beberapa
sel retina dalam atau luar.

Tumor mata ini, terbagi atas IV stadium, masing-masing:


Stadium I: menunjukkan tumor masih terbatas pada retina
(stadium tenang).
Stadium II: tumor terbatas pada bola mata.
Stadium III: terdapat perluasan ekstra okuler regional, baik
yang melampaui ujung nervus optikus yang dipotong saat
enuklasi.
Stadium IV: ditemukan metastase jauh ke dalam otak.
Etiologi
Retinoblastoma disebabkan oleh mutasi gen RB1, yang
terletak pada lengan panjang kromosom 13 pada locus 14
(13q14) dan kode protein pRB, yang berfungsi sebagai
supresor pembentukan tumor.

pRB adalah nukleoprotein yang terikat pada DNA (Deoxiribo


Nucleid Acid) dan mengontrol siklus sel pada transisi dari fase
G1 sampai fase S. Jadi mengakibatkan perubahan
keganasan dari sel retina primitif sebelum diferensiasi
berakhir. (Ilyas, 2001)
Tanda dan Gejala

• Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling


sering ditemukan.

• Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling, mata


merah atau terdapatnya warna iris yang tidak normal.

• Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala


hipopion, di dalam bilik mata depan, uveitis,
endoftalmitis, ataupun suatu panoftalmitis.

• Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar


luas di dalam bola mata
Tanda dan Gejala

• Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala


pandangan berat.

• Tajam penglihatan sangat menurun.

• Nyeri

• Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga


badan kaca sehingga badan kaca terlihat benjolan
berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh
darah di atasnya.
Manifestasi Klinis
Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata.

Bila letak tumor di makula, dapat terlihat gejala awal strabismus.


Massa tumor yang semakin membesar akan memperlihatkan
gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan di vitreus (Vitreous
seeding) yang menyerupai endoftalmitis.

Bila sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata ,


akan menyebabkan glaucoma atau tanda-tanda peradangan
berupa hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat
menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui nervus
optikus ke otak, melalui sclera ke jaringan orbita dan sinus
paranasal, dan metastasis jauh ke sumsum tulang melalui
pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat,
dapat menonjol kebadan kaca. Di permukaan terdapat
neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal.
Pemeriksaan
Penunjang

Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan


terutama untuk pasien dengan metastasis ke luar,
misalnya dengan gejala proptosis bola mata
Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan dari retinoblastoma telah berubah


secara dramatis sejak beberapatahun belakangan
sehubungan dengan evolusi dari kemajuan teknik operasi.
Tujuan dari terapi adalah diutamakan untuk
menyelamatkan hidup pasien dan juga mata pasien
Kasus
An. N.M, 3 tahun 1 bulan, didiagnosis menderita
retinoblastoma Juni 2018 dan baru mulai pengobatan
kemoterapi siklus pertama pada Oktober 2018. Dikarenakan
efek samping kemoterapi, klien mengalami leukopenia dan
anemia, sehingga klien dirawat 26 hari post kemoterapi.
Tgl. 10/12/2018, klien menjalani kemoterapi ke siklus 2. selama
di RS, klien menarik diri karena trauma dengan perawatan
post kemoterapi siklus 1 dimana klien sering mendapat
suntikan, sehingga menyulitkan perawat dalam mengkaji. Ibu
cemas, takut dan khawatir dengan kondisi anaknya. Klien
terpasang IVFD D5%+NaCl 0.9% 7tpm di tangan, terdapat luka
di mata kanan, BB 13 kg, riwayat kelahiran prematur. Hasil
Lab. Hematologi 19/12/2018, Hb : 8.8, Ht : 26, Eritrosit : 3.3,
Trombosit : 188.000. TTV : TD : 90/60 mmHg, R : 24 x/mnt N : 110
x/mntSB : 36.1oC
Diagnosa
Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensosri visual berhubungan dengan
gangguan penerimaan sensorik
Ditandai dengan :
DS:
• Ibu klien mengatakan sejak bulan Juni 2018, mata kanan
anakanya mulai bermasalah dan didiagnosa
retinoblastoma oleh dokter spesialis mata
• Ibu klien mengatakan bulan Oktober 2018, klien mulai
kemoterapi siklus pertama
DO :
• Mata sebelah kanan tak bisa melihat karena ada tumor
dan kondisi bola mata menonjol
• Lapang pandang mata kanan jelek/buta kanan
Diagnosa
Keperawatan
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan, ancaman kematian
Ditandai dengan :
DS:
Ibu klien mengatakan merasa cemas, takut, khawatir dengan
kondisi anaknya
DO :
Klien menangis jika didekati oleh orang yang baru dikenal
atau perawat
Diagnosa
Keperawatan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko:
imunosupresi (kanker), prosedur invatif
Ditandai dengan :
DS :
Ibu klien mengatakan anaknya riwayat lahir premature
dengan BB : 2000 gram
Ibu mengatakan anaknya diberi ASI sampai usia 3 bulan
karena produksi ASI terhenti setelah menggunakan KB suntik
DO :
Hb : 8.8; Ht : 26.0; Trombosit : 188.000
TD : 90/60 mmHg; R : 24 x/mnt; N : 110 x/mnt; SB : 36.1oC; BB :
13 kg; Terpasang IVFD D5% +NaCl 0.9% 7 tpm di tangan kanan
Evaluasi
Keperawatan
Dx. 1
10/12/2018 Jam : 14.00
S:
Ibu klien mengatakan anaknya menderita retinoblastoma mata
kanan sejak bulan juli 2018. Anaknya buta di mata bagian kanan.
O:
aktifitas klien dibantu total oleh ibunya
Ibu klien mampu mengenali gangguan sensorik pada anaknya dan
mampu memberikan perawatan sesuai kebutuhan anaknya
Klien tidak cedera seperti jatuh selama shift pagi
Mata kiri klien masih berfungsi dengan baik. Reflex miosis pada pupil
baik, lapang pandang baik dan mampu mengenali warna
Ibu klien mampu memodifikasi sekitar klien agar klien tak cedera
saat berjalan
A: masalah keperawatan teratasi
P:
intervensi keperawatan dihentikan
Dischange planning
Evaluasi
Keperawatan
Dx. 2 : 10/12/2018 jam : 14.00
S:
Ibu klien mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya. Tentang
harapan keberhasilan pengobatan

O:
klien rewel jika didekati oleh perawat
Ibu klien nampak kurang tertarik dan memberi informasi
sekedarnya.
Ibu klien focus menangani anaknya yang rewel

A : masalah keperawatan belum teratasi

P : lanjutkan intervensi keperawatan


Evaluasi
Keperawatan
Dx. 2 : 11/11/2018 jam 20.00
S:
Ibu mengatakan mampu mengatasi stress saat ini dengan membangun
komunikasi dengan keluarga pasien lain
Ibu selalu menjelaskan dengan bahasa yang dimengerti oleh anaknya
tentang prosedur tindakan medis sebelum dilakukan

O:
Saat bercerita tentang kondisi klien dan keluarga, ibu tenang, diselingi
bercanda, mampu mengungkapkan trik mengatasi stresnya dan anaknya
Klien masih rewel jika didekati oleh perawat, tetapi lekas tenang

A : Masalah teratasi

P:
Tidakan keperawatan dihentikan
Discharge planning
Mengarahkan ibu untuk mencari informasi medis ke orang yang tepat
Selalu memberi dukungan ke anaknya untuk menyelesaikan pengobatan
Evaluasi
Keperawatan
Dx. 3
10/11/2018 Jam : 14.00

S : ibu klien menceritakan kondisi kelahiran anaknya. Status


pemenuhan nutrisi dan luka dimata kanan anaknya.

O:
klien sementara dilayani sitostatika
Ibu klien sudah terpapar cara mencuci tangan yang teratur dan
mampu mendemonstrasikan
A: masalah belum teratasi

P: intervensi keperawatan dilanjutkan


Evaluasi
Keperawatan
Dx. 3
11/11/2018 jam : 20.00
S:
Ibu klien mengatakan mengerti cara cuci tangan yang baik dan
benar

O:
Ibu mampu mempraktekan 6 langkah cuci tangan
Klien enggan melakukan 6 langkah cuci tangan
Vital sign : N 110x/m, R 24x/m, SB 36,9, TD tidak diukur karna klien
rewel
Tidak ada kerusakan integritas jaringan kulit

A: masalah teratasi

P:
Intervensi pencegahan infeksi : 6 langkah cuci tangan dan 5
moment tetap di lakukan

You might also like