You are on page 1of 25

LOGO

FISIOTERAPI MEDICAL
BEDAH
Bahasan
1. Bedah umum
2. Bedah neurologi
3. Bedah orthopaedi
Aspek fisioterapi
1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif
5. Restoratif*
Aspek FT pada kondisi bedah dilakukan
pada pre dan post Op, yang dilakukan
secara terencana
Problematik FT pd kasus Op
1. Respiratory problem
efek anaestesia: melemahkan semua
organ trmsk organ pernafasan
REFLEK SILIA AKUMULASI
TURUN SPUTUM

SUHU BADAN MENINGKAT


GANG. RESPIRASI ATELEKTASIS (24-
48 JAM)
JK PANJANG: PNEUMONIA
Anaestesia

Iritasi pd dinding saluran


pernafasan

Menekan reflek batuk & secresi


sulit terdorong ke proximal
PLF
1. Pengeluaran sekresi
2. Deep breathing
3. Postural drainage (kontra indikasi pd px
hipertensi, hiatus hernia, bedah jantung,
bedah otak)
4. Vibration/percussion (hindari pd post op
thorax & abdomen sebelum luka incisi
membaik)
Breathing exc ideal diberikan 5 menit/jam
dan beberapa kali/hari.
Pengeluaran secresi bs dibantu dgn
suction naso-parengeal.
2. Cardiac Arrest (gagal jantung)
LOW CARDIAC
OUT PUT

REDUCE MYOCARD REDUCE DELIVERY


CONTRACTILITY TO TISSUE

MYO CARD HYPOXIA

Orang yg tdk sadar nafas menjadi pendek


& dangkal, cardiac out put kecil, otot
jantung turun, kontraksi otot jantung
lemah, shg distribusi otot jantung kecil
Jk cardiac out put rendah, mk distribusi
oksigen ke jaringan sedikit, dgn demikian
myocardial akan mengalami hypoxia.
Menyebabkan kontraksi myocard akan
menurun. Jk hal ini terjadi terus menerus
maka akan timbul cardiac arrest
Bila denyut arteri carotid atau arteri
femoralis tidak teraba maka dalam
keadaan ini denyut jantung/suara jantung
tdk dpt didengarkan, atau terlihat etiologi
pupil mata melebar.
Penyebab cardiac arrest:
a. Embolus pada paru sehingga menyumbat
sirkulasi dan menimbulkan gangguan
sirkulasi, akibatnya terjadi hypoxia pada
miocardial
b. Miocard infark memungkinkan terjadinya
kematian mendadak.
c. Pericardial tamponade adl keadaan yg
dpt membatasi pengisian jantung
d. Tekanan pneumothorak yg menimbulkan
perubahan tekanan yg mendadak pd
mediastinumyg berlawanan dgn tekanan
peru-paru dan jantung
e. Induksi dr general anaestesia sering
menimbulkan cardiac arrest bila tjd
hipoxia dan acidosis
Pada ICU keadaan ini akan segera dpt
diketahui dgn tnd2:
a. Pengeluaran atau produksi urine sedikit pada
orang dewasa, kurang dari 30 ml per jam.
b. Seluruh tubuh dingin
c. Gangguan kesadaran, akhirnya penderita
tidak sadar.
d. Kecenderungan bertambahnya acidosis, kl
keadaan ini tdk segera diatasi mk akan tjd
cardiac arrest.
3. Deep Vein Trombosis
Predisposisi:
a. Penderita lanjut usia
b. Px dgn history pernah DVT
c. Malignant desease pd tungkai
Homan’s sign (+)
Kontraindikasi diberikan exc pd tungkai
yang bersangkutan.
Setelah tanda2 tdk tampak, exc dan
mobility sangat perlu. Bahkan perlu
memakai elastic bandage pada tungkai
atau bila saat duduk kaki dielevasikan
untuk mencegah terjadinya thrombosis
ulang.
4. Hipotensi orthostatik
hipotensi orthostatik bs disebabkan perubahan
tekanan darah saat pasien mengubah posisi.
Misalnya, dari posisi tidur atau duduk langsung
berdiri.
Keluhan :pusing, pingsan, pandangan kabur,
lelah, berdebar, serta nyeri dada. Ada pula
penderita hipotensi yang mengalami shock. Itu
merupakan tanda hipotensi berat yang
mengakibatkan kerusakan organ-organ vital.
Rata-rata angka sistolik (tertinggi) 90
mmHg dan diastolik (terendah) mencapai
60 mmHg. Normalnya, tekanan darah
120/80 mmHg.
5. Wound infection
Hindari penguluran otot pd area operasi.
 Incisi bs rusak jk terdapat pengumpulan
cairan sbg tanda infeksi, pain,
tenderness, panas pd daerah tsb, merah
dan tampak oedema.
 Hal ini bs tjd krn jahitan yg tdk rapat,
timbul tarikan pd benang jahit sebelum
luka sembuh.
PLF
1. Active exc (bl op pd area abdomen hindari
exc yg menimbulkan strain pd incisi dgn
cara memberikan fleksi hip dan knee)
2. Jk luka sdh dibersihkan, dpt diberikan dry
heat (panas kering). Bila infeksi superficial
dapat menggunakan IR.
3. Setelah infeksi sembuh dan timbul scar
tissue boleh di stretching, boleh di
massage atau US
6. Pressure Sore (decubitus)
 Komplikasi tirah baring lama, biasa tjd pd
usila, hilang kesadaran yg lama.
 Penyebab pressure sore
a. Nyeri karena tekanan splint (fitting splint)
b. Kondisi kulit yang jelek
c. Tekanan pd daerah kulit yg menonjol
(maleolus, sacrum, dll)
Pencegahan
a. Posisioning scr teratur (2 jam) dan
membersihkan kulit
b. Penderita berusaha mengangkat anggota
yg dioperasi (mobilisasi)
c. Peberian alas yg lunak
d. Waser bed (kasur dekubitus)
e. Fisioterapi
Fisioterapi dpt memberikan IR, untuk
merangsang penyembuhan, UV bila
pressure sore ada infeksi dan nekrotik
jaringan
7. Atrophy

Gangguan
Immobilisasi yg
vaskularisasi
lama dan ketat
(ischemia)

Neurological
Atrophy damage
PLF
Pencegahan: active exc (isometrik dan
static contraction dan ambulasi
secepatnya sesuai dengan kondisi
pembedahan)

You might also like