You are on page 1of 20

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JOIN UB BE THE BEST

PROGRAM PROFESI NERS


ILMU KEPERAWATAN
Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya
Pengaruh Pemberian Pijat
Refleksi Kaki Terhadap
Penderita Hipertensi Di
Wilayah Puskesmas Janti
Kelompok 1B dan 2B Puskesmas Janti
Latar Belakang
Berdasarkan data WHO Rumusan Masalah
(2011) mencatat Bagaimana pengaruh
angka kejadian pemberian terapi pijat
refleksi kaki terhadap
hipertensi di wilayah penurunan tekanan
Asia Tenggara, darah pada penderita
penderita hipertensi hipertensi.
tercatat sebanyak Pendahuluan
56.273 jiwa dengan
tingkat kematian
14,70% per 100.000
penduduk. Manfaat
bahan informasi pada kader
serta masyarakat penderita
Tujuan hipertensi mengenai pijat
Mengetahui pengaruh terapi refleksi.
pijat refleksi kaki pada meningkatkan peran kader
penderita hipertensi warga dan penderita hipertensi agar
RW 04 dan RW 05, Sukun, dapat mengimplementasikan
Malang. pijat refleksi sesuai dengan
kebutuhan
Analisa Jurnal

 Judul : Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Tekanan Darah


Pada Penderita Hipertensi Primer
 Penulis : Sri Hartutik, Kanthi Suratih
 Tahun : 2017
 Metode : Penelitian ini menggunakan jenis Quasy Eskperimen dengan desain pre-post
test control one group design – non randomized.
 Populasi : Lansia yang tinggal di Panti Wredha Pajang Surakarta sebanyak 74 orang
 Sampel : 22 Orang
 Intervensi: Pemberian Pijat refleksi dilakukan dengan memijat titik-titik tertentu pada
tangan dan kaki.
 Manfaat : Pijat refleksi untuk mengurangi rasa sakit pada tubuh, meningkatkan daya
tahan tubuh, membantu mengatasi stress, meringankan gejala migrain, membantu
penyembuhan penyakit kronis, dan mengurangi ketergantungan terhadap
obatobatan (Wahyuni, 2014).
Metode Penelitian
 Mini riset ini mengganakan design quasi experimental dengan the one
group pretest-posttest.
 Populasi adalah semua penderita hipertensi di RW 04 dan RW 05 Kelurahan
Bandung Rejosari Kecamatan Sukun Kota Malang pada bulan Juli 2018.
 Sampel dari mini riset ini adalah diambil dari warga yang menjadi keluarga
resume mahasiswa program profesi ners FKUB.
 Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 44 orang.
 Waktu penelitian : Selama Tanggal 23 Juli – 8 Agustus 2018
METODE PENELITIAN
Prosedur Peneltian

Pengumpulan Data

Instrumen Penelitian

Analisa Data

PROFIL BAB I BAB II BAB III BAB IV


Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan pada penelitian yaitu:
 Peneliti mengumpulkan data identitas penderita hipertensi (nama, usia, jenis
kelamin, dan alamat) pada bulan Juli 2018.
 Peneliti datang ke rumah penderita hipertensi untuk meminta persetujuan untuk
menjadi responden secara langsung. Setelah responden bersedia, maka peneliti
menjelaskan prosedur, tujuan dan manfaat penelitian kepada responden.
 Peneliti melakukan pengkajian yang berisi: nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan,
dan tekanan darah terakhir.
 Mengukur tekanan darah responden sebelum memberikan terapi pijat refleksi kaki.
 Memberikan terapi pijat refleksi kaki kepada responden selama 30 menit dengan
cara peneliti memijat kaki kanan dan kiri responden pada titik-titik tertentu dengan
masing-masing kaki 15 menit.
 Setelah selesai dilakukan pijat refleksi kaki selama 30 menit diukur kembali tekanan
darahnya. Hasil tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi dicatat di lembar
observasi.
 Peneliti datang ke rumah responden selama 3 hari beturut-turut untuk melakukan
intervensi.
Pengumpulan Data

 Data dikumpulkan melalui hasil pengukuran tekanan


darah sebelum dan sesudah intervensi selama 3 hari,
serta data dari lembar biodata yang diisi langsung oleh
peneliti. Intervensi dilakukan selama 3 hari berturut-turut
selama bulan Juli 2018.
Instrumen Penelitian

Spignomanometer
Stetoskop
Lembar observasi tekanan darah
Lembar biodata reponden
Minyak atau lotion untuk pijat
Analisa Data

 Untuk mengetahui adanya perbedaan antara hasil


pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah intevensi
menggunakan terapi pijat refleksi kaki pada penderita
hipertensi di RW 04 dan RW 05 Kelurahan Bandungrejosari
Kecamatan Sukun Kota Malang, maka diperlukan pengujian
statistik.
 Uji statistik dilakukan pada kelompok dimana memiliki sampel
berpasangan (pre dan post intervensi).
 Karena setelah hasil uji normalitas data menggunakan
saphirowilk menunjukkan distribusi data tidak normal sehingga
mengggunakan tabulasi data uji wilcoxon
Data Demografi Responden
RATA-RATA TEKANAN DARAH SISTOLIK & DIASTOLIK PRE INTERVENSI

RATA-RATA TEKANAN DARAH SISTOLIK & DIASTOLIK POST INTERVENSI


TEKANAN DARAH SISTOLIK PRE DAN POST PEMBERIAN INTERVENSI

TEKANAN DARAH DIASTOLIK PRE DAN POST PEMBERIAN INTERVENSI


Pembahasan

 USIA
rata-rata usia responden  58,85 tahun (pra lansia)
penderita hipertensi paling banyak tergolong pada usia
Irza,2009
≥ 40 tahun

Peningkatan usia  perubahan hormonal & perubahan


Rindang dkk,2015 elastisitas pembuluh darah
Usia semakin meningkat  elastisitas pembuluh darah
berkurang dan menjadi kaku.

 JENIS KELAMIN
Mayoritas responden  perempuan yaitu sebanyak 35 orang (79,5%).

proses menopause pengaruh dari hormone estrogen


Sherwood, 2011
yang menurun aliran darah menjadi tidak stabil 
penurunan HDL dan peningkatan  penyempitan pada
pembuluh darah  beresiko terjadinya hipertensi.
Pembahasan

 Tekanan darah setelah pijat refleksi

Agus, dkk, 2018 Pijat  memberikan efek relaksasi dikarenakan


saraf-saraf simpatis mengalami penurunan
aktivitas dan meningkatkan sirkulasi darah
sehingga akan mempengaruhi tekanan darah
seseorang

Hadibroto, 2006 Pemijatan kaki  titik-titik saraf simpatis banyak


terdapat di kaki terutama pada telapak kaki
rangsangan pijat pada titik-titik saraf tersebut 
pelebaran pada pembuluh darah perifer 
sirkulasi darah menajadi lancer
Pembahasan
 Tekanan darah setelah pijat refleksi

Agus, dkk, 2018 Pijat  memberikan efek relaksasi dikarenakan


saraf-saraf simpatis mengalami penurunan
aktivitas dan meningkatkan sirkulasi darah
sehingga akan mempengaruhi tekanan darah
seseorang

Hadibroto, 2006 Pemijatan kaki  titik-titik saraf simpatis banyak


terdapat di kaki terutama pada telapak kaki
rangsangan pijat pada titik-titik saraf tersebut 
pelebaran pada pembuluh darah perifer 
sirkulasi darah menajadi lancer
Pembahasan
 Pengaruh pijat refleksi terhada tekanan darah

Rindang, dkk, 2018 terdapat pengaruh pijat refleksi kaki terhadap


tekanan darah penderita hipertensi
pijat teratur mampu menurunkan tekanan
Zunaidi dkk, 2014
darah sistolik dan diastolik, menurunkan kadar
hormone stres (kortisol), menurunkan sumber
depresi dan kecemasan yang 
mempengaruhi tekanan darah seseorang.

Wijayakusuma,2006 Sirkulasi darah yang lancar akan memberikan


efek relaksasi sehingga tubuh mengalami
kondisi yang ringan

Beberapa setelah pemijatan  tidur yang nyenyak dan


responden badan terasa tidak mudah capek Tekanan
darah terkontrol
Kesimpulan

 Rata-rata usia penderita hipertensi di RW 04 dan RW 05 Kelurahan Bandungrejosari


adalah 58,85 tahun. Dan mayoritas jenis kelamin responden dalam penelitian ini
adalah perempuan yaitu sebanyak 35 orang (79,5%).
 Sebelum terapi pijat refleksi kaki rata-rata TD sistolic 150,80 mmHg, dan rata-rata TD
diastolic yaitu 90,57 mmHg.
 Setelah terapi pijat refleksi kaki 3 hari berturut-turut, rata-rata TD sistolik yaitu 136,48
mmHg dan rata-rata TD diastolicnya yaitu 83,41 mmHg.
 Penurunan yang terjadi cukup signifikan, dimana pada tekanan darah sistolik turun
sebesar 14,32 mmHg sedangkan tekanan darah diastolic turun sebesar 7,16 mmHg.
 Hasil dari analisa data menggunakan uji wilcoxon menunjukkan bahwa p-value
perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah pijat refleksi kaki adalah 0,000
(p-value < 0,05).
 Dapat disimpulkan bahwa terapi pijat refleksi kaki berpengaruh terhadap perubahan
tekanan darah sistolik dan diastolik penderita hipertensi di RW 04 dan RW 05 Kelurahan
Bandungrejosari Kota Malang.
Saran

 Penelitian ini merupakan penelitian komperatif dengan desain penelitian


the one group pretest-posttest, intervensi yang diberikan hanya selama 3
hari berturut-turut. Hal ini tidak menutup kemungkinan selama dilakukan
intervensi pada penelitian ini, terdapat faktor lain atau bantuan dari
beberapa intervensi lainnya, seperti penggunaan obat penurun tekanan
darah yang dikonsumsi oleh penderita hipertensi atau faktor psikososial
(stress) yang dialami oleh responden.
 Disarankan pada penelitian selanjutnya, untuk memberi kriteria inklusi dan
ekslusi terkait apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi, apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan selama menjalani intervensi agar memberikan
hasil yang lebih signifikan.
TERIMA KASIH

You might also like