You are on page 1of 30

Oleh

Dewi Eka Putri


 Marah merupakan
perasaan jengkel yang
timbul sebagai respon
terhadap kecemasan atau
kebutuhan yang tidak
terpenuhi yang dirasakan
sebagai ancaman.
(Stuart dan Sundeen)
 Perasaan marah adalah normal untuk
setiap individu namun perilaku yg
dimanifestasikan oleh perasaan marah
tersebut dapat berfluktuasi dalam
rentang adaptif dan maladaptif.
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustrasi Pasif Agresif Kekerasan


 Seseorang yg frustrasi menimbulkan sikap
Pasif dan melarikan diri atau melawan dan
menentang.

 Respon melawan dan menentang


merupakan respon maladaptif yaitu
Agresif dan Kekerasan.

Agresif :
Memperlihatkan permusuhan, keras dan
menuntut, mendekati orang lain dg
ancaman tanpa niat melukai. Umumnya
masih dapat mengontrol perilaku tanpa
melukai.
Kekerasan :
Disebut juga gaduh gelisah atau
amuk.

Perilakunya ditandai dg mendekati


orang lain secara menakutkan,
memberi kata-kata ancaman dan
melukai pada tingkat ringan dan
yang paling berat adalah melukai
pada tingkat serius.
Klien tidak mampu mengendalikan
diri.
 Risiko Perilaku Kekerasan  perilaku yang
memperlihatkan individu tersebut dapat
mengancam secara fisik, emosional dan atau
seksualkepada orang lain (Herdman, 2012.

 Perilaku Kekerasan  suatu bentuk perilaku


yang bertujuan untuk melukai
seseorangsecara fisik mupun psikologis.

 Perilaku Kekerasan dapat dilakukan secara


verbal dan atau fisik yang diarahkan pada
diri,orang lain dan lingkungan.
1. Psikologis
kegagalan dan masa kanak-kanak yg tidak
menyenangkan, perasaan frustasi,gagal dll
2. Perilaku
Reinforcemen yg diterima saat melakukan
kekerasan,dan sering mengobservasi kekerasan
3. Sosial Budaya
budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif
agresif) dan kontrol sosial yg tidak pasti sehingga
kekerasan itu seperti permisive. Korban
kekerasan dan kontrol sosial yang kurang.
4. Bioneurologis
Kerusakan sistem limbik, lobus frontal, temporal
dan ketidakseimbangan neurotransmiter, NAPZA
1. Klien
kelemahan fisik (peny. fisik), keputusasaan dan
percaya diri yg kurang.

2. Lingkungan
Ribut, padat , kritikan yg mengarah pada
penghinaan dan kehilangan

3. Interaksi sosial
interaksi yg provokatif dan konflik.
 Presipitasi dapat bersifat eksternal maupun
internal dari individu.

 Faktor internal
Perasaan gagal dan kehilangan

Faktor eksternal
Korban kekerasan dan lingkungan yang stress
Hasil Observasi :
 Muka merah, pandangan tajam, otot tegang.
 Nada suara tinggi dan suka berdebat.
 Klien tampak sering memaksakan kehendak,
merampas makanan atau barang orang,
memukul jika tidak senang.
1. Ancaman verbal
2. Merusak lingkungan
3. Menciderai diri sendiri
4. Menciderai orang lain
1. Risiko Perilaku Kekerasan
2. Harga diri rendah.
 Tujuan Umum
Klien tidak menciderai diri sendiri, orang
lain dan lingkungan.

 Tujuan Khusus
1. Manajemen perilaku kekerasan
2. Manajemen krisis ( Pada saat terjadi
perilaku kekerasan
A. Mengidentifikasi Perilaku Kekerasan seperti :

1. Mendiskusikan penyebab marah


2. Mendiskusikan tanda dan gejala yang
dirasakan saat marah
3. Mendiskusikan tindakan yang biasa
dilakukan saat marah dirasakan
4. Mendiskusikan akibat atau dampaknya.
B. Mengontrol Perilaku Kekerasan dengan cara :
1. Ralaksasi Fisik ( Nafas dalam, pukul
bantal/kasur dan kegiatan fisik)
2. Sosial:meminta, menolak dan bicara
mengungkapkan perasaan kesal
3. De-enskalasi : Bercerita dengan orang
(curhat) dan menuliskan dalam kertas/diari
4. Spiritual : Sholat dan doa sesuai keyakinan
individu
5. Obat dengan memperhatikan 8 benar
 Tim krisis PK terdiri dari :
1. Ketua Tim krisis sebagai leader
Biasanya perawat yg berperan
sebagai kepala ruangan atau
penanggung jawab shif.

2. Anggota Tim minimal 2 orang


perawat primer dan ketua tim atau
staf perawat. Anggota tim krisis
dapat staf perawat, dokter atau
konselor yg telah terlatih menangani
krisis.
 Tunjuk ketua tim krisis
 Susun anggota tim krisis
 Beritahu petugas keamanan bila perlu
 Pindahkan klien lain dari area penanganan
 Ambil alat pengikat jika perlu
 Uraikan rencana pengamanan pada tim
 Tunjuk anggota tim yg akan mengamankan
anggota gerak klien
 Jelaskan tindakan pada klien dan mengusahakan
klien kooperatif
 Ikat klien dg petunjuk ketua tim
 Beri obat sesuai program terapi dokter
 Pertahankan sikap yang tenang dan konsisten
terhadap klien
 Evaluasi tindakan yg telah dilakukan bersama
anggota tim
 Jelaskan kejadian pada staf lain dan klien jika
perlu.
 Integrasi klien kembali pada lingkungan secara
bertahap.
 Adalah memisahkan klien di tempat yg aman
dg tujuan melindungi klien, klien lain dan staf
dari kemungkinan bahaya.Biasanya di sebut
juga dg kamar isolasi.

 Klien dilakukan pembatasan gerak karena :


1. Klien dapat menciderai orang lain
atau dicederai oleh orang lain
2. Membutuhkan pembatasan interaksi
dg orang lain
3. Memerlukan pengurangan stimulus
dari lingkungan
1. Tunjuk ketua tim krisis
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan
pada klien dan staf lain.
3. Jelaskan pada klien dan staf lain tentang prilaku
yg diperlukan untuk mengakhiri tindakan
4. Buat perjanjian dg klien untuk mempertahankan
mengontrol prilakunya.
5. Bantu klien mempergunakan metoda kontrol diri
yg diperlukan
6. Bantu klien memenuhi kebutuhan
nutrisi,eliminasi, hidrasi, kebersihan diri dan
kebersihan kamar.
7. Lakukan supervisi secara periodik untuk
memantau dan memberikan tindakan
keperawtan yg diperlukan
8. Libatkan klien dalam pemutusan pemindahan
klien secara bertahap
9. Dokumentasikan ttg alasan pembatasan gerak,
tindakan yg dilakukan, respon klien dan alasan
penghentian pembatasan gerak.
Pengekangan adalah pembatasan
gerak klien dg mengikat tungkai
klien ( Stuart dan Laraia, 1998 ).

Tindakan pengekangan
masih umum dilakukan perawat
disertai dg penggunaan obat
psikotropik (Duxbury, 1999).
 Beri suasana yg menghargai dg
supervisi yg adekuat.
 Siapkan jumlah staf yg cukup dg alat
pengekang yg aman dan nyaman.
 Tunjuk seorang ketua Tim krisis
 Jelaskan tujuan, prosedur dan lama
pengekangan pada klien dan staf
 Jangan mengikat pada pinggir tempat
tidur, Ikatan dengan posisi anatomis.
Ikatan tidak terjangkau oleh klien.
 Lakukan supervisi yg adekuat dg tindakan
terapeutik dan pemberian rasa nyaman.
 Memberi aktivitas seperti tv atau membacakan
buku pada klien untuk memvasilitasi
kerjasama.
 Perawatan pada daerah pengikatan :
 Pantau kondisi kulit yg diikat
 Lakukan latihan gerak pada tungkai yg diikat
secara bergantian tiap 2 jam
 Lakukan perubahan posisi tidur
 Periksa tanda-tanda vital tiap 2 jam
 Bantu pemenuhan kebutuhan
eliminasi, nutrisi, hidrasi dan
kebersihan klien
 Libatkan dan bantu klien untuk
mengontrol prilaku sebelum ikatan
dibuka secara bertahap.
 Kurangi pengekangan secara
bertahap
 Dokumentasikan seluruh tindakan.
Kasus I

Pada suatu saat Tn. K 35 th, dibawa oleh


keluarganya ke IGD rumah sakit karena di rumah
klien marah-marah kepada semua orang yang ada
dirumah. Klien marah-marah sambil melemparkan
barang-barang yang ada di dekatnya. Terkadang
klien juga memukul dinding dan kaca. Klien mudah
sekali tersinggung sejak 3 bulan yang lalu. Sejak 7
bulan yang lalu klien di putus pacar yang sangat
disayanginya. Klien belum mendapatkan pekerjaan
sejak lulus SMA. Klien merasa dirinya sangat
menyusahkan keluarga.
Masalah apa saja yg dialami Tn.K? Bagaimanakah
proses terjadinya masalah? Data apa yg
mendukung? Tindakan keperawatan untuk Tn.K ?
KASUS 2

Seorang laki-laki Tn. H berusia 31 tahun, diantar


oleh keluarga ke RSJ dengan keluhan di rumah
mengamuk dan memarahi semua orang yang dia
temui, sebelumnya pasien meminta dibelikan
motor tapi tidak bisa dipenuhi oleh orang tuanya
karena miskin. Pasien tampak tegang, TD
150/90mmHg, muka merah, tampak kusut,
pakaian kotor, tidak rapi, kadang mengatakan
kalau dirinya ingin jadi Bon Jovi karena dihormati
dan disanjung orang. Selama ini dia merasa selalu
dilecehkan dan merasa tidak berguna. Masalah
apa saja yg dialami Tn.H? Bagaimanakah proses
terjadinya masalah? Data apa yg mendukung?
Tindakan keperawatan untuk Tn.H ?
KASUS 3

Seorang Remaja Nn. R berusia 17 tahun, diantar oleh


keluarga ke RSJ dengan keluhan di rumah mengamuk
dan memarahi semua orang yang dia temui,
sebelumnya pasien suka berdiam diri di dalam kamar
dan kadang bicara dan tertawa sendiri. Orang tuanya
tidak tau lagi apa yang harus dilakukan. Pasien tampak
tegang,kadang tiba-tiba muka merah, dan merusak
barang sekitar sambil marah. Kadang mengatakan kalau
dirinya ingin jadi Putri raja karena dihormati dan
disanjung orang. Selama ini dia merasa selalu
dilecehkan dan merasa tidak berguna. Masalah apa saja
yg dialami Nn.R? Bagaimanakah proses terjadinya
masalah? Data apa yg mendukung? Tindakan
keperawatan untuk Nn.R ?
TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIANNYA

You might also like